Anda di halaman 1dari 27

MANAJEMEN NYERI

POST OPERASI

Disusun oleh :
Rizka Oktaviana
18710026

Pembimbing :
dr. Bambang Soekotjo, MSc, Sp.An
PENDAHULUAN

Masalah yang timbul pasca operasi


Pembedahan atau
operasi adalah semua
tindakan pengobatan
yang menggunakan cara
invasif dengan membuka
atau menampilkan
NYERI
bagian tubuh yang akan nyeri pasca bedah mungkin
sekali disebabkan oleh luka
ditangani. operasi, tetapi kemungkinan
sebab lain harus
dipertimbangkan.
TUJUAN MANAJEMEN NYERI

Tujuan dari manajemen nyeri pasca


operasi adalah untuk meminimalisasi rasa
tidak nyaman pada pasien, memfasilitasi
mobilisasi dini dan pemulihan fungsi, dan
mencegah nyeri akut berkembang
menjadi nyeri kronis.
DEFINISI

Menurut International Association for Study of Pain (IASP)

nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak


menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan
jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan
kondisi terjadinya kerusakan.
Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi
tunggal yang disebabkan oleh stimulus tertentu Intensitas bervariasi mulai
dari nyeri ringan sampai nyeri berat namun menurun sejalan dengan
proses penyembuhan.
KLASIFIKASI NYERI

BERDASARKAN PATOFISIOLOGI

Nyeri Nosiseptif Nyeri neuropatik


Terjadi akibat aktivasi nosiseptor
saraf alfa, delta, dan C yang berlangsung
terus menerus oleh jejas atau inflamasi Diakibatkan karena
semakin besar kerusakan maka semakin gangguan sinyal pada sistem
nyeri yang dirasakan. saraf pusat atau perifer , yang
menggambarkan terdapat jejas
-Nyeri visceral : sensasi kram/nyeri tumpul atau kerusakan pada sistem
yang dapat menjalar ke lokasi lain (referred
saraf.Penyebab biasanya
pain)
trauma, inflamasi, penyakit
-Nyeri somatic : pada bagian superficial, nyeri
akan terlokalisir dengan baik dan dirasakan metabolik, infeksi, tumor, toksin,
gatal, tajam atau tertusuk. Sedangkan pada atau penyakit neurologis primer.
profunda, nyeri akan terasa tumpul
Berdasarkan Waktunya

Nyeri akut Nyeri kronis

nyeri kronis dulu didefinisikan


saat timbul awalnya jejas
sebagai batasan nyeri yang
dirasakan sebagai nyeri dengan
berlangsung dari 3-6 bulan kini ,
intensitas tertinggi kemudian
merupakn nyeri yang berlanjut setelah
berangsur-angsur menghilang
selesainya proses penyembuhan,
bersamaan dengan sembuhnya
dengan intensitas jejas yang minimal
jejas yang mendasari.
atau pasien tidak dapat cukup
menjelaskan adanya rasa nyeri
Nyeri akut meskipun hanya
tersebut.
berlangsung sebentar, jika
definis lainnya nyeri kronis
dibiarkan stimulus nyeri dapat
sebagai nyeri persisten yang
menyebabkan penderitaan,
mengganggu tidur dan kehidupan
remodeling neuron atau berlanjut
sehari-hari atau mengurangi derajat
menjadi nyeri kronis.
kesehatan dan kemampuan fungsional
individu.
MEKANISME NYERI

Nyeri timbul akibat adanya rangsangan


oleh zat-zat algesik pada reseptor nyeri yang
banyak dijumpai pada lapisan superfisial kulit
dan pada beberapa jaringan di dalam tubuh,
seperti periosteum, permukaan sendi, otot
rangka dan pulpa gigi.

Zat-zat yang akan mengaktifkan


reseptor nyeri adalah ikon K, H, asam
laktat, serotonin, bradikinin, histamine dan
prostaglandin.

Ada 4 proses yakni :


Transduksi
Transmisi
Medulasi
persepsi
NYERI POST OPERASI

nyeri yang dirasakan akibat dari hasil pembedahan.


Kejadian, intensitas, dan durasi nyeri postoperasi berbeda-beda
dari pasien ke pasien.

Nyeri post operasi dapat menjadi faktor penting yang


mempengaruhi persepsi pasien tentang perkembangan dan
kesembuhanya. Lebih tinggi nyeri yang dirasakan pasien, maka
makin rendah harapan sembuh.
MEKANISME NYERI POST
OPERATIF

Nyeri pembedahan sedikitnya mengalami dua


perubahan,
1. akibat pembedahan itu sendiri yang menyebabkan
rangsangan nosiseptif.
2. setelah proses pembedahan terjadi respon inflamasi
pada daerah sekitar operasi

Terjadi pelepasan zat-zat kimia (prostaglandin, histamin,


serotonin, bradikinin, substansi P dan lekotrein) oleh
jaringan yang rusak dan sel-sel inflamasi.
DIAGNOSIS

ANAMNESIS
karakteristik nyeri seperti awitan dan
durasi, lokasi, kualitas, intensitas, gejala
terkait, pemicu.

