Anda di halaman 1dari 77

HIDRAULIKA

PENGALIRAN DALAM PIPA

JURUSAN TEKNIK SIPIL


I. PENDAHULUAN
Pipa adalah saluran tertutup yang biasanya
berpenampang lingkaran, dan digunakan untuk
mengalirkan fluida dengan tampang aliran penuh.
Apabila fluida di dalam pipa tidak penuh maka aliran
termasuk dalam aliran saluran terbuka.
Pembahasan dibatasi aliran turbulen dan mantap
melalui pipa.
Fluida yg dibahas adalah air.

09/08/2021 2
II. KEHILANGAN TENAGA
Pada zat cair yang mengalir di dalam bidang batas (pipa,
saluran terbuka atau bidang datar) akan terjadi
tegangan geser dan gradien kecepatan pada seluruh
medan aliran karena adanya kekentalan.
Tengangan geser tersebut akan menyebabkan terjadinya
kehilangan tenaga selama pengaliran.
Dua persamaan kehilangan tenaga akibat gesekan
(major headloss) yang umumnya sering digunakan
yaitu: persamaan Darcy Weisbach, dan Hazen-Williams.
Perhatikan Gambar 1.

09/08/2021 3
II. KEHILANGAN TENAGA
2 2
p1 V1 p2 V2
z1    z2    hf
 2g  2g
Gambar 1. Penurunan persamaan
Darcy-Weisbach

EGL EGL = Energy Grade Line


HGL
HGL = Hydraulic Grade Line

09/08/2021 4
II. KEHILANGAN TENAGA
Apabila A1 = A2, maka V1 = V2, dan persamaan Bernoulli
dapat ditulis dlm bentuk yg lebih sederhana untuk
kehilangan tenaga akibat gesekan.
 p1   p2 
h f   z1     z2  
     
Atau
p
h f  z  …………………………….. (1)

Kehilangan tenaga sama dengan jumlah dari perubahan


tekanan dan tinggi tempat.
09/08/2021 5
II. KEHILANGAN TENAGA
Karena A konstan, sehingga percepatan a = 0. Tekanan pada
tampang 1 dan 2 adalah p1 dan p2. Jarak antara tampang p1 dan p2
adalah ∆L. Gaya-gaya yang bekerja pada zat cair adalah gaya tekanan
pada kedua tampang, gaya berat, dan gaya gesekan.
Dengan menggunakan hukum Newton II untuk gaya-gaya tsb akan
diperoleh:
F M a
p1 A  p2 A  AL sin    o PL  Mx0
Dengan P adalah keliling basah pipa. Oleh karena selisih tekanan
adalah ∆p, maka:
pA  AL sin    o PL  0
09/08/2021 6
II. KEHILANGAN TENAGA
pA  AL sin    o PL  0
Kedua ruas dibagi dengan A γ, sehingga:
p  0 PL
  L sin   0
 A
p  0L
 z 
 R
Atau
 0 L
hf  …………………………….. (2.a)
R
 0  RI   gRI …………………………….. (2.b)

Dengan ∆z = ∆L sin α, R = A/P adalah jari-jari hidraulis dan I =


hf/∆L adalah kemiringan garis energi.
09/08/2021 7
II. KEHILANGAN TENAGA
Untuk pipa lingkaran: A D 2 / 4 D
R  
P D 4
Sehingga persamaan (2.a) menjadi:
4 0 L
hf  …………………………….. (2.c)
D
hf sebanding dengan Vn dimana n ≈ 2.
Persamaan (2.a) menunjukkan hf sebanding dengan τ0.
Dengan demikian:  
h  f V2 ;   f V2
f 0  
 0  CV 2 …………………………….. (3)

Dengan C adalah konstanta.


09/08/2021 8
II. KEHILANGAN TENAGA
4CV L 2
Persamaan (2.c) menjadi: hf 
D

Dengan mendefinisikan f = 8C/ρ, maka persamaan di


atas menjadi: L V 2
hf  f …………………………….. (4)
D 2g
Apabila panjang pipa adalah L, maka persamaan (4)
menjadi: L V2
hf  f …………………………….. (5)
D 2g
Membandingkan pers (2.c) dan (4) diperoleh:
f
0  V 2 …………………………….. (6)
8
09/08/2021 9
II. KEHILANGAN TENAGA
Contoh 1:
Air mengalir melalui pipa berdiameter 20 cm dengan
debit aliran 50 l/det. Apabila panjang pipa 2 km, hitung
kehilangan tenaga di sepanjang pipa jika koefisien
gesekan Darcy-Weisbach f = 0,015.
Penyelesaian:
Q 0,05
Kecepatan aliran: V    1,59 m/det
A   0,2 / 4
2

Kehilangan tenaga karena gesekan:


