Anda di halaman 1dari 37

Akuntansi

Keuangan
Daerah
Dimas Cahyo
Farhan Maulana
Fyndi Kania Z
Nur Ahfli I
M. Hanif Ars F
Siklus Akuntansi Pemerintah Daerah
1. Persamaan Dasar Akuntansi
Konsep dasar yang digunakan dalam prinsip akuntansi adalah persamaan dasar akuntansi, yaitu:

KEKAYAAN DAERAH = SUMBER - SUMBERNYA

ASET = KEWAJIBAN + EKUITAS

Sisi kiri = Sisi kanan

Sisi debit = Sisi kredit


Siklus Akuntansi Pemerintah Daerah
2. Bagan Akun
Buku besar (Ledger) merupakan kumpulan dari akun-akun suatu organisasi yang saling
berhubungan. Berdasarkan Permendagri 64 tahun 2013 tentang Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah, akun dikelompok
kedalam tiga kelompok sebagai berikut :

a. Akun Neraca : Aset, Kewajiban, dan ekuitas

b. Akun Realisasi Anggaran : Pendapatan LRA, Belanja, Pembiayaan

c. Akun Laporan Operasional : Pendapatan LO dan beban

Daftar dari akun-akun yang dipergunakan oleh pemerintahan daerah dengan mencantumkan
seluruh nama akun dan nomor kodenya disebut dengan bagan akun (chart of account).
Siklus Akuntansi Pemerintah Daerah

Bagan Akun Standar (BAS) untuk pemerintah


pemerintah daerah sesuai Lampiran III
Pemendagri 64 tahun 2013 terdiri dari 5 level
yang terdiri dari kode akun, kelompok, jenis,
obyek, dan rincian obyek.
Siklus Akuntansi Pemerintah Daerah
3. Siklus Akuntansi
Sistem akuntansi pemerintah daerah dilaksanakan oleh PPK SKPD dalam satu rangkaian proses yang disebut siklus akuntansi
pemerintah daerah. Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 6 Permendagri 64 tahun 2013, Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
dibedakan menjadi 2 yaitu:

Sistem akuntansi pemerintah daerah (SAPD) dapat dikelompokkan ke dalam dua sub sistem pokok berikut:
a. Sistem Akuntansi SKPD
SKPD merupakan entitas akuntansi yang b. Sistem Akuntansi PPKD
berkewajiban menyusunan laporan Sistem Akuntansi Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (SA-
keuangan dan menyampaikannya kepada PPKD) yang terbagi menjadi 2 (dua) yaitu: (a) SA-PPKD
kepala daerah melalui PPKD. Oleh karena sebagai pengguna anggaran (entitas akuntansi) yang akan
itu, SKPD menyelenggarkan Sistem menghasilkan laporan keuangan PPKD yang terdiri dari LRA
Akuntansi-SKPD untuk menghasilkan PPKD, LP-SAL, LO-PPKD, Neraca PPKD, dan CaLK PPKD,
laporan keuangan SKPD yang terdiri dari dan (b) SA-Konsolidator sebagai wakil pemda (entitas
LRA, LO, Neraca, LPE, dan CaLK. pelaporan) yang akan mencatat transaksi resiprokal antara
SKPD dan PPKD (selaku BUD) dan melakukan proses
konsolidasi laporan keuangan dari laporan keuangan seluruh
SKPD dan laporan keuangan PPKD menjadi laporan keuangan
pemda.yang terdiri dari LRA (laporan realisasi APBD), LP-
SAL, LO, Neraca Pemda, LPE, LAK, dan CaLK Pemda.
Siklus Akuntansi Pemerintah Daerah
Siklus akuntansi merupakan tahapan/langkah-langkah yang harus dilalui dalam penyusunan laporan keuangan.

Langkah-langkah tersebut meliputi 8 Langkah, yaitu:


