Anda di halaman 1dari 23

KEJANG DEMAM

Fadhillatul Ummi
NIM 1702012339
 
QurrotuL aini
NIM 1702012362
KONSEP KELUARGA

 Menurut Departemen Kesehatan RI (1998)


Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan
tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.

 karakteristik keluarga
 Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan
darah, perkawinan atau adopsi.
 Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah
mereka tetap memperhatikan satu sama lain.
 Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing
mempunyai peran sosial yaitu suami, istri, anak, kakak dan adik.
 Mempunyai tujuan yaitu menciptakan dan mempertahankan
budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial
anggota.
TAHAP PERKEMBANGAN
KELUARGA
 Tahap I : Pasangan Baru (Keluarga Baru )

 Tahap II : Keluarga Kelahiran Anak Pertama


 Tahap III : Keluarga dengan Anak Pra-Sekolah
 Tahap IV : Keluarga dengan Anak Sekolah
 Tahap V : Keluarga dengan Anak Remaja
 Tahap VI : Keluarga dengan Anak Dewasa
( Pelepasan )
 Tahap VII : Keluarga Usia Pertengahan
 Tahap VIII : Keluarga Usia Lanjut
TEORI FCN

 Praktik keluarga sebagai pusat keperawatan


(family-centered nursing)didasarkan pada
perspektif bahwa keluarga adalah unit dasar
untukperawatan individu dari anggota
keluarga dan dari unit yang luas. Penerapan
asuhan keperawatan keluarga dengan
pendekatan family centered nursing salah
satu menggunakan Friedman Model.
Pengkajian dengan model ini melihat
keluarga sebagai subsistem dari
masyarakat(Allender & Spradley, 2005)
PERAN PERAWAT KELUARGA

 Pendidik : Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar keluarga dapat melakukan
program asuhan kesehatan secara mandiri bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga.
 Koordinasi : diperlaukan pada perawatan agar pelayanan komprehensive dapat dicapai. Koordinasijuga
diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang
tindih dan pengulangan.
 Pelaksana : Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan keluarga dengan menggunakan
metode keperawatan.
 Pengawas kesehatan : Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan home visite yang teratur untuk
mengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga.
 Konsultan : Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan. Agar keluarga mau
meminta nasehat kepada perawat, hubungan perawat dan klien harus terbina dengan baik, kemampuan perawat
dalam menyampaikan informasi dan kialitas dari informasi yang disampaikan secara terbuka dan dapat
dipercaya.
 Kolaburasi : Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan anggota tim kesehatan lainuntuk
mencapai kesehatan keluarga yangoptimal.
 Fasilitator : Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah sosial ekonomi, sehingga perawat
harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan seperti rujukan dan penggunaan dana sehat.
 Penemu kasus : Menemukan dan mengidentifikasi masalah secara dini di masyarakat sehingga menghindarkandari
ledakan kasus atau wabah.
 Modifikasi lingkungan : Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun masyarakat agar tercipta
lingkungan yang sehat. (Setiadi,2008)
KEJANG DEMAM

 Definisi
Kejang demam adalah kejang yang disebabkan
kenaikan suhu tubuh lebih dari 38,4 C tanpa
adanya insfeksi susunan saraf pusat atau gangguan
elektrolit akut pada anak berusia di atas 1 bulan
tanpa riwayat kejang sebelumnya (IDAI, 2010).
Kejang demam dapat diklasifikasikan menjadi dua
kelompok yaitu kejang demam sederhana ddan
kejang demam kompleks (Schwartz, 2005). Di Asia
ssekitar 70% - 90% dari seluruh kejang demam
merupakan kejang demam sederhana dan sisanya
merupakan kejang demam kompleks (Karemzadeh,
2012).
ETIOLOGI