2.000 1,59
2
L V2
hf  f  0,015x x  19,33 m
D 2g 0,2 2 x9,81
09/08/2021 10
3) Aliran Laminer dan Turbulen dan Transisi
 Jika partikel zat cair yang bergerak mengikuti alur
tertentu dan aliran tampak seperti gerakan serat-
serat atau lapisan-lapisan tipis yang paralel, maka
alirannya disebut aliran laminer.
 Sebaliknya, jika partikel zat cair bergerak mengikuti
alur yang tidak beraturan, baik ditinjau terhadap
ruang maupun waktu, maka alirannya disebut aliran
turbulen.
 Aliran laminer dan turbulen terlihat pada Gambar 6
berikut.
09/08/2021 M Baitullah Al Amin 11
(a) (b)
Gambar 6. Aliran laminer (a), transisi (b), turbulen (c)
09/08/2021 M Baitullah Al Amin
12
Faktor yang menentukan keadaan aliran adalah pengaruh relatif antara gaya
kekentalan (viskositas) dan gaya inersia.
Jika gaya viskositas yang dominan, maka alirannya laminer.
Jika gaya inersia yang dominan, maka alirannya turbulen.
Nisbah antara gaya kekentalan dan inersia dinyatakan dalam angka Reynold
(Re), yang didefinisikan seperti rumus berikut.

V .L
Re 
 ………………………….. (1)

dengan V = kecepatan aliran (m/det)


L = panjang karakteristik (m), pada saluran
muka air bebas L = R
R = jari-jari hidraulik saluran
ν = viskositas (m2/det)
09/08/2021 M Baitullah Al Amin 13
Aliran Dalam Pipa
PERSAMAAN UMUM

 .V .D V .D
D Re  atau Re 
 

a D=a
a

a b D = 2ab/(a + b)
Experimental REYNOLD
SERING DIGUNAKAN

Laminar
Re < 2300 Re < 2300 Re = 2100

Transisi Re = 2300 2300<Re<4000 2100<Re<4000

Re > 2300 Re >= 4000 Re >> 2100


Turbulen

KONDISI BATAS
Pada tahun 1884 Obsborne Reynolds melakukan percobaan untuk
menunjukkan sifat-sifat aliran laminer dan turbulen. Alat yang
digunakan terdiri dari pipa kaca yang dapat melewatkan air dengan
berbagai kecepatan (Gambar 7). Aliran tersebut diatur oleh katup A. Pipa
kecil B yang berasal dari tabung berisi zat warna C ujungnya yang lain
berada pada lubang masuk pipa kaca. Reynolds menunjukkan bahwa
untuk kecepatan aliran yang kecil di dalam kaca, zat warna akan mengalir
dalam satu garis lurus seperti benang yang sejajar dengan sumbu pipa.
Apabila katup dibuka sedikit demi sedikit, kecepatan akan bertambah
besar dan benang warna mulai bergelombang yang akhirnya pecah dan
menyebar pada seluruh aliran di dalam pipa (Gambar 6).

Gambar 7. Alat Osborn Reynolds


17
Pada aliran bebas dipakai jari-jari hidraulik sebagai
panjang karakteristik. Jari-jari hidraulik didefinisikan
sebagai luas penampang basah dibagi keliling basah.
Aliran laminer terjadi apabila Re < 500.
Aliran turbulen terjadi apabila Re > 1000.
Dalam kehidupan sehari-hari, aliran laminer pada
saluran terbuka sangat jarang ditemui. Aliran jenis ini
mungkin dapat terjadi pada aliran dengan kedalaman
sangat tipis di atas permukaan gelas yang sangat halus
dengan kecepatan yang sangat kecil.
18
III. DISTRIBUSI KECEPATAN
Penurunan persamaan distribusi kecepatan pada aliran turbulen
didasarkan persamaan: 2
 du 
  l  
2

 dy 
Dalam hal ini kecepatan di suatu titik pada arah aliran diberi
notasi u.
Dalam persamaan tsb, τ dan l tidak diketahui. Untuk itu Prandtl
melakukan dua anggapan berikut.
1. Tegangan geser τ adalah konstan, yang nilainya sama dengan
tegangan geser di dinding τ0.
2. Panjang campur Prandtl l mempunyai hubungan linier
dengan jarak dari dinding batas y, yaitu l = k y.
09/08/2021 19
III. DISTRIBUSI KECEPATAN
Dengan anggapan tsb, maka persamaan tegangan geser di atas
menjadi: 2
 du 
 0  k y  
2 2

 dy 
Persamaan di atas dapat ditulis dalam bentuk:
du 1  0 1 u* 1
  …………………………….. (7.a)
dy k  y k y
Dengan:
u*   0 /  …………………………….. (7.b)
Disebut kecepatan geser. Integrasi persamaan (7.a) akan
diperoleh: u*
u ln y  C …………………………….. (8)
k
09/08/2021 20
III. DISTRIBUSI KECEPATAN
Pada sumbu pipa, yaitu y = D/2, u = umax, sehingga:
u* D
umax  ln  C
Atau k 2
u* D
C  u max  ln
k 2
Substitusi nilai C ke dlm pers (8) akan diperoleh:
u* u* D
u  ln y  umax  ln
k k 2
Atau
umax  u 1 2 y
 ln
u* k D
Konstanta k adalah koefisien Von Karman yg mempunyai nilai 0,4. Substitusi
nilai k = 0,4, sehingga: umax  u 2y
 5,75 log ………… (9)
u* D
09/08/2021 21
III. DISTRIBUSI KECEPATAN
Persamaan (9) berlaku untuk pipa halus maupun kasar.
Gambar 2 menunjukkan distribusi kecepatan dari persamaan
umax
(9).