1. Pencatatan Jurnal LRA dan Saldo Awal di Buku Jurnal
2. Analisis Transaksi dan Pencatatan Transaksi di Buku Jurnal - Guna memudahkan penyusunan laporan keuangan secara manual, maka
digunakan daftar akun sesuai yang diaturdi Permendagri 64 tahun 2014 yaitu di pasal 7 dan lampiran III mengenai Bagan Akun
Standar (BAS), yaitu dituliskan kode dan nama akun detil sampai level 5 yaitu rincian objek. - Penjurnalan dibedakan menjadi 2:
a. Jurnal Financial (LO & Neraca): Secara default seluruh transaksi dicatat/ dibuat jurnal finansialnya (LO & Neraca) dalam buku
jurnal dengan melibatkan akun dengan kode awal 1-Aset ,2-Kewajiban,3- Ekuitas serta 8-Pendapatan LO dan 9-Beban.
b. Jurnal Anggaran (LRA): Jika transaksi melibatkan akun dengan kode awal 4-pendapatan LRA, 5-Belanja, 6-Transfer dan 7-
Pembiayaan dan dilakukan secara tunai/melibatkan kas, maka selain mencatat jurnal finansial juga mencatat jurnal anggaran.
3. PencatatanJurnal Penyesuaian di Buku Jurnal Pencatatan penyesuaian dilakukan dengan membuat jurnal finansial(LO &
Neraca) saja yaitu melibatkan akun dengan kode awal 1-Aset ,2-Kewajiban,3-Ekuitas serta 8-Pendapatan LO dan 9-Beban.
4. Posting ke Buku Besar
5. Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
6. Penyusunan Laporan Keuangan:
a. Laporan Operasional
b. Laporan Perubahan Ekuitas
c. Neraca d. Laporan Realisasi Anggaran
7. Pencatatan Jurnal Penutup di Buku Jurnal
8. Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penutupan
Siklus Akuntansi Pemerintah Daerah
Akuntansi Keuangan Daerah
1. Akuntansi Pendapatan
Akuntansi Keuangan Daerah
1. Akuntansi Pendapatan
Akuntansi Keuangan Daerah
1. Akuntansi Pendapatan
Pendapat LRA
Sesuai IPSAP Nomor 2 serta Lampiran I Permendagri 64 Tahun 2013, Pendapatan LRA juga diakui pada saat :
a. Pendapatan di terima di Rekening Kas Umum Daerah, atau
b. Pendapatan diterima oleh bendahara penerimaan di SKPD, atau
c. Pendapatan diterima entitas lain diluar pemerintah daerah atas nama BUD.
Pendapatan LO
Berdasarkan SAP (PP No 71 tahun 2010 dan Permendagri Nomor 64 Tahun 2013), secara
konseptual pendapatan berbasis akrual diakui saat: - Timbulnya hak atas pendapatan
(earned);
Pendapatan Transfer - Pendapatan direalisasi (realized), yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi.
Pendapatan-LO dari penerimaan Transfer (seperti : Pendapatan Bagi
Hasil Pajak Provinsi, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dana
Bagi Hasil, dsb) diakui ketika diterima nya kas pada RKUD
Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
Pendapatan-LO dari Lain-Lain Pendapatan Yang Sah seperti pendapatan hibah, diakui ketika
diterimanya kas pada RKUD atau diterbitkannya dokumen bukti serah terima/pengesahan hibah
barang/jasa. Adapun dokumen naskah perjanjian hibah belum dapat dijadikan dasar pengakuan
hibah karena terdapat persyaratan yang memungkinkan realisasi hibah berbeda dengan naskah
perjanjiannya.
Untuk penerimaan yang diperoleh dari kegiatan yang non-operasional (seperti : surplus penjualan
asset non-lancar, surplus penyelesaian kewajiban jangka panjang, dll), Pendapatan Non-
Operasional diakui ketika dokumen berita acara kegiatan telah diterima
Akuntansi Keuangan Daerah
1. Akuntansi Pendapatan
Pencatatan PAD
- PAD Dengan Penetapan
- Ketika SKP-D/SKR-D diterbitkan (asumsi unit pemungut pajak ada di SKPD tertentu) :
Terjadi pengakuan Pendapatan-LO dan muncul piutang, yaitu :

- Ketika Wajib Pajak/Retribusi melakukan pembayaran : Selain terjadi penghapusan piutang dan memunculkan kas (dengan asumsi pembayaran
dilakukan melalui bendahara penerimaan), juga terjadi pengakuan Pendapatan-LRA, yaitu : Jurnal Penghapusan Piutang :

- Ketika pajak/retribusi disetorkan ke RKUD : Mengurangi kas di bendahara penerimaan serta muncul akun resiprokal akibat terjadi aliran
kas masuk ke RKUD, yaitu : Pencatatan di SKPD :
Akuntansi Keuangan Daerah
1. Akuntansi Pendapatan
PAD Tanpa Penetapan
- Ketika Wajib Pajak/Retribusi melakukan pembayaran :
Terjadi pengakuan Pendapatan-LO bersamaan dengan pengakuan PendapatanLRA (asumsi pendapatan melalui bendahara
penerimaan), yaitu :
Jurnal Pengakuan Pendapatan-LO :

Jurnal Pengakuan Pendapatan-LRA :

Ketika pajak/retribusi disetorkan ke RKUD :


Mengurangi kas di bendahara penerimaan serta muncul akun resiprokal akibat terjadi aliran kas masuk ke RKUD, yaitu :
Pencatatan di SKPD :

