Hiv/ Aids: Keperawatan
Hiv/ Aids: Keperawatan
HIV/ AIDS
LATIHAN SOAL
PERILAKU BERESIKO:
SEKS BEBAS DAN
PENYALAHGUNAAN NAPZA
Kelompok 4 8A 2020
DEFINISI
Kurangnya
Meningkatnya Tabu informasi tentang
libido larangan industri
seksualitas Penundaan seks
pornografi
usia Pergaulan
perkawinan yang makin
bebas
Penyalahgunaan NAPZA
Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya (NAPZA) adalah zat-zat kimiawi
(obat-obat berbahaya) yang mampu merubah fungsi mental dan perilaku seseorang, yang
dimasukkan kedalam tubuh manusia, baik melalui mulut, dihirup maupun disuntikkan
(Purwandari, 2015)
Penyalahgunaan NAPZA adalah penggunaan salah satu atau beberapa jenis NAPZA secara
berkala atau teratur diluar indikasi medis,sehingga menimbulkan gangguan kesehatan
fisik, psikis dan gangguan fungsi sosial
Tingkat pemakaian NAPZA
01 02 03 04 05
Pemakaian coba- Pemakaian Pemakaian Penyalahgunaan Ketergantungan
coba (experimental sosial/rekreasi Situasional (abuse) (dependence use)
use) (social/recreational (situasional use)
use)
Jenis Napza
1. Narkotik
• Zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan
dapat menimbulkan ketergantungan.
• Contohnya : heroin, kokain, dan ganja. (Putauw adalah heroin tidak murni berupa
bubuk). morfin, tetidin, dan metadon, kodein.
Your Picture Here
2. Psikotropika
– Zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis
bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif
melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada
aktivitas mental dan perilaku.
LATIHAN SOAL
KEWASPADAAN
UNIVERSAL
PRINSIP
PENGGUNAAN
Click icon to add picture
PRINSIP
PENGGUNAAN
TUJUAN
SEPATU PELINDUNG
– melindungi penularan melalui kaki
terutama yang luka dan
menghindari kontak dengan darah
dan cairan tubuh yang lain
Perawat secara bijak akan menggunakan sarung tangan pada kondisi.....
1. Digunakan bila terjadi kontak dengan darah, cairan tubuh, dan bahan yang
terkontaminasi
2. Digunakan bila terjadi kontak dengan selaput lendir dan kulit terluka
3. Sarung tangan steril harus selalu digunakan untuk prosedur antiseptik
misalnya pembedahan
4. Sarung tangan rumah tangga daur ulang, bisa dikenakan saat menangani sampah
atau melakukan pembersihan
LATIHAN SOAL
VCT DAN DASAR-DASAR
KONSELING BAGI PASIEN
HIV/AIDS
1. Membutuhkan pengetahuan yang luas tentang infeksi menular seksual (IMS) dan
HIV AIDS.
2. Membutuhkan pembahasan mengenai praktik seks yang sifatnya pribadi.
3. Membutuhkan pembahasan tentang kematian atau proses kematian.
4. Membutuhkan kepekaan konselor dalam menghadapi perbedaan pendapat
dan nilai yang mungkin sangat bertentangan dengan nilai konselor itu sendiri.
5. Membutuhkan ketrampilan pada saat memberikan hasil HIV yang positif.
6. Membutuhkan keterampilan dalam menghadapi kebutuhan pasangan maupun
anggota keluarga klien.
PRINSIP KONSELING (Menteri
Kesehatan RI, 2013).
1. Informed Consent, adalah persetujuan akan suatu tindakan pemeriksaan laboratorium HIV yang diberikan oleh pasien/klien
atau wali/pengampu setelah mendapatkan dan memahami penjelasan yang diberikan secara lengkap oleh petugas kesehatan
tentang tindakan medis yang akan dilakukan terhadap pasien/klien tersebut.
2. Confidentiality, adalah semua isi informasi atau konseling antara klien dan petugas pemeriksa atau konselor dan hasil tes
laboratoriumnya tidak akan diungkapkan kepada pihak lain tanpa persetujuan pasien/klien. Konfidensialitas dapat dibagikan
kepada pemberi layanan kesehatan yang akan menangani pasien untuk kepentingan layanan kesehatan sesuai indikasi
penyakit pasien.