Gambar 2. Distribusi kecepatan

u
umax - u

Persamaan (9)
u dapat ditulis
2 ydalam
u bentuk:
 5,75 log  max
…………………... (10)
u* D u*
09/08/2021 22
III. DISTRIBUSI KECEPATAN
Distribusi kecepatan pada pipa halus:
u u y
 5,75 log *  5,5 …………….. (11)
u* 
Distribusi kecepatan pada pipa kasar:
u y
 5,75 log  8,5 …………….. (12)
u* k
Kecepatan rata-rata pada pipa halus:
V u* D
 5,75 log  0,17 …………….. (13)
u* 
Kecepatan rata-rata pada pipa kasar:
V D
 5,75 log  4,75 …………….. (14)
u* 2k
09/08/2021 23
IV. PERSAMAAN TAHANAN GESEK
Persamaan kehilangan tenaga pada aliran laminer:
32VL
hf  …………….. (15)
gD 2
Persamaan tsb dapat ditulis dalam bentuk:
64 L V 2 64 L V 2
hf  
VD D 2 g Re D 2 g

Dengan 64
f  ……………………………..….. (16)
Re

Dengan demikian, untuk aliran laminer koefisien


gesekan mempunyai bentuk seperti pada pers (16).
09/08/2021 24
IV. PERSAMAAN TAHANAN GESEK
Persamaan kecepatan rata-rata aliran melalui pipa halus:
V u* D
 5,75 log  0,17 …………….. (11)
u* 
Persamaan kecepatan rata-rata aliran melalui pipa kasar:
V D
 5,75 log  4,75 …………….. (12)
u* 2k
f
Oleh karena u*   0 /  , maka persamaan  0  V 2
8
dapat ditulis dlm bentuk:
f
u*  V …………….. (17)
8
09/08/2021 25
IV. PERSAMAAN TAHANAN GESEK
Apabila pers (17) disubstitusikan ke dalam pers (11),
maka: V V f / 8D
 5,75 log  0,17
V f /8 
1 1
 2,0329 log Re f  0,0601
f 8
1
 2,0329 log Re f  0,86
f
Atau 1
 A log Re f  B
f

09/08/2021 26
IV. PERSAMAAN TAHANAN GESEK
Hasil percobaan yg dilakukan oleh Nikuradse memberikan
konstanta A = 2 dan B = -0,8. Dengan demikian persamaan
di atas menjadi:
1
 2 log Re f  0,8
f
Atau
1 Re f
 2 log …………….. (18)
f 2,51

Persamaan (18) di atas dapat digunakan untuk menghitung


koefisien gesekan aliran turbulen pada pipa halus.
09/08/2021 27
IV. PERSAMAAN TAHANAN GESEK
Dengan cara yang sama untuk aliran turbulen melalui pipa kasar, akan
diperoleh:
1 D
 2,0329 log  1,6794
f 2k
Atau
1 D
 A log B
f 2k

Hasil percobaan Nikuradse memberikan konstanta A = 2 dan B = 1,74.


Dengan demikian persamaan di atas menjadi:
1 D
 2 log  1,74
f 2k
Atau 1 3,7 D
 2 log …………….. (19)
f k
09/08/2021 28
IV. PERSAMAAN TAHANAN GESEK
Untuk aliran di daerah transisi, Colebrook mengusulkan
persamaan berikut, yang merupakan gabungan persamaan
(18) dan (19).
1  k 2,51 
 2 log   …………….. (20)
f  3,7 D Re f 
 
Rumus di atas memberikan nilai f secara implisit, sehingga
untuk menghitung nilai f harus dilakukan dengan cara coba
banding yang memakan waktu cukup lama. Pada tahun 1944
Moody menyederhanakan prosedur hitungan tsb dengan
membuat suatu grafik berdasarkan pers (20). Grafik tsb
dikenal dengan grafik Moody seperti dalam Gambar 3.
09/08/2021 29
Smooth, Transition, Rough
for Turbulent Flow
Hydraulically smooth 1  Re f 
 2 log  
pipe law (von Karman, f  2 . 51 
 
1930)
1  3 .7 D 
Rough pipe law (von  2 log  
Karman, 1930)
f   

1  D 2.51 
Transition function for
 2 log   
both smooth and rough f  3.7 Re f 
 
pipe laws (Colebrook)

