09/08/2021 2
II. KEHILANGAN TENAGA
Pada zat cair yang mengalir di dalam bidang batas (pipa,
saluran terbuka atau bidang datar) akan terjadi
tegangan geser dan gradien kecepatan pada seluruh
medan aliran karena adanya kekentalan.
Tengangan geser tersebut akan menyebabkan terjadinya
kehilangan tenaga selama pengaliran.
Dua persamaan kehilangan tenaga akibat gesekan
(major headloss) yang umumnya sering digunakan
yaitu: persamaan Darcy Weisbach, dan Hazen-Williams.
Perhatikan Gambar 1.
09/08/2021 3
II. KEHILANGAN TENAGA
2 2
p1 V1 p2 V2
z1 z2 hf
2g 2g
Gambar 1. Penurunan persamaan
Darcy-Weisbach
09/08/2021 4
II. KEHILANGAN TENAGA
Apabila A1 = A2, maka V1 = V2, dan persamaan Bernoulli
dapat ditulis dlm bentuk yg lebih sederhana untuk
kehilangan tenaga akibat gesekan.
p1 p2
h f z1 z2
Atau
p
h f z …………………………….. (1)
V .L
Re
………………………….. (1)
.V .D V .D
D Re atau Re
a D=a
a
a b D = 2ab/(a + b)
Experimental REYNOLD
SERING DIGUNAKAN
Laminar
Re < 2300 Re < 2300 Re = 2100
KONDISI BATAS
Pada tahun 1884 Obsborne Reynolds melakukan percobaan untuk
menunjukkan sifat-sifat aliran laminer dan turbulen. Alat yang
digunakan terdiri dari pipa kaca yang dapat melewatkan air dengan
berbagai kecepatan (Gambar 7). Aliran tersebut diatur oleh katup A. Pipa
kecil B yang berasal dari tabung berisi zat warna C ujungnya yang lain
berada pada lubang masuk pipa kaca. Reynolds menunjukkan bahwa
untuk kecepatan aliran yang kecil di dalam kaca, zat warna akan mengalir
dalam satu garis lurus seperti benang yang sejajar dengan sumbu pipa.
Apabila katup dibuka sedikit demi sedikit, kecepatan akan bertambah
besar dan benang warna mulai bergelombang yang akhirnya pecah dan
menyebar pada seluruh aliran di dalam pipa (Gambar 6).
dy
Dalam hal ini kecepatan di suatu titik pada arah aliran diberi
notasi u.
Dalam persamaan tsb, τ dan l tidak diketahui. Untuk itu Prandtl
melakukan dua anggapan berikut.
1. Tegangan geser τ adalah konstan, yang nilainya sama dengan
tegangan geser di dinding τ0.
2. Panjang campur Prandtl l mempunyai hubungan linier
dengan jarak dari dinding batas y, yaitu l = k y.
09/08/2021 19
III. DISTRIBUSI KECEPATAN
Dengan anggapan tsb, maka persamaan tegangan geser di atas
menjadi: 2
du
0 k y
2 2
dy
Persamaan di atas dapat ditulis dalam bentuk:
du 1 0 1 u* 1
…………………………….. (7.a)
dy k y k y
Dengan:
u* 0 / …………………………….. (7.b)
Disebut kecepatan geser. Integrasi persamaan (7.a) akan
diperoleh: u*
u ln y C …………………………….. (8)
k
09/08/2021 20
III. DISTRIBUSI KECEPATAN
Pada sumbu pipa, yaitu y = D/2, u = umax, sehingga:
u* D
umax ln C
Atau k 2
u* D
C u max ln
k 2
Substitusi nilai C ke dlm pers (8) akan diperoleh:
u* u* D
u ln y umax ln
k k 2
Atau
umax u 1 2 y
ln
u* k D
Konstanta k adalah koefisien Von Karman yg mempunyai nilai 0,4. Substitusi
nilai k = 0,4, sehingga: umax u 2y
5,75 log ………… (9)
u* D
09/08/2021 21
III. DISTRIBUSI KECEPATAN
Persamaan (9) berlaku untuk pipa halus maupun kasar.