 Faktor genetika
Faktor keturunan dari salah satu penyebab terjadi kejang demam, 25-50%
anak yang mengalami kejang demam memiliki anggota keluarga yang pernah
mengalami kejang demam.
 Penyakit infeksi
Bakteri : penyakit pada traktus respiratorius, pharingitis, tonsillitis, otitis
media.
Virus : varicella (cacar), morbili (campak), dengue (virus penyebab demam
berdarah).
 Demam
Kejang demam cenderung timbul dalam 24 jam pertama pada waktu sakit
dengan demam tinggi.
 Gangguan metabolisme Gangguan metabolisme seperti uremia, hipoglikemia,
kadar gula darah kurang dari 30 mg% pada neonates cukup bulan dan kurang
dari 20 mg% pada bayi dengan berat badan lahir rendah atau hiperglikemia.
 Trauma Kejang berkembang pada minggu pertama setelah kejadian cedera
berulang.
 
TANDA GEJALA
 Kejang demam mempunyai kejadian yang
tinggi pada anak yaitu 34%
 Kejang biasanya singkat, berhenti sendiri,
banyak dialami oleh anak laki-laki
 Kejang timbul dalam 24 jan setelah suhu
badan naik diakibatkan infeksi susunan saraf
pusat seperti otitis media dan bronchitis
 Bangkitan kejang berbentuk tonik-klonik
 Takikardi : pada bayi, frekuensi sering di
atas 150-200 kali permenit
PATOFISIOLOGI

 Patofisiologi kejang demam secara pasti belum diketahui, diperkirakan


bahwa pada keadaan demam terjadi peningkatan reaksi kimia tubuh.
Dengan demikian reaksi-reaksi oksidasi terjadi lebih cepat dan akibatnya
oksigen akan lebih cepat habis, terjadilah keadaan hipoksia. Transport
aktif yang memerlukan ATP terganggu, sehingga Na intrasel dan K
ekstrasel meningkat yang akan menyebabkan potensial membrane
cenderung turun atau kepekaan sel syaraf meningkat.
Pada kejang demam akan timbul kenaikan konsumsi energy di otak,
jantung, dan terjadi gangguan pusat pengatur suhu tubuh. Demam akan
menyebabkan kejang bertambah lama, sehingga kerusakan otak makin
bertambah. Pada kejang yang lama akan terjadi akitifitas motorik dan
hiperglikemia. Semua hal ini akan mengakibatkan iskemi neuron karena
kegagalan metabolism di otak
PENATALAKSANAAN MEDIS

 Bila pasien datang dalam keadaan kejang obat utama adalah diazepam
untuk memberantas kejang secepat mungkin yang diberi secara IV
(Intravena), IM (intramuscular), dan rectal. Dosis sesuai BB : ˂10 KG :
0,5,75 mg/kg BB. Dosis rata-rata dipakai 0,3 mg/kg BB/kali dengan
maksimal 5 mg pada anak berumur kurang dari 5 tahun, dan 10 mg pada
anak yang lebih besar.
 Untuk mencegah odema otak, berikan kortikosteroid dengan dosis 20-30
mg/kg BB/hari dan dibagi dalam 3 dosis atau sebaiknay glukortikoid
misalnya deksametazon 0,5-1 ampul setiap 6 jam.
 Setelah kejang teratasi dengan diazepam selama 45-60 menit disuntikan
antipileptik dengan daya kerja lama misalnya fenoberbital,
defenilhidation debrikan secara intramuskuler. Dosis awal neonates 30 mg
: umur 1 bulan – 1 tahun 50 mg. umur 1 tahun keatas 75 mg.
PENATALAKSANAAN
KEPERAWATAN
 Saat terjadi serangan mendadak yang harus diperhatikan pertama
kali adalah ABC ( Airway, Breathing, Circulation ).
 Setelah ABC aman, Baringkan pasien di temapt yang rata untuk
mencegah terjadinya perpindahan posisi tubuh kearah Danger.
 Kepala dimiringkan dan pasang sundip lidah yang sudah dibungkus
kasa.
 Singkirkan benda-benda yang ada disekitar pasien yang bisa
menyebabkan bahaya.
 Lepaskan pakaian yang mengganggu pernapasan
 Bila suhu tinggi berikan kompres hangat
 Setelah pasien sadar dan gterbangun berikan minum air hangat
 Jangan berikan selimut tebal karena uap panas akan sulit dilepaskan.
  