(used to draw the Moody diagram)


Gambar 3. Grafik Moody
09/08/2021 31
IV. PERSAMAAN TAHANAN GESEK
Prosedur menetapkan nilai koefisien gesekan menggunakan grafik Moody:
1. Perhatikan absis (dilabeli pd bagian bawah) merupakan angka Reynolds,
Re. Koordinat (dilabeli pd bagian kiri) merupakan koefisien gesekan, f.
Tiap kurva merupakan nilai kekasaran relatif, k/D.
2. Tentukan nilai kekasaran relatif, k/D yg tertera pada bagian kanan
(perhatikan kurva-nya).
3. Lihat bagian bawah grafik dan tentukan angka Reynolds, Re. Dengan
nilai Re yg ditentukan, tarik garis secara vertikal ke atas sampai
mencapai (memotong) kurva k/D yg telah ditentukan sebelumnya.
4. Dari titik potong tsb, tarik garis secara horisontal ke kiri sehingga
diperoleh nilai f.
5. Jika kurva dari nilai k/D tidak ter-plot di dlm grafik, secara sederhana
tentukan posisi yang sesuai dengan interpolasi.

09/08/2021 32
IV. PERSAMAAN TAHANAN GESEK
Saat ini grafik Moody menjadi kurang populer dalam
perancangan jaringan pipa yg kompleks. Barr (1976)
memberikan formula untuk harga f yang menggantikan
grafik Moody sbb:
1  k 5,1286 
 2 log10   0 ,89
 …………….. (21)
f  3,7 D Re 
Sedangkan Swanne dan Jain (1976) memberikan
persamaan alternatif yg terkenal dan banyak digunakan
sbb: 0,25
f  2 …………….. (22)
  k 5,74 
log 3,7 D  Re 0,9 
  
09/08/2021 33
IV. PERSAMAAN TAHANAN GESEK
Tabel 1. Nilai kekasaran pipa baru
Jenis Pipa (baru) Nilai k (mm)
Kaca 0,0015
Besi dilapis aspal 0,06 – 0,24
Besi tuang 0,18 – 0,90
Plester semen 0,27 – 1,20
Beton 0,30 – 3,00
Baja 0,03 – 0,09
Baja dikeling 0,9 – 9,00
Pasangan batu 6

09/08/2021 34
IV. PERSAMAAN TAHANAN GESEK
Persamaan empiris lain yang dapat digunakan untuk
menghitung besarnya kehilangan tenaga akibat
gesekan yaitu persamaan Hazen-Williams.
Persamaan ini sangat dikenal di United State (US).
 Persamaan kehilangan tenaga ini sedikit lebih
sederhana dibanding Darcy-Weisbach karena
menggunakan koefisien CHZ yang tidak berubah
terhadap angka Reynolds.

09/08/2021 35
IV. PERSAMAAN TAHANAN GESEK
Persamaan Hazen-Williams dapat ditulis sbb:

Q  0,2785C HZ D 2, 63 I 0,54 …………….. (23)

Dengan CHZ adalah koefisien Hazen-Williams (Tabel 2),


I adalah kemiringan atau slope garis tenaga (hf/L), D
adalah diameter pipa, dan Q adalah debit aliran.
Dalam satuan SI, persamaan Hazen-Williams untuk
menghitung kehilangan tenaga akibat gesekan sbb:
1
 Q  0 , 54 1
h f  10,654  0 , 487
L …………….. (24)
09/08/2021  C HZ  D 36
LATIHAN SOAL
Contoh 2:
Zat cair dengan kekentalan kinematik ν = 1,17 x 10-4
m2/det mengalir melalui pipa sepanjang 3.000 m dan
berdiameter 300 mm dengan debit aliran Q = 40 l/det.
Berapakah kehilangan tenaga pada pengaliran tsb.
Penyelesaian:
Pertama kali diselidiki tipe aliran
Kecepatan aliran:
Q 0,040
V   0,566 m / det
A   0,30 / 4
2

09/08/2021 37
LATIHAN SOAL
Angka Reynolds:
VD 0,566 x0,3
Re    1.451
 1,17 x10 4

Tipe aliran: Aliran Laminer


Koefisien gesekan pipa dihitung sbb:
64 64
f    0,044
Re 1.451
Kehilangan tenaga:
L V2 3000 0,5662
hf  f  0,044  7,18 m
D 2g 0,3 2 x9,81
09/08/2021 38
LATIHAN SOAL
Contoh 3:
Pipa halus dengan diameter 0,5 m dan panjang 1.000 m
mengalirkan air dengan debit Q = 50 l/det. Apabila
kekentalan kinematik ν = 2 x 10-6 m2/det. Hitung
kehilangan tenaga, tegangan geser pada dinding, dan
kecepatan pada sumbu pipa.
Penyelesaian:
a. Menghitung kehilangan tenaga
Kecepatan aliran:
Q 0,05
V   0,255 m/det
A  (0,5) / 4
2

