BAB III
PELUMASAN
3.1. PENDAHULUAN
Pelumasan adalah proses pengurangan, secara signifikan, gesekan dan
keausan yang terjadi antara 2 permukaan-padat yang mengalami gerakan
relatif dengan memberikan pelumas di antara kedua permukaan tersebut.
Pelumas adalah substansi (gas, cair, padat) yang jika diberikan di antara 2
permukaan solid yang bergerak relatif akan mampu mengurangi, secara
signifikan, gesekan dan keausan yang terjadi.
FRICTION
HEAT
EXPANSION
(High point come in contact and break off)
WEAR
To Combat Friction
LUBRICATE
(Using the right principle)
MENEMPATKAN
PELUMAS
YANG TEPAT
DI TEMPAT
YANG TEPAT
PADA WAKTU
YANG TEPAT
Jenis Pelumasan
Pelumasan Hidrostatik
Pelumasan Hidrodinamik
Pelumasan Elastohidrodinamik
Pelumasan Boundary
Pelumasan Solid Film
Pelumasan Hidrostatik
Pelumasan Hidrodinamik
Gesekan dan keausan dikurangi dengan memberikan
lapisan tipis pelumas tanpa bantuan tekanan statik.
Dibutuhkan adanya gerakan relatif yang cukup antara 2
permukaan yang saling berkontak Teori hidrodinamik.
Pelumas yang berada di antara dua permukaan mengalami
tarikan oleh permukaan yang bergerak ke ruang di antara
permukaan, sehingga timbul tekanan fluida yang cukup
untuk menahan beban yang terjadi dan mencegah kontak
langsung antara 2 permukaan tersebut.
Tebal lapisan pelumas yang terjadi, umumnya lebih kecil
dibandingkan dengan pada pelumasan hidrostatik.
Penyediaan pelumas harus cukup untuk setiap saat.
Nama lain: full-film or fluid lubrication.
Training on Bearing and Lubrication 10
Bab III Pelumasan
Pelumasan Elastohidrodinamik
Pelumasan yang terjadi di antara dua permukaan yang
berkontak secara menggelinding, misalnya dalam kasus
kontak rodagigi dan roller bearing.
Pelumasan Boundary
Jika dalam pelumasan hidrodinamik terjadi perubahan sifat
pelumas, besarnya beban, dsb. menyebabkan lapisan yang
terjadi di antara dua permukaan sangat tipis sekali sehingga
masih terjadi kontak antara 2 permukaan secara signifikan.
OILS GREASES
SOLID LUBRICANTS
SOFT COATINGS
HARD COATINGS
SURFACE TREATMENTS
MICROSTRUCTURE CHEMICAL
• MARTENSITE • CARBIDES
• NITRIDES
• BORIDES
Training on Bearing and Lubrication 14
Bab III Pelumasan
3.3. VISKOSITAS
Definisi Umum : Kemampuan fluida (pelumas) untuk
mengalir dan melumasi bagian-bagian yang
bergesekan.
Viskositas diukur dari tingkat fluidity (ketidakstabilan
kemudahan mengalir dari fluida).
Ditambah dengan sifat pelumasan dinamis, yaitu
harus mampu menjaga kontak di antara dua
permukaan yang bergesekan.
Viskositas pelumas sangat dipengaruhi oleh
temperatur operasi.
Pelumas diusahakan memiliki viskositas yang relatif
tetap untuk suatu selang nilai temperatur tertentu.
Training on Bearing and Lubrication 15
Bab III Pelumasan
1. Viskositas Absolut
2. Satuan viskositas
Dalam sistem satuan ips (inch - pound - second)
F : [pound - force]
F h h : [inch]
A : [inch 2 ]
A U U : [inch sec]
pound - force - sec
: 2 atau psi sec
inch
reyn (Sir Osborne Reynolds)
Dalam sistem satuan SI Dalam sistem satuan cgs (cm - gram - second)
F : [newton] F : [dyn]
h : [m] h : [cm]
A : [m2 ] A : [cm2 ]
U : [m/sec] U : [cm/sec]
newton - sec
atau Pa sec
dyn - sec
atau Poise
: 2 :
m cm 2
Gbr. 2
Perbandingan
viskositas untuk
beberapa fluida
sebagai fungsi dari
temperatur
Training on Bearing and Lubrication 18
Bab III Pelumasan
Z cP
Pa - sec 10 -3 Z cP ; reyn
6,89 10 6
Notes:
1 Saybolt second = 1 SUS (Saybolt Universal Second) = 1 SUV (Saybolt Universal Viscosity) =
1 SSU (Saybolt Second Universal)
Training on Bearing and Lubrication 20
Bab III Pelumasan
Gbr. 5
Grafik konversi
viskositas ke
SAE number
Training on Bearing and Lubrication 21
Bab III Pelumasan
Contoh Soal:
Pelumas mesin mempunyai viskositas kinematik pada 100oC setara dengan
58 SSU. Hitung nilai viskositas absolutnya dalam satuan mPa-sec (cP) dan
dalam mikro reyns. Tentukan juga bialangan SAEnya. Diketahui pelumas
memiliki massa jenis sebesar 0,837 gram/cm3 pada temperatur 100oC.