ANALISIS JURNAL
NO Sampel
Desain Analisa
Judul Dan Teknik Variabel Instrumen Hasil
Penelitian Data
Sampling

1 Faktor resiko Cross-sectional Sampel: Faktor resiko Kuesioner Uji multivariat Penelitian ini

bangkitan kejang 162 Anak dengan regresi logistik didapatkan hasil:

Didapatkan
Demam Pada Anak Sampling: bangkitan
hubungan yang
Consecutive kejang
bermakna antara
Sampling demam
faktor resiko

dengan

terjadinya

bangkitan

kejang demam

yaitu faktor

demam lebih

dari 39 C dan

usia kurang dari

2 tahun.
ASUHAN KEPERAWATAN KEJANG DEMAM

 KASUS
 An. N usia 2 tahun di bawa keluarganya ke rumah sakit
dengan keluhan demam dan kejang. An. N demam sejak 2
hari sebelum masuk rumah sakit. An. N kejang di rumah 2 kali
selama kurang lebih 5 menit setiap kejang. Saat pengkajian
An. N mengalami kejang 1 kali suhu tubuh 39.c
  
 PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA
 Data Umum
 Identitas Kepala Keluarga
 Nama: Tn. M
 Usia : 50 Th
 Pekerjaan : Buruh
 Alamat : Karanggeneng - Lamongan
 Komposisi keluarga
Genogram

NY. TN.M NY.


TN.A K

NY.
X M

AN.
AN.
N
 Fungsi keluarga
 Fungsi afektif
 Keluarga Ny.M belum mempersiapkan rencana pendidikan lanjutan untuk anaknya
 Fungsi sosialisasi
 Kerukunan hidup dalam keluarga
 Kerukunan dalam keluarga Ny. M selalu terjalin karena setiap hari berkumpul meski sekedar menonton tv bersama
 Interaksi dan hubungan keluarga
 Hubungan antar anggota keluarga baik dan saling mendukung.
 Anggota keluarga yang dominan dalam pengambil keputusan
 Anggota keluarga yang dominan dalam pengambil keputusan adalah Ny. M
 Kegiatan keluarga sewaktu senggang
 Keluarga Tn . memanfaatkan waktu senggang untuk menonton tv bersama atau sekedar jalan-jalan pagi bersama seusai sholat
shubuh.
 Fungsi reproduksi
 Perencanaa jumlah anak : 3 anak
 Akseptor : ya, yang digunakan Kb/pil
 Fungsi ekonomi
 upaya pemenuhan sandang pangan :
 upaya keluarga Ny. M untuk memenuhi sandang dan pangan melalui pengepul rongsok. Sampai saat ini tidak ada alternative
tambahan untuk sumber penghasilan
 pemanfaatan sumber daya di masyarakat :
 keluarga Ny. M belum memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat
 Stressor dan koping keluarga
 Stressor jangka pendek :
 Ny. M mengatakan dirinya ingin menjenguk anaknya yang sedang sakit di rumah sakit
 Stressor jangka panjang ;
 Ny. M mengatakan An. N pernah di rawat di Rs karena kejang demam, Ny. M khawatir jika kejang demam kambuh.
 Respon keluarga terhadap stressor ;
 Memeriksakan anggota keluarga yang sakit ke pelayanan kesehatan trdekat
 Strategi koping :
 Anggota keluarga Ny. M selalu bertanya kepada orang terdekat dan selalu bermusyawarah untuk menyelsaikan masalah yang sedang
dihadapi
No. Data Fokus Problem Etiologi
1. Ds : Ny. M mengatakan dirinya adalah kepala Gangguan proses keluarga Ketidakmampuan keluarga
keluarga serta pengambil keputusan dalam mengenal masalah
keluarganya saat ini karena suami Ny. M sudah
lama meninggal

DO :

- saat pengkajian keluarga Ny.M terdiri dari Ny.