09/08/2021 39
LATIHAN SOAL
Angka Reynolds:
0,255x0,5
Re   6,38 x10 4

2 x106
Tipe aliran adalah turbulen.
Persamaankoefisien gesekan pada pipa halus:
1 Re f
 2 log
f 2,51
1 6,38 x104 f
 2 log
f 2,51

Dengan cara iterasi (coba-banding) diperoleh nilai f = 0,0199


09/08/2021 40
LATIHAN SOAL
Kehilangan tenaga:
L V2
hf  f
D 2g
1000 0,2552
h f  0,0199  0,13 m
0,5 2 x9,81
b. Tegangan geser pada dinding
f
 0  V 2
8
0,0199
0  x1000 x0,2552
8
 0  0,16 N / m 2
09/08/2021 41
LATIHAN SOAL
c. Kecepatan pada sumbu pipa
Kecepatan geser:
0 0,16
u*    0,0126 m/det
 1000
Kecepatan di sumbu pipa :
u u* y
 5,75 log  5,5
u* 
atau
 0,0126x0,25 
u  umax  0,0126 5,75 log 6
 5,5   0,3 m/det
 2 x10 
09/08/2021 42
LATIHAN SOAL
Contoh 4:
Air dengan viskositas ν = 0,658 x 10-6 m2/det mengalir di
dalam pipa berdiameter 75 mm dan pada angka Reynolds
Re = 80.000. Jika tinggi kekasaran k = 0,15 mm, berapakah
kehilangan tenaga di dalam pipa sepanjang 300 m?
Penyelesaian:
Re = 80.000, diperoleh V = 0,70 m/det
k/D = 0,15/75 = 0,002
Dengan menggunakan grafik Moody, diperoleh nilai
koefisien gesekan Darcy-Weisbach adalah f = 0,0256.
09/08/2021 43
Langkah 3
0,0256 Langkah 1
0,002

Langkah 2

8 x 104

09/08/2021 k/D = 0,002, Re = 8 x 104  f = 0,0256 44


LATIHAN SOAL
Kehilangan tenaga sepanjang 300 m pipa menggunakan
persamaan Darcy-Weisbach:
L V2
hf  f
D 2g
300 0,70 2
h f  0,0256
0,075 2 x9,81
h f  2,56 m

09/08/2021 45
LATIHAN SOAL
Contoh 5:
Air mengalir dengan debit 0,05 m3/det dalam pipa besi dilapis
aspal (asphalted cast-iron) berdiameter 20 cm. Nilai kekasaran
pipa adalah 0,12 mm dan viskositas air 1,0 x 10-6 m2/det. Hitung
besarnya kehilangan tenaga sepanjang 1.000 m pipa.
Penyelesaian:
Q 0,05
V   1,59 m/det
A 0,25 xx0,20 2

VD 1,59 x0,20
Re    3,18 x10 5

 1,0 x10 6
k/D = 0,0006 dan Re = 3,18 x 105. Menggunakan grafik Moody
diperoleh f = 0,019.
09/08/2021 46
0,019
0,0006

3,18 x 105

09/08/2021 k/D = 0,0006, Re = 3,18 x 105  f = 0,019 47


LATIHAN SOAL
Menggunakan persamaan Swanne dan Jain:
0,25
f  2
  k 5,74 
log 3,7 D  Re 0,9 
  
0,25
f  2
  0,12 x10 3
5,74 
log  
5 0,9 
  3,7 x0,2 (3,18 x10 ) 
f  0,0188  0,019

09/08/2021 48
LATIHAN SOAL
Kehilangan tenaga sepanjang 1000 m pipa menggunakan
persamaan Darcy-Weisbach:
L V2
hf  f
D 2g
1000 1,59 2
h f  0,019
0,20 2 x9,81
h f  12,2 m
Jadi, kehilangan tenaga adalah 12,2 m/km

09/08/2021 49
V. KEHILANGAN TENAGA PADA PIPA TIDAK
LINGKARAN (NONCIRCULAR)
Salah satu jenis pipa tidak lingkaran yang umumnya
digunakan dalam proyek sumberdaya air adalah
terowongan (tunnel). Penampang melintang
terowongan umumnya melingkar (rounded) pada
bagian atas dan rata ( flat) bagian dasarnya, seperti
bentuk tapal kuda.
Penampang tidak lingkaran lainnya adalah penampang
persegi. Namun, umumnya penampang persegi
digunakan untuk saluran terbuka.
Metode untuk menghitung kehilangan tenaga pada
kedua kasus di atas adalah sama.
09/08/2021 50
V. KEHILANGAN TENAGA PADA PIPA TIDAK
LINGKARAN (NONCIRCULAR)
Persamaan kehilangan tenaga Darcy-Weisbach untuk penampang
saluran tertutup tidak lingkaran dituliskan sbb:

fL V 2
hf  …………….. (25)
4R 2 g
Dimana:
R : jari-jari hidraulis, R = A/P
A : luas penampang basah
P : kelilih basah