Pencatatan di PPKD :
Akuntansi Keuangan Daerah
1. Akuntansi Pendapatan
Ketika ketetapan kurang/lebih bayar diterbitkan (untuk yang sifatnya self assessment) :
Terjadi pengakuan piutang/utang serta memunculkan akun Pendapatan-LO
Pencatatan di Lebih Bayar Self-Assessment :

Pencatatan di Kurang Bayar Self-Assessment :


Akuntansi Keuangan Daerah
1. Akuntansi Pendapatan
PAD Hasil Eksekusi Jaminan
- Ketika pihak ketiga menyerahkan uang jaminan atas perizinan (transaksi terjadi di PPKD) :
Terjadi pengakuan utang dan sebagai transaksi realisasi anggaran terjadi pengakuan Pendapatan-LRA, yaitu :
Jurnal Pengakuan utang :

Jurnal Pengakuan Pendapatan-LRA :

Ketika pihak ketiga tidak menunaikan kewajiban :


Selain terjadi pengakuan Pendapatan-LO dan penghapusan utang, yaitu :
Akuntansi Keuangan Daerah
1. Akuntansi Pendapatan
Pencatatan Pendapatan Transfer
Ketika dokumen alokasi transfer ditetapkan (seperti : Perpres atau PMK tentang rincian transfer ke daerah, dll) maka belum ada pencatatan
yang perlu dilakukan. Ketika dana transfer di terima oleh BUD, baru kemudian fungsi akuntansi PPKD mengakui Pendapatan-LO sekaligus
Pendapatan-LRA sebagai berikut :
Akuntansi Keuangan Daerah
2. Akuntansi Piutang
Berdasarkan Bagan Akun Standar dalam Lampiran III Permendagri 64 Tahun 2010, Piutang diklasifikasikan sebagai berikut:
Akuntansi Keuangan Daerah
3. Akuntansi Piutang
Piutang diakui pada saat :
- Telah diterbitkan surat ketetapan; dan/atau
- Telah diterbitkan surat penagihan dan telah dilaksanakan penagihan
- Belum dilunasi sampai dengan akhir periode pelaporan.

Pencatatan Piutang
Akuntansi Keuangan Daerah
2. Akuntansi Belanja dan Beban
Akuntansi Keuangan Daerah
2. Akuntansi Belanja dan Beban
Pencatatan Belanja dan Beban
Jurnal atas Belanja dibuat dalam kaitannya pemerintah Daerah sebagai entitas Akuntansi Anggaran dan Jurnal atas Beban
dibuat dalam kaitannya pemerintah Daerah sebagai entitas Akuntansi Keuangan. Pencatatannya mengunakan Double entry
yang akan menghasilkan LRA, LO dan Neraca untuk Pemda.
Akuntansi Keuangan Daerah
2. Akuntansi Belanja dan Beban
Pencatatan Belanja dan Beban di SKPD yang dikaitkan dengan prosedur penatausahaan perbendaharaan adalah sebagai berikut:
Pencatatan Belanja dan Beban di PPKD adalah sebagai berikut :
Akuntansi Keuangan Daerah
2. Akuntansi Persediaan

Persediaan diakui pada saat :


(1) Potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh
pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang
dapat diukur dengan andal; atau
(2) Diterima atau hak kepemilikannya dan/ atau
kepenguasaannya berpindah.

Ada dua alternatif pendekatan yang dapat dilakukan


terkait pengakuan persediaan ketika terjadi transaksi
pembelian persediaan, yaitu Pendekatan “Aset” dan
Pendekatan “Beban” . Kedua pendekatan ini hanya
akan mempengaruhi pencatatan pada jurnal finansial
yang akan dibuat, bukan jurnal LRA.

Prinsip pengukuran persediaan yaitu :


- Persediaan yang berasal dari pembelian, maka di
nilai berdasarkan Biaya perolehan
- Persediaan yang diperoleh dengan memproduksi
sendiri maka dinilai berdasarkan biaya Standar
- Persediaan yang diperoleh dengan cara lain seperti
hibah atu rampasan dinilai sebesar Nilai wajar
Akuntansi Keuangan Daerah
2. Akuntansi Persediaan

Pencatatan persediaan dapat dilakukan dengan menggunakan metode :

a. Metode Periodik : untuk jenis persediaan yang penggunaannya sulit diidentifikasi, seperti ATK (alat tulis kantor). Pencatatan
dengan mentode ini hanya dilakukan pada saat terjadi penambahan, sehingga tidak meng-update jumlah persediaan. Jumlah
persediaan akhir diketahui dengan melakukan stock opname pada akhir periode. Dengan Metode Periodik, pencatatan dapat
dilakukan dengan Pendekatan Aset atau dengan Pendekatan Beban.

