Anda di halaman 1dari 38

HABIB ADJIE

 (Notaris –PPAT – PL Kls II Kota Surabaya)


 Jalan Tidar No. 244 Surabaya – 60251
 Telp. 031 – 5483881, Fax. 031 – 5469853.
 08121652894
 085607140432
 WA : 08113337243
 email : adjieku61@gmail.com
 WebBlog : habibadjie.dosen.narotama.ac.id
 Indonesia Notary Community (INC)
 www. indonesianotarycommunity.com

HABIB ADJIE - NOTARIS - PPAT- PL II - SURABAYA 1


MEMAHAMI :

DARI PERSPEKTIF KENOTARIATAN

HABIB ADJIE - NOTARIS - PPAT- PL II - SURABAYA 2


ATURAN HUKUM/DASAR HUKUM BUMDES
• Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang
PEMERINTAHAN DAERAH; Pasal 213
menyebutkan bahwa :
(1) Desa dapat mendirikan badan usaha milik desa
sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa.
(2) Badan usaha milik desa sebagaimana dimaksud
ayat (1) berpedoman pada peraturan perundang-
undangan.
(3) Badan usaha milik desa sebagaimana dimaksud
ayat (1) dapat melakukan pinjaman sesuai
peraturan perundang-undangan.

HABIB ADJIE - NOTARIS - PPAT- PL II - SURABAYA 3


UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA.
Pasal 87 :
(1) Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik
Desa yang disebut BUM Desa.
(2) BUM Desa dikelola dengan semangat
kekeluargaan dan kegotong-royongan.
(3) BUM Desa dapat menjalankan usaha di
bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

HABIB ADJIE - NOTARIS - PPAT- PL II - SURABAYA 4


PENJELASAN : Pasal 87
Ayat (1) :
• BUM Desa dibentuk oleh Pemerintah Desa untuk
mendayagunakan segala potensi ekonomi, kelembagaan
perekonomian, serta potensi sumber daya alam dan sumber
daya manusia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Desa. BUM DESA SECARA SPESIFIK TIDAK
DAPAT DISAMAKAN DENGAN BADAN HUKUM
SEPERTI PERSEROAN TERBATAS, CV, ATAU KOPERASI.
Oleh karena itu, BUM Desa merupakan suatu badan usaha
bercirikan Desa yang dalam pelaksanaan kegiatannya di
samping untuk membantu penyelenggaraan Pemerintahan
Desa, juga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Desa.
BUM Desa juga dapat melaksanakan fungsi pelayanan jasa,
perdagangan, dan pengembangan ekonomi lainnya.

HABIB ADJIE - NOTARIS - PPAT- PL II - SURABAYA 5


• Dalam meningkatkan sumber pendapatan Desa, BUM
Desa dapat menghimpun tabungan dalam skala lokal
masyarakat Desa, antara lain melalui pengelolaan dana
bergulir dan simpan pinjam.

• BUM Desa dalam kegiatannya tidak hanya berorientasi


pada keuntungan keuangan, tetapi juga berorientasi untuk
mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa.
BUM Desa diharapkan dapat mengembangkan unit usaha
dalam mendayagunakan potensi ekonomi. Dalam hal
kegiatan usaha dapat berjalan dan berkembang dengan
baik, SANGAT DIMUNGKINKAN PADA SAATNYA BUM
DESA MENGIKUTI BADAN HUKUM YANG TELAH
DITETAPKAN DALAM KETENTUAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN.

6 HABIB ADJIE - NOTARIS - PPAT- PL II - SURABAYA


CATATAN :
• Ketentuan Pasal 87 dan Penjelasannya dapat
ditafsirkan sebagai berikut :
BUMDes adalah Badan Usaha
TAFSIR KESATU :
yang dilegalformalkan
melalui/berdasarkan PERDES (Peraturan
Desa) dengan unit/unit-unit usaha berskala
desa sesuai Undang-undang Desa, yaitu
melakukan 5 (lima) sektor Prioritas:
• Pengelolaan Sumber Daya Alam.
• Industri Pengolahan.
• Jaringan Distribusi.
• Sektor Keuangan.
• Pelayanan Publik (listrik, air bersih) kewajiban sosial
oleh desa.