Gambar 2 menunjukkan distribusi kecepatan dari persamaan
umax
(9).
u
umax - u
Persamaan (9)
u dapat ditulis
2 ydalam
u bentuk:
5,75 log max
…………………... (10)
u* D u*
09/08/2021 22
III. DISTRIBUSI KECEPATAN
Distribusi kecepatan pada pipa halus:
u u y
5,75 log * 5,5 …………….. (11)
u*
Distribusi kecepatan pada pipa kasar:
u y
5,75 log 8,5 …………….. (12)
u* k
Kecepatan rata-rata pada pipa halus:
V u* D
5,75 log 0,17 …………….. (13)
u*
Kecepatan rata-rata pada pipa kasar:
V D
5,75 log 4,75 …………….. (14)
u* 2k
09/08/2021 23
IV. PERSAMAAN TAHANAN GESEK
Persamaan kehilangan tenaga pada aliran laminer:
32VL
hf …………….. (15)
gD 2
Persamaan tsb dapat ditulis dalam bentuk:
64 L V 2 64 L V 2
hf
VD D 2 g Re D 2 g
Dengan 64
f ……………………………..….. (16)
Re
09/08/2021 26
IV. PERSAMAAN TAHANAN GESEK
Hasil percobaan yg dilakukan oleh Nikuradse memberikan
konstanta A = 2 dan B = -0,8. Dengan demikian persamaan
di atas menjadi:
1
2 log Re f 0,8
f
Atau
1 Re f
2 log …………….. (18)
f 2,51
1 D 2.51
Transition function for
2 log
both smooth and rough f 3.7 Re f
pipe laws (Colebrook)
09/08/2021 32
IV. PERSAMAAN TAHANAN GESEK
Saat ini grafik Moody menjadi kurang populer dalam
perancangan jaringan pipa yg kompleks. Barr (1976)
memberikan formula untuk harga f yang menggantikan
grafik Moody sbb:
1 k 5,1286
2 log10 0 ,89
…………….. (21)
f 3,7 D Re
Sedangkan Swanne dan Jain (1976) memberikan
persamaan alternatif yg terkenal dan banyak digunakan
sbb: 0,25
f 2 …………….. (22)
k 5,74
log 3,7 D Re 0,9
09/08/2021 33
IV. PERSAMAAN TAHANAN GESEK
Tabel 1. Nilai kekasaran pipa baru
Jenis Pipa (baru) Nilai k (mm)
Kaca 0,0015
Besi dilapis aspal 0,06 – 0,24
Besi tuang 0,18 – 0,90
Plester semen 0,27 – 1,20
Beton 0,30 – 3,00
Baja 0,03 – 0,09
Baja dikeling 0,9 – 9,00
Pasangan batu 6
09/08/2021 34
IV. PERSAMAAN TAHANAN GESEK
Persamaan empiris lain yang dapat digunakan untuk
menghitung besarnya kehilangan tenaga akibat
gesekan yaitu persamaan Hazen-Williams.
Persamaan ini sangat dikenal di United State (US).
Persamaan kehilangan tenaga ini sedikit lebih
sederhana dibanding Darcy-Weisbach karena
menggunakan koefisien CHZ yang tidak berubah
terhadap angka Reynolds.
09/08/2021 35
IV. PERSAMAAN TAHANAN GESEK
Persamaan Hazen-Williams dapat ditulis sbb:
09/08/2021 37
LATIHAN SOAL
Angka Reynolds:
VD 0,566 x0,3
Re 1.451
1,17 x10 4
09/08/2021 39
LATIHAN SOAL
Angka Reynolds:
0,255x0,5
Re 6,38 x10 4
2 x106
Tipe aliran adalah turbulen.
Persamaankoefisien gesekan pada pipa halus:
1 Re f
2 log
f 2,51
1 6,38 x104 f
2 log
f 2,51
Langkah 2
8 x 104
09/08/2021 45
LATIHAN SOAL
Contoh 5:
Air mengalir dengan debit 0,05 m3/det dalam pipa besi dilapis
aspal (asphalted cast-iron) berdiameter 20 cm. Nilai kekasaran
pipa adalah 0,12 mm dan viskositas air 1,0 x 10-6 m2/det. Hitung
besarnya kehilangan tenaga sepanjang 1.000 m pipa.
Penyelesaian:
Q 0,05
V 1,59 m/det
A 0,25 xx0,20 2
VD 1,59 x0,20
Re 3,18 x10 5
1,0 x10 6
k/D = 0,0006 dan Re = 3,18 x 105. Menggunakan grafik Moody
diperoleh f = 0,019.