M sebagai kepala keluarga dan An.F dan An.N
sebagai anak

- Keluarga Ny. M sangat kooperatif saat


ditanyai mengenai peran keluarga
2. DS : Kesiapan meningkatkan Ketidakmampuan keluarga
manajemen kesehatan menangani keluarga yang
Ny.M mengatakan dalam keluarganya ada yang
sakit
mengalami masalah kesehatan yaitu An. N

DO :

 Keluarga Ny.M tampak belum mengetahui


penanganan kejang demam pada anak.

 Keluarga Ny. M mengungkapkan


keinginan untuk mengetahui mengenai
penananganan kejang demam
DIANOSA KEPERAWATAN
 Gangguan proses keluarga b.d
ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah.
 Kesiapan meningkatkan manajemen

kesehatan b.d ketidakmampuan


keluarga merawat anggota keluarga
yang sakit
PRIOTAS MASAIAH
KEPERWATAN

1.Gangguan proses keluarga b.d


ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah.
2. Kesiapan meningkatkan manajemen
kesehatan b.d ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit
INTERVENSI
Diagnosis keperawatan Tujuan umum dan khusus Intervensi

Gangguan proses keluarga Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Identifikasi respon emosional
selama 1x24 diharapkan keluarga mampu terhadap kondisi saat ini
mengenal kesehatan anggota keluarga dg 2. Diskusikan rencana medis dan
kriteria hasi : perawatan
1. Adaptasi keluarga terhadap situasi 3. Fasilitasi pengambilan keputusan
2. Kemampuan keluarga dalam merencanakan perawatan
berkomunikasi secara terbuka di jangka panjang, jika perlu
antara anggota keluarga 4. Informasikan fasilitas perawatan
kesehatan yang tersedia

kesiapan peningkatan manajemen setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
kesehatan selama 1x24 jam diharapakan keluarga
2. Identifikasi faktor-faktor yang dapat
mampu mengenal masalah mengenai
meningkatkan dan menurunkan motivasi
pengetahuan kesehatan dan perilaku sehat
perilaku hidup bersih dan sehat
dg kriteria hasil : 3. Sediakan materi dan media pendidikan
1. Melakukan tindakan untuk kesehatan
mengurangi faktor resiko 4. Jadwalkan pendidikan kesehatan seusai
kesepakatan
2. Menerapkan program perawatan
5. Jelaskan faktor resiko yang dapat
3. Aktivitas hidup sehari-hari efektif
mempengaruhi kesehatan
memenuhi tujuan kesehatan
IMPIEMENTASI
 mengidentifikasi respon emosional terhadap kondisi saat ini
 mendiskusikan rencana medis dan perawatan
 Fasilitasi pengambilan keputusan dalam merencanakan
perawatan jangka panjang, jika perlu
 Informasikan fasilitas perawatan kesehatan yang tersedia
 Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
 Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
 Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
 Jadwalkan pendidikan kesehatan seusai kesepakatan
 Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
EVAIUASI
 S : keluarga Ny. M mengatakan sudah
mengetahui tanda dan gejala dari kejang demam
 O : - keluarga Ny.M dapat menyimak penjelasan
yang diberikan
 Keluarga Ny.M aktif bertanya
 A : Masalah Teratasi
 P : Intervensi dihentikan
  
  
 A : masalah teratasi
 P : intervensi dihentikan
KESIMPUIAN
 Demam merupakan penyakit yang sering
dijumpai pada anak. Demam tinggi pada
anak bisa menimbulkan terjadinya kejang
demam. Demam yang memicu terjadinya
kejang ditandai dengan suhu tubuh anak
yang mencapai 38 C.
 Pertolongan pertama pada anak dengan
kejang demam yaitu membawa anak ke
rumah sakit dengan diberikan diazepam
rectal yang berfungsi untuk mengatasi
kejang.
THANKS
YOU

Anda mungkin juga menyukai