HABIB ADJIE - NOTARIS - PPAT- PL II - SURABAYA 7


8
HABIB ADJIE - NOTARIS - PPAT- PL II - SURABAYA
Pasal 88 :
(1) Pendirian BUM Desa
disepakati melalui Musyawarah
Desa.
(2) Pendirian BUM Desa
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan dengan
Peraturan Desa
HABIB ADJIE - NOTARIS - PPAT- PL II - SURABAYA 9
TAFSIR KEDUA : BUMDes adalah
Badan Usaha juga dilegalformalkan
melalui/berdasarkan PERDES
(Peraturan Desa) namun unit/unit-unit
usahanya BERBADAN HUKUM
berupa lembaga/institusi bisnis yang
kepemilikan sahamnya oleh
Pemerintah Desa dan masyarakat
desa.

HABIB ADJIE - NOTARIS - PPAT- PL II - SURABAYA 10


PADA TAFSIR KEDUA INI  BUMDES
SEBAGAI BADAN USAHA DIDIRIKAN
BERDASARKAN PERDES DAN MEMPUNYAI
UNIT-UNIT USAHA YANG BERBADAN
HUKUM.
PERLU DICERMATI  YANG
BERUSAHA BUMDESNYA ATAU
UNIT-UNIT USAHANYA YANG
BERBADAN HUKUM ?
HABIB ADJIE - NOTARIS - PPAT- PL II - SURABAYA
11
TAFSIR KETIGA : BUMDes
langsung berkedudukan
sebagai Badan Hukum
berbentuk Perseroan Terbatas
dengan membentuk unit/unit-
unit usaha berbadan hukum
dan/atau Koperasi.

HABIB ADJIE - NOTARIS - PPAT- PL II - SURABAYA


12
PADA TAFSIR KETIGA INI  BUMDES
DIKUALIFIKASIKAN SEBAGAI SUBJEK

HABIB ADJIE - NOTARIS - PPAT- PL II - SURABAYA


HUKUM PERDATA, SEHINGGA DAPAT
MEMBENTUK BADAN HUKUM (PT) SEBAGAI
PEMEGANG SAHAM, KOPERASI – SEBAGAI
ANGGOTA KOPERASI.
PROBLEMA  DASAR HUKUM APA
YANG MENENTUKAN BAHWA
BUMDES SEBAGAI SUBJEK HUKUM
?
13
14

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK


INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG
PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
Pasal 1 angka 7 :
Badan Usaha Milik Desa, selanjutnya disebut
BUM Desa, adalah badan usaha yang seluruh
atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh
Desa melalui penyertaan secara langsung
yang berasal dari kekayaan Desa yang
dipisahkan guna mengelola aset, jasa
pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-
besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.
HABIB ADJIE - NOTARIS - PPAT- PL II - SURABAYA
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH
TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN
DAN PENGELOLAAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK
DESA :
Pasal 1
2. Badan Usaha Milik Desa, selanjutnya disebut
BUM Desa, adalah badan usaha yang seluruh atau
sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari
kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola
aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk
sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.