09/08/2021 46
0,019
0,0006
3,18 x 105
09/08/2021 48
LATIHAN SOAL
Kehilangan tenaga sepanjang 1000 m pipa menggunakan
persamaan Darcy-Weisbach:
L V2
hf f
D 2g
1000 1,59 2
h f 0,019
0,20 2 x9,81
h f 12,2 m
Jadi, kehilangan tenaga adalah 12,2 m/km
09/08/2021 49
V. KEHILANGAN TENAGA PADA PIPA TIDAK
LINGKARAN (NONCIRCULAR)
Salah satu jenis pipa tidak lingkaran yang umumnya
digunakan dalam proyek sumberdaya air adalah
terowongan (tunnel). Penampang melintang
terowongan umumnya melingkar (rounded) pada
bagian atas dan rata ( flat) bagian dasarnya, seperti
bentuk tapal kuda.
Penampang tidak lingkaran lainnya adalah penampang
persegi. Namun, umumnya penampang persegi
digunakan untuk saluran terbuka.
Metode untuk menghitung kehilangan tenaga pada
kedua kasus di atas adalah sama.
09/08/2021 50
V. KEHILANGAN TENAGA PADA PIPA TIDAK
LINGKARAN (NONCIRCULAR)
Persamaan kehilangan tenaga Darcy-Weisbach untuk penampang
saluran tertutup tidak lingkaran dituliskan sbb:
fL V 2
hf …………….. (25)
4R 2 g
Dimana:
R : jari-jari hidraulis, R = A/P
A : luas penampang basah
P : kelilih basah
09/08/2021 52
LATIHAN SOAL
Penyelesaian:
A
Jari-jari hidraulis: R
P
R
32 / 2 6 x 3
6 2 x 3 π x 3
32,13
R 1,5 m
21,42
Angka Reynolds:
V 4R
Re
3,66 x 4 x 1,5
Re 1,99 x 10 7
1,1 x 10 6
09/08/2021 53
LATIHAN SOAL
Diasumsikan k = 0,003 m, kemudian k/4R = 0,0005.
Menggunakan persamaan Swanne dan Jain diperoleh:
0,25
f 2
k 5,74
3,7 x 4 R Re 0,9
log
0,25
f 2
0,003 5,74
log
7 0,9
3,7 x 4 x1,5 (1,99 x10 )
f 0,017
09/08/2021 54
k/4R
0,017 0,0005
1.99 x 107
fL V 2
hf
4R 2g
0,017 x8000 3,662
hf
4 x1,5 2 x9,81
h f 15,5 m
09/08/2021 56
VI. KEHILANGAN TENAGA SEKUNDER
(MINOR HEADLOSS)
Disamping adanya kehilangan tenaga akibat gesekan
(kehilangan tenaga primer), terjadi pula kehilangan
tenaga yg disebabkan oleh perubahan penampang pipa,
belokan, dan katup (kehilangan tenaga sekunder).
Pada pipa panjang, kehilangan tenaga primer biasanya
jauh lebih besar daripada kehilangan tenaga sekunder,
sehingga pada keadaan tsb kehilangan tenaga sekunder
dapat diabaikan. Sedangkan pada pipa pendek kehilangan
tenaga sekunder harus diperhitungkan.
Untuk memperkecil kehilangan tenaga sekunder,
perubahan penampang atau belokan dibuat secara
berangsur-angsur.
09/08/2021 57
VI. KEHILANGAN TENAGA SEKUNDER
(MINOR HEADLOSS)
Persamaan kehilangan tenaga sekunder yg diakibatkan oleh
perubahan penampang dan sambungan dapat ditulis sbb:
V2
hL K …………….. (25)
2g
Dimana V adalah kecepatan rata-rata, dan K adalah
koefisien kehilangan tenaga sekunder. Tabel 3
menunjukkan koefisien kehilangan tenaga sekunder untuk
masing-masing jenis perubahan penampang dan
sambungan. Koefisien tsb ditentukan berdasarkan
percobaan/pengujian.
09/08/2021 58
09/08/2021 59
LATIHAN SOAL
Contoh 7:
Saluran seperti pada contoh 6 digunakan untuk
mengalirkan air dari reservoir (elevasi muka air 1500 m)
melalui turbin air kemudian ke reservoir lainnya (elevasi
muka air 900 m). Panjang saluran 8000 m dan terdapat
dua belokan dengan sudut belokan 45°, serta dua wide-
open gate valves. Kehilangan tenaga pada inlet dan
outlet saluran juga diperhitungkan. Berapa besarnya
total kehilangan kehilangan tenaga yang terjadi jika
koefiesien kehilangan tenaga melalui turbin adalah 0,2 ?
