Keuangan
Daerah
Dimas Cahyo
Farhan Maulana
Fyndi Kania Z
Nur Ahfli I
M. Hanif Ars F
Siklus Akuntansi Pemerintah Daerah
1. Persamaan Dasar Akuntansi
Konsep dasar yang digunakan dalam prinsip akuntansi adalah persamaan dasar akuntansi, yaitu:
Daftar dari akun-akun yang dipergunakan oleh pemerintahan daerah dengan mencantumkan
seluruh nama akun dan nomor kodenya disebut dengan bagan akun (chart of account).
Siklus Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem akuntansi pemerintah daerah (SAPD) dapat dikelompokkan ke dalam dua sub sistem pokok berikut:
a. Sistem Akuntansi SKPD
SKPD merupakan entitas akuntansi yang b. Sistem Akuntansi PPKD
berkewajiban menyusunan laporan Sistem Akuntansi Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (SA-
keuangan dan menyampaikannya kepada PPKD) yang terbagi menjadi 2 (dua) yaitu: (a) SA-PPKD
kepala daerah melalui PPKD. Oleh karena sebagai pengguna anggaran (entitas akuntansi) yang akan
itu, SKPD menyelenggarkan Sistem menghasilkan laporan keuangan PPKD yang terdiri dari LRA
Akuntansi-SKPD untuk menghasilkan PPKD, LP-SAL, LO-PPKD, Neraca PPKD, dan CaLK PPKD,
laporan keuangan SKPD yang terdiri dari dan (b) SA-Konsolidator sebagai wakil pemda (entitas
LRA, LO, Neraca, LPE, dan CaLK. pelaporan) yang akan mencatat transaksi resiprokal antara
SKPD dan PPKD (selaku BUD) dan melakukan proses
konsolidasi laporan keuangan dari laporan keuangan seluruh
SKPD dan laporan keuangan PPKD menjadi laporan keuangan
pemda.yang terdiri dari LRA (laporan realisasi APBD), LP-
SAL, LO, Neraca Pemda, LPE, LAK, dan CaLK Pemda.
Siklus Akuntansi Pemerintah Daerah
Siklus akuntansi merupakan tahapan/langkah-langkah yang harus dilalui dalam penyusunan laporan keuangan.
- Ketika Wajib Pajak/Retribusi melakukan pembayaran : Selain terjadi penghapusan piutang dan memunculkan kas (dengan asumsi pembayaran
dilakukan melalui bendahara penerimaan), juga terjadi pengakuan Pendapatan-LRA, yaitu : Jurnal Penghapusan Piutang :
- Ketika pajak/retribusi disetorkan ke RKUD : Mengurangi kas di bendahara penerimaan serta muncul akun resiprokal akibat terjadi aliran
kas masuk ke RKUD, yaitu : Pencatatan di SKPD :
Akuntansi Keuangan Daerah
1. Akuntansi Pendapatan
PAD Tanpa Penetapan
- Ketika Wajib Pajak/Retribusi melakukan pembayaran :
Terjadi pengakuan Pendapatan-LO bersamaan dengan pengakuan PendapatanLRA (asumsi pendapatan melalui bendahara
penerimaan), yaitu :
Jurnal Pengakuan Pendapatan-LO :
Pencatatan di PPKD :
Akuntansi Keuangan Daerah
1. Akuntansi Pendapatan
Ketika ketetapan kurang/lebih bayar diterbitkan (untuk yang sifatnya self assessment) :
Terjadi pengakuan piutang/utang serta memunculkan akun Pendapatan-LO
Pencatatan di Lebih Bayar Self-Assessment :
Pencatatan Piutang
Akuntansi Keuangan Daerah
2. Akuntansi Belanja dan Beban
Akuntansi Keuangan Daerah
2. Akuntansi Belanja dan Beban
Pencatatan Belanja dan Beban
Jurnal atas Belanja dibuat dalam kaitannya pemerintah Daerah sebagai entitas Akuntansi Anggaran dan Jurnal atas Beban
dibuat dalam kaitannya pemerintah Daerah sebagai entitas Akuntansi Keuangan. Pencatatannya mengunakan Double entry
yang akan menghasilkan LRA, LO dan Neraca untuk Pemda.
Akuntansi Keuangan Daerah
2. Akuntansi Belanja dan Beban
Pencatatan Belanja dan Beban di SKPD yang dikaitkan dengan prosedur penatausahaan perbendaharaan adalah sebagai berikut:
Pencatatan Belanja dan Beban di PPKD adalah sebagai berikut :
Akuntansi Keuangan Daerah
2. Akuntansi Persediaan
a. Metode Periodik : untuk jenis persediaan yang penggunaannya sulit diidentifikasi, seperti ATK (alat tulis kantor). Pencatatan
dengan mentode ini hanya dilakukan pada saat terjadi penambahan, sehingga tidak meng-update jumlah persediaan. Jumlah
persediaan akhir diketahui dengan melakukan stock opname pada akhir periode. Dengan Metode Periodik, pencatatan dapat
dilakukan dengan Pendekatan Aset atau dengan Pendekatan Beban.
b. Metode Perpetual : untuk jenis persediaan yang sifatnya continues dan membutuhkan kontrol yang
besar, seperti obat-obatan. Pada metode ini, pencatatan dilakukan setiap ada persediaan yang masuk dan
keluar, sehingga nilai atau jumah persediaan selalu ter-update.
Akuntansi Keuangan Daerah
2. Akuntansi Persediaan
Akuntansi Keuangan Daerah
2. Akuntansi Belanja Modal
- Jurnal atas belanja tunai dibuat pencatatanya digunakan doubel entry di buku anggaran yang nantinya akan
menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran (LRA).
Contoh pencatatan belanja modal pembelian Aset Tetap secara tunai di buku Jurnal sebagai berikut:
Yang perlu diingat adalah bahwa jika transaksi yang terjadi secara kredit (tidak tunai), maka TIDAK dicatat
jurnal realisasi anggaran, melainkan hanya pencatatan di buku jurnal finansial atas aset tetap yang diperoleh.
Akuntansi Keuangan Daerah
2. Akuntansi Aset Tetap
Suatu aset dapat diakui sebagai aset tetap, jika memenuhi kriteria :
(1) Berwujud;
(2) masa manfaat lebih dari 12 bulan;
(3) Biaya perolehan dapat diukur secara andal;
(4) Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; serta
(5) Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.
- Pengeluaran pembiayaan akan diakui pada saat telah dibayarkan dari rekening kas umum daerah. Dan
sesuai dengan IPSAP Nomor 3 menyebutkan bahwa pengakuan pengeluaran pembiayaan ditentukan oleh
BUN/BUD sebagai pemegang otoritas dan bukan semata-mata oleh RKUN/RKUD sebagai salah satu
sumber pengeluaran, seperti halnya Pengeluaran pembiayaan yang tidak melalui RKUN/RKUD yang
diakui oleh BUN/ BUD.
Akuntansi Keuangan Daerah
2. Akuntansi Pembiayaan
Jurnal pembiayaan pencatatanya digunakan double entry yang akan menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran (LRA)