15 HABIB ADJIE - NOTARIS - PPAT- PL II - SURABAYA


PENDIRIAN BUM DESA
Pasal 2 :
PENDIRIAN BUM DESA
DIMAKSUDKAN SEBAGAI UPAYA
MENAMPUNG SELURUH KEGIATAN
DI BIDANG EKONOMI DAN/ATAU
PELAYANAN UMUM YANG
DIKELOLA OLEH DESA DAN/ATAU
KERJA SAMA ANTAR-DESA.
HABIB ADJIE - NOTARIS - PPAT- PL II - SURABAYA 16
Pasal 4 :

(1) Desa dapat


mendirikan BUM Desa
berdasarkan Peraturan
Desa tentang
Pendirian BUM Desa
HABIB ADJIE - NOTARIS - PPAT- PL II - SURABAYA 17
Pasal 7
(1) BUM DESA DAPAT TERDIRI DARI UNIT-UNIT
USAHA YANG BERBADAN HUKUM.
(2) Unit usaha yang berbadan hukum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
berupa lembaga bisnis yang kepemilikan
sahamnya berasal dari BUM Desa dan
masyarakat.
(3) Dalam hal BUM Desa tidak mempunyai unit-
unit usaha yang berbadan hukum, bentuk
organisasi BUM Desa didasarkan pada
Peraturan Desa tentang Pendirian BUM Desa,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat
(3).

HABIB ADJIE - NOTARIS - PPAT- PL II - SURABAYA 18


Pasal 8
BUM DESA DAPAT MEMBENTUK UNIT USAHA
MELIPUTI:
A. PERSEROAN TERBATAS SEBAGAI
PERSEKUTUAN MODAL, DIBENTUK
BERDASARKAN PERJANJIAN, DAN
MELAKUKAN KEGIATAN USAHA DENGAN
MODAL YANG SEBAGIAN BESAR DIMILIKI
OLEH BUM DESA, SESUAI DENGAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
TENTANG PERSEROAN TERBATAS; DAN
b. Lembaga Keuangan Mikro dengan andil BUM
Desa sebesar 60 (enam puluh) persen, sesuai dengan
peraturan perundang-undangan tentang lembaga
keuangan mikro.

HABIB ADJIE - NOTARIS - PPAT- PL II -


SURABAYA 19
 JIKA DIKAJI SECARA
SISTEMATIK
BERDASARKAN
PERATURAN
PERUNDANG-
UNDANGAN TENTANG
DESA, APAKAH ADA
TAFSIR YANG KEEMPAT
ATAU SELANJUTNYA ?

HABIB ADJIE - NOTARIS - PPAT- PL II - SURABAYA 20


Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah
usaha desa yang dibentuk/didirikan oleh
pemdes (pemerintah Desa) yang
kepemilikan modal & pengelolaannya
dilakukan oleh pemdes dan masyarakat –
dalam hal ini BUMDES SEBAGAI
INSTITUSI YANG DIBUAT OLEH
PEMERINTAH DESA UNTUK
MENGELOLA/MENAMPUNG (SEMUA)
UNIT-UNIT USAHA MILIK DESA YANG
BERBADAN HUKUM MAUPUN YANG
TIDAK BERBADAN HUKUM).
HABIB ADJIE - NOTARIS - PPAT- PL II - SURABAYA 21
• Badan Hukum untuk usaha (bisnis/profit) yang
berbentuk : PERSEROAN TERBATAS. Jadi
dengan demikian Pemerintah Desa membentuk
Perseroan Terbatas (PT).
• Desa menjadi SUBJEK HUKUM dalam
pendirian Perseroan Terbatas tersebut.
• Sebelum pendirian dilakukan wajib dilakukan
Rapat Dalam Badan Permusyawaratan Desa
yang kemudian hasil rapat dituangkan ke dalam
Perdes (Peraturan Desa).
• Perdes bukan basis legalitas badan hukum untuk
berbisnis.
• BUMDES bukan entitas bisnis.

HABIB ADJIE - NOTARIS - PPAT- PL II - SURABAYA


22
 Modal dasar PT yang didirikan Pemerintah Desa
berasal dari :
(1) Modal awal BUM Desa bersumber dari APB
Desa.
(2) Modal BUM Desa terdiri atas:
a. penyertaan modal Desa; dan
b. penyertaan modal masyarakat.
 PT yang didirikan tersebut tetap harus
mengikuti ketentuan yang tersebut dalam
Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan terbatas, antara lain dalam Pasal 1 ayat
(1) bahwa Perseroan didirikan oleh 2 (dua) orang
atau lebih dengan akta notaris yang dibuat dalam
bahasa Indonesia.