b. Metode Perpetual : untuk jenis persediaan yang sifatnya continues dan membutuhkan kontrol yang
besar, seperti obat-obatan. Pada metode ini, pencatatan dilakukan setiap ada persediaan yang masuk dan
keluar, sehingga nilai atau jumah persediaan selalu ter-update.
Akuntansi Keuangan Daerah
2. Akuntansi Persediaan
Akuntansi Keuangan Daerah
2. Akuntansi Belanja Modal

Kriteria belanja modal:


• pengeluaran tersebut mengakibatkan adanya perolehan aset tetap atau aset lainnya yang dengan demikian
menambah aset pemerintah;
• pengeluaran tersebut melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap atau aset lainnya yang telah ditetapkan
oleh pemerintah;
• perolehan aset tetap tersebut diniatkan bukan untuk dijual.

Prinsip Pengakuan dan Pengukuran


- Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas umum Daerah.
- Pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanjanya terjadi pada saat
pertanggungjawaban atas pengeluaran yang disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi
perbendaharaan.
- Koreksi atas penerimaan kembali belanja yang terjadi pada periode dicatat sebagai pengurang
belanja. Apabila diterima pada periode berikutnya, koreksi belanja dicatat sebagai pendapatan
lain-lain
Akuntansi Keuangan Daerah
2. Akuntansi Belanja Modal

Pencatatan Belanja Modal

- Jurnal atas belanja tunai dibuat pencatatanya digunakan doubel entry di buku anggaran yang nantinya akan
menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran (LRA).

Contoh pencatatan belanja modal pembelian Aset Tetap secara tunai di buku Jurnal sebagai berikut:

Belanja Modal xxx


Estimasi Perubahan SAL xxx

Yang perlu diingat adalah bahwa jika transaksi yang terjadi secara kredit (tidak tunai), maka TIDAK dicatat
jurnal realisasi anggaran, melainkan hanya pencatatan di buku jurnal finansial atas aset tetap yang diperoleh.
Akuntansi Keuangan Daerah
2. Akuntansi Aset Tetap

Suatu aset dapat diakui sebagai aset tetap, jika memenuhi kriteria :
(1) Berwujud;
(2) masa manfaat lebih dari 12 bulan;
(3) Biaya perolehan dapat diukur secara andal;
(4) Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; serta
(5) Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.

Klasifikasi Aset Tetap


• Tanah
• Peralatan dan Mesin
• Gedung dan Bangunan
• Jalan, Irigasi, dan Jaringan
• Aset Tetap Lainnya
• Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP)
Akuntansi Keuangan Daerah
2. Akuntansi Aset Tetap
Akuntansi Keuangan Daerah
2. Akuntansi Pembiayaan
Akuntansi Keuangan Daerah
2. Akuntansi Pembiayaan
- Penerimaan pembiayaan akan diakui pada saat telah diterima di rekening kas umum daerah. Dan sesuai
dengan IPSAP Nomor 3 menyebutkan bahwa pengakuan penerimaan pembiayaan ditentukan oleh
BUN/BUD sebagai pemegang otoritas dan bukan semata-mata oleh RKUN/RKUD sebagai salah satu
tempat penampungan. Seperti halnya Penerimaan pembiayaan pada rekening khusus, yang dibentuk untuk
menampung transaksi pembiayaan yang bersumber dari utang.

- Pengeluaran pembiayaan akan diakui pada saat telah dibayarkan dari rekening kas umum daerah. Dan
sesuai dengan IPSAP Nomor 3 menyebutkan bahwa pengakuan pengeluaran pembiayaan ditentukan oleh
BUN/BUD sebagai pemegang otoritas dan bukan semata-mata oleh RKUN/RKUD sebagai salah satu
sumber pengeluaran, seperti halnya Pengeluaran pembiayaan yang tidak melalui RKUN/RKUD yang
diakui oleh BUN/ BUD.
Akuntansi Keuangan Daerah
2. Akuntansi Pembiayaan

Jurnal pembiayaan pencatatanya digunakan double entry yang akan menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

- Contoh pencatatan Penerimaan Pembiayaan di buku jurnal:


Estimasi Perubahan SAL xxx
Penerimaan Pembiayaan xxx

- Contoh pencatatan Pengeluaran Pembiayaan di buku jurnal:


Pengeluaran Pembiayaan xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx
Akuntansi Keuangan Daerah
2. Akuntansi Investasi
Akuntansi Keuangan Daerah
2. Akuntansi Kewajiban
Akuntansi Keuangan Daerah
2. Akuntansi Kewajiban
Akuntansi Keuangan Daerah
2. Akuntansi Kewajiban
Jalan-Jalan Beli Sukun
Sekian dan Hatur Nuhun

Anda mungkin juga menyukai