Jawab:
180
[Pa sec] 10 6 0,22 t [SUS)
t
Gbr 6
Pengaruh temperatur
terhadap viskositas
berbagai jenis pelumas
Training on Bearing and Lubrication 27
Bab III Pelumasan
Gbr. 7
(b)
(c)
Sehingga diperoleh:
Hukum
Petroff
(1883)
Training on Bearing and Lubrication 30
Bab III Pelumasan
1. Pelumasan Stabil
Gbr. 9
• Kelonggaran bantalan = c
• Titik pusat jurnal = O
Gbr. 10
• Titik pusat bantalan = O’
• Eksentrisitas = e
• Tebal lapisan maksimum = ho
Training on Bearing and Lubrication 33
Bab III Pelumasan
Kondisi 2
Dibuat lubang dengan diameter ½ in
untuk lubang pelumasan
Gbr. 11 Hasil kondisi 2
Setelah berputar, gabus penutup lubang
pelumas terlepas
Beauchamp Tower 1880 (UK) Hasil pengukuran tekanan menunjukkan
terjadi peningkatan tekanan sebesar 2
kali. Lihat gambar 8.
Training on Bearing and Lubrication 35
Bab III Pelumasan
Gbr. 12
Penelitian Reynolds
Menerangkan secara matematis hasil yang diperoleh
Tower.
Menggambarkan pelumas sebagai lapisan penengah
antara dua permukaan dan mengalami tarikan oleh
permukaan ke sebuah ruang dengan tekanan dan lapisan
pelumas dengan intensitas yang cukup untuk mendukung
beban bantalan.
Lapisan pelumas sangat tipis dengan kelengkungan dapat
diabaikan sehingga memungkinkan mengganti lengkung
bantalan dengan bantalan rata yang disebut bantalan
luncur (sleeve bearing atau plain bearing).
Gbr. 13
Training on Bearing and Lubrication 39
Bab III Pelumasan
(a)
(b)
(c)
(d)
u 1 dp
y C1 (e)
dy dx
(f)
(h)
(i)
Gbr. 14
Training on Bearing and Lubrication 44
Bab III Pelumasan
(j)
(k)
(l)
Dengan:
• c = Kelonggaran bantalan (radial clearance)
• r = radius poros (journal radius)
• f = koefisien gesek (coefficient of friction)
• = viskositas pelumas (absolute viskosity)
• N = putaran poros (journal speed)
• P = beban satuan bantalan (bearing unit load)
Training on Bearing and Lubrication 46
Bab III Pelumasan
a b Gbr. 18 c d
1. Pengklasifikasian Oli
1. Animal/ vegetable
2. Mineral
3. Synthetic
Synthesized hydrocarbons:
polyalphaolefins (PAO) and polybutenes
Organic ester:
poly esters and diabatic Acid Ester (Diesters)
Viscosity
Viscosity Index
Pour Point
Flash Point
Fire Point
Corrosion or Rust
Demulsibility
Anti Foaming
Sifat-sifat Viskositas
Semakin tinggi temperatur, viskositas semakin rendah
Semakin tinggi beban, viskositas semakin tinggi
Semakin tinggi laju geseran, viskositas semakin rendah
Gbr. 19
Training on Bearing and Lubrication 54
Bab III Pelumasan
33 : Gear lubrication
30 : Gear pumps
21 : Spherical roller bearings
13 : Other rolling element bearings
13 : Plain bearings
13 : Hydraulic systems
4 : Minimum viscosity to support dynamic load
SSU : Saybolt
Second Universal
ISO :
International
Standards
Organization
AGMA : American
Gear
Manufacturers
Association
CST : Centistokes
IP : Institute of
Petroleum (UK)
ASTM : American
Society for Testing and
Materials (USA)
DIN : Deutsche
Industrie Norm
ISO : International
Standard Organization
(Europe)
Tabel 7
Types of
additive oil
required for
various types
of machinery
4. Pengklasifikasian Gemuk
Gemuk diklasifikasikan
menurut pengujian ASTM
D-217 (Uji Penetrasi
Kerucut). Skala yang
dipakai menurut NLGI
(National Lubricating
Grease Institute).
Disamping itu gemuk juga
dibedakan menurut zat
pengentalnya (thickener).
Gbr. 20
ASTM D-217 Cone Test for Grease
Apparatus
5. Karakteristik Gemuk
Pumpability
Oil Separation
Slumpability
Dropping Point
Color
Water Resistance
Tabel 16 A Convenient
Standardised Code to Describe
the Method of Lubricant
Application
Tabel 19 Contoh
checklist untuk
delivery system
pelumasan
ELEMEN
ELEMEN INDIKASI
INDIKASI BANTALAN
BANTALAN
ALUMUNIUM
ALUMUNIUM PISTON,
PISTON, BANTALAN
BANTALAN
CHROME
CHROME RING
RING PISTON,
PISTON, BANTALAN
BANTALAN
MOLYBDENUM
MOLYBDENUM RING
RING PISTON
PISTON
COPPER
COPPER PENDINGIN
PENDINGIN PELUMAS
PELUMAS
WASHERS
WASHERS
IRON
IRON CRANKSHAFT,
CRANKSHAFT, CAMSHAFT,
CAMSHAFT,
RODAGIGI,
RODAGIGI, LINER
LINER
LEAD
LEAD BANTALAN
BANTALAN
NICKEL
NICKEL BANTALAN
BANTALAN
SODIUM
SODIUM BAHAN
BAHAN PENDINGIN
PENDINGIN PELUMAS
PELUMAS
SILICON
SILICON KONTAMINASI
KONTAMINASI TOTAL
TOTAL
Training on Bearing and Lubrication 85
Bab III Pelumasan
Gbr. 35 Typical
spectrographic oil
analysis
Training on Bearing and Lubrication 86
Bab III Pelumasan
References
1) J.E. Shigley, C.R. Mischke, “Mechanical Engineering Design”, McGraw-Hill, 5 th
edition, 1989.
2) Bharat Bhusan, B.K. Gupta, “Handbook of Tribology”, McGraw-Hill, 1st
edition, 1991.
3) M.J. Neale, “Bearing: A Tribology Handbook”, Butterorth-Heinemann, 1995.