HABIB ADJIE - NOTARIS - PPAT- PL II - SURABAYA 23


• Jika Pemeritah Desa mendirikan PT, siapakah
yang harus jadi partnernya, apakah subjek
hukum orang atau subjek hukum badan
hukum perdata ? Dalam undang-undang
tersebut, PT yang didirikan tersebut, modalnya
darl penyertaan modal desa dan dari APB
desa, penyertaan modal masyarakat setempat.
Penyertaan modal masyarakat tersebut dapat
dilakukan dalam bentuk Koperasi, sehingga
PT yang didirikan tersebut pemegang
sahamnya Pemerintah Desa dan Koperasi
masyarakat setempat.

HABIB ADJIE - NOTARIS - PPAT- PL II - SURABAYA


24
 Bahwa setelah Bahwa setelah BUMDES dibuat berdasarkan
Peraturan Desa (Perdes), BUMDES kemudian memutuskan
25 untuk membuat unit usaha yang berbadan hukum atau
tidak. Ketika diputuskan akan dibuat unit usaha yang
berbadan hukum (atau tidak) siapa subjek hukum sebagai
pendirinya yang disebutkan dalam akta Notaris ?
 Jika pola ini dipakai, maka yang akan menjadi subjek
hukum dalam pendirian unit usaha yang berbadan hukum
atau tidak berbadan hukum, yaitu Pemerintah Desa yang
akan diwakili oleh Kepada Desanya. Kemudian unit-unit
usaha tersebut ditampung dalam BUMDES yang
bersangkutan.
 Jika Pemerintah Desa dikualifikasikan sebagai Subjek
Hukum, maka Subjek Hukum Publik terdiri dari :
Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi, Pemerintah
Kota/Kabupaten dan Pemerintah Desa.

HABIB ADJIE - NOTARIS - PPAT- PL II - SURABAYA


Pemdes dlm UUD 1945
 Posisi kedudukan hukum Desa dalam Konstitusi tidak ditegaskan secara eksplisit, tapi
disebutkan sebagai “masyarakat hukum adat” sebagaimana dimaksud Pasal 18B ayat
(2).
 Namun menurut MK, berdasarkan Putusan Nomor 128/PUU-XIII/2015, paragraf
[3.10.3] h. 22-23, “satuan pemerintahan desa dan kesatuan masyarakat hukum adat
sama-sama sebagai berstatus sebagai subyek hukum dalam lalu lintas hukum
nasional.” … “Menurut Mahkamah, makna desa sebagaimana dimaksud dalam UU
6/2014 adalah masyarakat desa yang terstruktur dalam konteks rezim pemerintahan
daerah,” sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (7) UUD 1945.
 Berdasarkan hal tersebut, Desa secara tegas sudah diakui sebagai sebuah badan/subjek
hukum tersendiri, yang kedudukannya disamakan dengan Pemda. Hal inilah yang
dimaksud dalam ketentuan Pasal 4 huruf b. UU No. 6/2014 tentang Desa.
 Pemdes karenanya bagian tak terpisahkan dari struktur dan rezim Pemda (kabupaten)
dan merupakan bagian dari pengejawantahan pelaksanaan otonomi daerah, dengan
menegaskan masyarakat desa sebagai subjek pembangunan.
CATATAN 1 :
Sebagai bahan perbadingan dapat dilihat :
1. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN
2003
TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA – Pasal 1 :
1. Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut BUMN, adalah badan usaha yang
seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara
langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.
2. PERUSAHAAN PERSEROAN, yang selanjutnya disebut Persero, adalah BUMN yang
berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling
sedikit 51 % (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia
yang tujuan utamanya mengejar keuntungan.
3. PERUSAHAAN PERSEROAN TERBUKA, yang selanjutnya disebut Persero Terbuka,
adalah Persero yang modal dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria tertentu
atau Persero yang melakukan penawaran umum sesuai dengan peraturan perundang-
undangan di bidang pasar modal.
4. PERUSAHAAN UMUM, yang selanjutnya disebut Perum, adalah BUMN yang seluruh
modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan
umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus
mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.
-Bahwa BUMN terdiri dari : PT, PT (Tbk) dan PERUM.