Untuk menghitung kehilangan tenaga sama halnya dengan pipa


lingkaran. Hanya saja nilai D pada pipa lingkaran digantikan dengan
4R untuk pipa tidak lingkaran.
09/08/2021 51
LATIHAN SOAL
Contoh 6:
Sebuah terowongan beton mempunyai penampang
melintang sbb. Bagian atas berbentuk setengah
lingkaran dengan diameter 6 m, dan bagian bawahnya
berbentuk persegi dengan lebar 6 m dan tinggi 3 m.
Perkirakan kehilangan tenaga sepanjang 8000 m saluran
dimana kecepatan rata-rata 3,66 m/det dan viskositas air
adalah 1,1 x 10-6 m2/det.

09/08/2021 52
LATIHAN SOAL
Penyelesaian:
A
Jari-jari hidraulis: R
P

R
  32 / 2   6 x 3
6 2 x 3 π x 3
32,13
R  1,5 m
21,42
Angka Reynolds:
V 4R
Re 

3,66 x 4 x 1,5
Re   1,99 x 10 7

1,1 x 10 6

09/08/2021 53
LATIHAN SOAL
Diasumsikan k = 0,003 m, kemudian k/4R = 0,0005.
Menggunakan persamaan Swanne dan Jain diperoleh:
0,25
f  2
  k 5,74 

  3,7 x 4 R Re 0,9 
log
  
0,25
f  2
  0,003 5,74 
log  
7 0,9 
  3,7 x 4 x1,5 (1,99 x10 ) 
f  0,017

09/08/2021 54
k/4R
0,017 0,0005

1.99 x 107

09/08/2021 ks/4R = 0,0005, Re = 1,99 x 107  f = 0,017 55


LATIHAN SOAL
Dengan demikian, kehilangan tenaga akibat gesekan
sepanjang 8.000 m pipa dapat dihitung sbb:

fL V 2
hf 
4R 2g
0,017 x8000 3,662
hf 
4 x1,5 2 x9,81
h f  15,5 m

09/08/2021 56
VI. KEHILANGAN TENAGA SEKUNDER
(MINOR HEADLOSS)
Disamping adanya kehilangan tenaga akibat gesekan
(kehilangan tenaga primer), terjadi pula kehilangan
tenaga yg disebabkan oleh perubahan penampang pipa,
belokan, dan katup (kehilangan tenaga sekunder).
Pada pipa panjang, kehilangan tenaga primer biasanya
jauh lebih besar daripada kehilangan tenaga sekunder,
sehingga pada keadaan tsb kehilangan tenaga sekunder
dapat diabaikan. Sedangkan pada pipa pendek kehilangan
tenaga sekunder harus diperhitungkan.
Untuk memperkecil kehilangan tenaga sekunder,
perubahan penampang atau belokan dibuat secara
berangsur-angsur.
09/08/2021 57
VI. KEHILANGAN TENAGA SEKUNDER
(MINOR HEADLOSS)
Persamaan kehilangan tenaga sekunder yg diakibatkan oleh
perubahan penampang dan sambungan dapat ditulis sbb:

V2
hL  K …………….. (25)
2g
Dimana V adalah kecepatan rata-rata, dan K adalah
koefisien kehilangan tenaga sekunder. Tabel 3
menunjukkan koefisien kehilangan tenaga sekunder untuk
masing-masing jenis perubahan penampang dan
sambungan. Koefisien tsb ditentukan berdasarkan
percobaan/pengujian.

09/08/2021 58
09/08/2021 59
LATIHAN SOAL
Contoh 7:
Saluran seperti pada contoh 6 digunakan untuk
mengalirkan air dari reservoir (elevasi muka air 1500 m)
melalui turbin air kemudian ke reservoir lainnya (elevasi
muka air 900 m). Panjang saluran 8000 m dan terdapat
dua belokan dengan sudut belokan 45°, serta dua wide-
open gate valves. Kehilangan tenaga pada inlet dan
outlet saluran juga diperhitungkan. Berapa besarnya
total kehilangan kehilangan tenaga yang terjadi jika
koefiesien kehilangan tenaga melalui turbin adalah 0,2 ?