3. Counselling, yaitu proses dialog antara konselor dengan klien bertujuan untuk memberikan informasi yang jelas dan
dapat dimengerti klien atau pasien. Konselor memberikan informasi, waktu, perhatian dan keahliannya, untuk membantu
klien mempelajari keadaan dirinya, mengenali dan melakukan pemecahan masalah terhadap keterbatasan yang
diberikan lingkungan. Layanan konseling HIV harus dilengkapi dengan informasi HIV dan AIDS, konseling pra-Konseling dan Tes
pascates yang berkualitas baik.
4. Correct test results. Hasil tes harus akurat. Layanan tes HIV harus mengikuti standar pemeriksaan HIV nasional yang berlaku.
Hasil tes harus dikomunikasikan sesegera mungkin kepada pasien/klien secara pribadi oleh tenaga kesehatan yang memeriksa.
5. Connections to, care, treatment and prevention services. Pasien/klien harus dihubungkan atau dirujuk ke layanan
pencegahan, perawatan, dukungan dan pengobatan HIV yang didukung dengan sistem rujukan yang baik dan terpantau.
Prinsip Pelaksanaan VCT (Depkes, 2008)
LATIHAN SOAL
TM 8
3TC
d4T
ddi
Loponavir/Ritonavir (LPV/r)
MK
– MK akan muncul dari respon pasien terhadap ARV yang sedang dikonsumsi
– Setiap obat memiliki efek samping masing-masing, sehingga perlu mengetahui
efek sampingnya agar bisa memperkirakan intervensi keperawatan apa yang
dapat diberikan
– Misal: Zidovudine menyebabkan Anemia, bisa diangkat MK: Keletihan
ARV LINI PERTAMA
– 2NRTI + 1 NNRTI
ARV LINI KEDUA
– 2 NRTI + 1 PI
ART Untuk Pencegahan Pasca
Pajanan (PPP)
– PPP sebaiknya ditawarkan pada kedua kelompok pajanan tersebut dan
diberikan sesegera mungkin dalam waktu 72 jam setelah paparan.
– Penilaian kebutuhan PPP harus berdasarkan status HIV sumber paparan jika
memungkinkan, dan pertimbangan prevalensi dan epidemiologi HIV di
tempat tersebut.
– PPP tidak diberikan jika orang yang berisiko terpapar sebenarnya HIV
positif atau sumber paparannya HIV negatif.
– Lamanya pemberian PPP HIV adalah 28-30 hari.
PERAN PERAWAT
– Mengkaji kesiapan pasien dalam manajemen pengobatan: sebelum pemberian ART, pasien
perlu diberikan konseling.
– Menilai pengertian pasien terhadap ART: Pasien harus memahami bahwa ARV tidak
menyembuhkan dan perlu dikonsumsi seumur hidup. Selama pengobatan ARV, virus masih
dapat ditularkan atau didapat sehingga perlu diterapkan safe sex dan safe injection
– Mendidik pasien mengenai ART dilakukan saat pasien sudah memulai terapi ART, harus
dijelaskan mengenai efek samping yang dapat terjadi dalam beberapa minggu pertama
setelah inisiasi hingga toksisitas pada pemakaian lama
– Monitoring: dilakukan oleh pihak yang berwenang (perawat, konselor, dan dokter) atau
pihak yang berhubungan dengan ODHA lainnya. Monitoring tidak hanya dilakukan untuk
kondisi fisik, namun juga psikologis
KIAT UNTUK PATUH MINUM
OBAT
Beberapa kiat penting untuk mengingat minum obat yaitu:
– meminum obat pada waktu yang sama setiap hari,
– harus selalu tersedia obat di mana pun biasanya penderita berada,
misalnya di kantor, di rumah, dan tempat lain,
– membawa obat kemanapun pergi (di kantong, tas, dan lain-lain asal tidak
memerlukan lemari es),
– menggunakan peralatan (jam, HP yang berisi alarm yang bisa diatur agar
berbunyi setiap waktunya minum obat) untuk mengingatkan waktu saatnya
minum obat (Conn & Ruppar, 2017; Martin & Upvall, 2016).
TM 10
– Mengingat antibodi ibu bisa dideteksi pada bayi sampai bayi berusia 18 bulan,
maka tes ELISA dan Western Blot akan positif meskipun bayi tidak terinfeksi
HIV karena tes ini berdasarkan ada atau tidaknya antibodi terhadap virus
HIV. Tes paling spesifik untuk mengidentifikasi HIV adalah PCR untuk DNA HIV.
– Anak usia lebih dari 18 bulan bisa didiagnosis dengan ELISA dan tes konfirmasi
lain seperti pada orang dewasa.
SYARAT DIET PASIEN HIV/AIDS
– PENATALAKSANAAN HIV
– NUTRISI PADA HIV
TM 14