PEMERIKSAAN FISIK
Perhatikan pada kondisi umum, sistem
muskuloskletal dan neurologis serta status
lokalis nyeri.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Penilaian Menggunakan Skala
Nyeri
Wong-Baker Faces Pain Rating
Scale

anak-anak, orang tua,


Pasien dengan pasien yang kebingungan
Gangguan Komunikasi atau pada pasien tidak
mengerti dengan bahasa
lokal.
Verbal Rating Scale (VRS)

Tidak Nyeri
Sangat RIngan
Berat
Skala 5 Poin

Berat Sedang
Visual Analogue Scale (VAS)

0 – 4 : tingkat nyeri
yang rendah
Tatalaksana Analgesic

> 4 : tingkat nyeri


sedang-berat

Tatalaksana
Analgesic
penyelamat
(rescue
analgetic)
Numerical Rating Scale (NRS)

menunjukkan angka 0 – 5
atau 0 – 10
0 : Tidak ada 5/10 : Nyeri
nyeri yang hebat
PENATALAKSANAAN

Analgesik secara oral

Analgesik secara i.v.

Analgesik secara local, intra-


articular dan topical

Non Farmakologi
Analgesik secara oral

Acetaminophen dan NSAID Kontra Indikasi

- Acetaminophen
- Dosis acetaminophen menyebabkan hepatotoxicity
500-1000mg p.o - NSAID dapat menimbulkan
- Dosis Celecoxib 200- ulkus pada gastrointestinal,
400mg selama 30 menit- gangguan kardiovaskular,
dan gangguan fungsi renal
1 jam dan 200mg 2 kali
sehari setelah operasi
Analgesik secara oral

Oral Opioid
Contoh : Fentanil, Morphine,
Kodein
Efek Samping

• Depresi Napas
• Sedasi
• Muntah dan
Konstipasi
• Kecanduan
Analgesik secara oral

Gabapentin dan Pregabalin


Dosis Gabapentin 600 mg setelah operasi
(single dose ataupun multiple dose

Dosis Pregabalin mulai dari 100-300mg


sebelum operasi dan dosis yang sama 12
jam kemudian

Efek Samping : Pusing,


mengantuk, kurangi dosis
pada pasien gangguan ginjal
Analgesik secara i.v.

Ketamine i.v.
Dosis bervariatif, pemberian bolus 5mg/kgBB pada
preoperative. Dosis dikurangi pada pemberian
setalah operasi

Efek Samping : - Halusinasi


- Mimpi buruk
- gejala dissosiasi
Analgesik secara i.v.

Lidocain i.v.

Dosis dimulai dari 1,5 mg/kg. umum digunakan


pada pasien operasi laparoscopi

Efek Samping : - Pusing


- Bradycardia
- Kejang
Analgesik secara local, intra-
articular dan topical

Pemberian Lidocaine secara


lokal pada beberapa post
operasi seperti cesar,
laparotomi dan hemoroid

Bila tidak steril dapat


meningkatkan resiko
terjadi infeksi
Analgesik secara local, intra-
articular dan topical

Pemberian Lidocaine secara


intraarticular pada beberapa
post operasi bahu, panggul dan
lutut

Dapat menyebabkan
chondrolisis dan
meningkatkan resiko
terjadi infeksi
Analgesik secara local, intra-
articular dan topical
Salep campuran 4%
Liposomal Lidocain

Dapat diberikan kepada pasien anak-anak setelah operas


untuk menghilangkan nyeri atau anastesi sirkumsisi pada
pasien bayi

Timbul ruam kemerahan pada


beberapa pasien tertentu
Non Farmakologi

Tambahan dengan terapi


farmakologis

Terapi transcutaneous Berhati hati pada px


electrical (TENS) pada pacemaker, lymphedema,
sisi yang dioperasi dan kulit yang rusak

Terapi lain : Hypnosis, metode


relaksasi, sugesti dan
penggunaan music
KESIMPULAN

Masalah yang timbul post


operasi adalah nyeri.
Tujuan umum dari manajemen Penatalaksanaan pada nyeri
bervariatif yaitu Pemberian
nyeri pasca operasi adalah untuk
analgesic secara oral, Pemberian
mengurangi rasa tidak nyaman secara i.v. , Pemberian secara
pada pasien, dan mencegah nyeri local, intra-articular dan topical,
akut menjadi nyeri kronis. serta non Farmakologi.

Pemilihan terapi berdasarkan keluhan dan kondisi


pasien serta jenis operasi yang telah dilakukan
pasien.

Anda mungkin juga menyukai