09/08/2021 60
LATIHAN SOAL
Penyelesaian:
Total kehilangan tenaga = hf + hL
V 2 fL
h f hL 2 K b K e K o 0, 2
2 g 4R
hf = 15,5 m (c0ntoh 6)
Kb ≈ 0,10 (diperkirakan dari Tabel 3)
Ke = 0,12 (diperkirakan dari Tabel 3)
Koutlet = KE = 0,15 (diperkirakan dari Tabel 3)
Diperoleh:
3,662
h f hL 2 x0,10 0,12 0,15 0,20 15,5
2 x9,81
h f hL 0,46 15,5 15,96 m
Jadi, besarnya kehilangan tenaga total adalah 15,96 m
09/08/2021 61
I. PENDAHULUAN
Pemakaian jaringan pipa dalam bidang Teknik Sipil
salah satunya adalah jaringan distribusi air minum.
Sistem jaringan ini merupakan bagian yg paling
mahal dlm pembangunannya. Oleh karena itu, harus
dibuat perencanaan yg teliti untuk mendapatkan
sistem distribusi yg efisien.
Jumlah atau debit air yg disediakan tergantung pada
besarnya kebutuhan air dibutuhkan (jumlah
penduduk, jenis industri yang dilayani, dll).
09/08/2021 62
II. JARINGAN PIPA
Analisis jaringan pipa cukup rumit dan memerlukan
perhitungan yang besar, oleh karena itu program komputer
akan mengurangi kesulitan. Contoh: EPANET 2.0.
Untuk jaringan kecil, pemakaian kalkulator untuk hitungan
masih bisa dilakukan.
Salah satu metode untuk menyelesaikan perhitungan sistem
jaringan pipa adalah metode Hardy-Cross.
Metode Hardy-Cross dilakukan secara iteratif. Pada awal
hitungan ditetapkan debit aliran melalui masing-masing pipa
secara sembarang. Kemudian dihitung debit aliran di semua
pipa berdasarkan nilai awal tsb. Prosedur hitungan diulangi lagi
sampai persamaan kontinuitas di setiap titik simpul dipenuhi.
09/08/2021 63
II. JARINGAN PIPA
simpul
Q i 0 ………………………… (2)
09/08/2021 65
II. JARINGAN PIPA
Persamaan kehilangan tenaga Darcy-Weisbach:
8 fL
hf Q 2
g 2 D 5
Setiap pipa dari sistem jaringan terdapat hubungan
antara kehilangan tenaga dan debit aliran. Dengan
demikian:
h f KQ 2 ………………………… (4)
Dengan:
8 fL
K ………………………… (5)
g 2 D 5
09/08/2021 66
III. METODE HARDY-CROSS
Prosedur perhitungan dengan metode Hardy-Cross adalah sbb:
1. Pilih pembagian debit melalui tiap-tiap pipa Q0 hingga terpenuhi syarat
kontinuitas.
2. Hitung kehilangan tenaga pada tiap pipa dengan persamaan (4).
3. Jaringan pipa dibagi menjadi sejumlah jaring tertutup sedemikian sehingga tiap
pipa termasuk dalam paling sedikit satu jaring.
4. Hitung jumlah kehilangan tenaga tiap-tiap jaring, yaitu Σhf. Jika pengaliran
seimbang maka Σhf = 0.
5. Hitung nilai Σ | 2KQ | untuk tiap jaring.
6. Pada tiap jaring dilakukan koreksi debit ∆Q, agar kehilangan tenaga dalam tiap
jaring seimbang.
2
KQ 0
Q ………………………… (6)
2KQ 0
7. Dengan debit yang telah dikoreksi sebesar Q = Q0 + ∆Q, prosedur dari 1 s.d. 6
diulangi hingga diperoleh ∆Q ≈ 0.
09/08/2021 67
III. METODE HARDY-CROSS
Penurunan persamaan (6) sbb:
h f KQ 2 K Q0 Q
2
2
h f KQ0 2 KQ0 Q KQ 2
Dengan Q adalah debit sebenarnya, Q0 adalah debit permisalan (diambil
sembarang) dan ∆Q adalah debit koreksi.
Untuk ∆Q < < Q0, maka ∆Q2 ≈0 sehingga:
2
h f KQ0 2 KQ0 Q
h KQ Q 2 KQ0 0
2
f 0
2
KQ 0
Q
2 KQ 0
09/08/2021 68
III. METODE HARDY-CROSS
Hitungan jaringan pipa dilakukan dengan membuat tabel untuk setiap jaring.
Dalam setiap jaring tersebut, jumlah aljabar kehilangan tenaga adalah nol,
dengan catatan aliran searah jarum jam (ditinjau dari pusat jaringan) diberi
tanda positif, sedang yang berlawanan bertanda negatif.