27 HABIB ADJIE - NOTARIS - PPAT- PL II - SURABAYA


2. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR 3 TAHUN 1998 TENTANG BENTUK
HUKUM BADAN USAHA MILIK DAERAH –
Pasal 2 :
• Bentuk Badan Usaha Milik Daerah
(propinsi/kota/kabupaten) dapat berupa
Perusahaan Daerah (PD) atau Perseroan
terbatas (PT).
-Bahwa BUMD terdiri dari : PT dan PD
(Perusahaan Daerah).
3. BUMDES : untuk menampung badan
usaha – badan usaha/unit yang berbadan
hukum atau tidak berbadan hukum yang
didirikan oleh pemerintah desa sebagai
subjek hukum.
• Kesimpulan : BUMN, BUMD dan BUMDES
bukan Subjek Hukum.

HABIB ADJIE - NOTARIS - PPAT- PL II - SURABAYA 28


CATATAN 2 :
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH
TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG
PENDIRIAN, PENGURUSAN DAN PENGELOLAAN, DAN
PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK DESA
Kepailitan BUM Desa
Pasal 27
(1) Kerugian yang dialami BUM Desa menjadi beban BUM Desa.
(2) Dalam hal BUM Desa tidak dapat menutupi kerugian dengan aset
dan kekayaan yang dimilikinya, dinyatakan rugi melalui
Musyawarah Desa.
(3)Unit usaha milik BUM Desa yang tidak dapat menutupi kerugian
dengan aset dan kekayaan yang dimilikinya, dinyatakan pailit
sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan
mengenai kepailitan.

HABIB ADJIE - NOTARIS - PPAT- PL II - SURABAYA


29
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG
KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN
PEMBAYARAN UTANG :
Pasal 1 :
3. Debitor adalah orang yang mempunyai utang
karena perjanjian atau undang-undang yang
pelunasannya dapat ditagih di muka pengadilan.
4. Debitor pailit adalah debitor yang sudah
dinyatakan pailit dengan putusan Pengadilan.

HABIB ADJIE - NOTARIS - PPAT- PL II -


SURABAYA 30
Pasal 2 :
(1) Debitor yang mempunyai dua atau lebih Kreditor dan tidak membayar lunas
sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih, dinyatakan
pailit dengan putusan Pengadilan, baik atas permohonannya sendiri
maupun atas permohonan satu atau lebih kreditornya.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat juga diajukan
oleh kejaksaan untuk kepentingan umum.
(3) Dalam hal Debitor adalah bank, permohonan pernyataan pailit hanya dapat
diajukan oleh Bank Indonesia.
(4) Dalam hal Debitor adalah Perusahaan Efek, Bursa Efek, Lembaga Kliring
dan Penjaminan, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, permohonan
pernyataan pailit hanya dapat diajukan oleh Badan Pengawas Pasar Modal.
(5) Dalam hal Debitor adalah Perusahaan Asuransi, Perusahaan
Reasuransi, Dana Pensiun, atau Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di
bidang kepentingan publik, permohonan pernyataan pailit hanya dapat
diajukan oleh Menteri Keuangan.