09/08/2021 60
LATIHAN SOAL
Penyelesaian:
Total kehilangan tenaga = hf + hL

V 2  fL 
h f  hL    2 K b  K e  K o  0, 2 
2 g  4R 
hf = 15,5 m (c0ntoh 6)
Kb ≈ 0,10 (diperkirakan dari Tabel 3)
Ke = 0,12 (diperkirakan dari Tabel 3)
Koutlet = KE = 0,15 (diperkirakan dari Tabel 3)
Diperoleh:
3,662
h f  hL   2 x0,10  0,12  0,15  0,20  15,5
2 x9,81
h f  hL  0,46  15,5  15,96 m
Jadi, besarnya kehilangan tenaga total adalah 15,96 m
09/08/2021 61
I. PENDAHULUAN
Pemakaian jaringan pipa dalam bidang Teknik Sipil
salah satunya adalah jaringan distribusi air minum.
Sistem jaringan ini merupakan bagian yg paling
mahal dlm pembangunannya. Oleh karena itu, harus
dibuat perencanaan yg teliti untuk mendapatkan
sistem distribusi yg efisien.
Jumlah atau debit air yg disediakan tergantung pada
besarnya kebutuhan air dibutuhkan (jumlah
penduduk, jenis industri yang dilayani, dll).

09/08/2021 62
II. JARINGAN PIPA
Analisis jaringan pipa cukup rumit dan memerlukan
perhitungan yang besar, oleh karena itu program komputer
akan mengurangi kesulitan. Contoh: EPANET 2.0.
Untuk jaringan kecil, pemakaian kalkulator untuk hitungan
masih bisa dilakukan.
Salah satu metode untuk menyelesaikan perhitungan sistem
jaringan pipa adalah metode Hardy-Cross.
Metode Hardy-Cross dilakukan secara iteratif. Pada awal
hitungan ditetapkan debit aliran melalui masing-masing pipa
secara sembarang. Kemudian dihitung debit aliran di semua
pipa berdasarkan nilai awal tsb. Prosedur hitungan diulangi lagi
sampai persamaan kontinuitas di setiap titik simpul dipenuhi.
09/08/2021 63
II. JARINGAN PIPA

simpul

Gambar 1. Contoh suatu sistem jaringan pipa


09/08/2021 64
Pada jaringan pipa harus dipenuhi persamaan kontinuitas dan
tenaga, yaitu:
1. Aliran di dalam pipa harus memenuhi hukum-hukum
gesekan pipa untuk aliran dalam pipa tunggal:
L V2 Q 2
1
hf  f ; V 2  2 ; A  D 2
D 2g A 4
8 fL
hf  Q 2
………………………… (1)
g D2 5

2. Aliran masuk ke dalam tiap-tiap titik simpul harus sama


dengan aliran yang keluar.

Q i 0 ………………………… (2)

3. Jumlah aljabar dari kehilangan tenaga dalam satu jaringan


tertutup harus sama dengan nol.
h f 0 ………………………… (3)

09/08/2021 65
II. JARINGAN PIPA
Persamaan kehilangan tenaga Darcy-Weisbach:
8 fL
hf  Q 2

g 2 D 5
Setiap pipa dari sistem jaringan terdapat hubungan
antara kehilangan tenaga dan debit aliran. Dengan
demikian:
h f  KQ 2 ………………………… (4)
Dengan:
8 fL
K ………………………… (5)
g 2 D 5
09/08/2021 66
III. METODE HARDY-CROSS
Prosedur perhitungan dengan metode Hardy-Cross adalah sbb:
1. Pilih pembagian debit melalui tiap-tiap pipa Q0 hingga terpenuhi syarat
kontinuitas.
2. Hitung kehilangan tenaga pada tiap pipa dengan persamaan (4).
3. Jaringan pipa dibagi menjadi sejumlah jaring tertutup sedemikian sehingga tiap
pipa termasuk dalam paling sedikit satu jaring.
4. Hitung jumlah kehilangan tenaga tiap-tiap jaring, yaitu Σhf. Jika pengaliran
seimbang maka Σhf = 0.
5. Hitung nilai Σ | 2KQ | untuk tiap jaring.
6. Pada tiap jaring dilakukan koreksi debit ∆Q, agar kehilangan tenaga dalam tiap
jaring seimbang.

2
KQ 0
Q  ………………………… (6)
 2KQ 0

7. Dengan debit yang telah dikoreksi sebesar Q = Q0 + ∆Q, prosedur dari 1 s.d. 6
diulangi hingga diperoleh ∆Q ≈ 0.
09/08/2021 67
III. METODE HARDY-CROSS
Penurunan persamaan (6) sbb:
h f  KQ 2  K  Q0  Q 
2

2
h f  KQ0  2 KQ0 Q  KQ 2
Dengan Q adalah debit sebenarnya, Q0 adalah debit permisalan (diambil
sembarang) dan ∆Q adalah debit koreksi.
Untuk ∆Q < < Q0, maka ∆Q2 ≈0 sehingga:
2
h f  KQ0  2 KQ0 Q