Untuk memudahkan hitungan, dalam tiap jaringan selalu dimulai dengan
aliran yang searah jarum jam.
Koreksi debit ∆Q dihitung dengan persamaan (6). Arah koreksi harus
disesuaikan dengan arah aliran. Apabila dalam satu jaring kehilangan tenaga
karena aliran searah jarum jam lebih besar dari yang berlawanan (ΣKQ2 > 0,
positif) maka arah koreksi debit adalah berlawanan jarum jam (negatif ).
Jika suatu pipa menyusun 2 jaring, maka koreksi debit ∆Q untuk pipa tsb
terdiri dari 2 buah ∆Q yang diperoleh dari dua jaring tsb.
Hasil hitungan yang benar dicapai apabila ∆Q ≈ 0.
09/08/2021 69
IV. CONTOH SOAL
Sebuah jaringan pipa seperti tergambar. Hitung besar
debit aliran dan arahnya pada tiap-tiap pipa. Gunakan
persamaan Darcy-Weisbach.
09/08/2021 70
IV. CONTOH SOAL
Penyelesaian:
1. Ditentukan debit aliran melalui tiap-tiap pipa Q0 secara
sembarang namun memenuhi hukum kontinuitas. Perlu
koreksi debit.
2. Dilakukan pembagian jaringan menjadi 2 buah jaring. Jaring I
(ABC), dan Jaring II (BCD). Aliran yg searah jarum jam diberi
tanda positif dan yang berlawanan diberi tanda negatif.
3. Dilakukan perhitungan iterasi (metode Hardy-Cross)
menggunakan tabel hingga diperoleh koreksi debit adalah nol
(∆Q = 0).
4. Pada saat ∆Q = 0, maka Q0 = Q. Artinya, pada akhir hitungan
tsb, debit pada tiap-tiap pipa adalah debit yang sebenarnya.
09/08/2021 71
IV. CONTOH SOAL
Iterasi 1!!!
15
II
70 35
35
I
30
09/08/2021 72
7425
QI 13
IV. CONTOH SOAL 590
1325
Iterasi 1 QII 5
Jaring I 290
Pipa KQ02 2KQ0
AB 2 x 702 = 9800 2 x 2 x 70 = 280
BC 1 x 352 = 1225 2 x 1 x 35 = 70
CA 4 x 302 = -3600 2 x 4 x 30 = 240
ΣKQ02 = 7425 Σ |2KQ0| = 590
Jaring II
Pipa KQ02 2KQ0
BD 5 x 152 = 1125 2 x 5 x 15 = 150
DC 1 x 352 = -1225 2 x 1 x 35 = 70
CB 1 x 352 = -1225 2 x 1 x 35 = 70
ΣKQ02 = -1325 Σ |2KQ0| = 290
09/08/2021 73
IV. CONTOH SOAL
Iterasi 2!!!
20
II
57 30
17
I
43
09/08/2021 74
609
QI 1
IV. CONTOH SOAL 596
811
Iterasi 2 QII 3
Jaring I 294
Pipa KQ02 2KQ0
AB 2 x 572 = 6498 2 x 2 x 57 = 228
BC 1 x 172 = 289 2 x 1 x 17 = 34
CA 4 x 432 = -7396 2 x 4 x 43 = 334
ΣKQ02 = -609 Σ |2KQ0| = 596
Jaring II
Pipa KQ02 2KQ0
BD 5 x 202 = 2000 2 x 5 x 20 = 200
DC 1 x 302 = -900 2 x 1 x 30 = 60
CB 1 x 172 = -289 2 x 1 x 17 = 34
ΣKQ02 = 811 Σ |2KQ0| = 294
09/08/2021 75
IV. CONTOH SOAL
Iterasi 3!!!
17
II
58 33
21
I
42
09/08/2021 76
113
QI 0
IV. CONTOH SOAL 610
85
Iterasi 3 QII 0
Jaring I 278
Pipa KQ02 2KQ0
AB 2 x 582 = 6728 2 x 2 x 58 = 232
BC 1 x 212 = 441 2 x 1 x 21 = 42
CA 4 x 422 = -7056 2 x 4 x 42 = 336
ΣKQ02 = 113 Σ |2KQ0| = 610
Jaring II
Pipa KQ02 2KQ0
BD 5 x 172 = 1445 2 x 5 x 17 = 170
DC 1 x 332 = -1089 2 x 1 x 33 = 66
CB 1 x 212 = -441 2 x 1 x 21 = 42
ΣKQ02 = 85 Σ |2KQ0| = 278
09/08/2021 77