• Bahwa Debitor harus Subjek Hukum : (1) Orang, (2) Badan Hukum.
• Bahwa yang dapat dipailitkan adalah UNIT USAHA (BERBADAN HUKUM)
MILIK BUM DES sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

HABIB ADJIE - NOTARIS - PPAT- PL II - SURABAYA 31


RAPAT :
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

1.PERATURAN DESA (PERDES)

PEMBENTUKAN PT (PERSEROAN TERBATAS ) :


1. PARTNER PENDIRIAN PT.
2. NAMA PT.
3. MODAL DASAR.
4. JUMLAH /NILAI NOMINAL SAHAM.
5. KEDUDKAN PT.
6. BIDANG USAHA.
7. KOMISARIS DAN DIREKSI
8. MEMBERIKAN KEWENANGAN KEPADA KEPALA DESA UNTUK MENGHADAP
NOTARIS  MENDIRIKAN PT

HABIB ADJIE - NOTARIS - PPAT- PL II - SURABAYA


32
2. PERATURAN DESA
(PERDES)
PENDIRIAN BUMDES – UNTUK MENAMPUNG
SELURUH UNIT USAHA YANG DIDIRKAN
PEMERINTAH DESA :
1.NAMA BUMDES.
2.ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH
TANGGA.
3.PIMPINAN BUMDES (KETUA/DIREKTUR, DLL)

CATATAN :
1.PARTNER DALAM PENDIRIAN PT  DENGAN KOPERASI
DESA.
2.MODAL MILIK PEMERINTAH DESA HARUS MAYORITAS.
3.ASET DESA HANYA UNTUK DIKELOLA, JANGAN
DIJADIKAN MODAL DESA KE DALAM PT. 33

4.MODAL PT DARI APBD DESA.


LIHAT CONTOH AKTA
NOTARIS PENDIRIAN
PERSEROAN TERBATAS
(PT) DENGAN PENDIRI
PEMERINTAH DESA DAN
KOPERASI DESA
HABIB ADJIE - NOTARIS - PPAT- PL II - SURABAYA 34
 UNTUK MEMBERIKAN PENEGASAN TERHADAP
KEDUDUKAN BUMDES, DISARANKAN KEPADA
KEMENDES UNTUK SEGERA MERUBAH
PERATURAN MENTERI DESA,
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN
TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG
PENDIRIAN, PENGURUSAN DAN
PENGELOLAAN, DAN PEMBUBARAN BADAN
USAHA MILIK DESA, TERUTAMA YANG
BERKAITAN DENGAN : PENDIRIAN,
PERUBAHAN DAN PEMBUBARAN BUMDES.
HABIB ADJIE - NOTARIS - PPAT- PL
II - SURABAYA 35
 PERUBAHAN YANG DISARANKAN, ANTARA
LAIN :
PASAL 1 :
(1) BADAN USAHA MILIK DESA ATAU
DISINGKAT BUMDES ADALAH BADAN USAHA YANG
BERBADAN HUKUM.
(2) PENDIRIAN, PERUBAHAN DAN PEM-
BUBARAN DIBUAT DENGAN AKTA NOTARIS.
(3) NOTARIS WAJIB SECARA TERTULIS
MELAPORKAN PENDIRIAN, PERUBAHAN DAN
PENDIRIAN TERSEBUT KE KEMENDES.
(4) JIKA TIDAK DILAKUKAN PELAPORAN, MAKA
BUMDES TERSEBUT TIDAK PERNAH TERCATAT DI
KEMENDES.

HABIB ADJIE - NOTARIS - PPAT- PL


II - SURABAYA 36
DENGAN ADANYA
PENEGASAN TERSEBUT,
MAKA AKAN MENJADI
PEGANGAN / PEDOMAN
KEPADA SELURUH BUMDES
YANG TELAH ADA, MAUPUN
YANG AKAN DIBUAT.

HABIB ADJIE - NOTARIS - PPAT- PL


II - SURABAYA 37
TERIMAKASIH
SUKSES DAN
SELAMAT
BERKARYA...!!
HABIB ADJIE - NOTARIS - PPAT- PL II - SURABAYA 38

Anda mungkin juga menyukai