Jumlah kehilangan tenaga dalam tiap jaring adalah nol, sehingga:


h  0
f

 h   KQ  Q  2 KQ0  0
2
f 0


2
KQ 0
Q 
 2 KQ 0
09/08/2021 68
III. METODE HARDY-CROSS
Hitungan jaringan pipa dilakukan dengan membuat tabel untuk setiap jaring.
Dalam setiap jaring tersebut, jumlah aljabar kehilangan tenaga adalah nol,
dengan catatan aliran searah jarum jam (ditinjau dari pusat jaringan) diberi
tanda positif, sedang yang berlawanan bertanda negatif.
Untuk memudahkan hitungan, dalam tiap jaringan selalu dimulai dengan
aliran yang searah jarum jam.
Koreksi debit ∆Q dihitung dengan persamaan (6). Arah koreksi harus
disesuaikan dengan arah aliran. Apabila dalam satu jaring kehilangan tenaga
karena aliran searah jarum jam lebih besar dari yang berlawanan (ΣKQ2 > 0,
positif) maka arah koreksi debit adalah berlawanan jarum jam (negatif ).
Jika suatu pipa menyusun 2 jaring, maka koreksi debit ∆Q untuk pipa tsb
terdiri dari 2 buah ∆Q yang diperoleh dari dua jaring tsb.
Hasil hitungan yang benar dicapai apabila ∆Q ≈ 0.

09/08/2021 69
IV. CONTOH SOAL
Sebuah jaringan pipa seperti tergambar. Hitung besar
debit aliran dan arahnya pada tiap-tiap pipa. Gunakan
persamaan Darcy-Weisbach.

09/08/2021 70
IV. CONTOH SOAL
Penyelesaian:
1. Ditentukan debit aliran melalui tiap-tiap pipa Q0 secara
sembarang namun memenuhi hukum kontinuitas. Perlu
koreksi debit.
2. Dilakukan pembagian jaringan menjadi 2 buah jaring. Jaring I
(ABC), dan Jaring II (BCD). Aliran yg searah jarum jam diberi
tanda positif dan yang berlawanan diberi tanda negatif.
3. Dilakukan perhitungan iterasi (metode Hardy-Cross)
menggunakan tabel hingga diperoleh koreksi debit adalah nol
(∆Q = 0).
4. Pada saat ∆Q = 0, maka Q0 = Q. Artinya, pada akhir hitungan
tsb, debit pada tiap-tiap pipa adalah debit yang sebenarnya.
09/08/2021 71
IV. CONTOH SOAL
Iterasi 1!!!

15

II

70 35
35
I
30

09/08/2021 72
7425
QI   13
IV. CONTOH SOAL 590
 1325
Iterasi 1 QII   5
Jaring I 290
Pipa KQ02 2KQ0
AB 2 x 702 = 9800 2 x 2 x 70 = 280
BC 1 x 352 = 1225 2 x 1 x 35 = 70
CA 4 x 302 = -3600 2 x 4 x 30 = 240
ΣKQ02 = 7425 Σ |2KQ0| = 590

Jaring II
Pipa KQ02 2KQ0
BD 5 x 152 = 1125 2 x 5 x 15 = 150
DC 1 x 352 = -1225 2 x 1 x 35 = 70
CB 1 x 352 = -1225 2 x 1 x 35 = 70
ΣKQ02 = -1325 Σ |2KQ0| = 290
09/08/2021 73
IV. CONTOH SOAL
Iterasi 2!!!

20

II

57 30
17
I
43

09/08/2021 74
 609
QI   1
IV. CONTOH SOAL 596
811
Iterasi 2 QII  3
Jaring I 294
Pipa KQ02 2KQ0
AB 2 x 572 = 6498 2 x 2 x 57 = 228
BC 1 x 172 = 289 2 x 1 x 17 = 34
CA 4 x 432 = -7396 2 x 4 x 43 = 334
ΣKQ02 = -609 Σ |2KQ0| = 596

Jaring II
Pipa KQ02 2KQ0
BD 5 x 202 = 2000 2 x 5 x 20 = 200
DC 1 x 302 = -900 2 x 1 x 30 = 60
CB 1 x 172 = -289 2 x 1 x 17 = 34
ΣKQ02 = 811 Σ |2KQ0| = 294
09/08/2021 75
IV. CONTOH SOAL
Iterasi 3!!!

17

II

58 33
21
I
42

09/08/2021 76
113
QI  0
IV. CONTOH SOAL 610
 85
Iterasi 3 QII  0
Jaring I 278
Pipa KQ02 2KQ0
AB 2 x 582 = 6728 2 x 2 x 58 = 232
BC 1 x 212 = 441 2 x 1 x 21 = 42
CA 4 x 422 = -7056 2 x 4 x 42 = 336
ΣKQ02 = 113 Σ |2KQ0| = 610

Jaring II
Pipa KQ02 2KQ0
BD 5 x 172 = 1445 2 x 5 x 17 = 170
DC 1 x 332 = -1089 2 x 1 x 33 = 66
CB 1 x 212 = -441 2 x 1 x 21 = 42
ΣKQ02 = 85 Σ |2KQ0| = 278
09/08/2021 77

Anda mungkin juga menyukai