Bearing Failures
Effect of
Failure aggressive
Rate environtment
Bath-tub curve
Useful life time
Service Life
2. Failure Modes
Force and/or temperature-induced elastic deformation
Yielding
Brinelling:
Beban statik krn kontak antar 2 permukaan lengkung
cekungan permanen
Contoh pada inner race ball bearing
Ductile rupture/fracture
Brittle rupture/fracture
Fatigue
Corrosion
Wear (aus)
Impact
Fretting:
Microcracks krn beban statik besar + beban siklik ringan
Creep
Deformasi plastis yang terakumulasi lama
Thermal/stres relaxation
Krn creep berkepanjangan penurunan performans
Misal, penurunan pre-load dari baut
Stress rupture
Kombinasi beban tegangan, thermal dan waktu (creep).
Thermal shock
Galling & seizure
Krn gabungan beban tekan, gesek, temperatur dan
lingkungan akibat permukaan bergesekan kurang
pelumasan. Konsekuensi lebih berat adalah terjadinya efek
pengelasan dan lengket (macet) dari permukaan gesek
tersebut
Spalling
Terlepasnya bagian permukaan struktur/material
Radiation damage
Buckling
Creep buckling
Stress corrosion
Akibat korosi, terjadi stress concentration fracture
Corrosion wear
Akibat korosi biasanya mengahsilkan material yg keras dan
abrasif mempercepat keausan
Corrosion fatigue
Korosi stress concentration menurunkan endurance
stregth gagal krn fatigue
Creep & Fatigue
Gagal creep dan fatigue salaing berpengaruh
3. Surface Failures
Surface geometry
Surface roughness, tergantung dari proses manufacturing
Profil permukaan
Parameter yang lebih umum: Ra Rata-rata harga
absolut dari prodil dan kekasaran permukaan
Gerinda Freiss
Mating surfaces
Geometri permukaan dapat diukur, tetapi luas permukaan
kontak sebenarnya tidak mudah
Apliaksi ke tegangan:
F F
Ar
SY 3SYC
Failure Analysis
1. Background information: design, manufacturing,
operational sebelum dan saat terjadinya failure
2. Visual examination
3. Non-Destructive Examination
4. Fractographic examination
5. Destructive tests: identifikasi sifat material,
komposisi kimia, struktur mikro dll.
6. Overall examination Conclusion
Kondisi Pelumas:
Warna, misal: gelap oksidasi, putih/kuning air,
lembab udara
Level kotoran, diketahui dari filter
Jenis partikel solid
Viskositas
Analisis pelumas
Visual Inspection
Kondisi umum bearing
Kondisi spesifik, lokasi failure
Klasifikasi failure mode dan mekanisme
Dimensi fisik
Lokasi terjadi perubahan warna
Kualitas material
Bukti terjadi ‘excessive temperature’
Metallography (Destructive)
Evaluasi struktur mikro
Microcracks, cacat-2 lain
Kondisi bounding
Embedded Particle
Pada permukaan permukaan sliding, yang tidak
terbebani: oli, kotoran, geram
Untuk mengetahui level kekotoran
3. Mekanisme kegagalan
Failure mode pada sliding bearing umumnya:
fatigue, wear, corrosion, corrosion fatigue,
fretting dan cavitation
Fatigue:
Frekuensi dan beban > perancangan
Fatigue bisa berawal dari stress concentration
akibat benda asing
Umur
Worm-hole pattern
(bimetal)
Flaking (trimetal)
Aus
Trimetal: sebagian lapisan babbit terlepas, intermediate layer
mengalami dwell
Fretting
Terjadi pada kontak antara permukaan luar bearing
dengan housing
Terdapat gerak relatif kecil (siklik) disamping beban berat
press-fit dan radial
Karena ketidaksempurnaan saat pemasangan
Korosi
Material korosif bisa terkandung dalam pelumas
Material korosif: air, larutan anti beku, senyawa
yang terbentuk hasil oksidasi
Korosi bisa menlemahkan struktur,
menghilangkan liner, menjadi awal crack
Pelumas yang lama tidak diganti dapat
membentuk senyawa korosif: alkohol, aldehid,
keton dll.
Sebagai awal failure mode lain: corrosion wear,
corrosion fatigue
Mekanisme failure:
1. Corrosion pitting
stress concentration
dan initial crack
2. Beban bolak-balik
menyebabkan
perambatan retak
3. Fail
Kavitasi
Krn pecahnya gelembung pelumas merusak permukaan
logam terdekat
Terjadi pada lokasi dengan tekanan yang rendah, i.e. daerah
tanpa beban
Jarang terjadi, tetapi sulit diprediksi
Partikel Asing
Paling umum terjadi
Partikel dari lingkungan:
debu, pasir halus
Partikel dari struktur itu
sendiri, misal setelah
pembersihan mesin baru:
iron chip, steel chip shot, grit
dll.
Partikel yg tidak melekat
menjadi abrasif
Terlalu banyak partikel
merusak film suhu tinggi
strength menurun
Pelumasan
Kerusakan umum: oil film pecah kontak antar
metal panas, aus, deformasi, wiping, koefisien
gesek meningkat
Penyebab:
Dry start
Clearance kurang besar
Umur oli terlalu panjang
Overheat
Kontaminasi
Temperatur Operasi
Kerusakan umum: Hot shortness:
Beberapa paduan dari bantalan memiliki titik cair yang
lebih rendah pada temperatur operasi tinggi
material menjadi getas hot shortness
Overload
Steady overload:
Rotor, puli, roda gigi yang terlalu berat
Misallignment pada poros
Belt/rantai terlalu tegang
cap bergeser
Centrifugal loading:
Pola kerusakan/aus pada pada seluruh permukaan
kontak bearing, aus lokal pada poros
Penyebab: defleksi rotor, chipped, unbalanced,
mislaignent
Cyclic loading:
Pada crankshaft/crankpin
Improper Assembly
Jenis kesalahan: capshift, loose bearing,
misallignment, bending pada con-rod, shaft
distortion, dll.
Menyebabkan: incomplete contact, excessive
vibration, fatigue failure
Material Discontinuities
Sub-surface: inklusi, porositas
Surface: mark, scratch, paetikel asing
Shaft Design & Manufacture
Surface finish
Bentuk journal
Visual Inspection
2. Failure Modes
Brinelling, karena overload, impact, partikel asing
deformasi plastis pada bantalan
Pitting, terjadinya pengelupasan material (removal material)
pada bagian permukaan
Electrical Pitting, pitting akibat aliran listrik secara kontinu
dialami bearing
Flaking, pitting yang terjadi akibat fatigue, terjadi
pengelupasan yg mengahsilkan material seperti geram
Fluting, jenis pitting yang membentuk suatu pola tertentu
(grooves or flutes)
Identation, deformasi yang terjadi pada bagian bantalan
akibat beban tekan
Rotational creep, karena gerak relatif poros dan inner ring
atau housing dengan outter ring
Scuffing, kontak antar logam krn kurangnya pelumas
3. Failure Prevention
Umur bantalan tergantung:
Perancangan bantalan dan housing Akurasi saat
manufacturing
Kebersihan lingkungan saat assembly
Pemasangan yang benar
Good Mounting Design:
Press-fit
Tolerance: ANSI, AFBMA
Minimum misallignment
Jenis-jenis Misalignment