Perilaku Kekerasan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 18

PERILAKU KEKERASAN

Nama Kelompok :
1.Evida Wakhid (1702012338)
2.Jazaluddin Alamsah (1702012343)
3.Qurrotul Aini (1702012362)
4.Silvi Dwi Anggraini (1702012369)
 
PENGERTIAN

- Perilaku kekerasan merupakan suatu bentuk


perilaku agresi atau kekerasan yang
ditunjukan secara verbal, fisik, atau
keduanya kepada suatu objek, orang, atau
diri sendiri, yang mengarah kepada potensial
untuk destruktif atau secara aktif
menyebabkan kesakitan, bahaya dan
penderitaan. (wahyuningsih,keliat and
hastono,2011)
ETIOLOGI
 Gangguan harga diri : harga diri rendah. Harga diri
adalah penilaian individu tentang pencapaian diri
dengan menganalisa seberapa jauh perilaku
dengan ideal diri.
 Resiko mencederai merupakan suatu tindakan
yang kemungkinan dapat melukai/membahayakan
diri, orang lain dan lingkungan
LANJUTAN…..
Faktor Predisposisi
Faktor pengalaman yang dialami tiap orang yang merupakan factor predisposisi, artinya mungkin
terjadi/ mungkin tidak terjadi perilaku kekerasan jika faktor berikut dialami oleh individu :
 Psikologis, kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang kemudian dapat timbul
agresif atau amuk. Masa kanak-kanak yang tidak menyenangkan yaitu perasaan ditolak, dihina,
dianiaya atau sanksi penganiayaan.
 Perilaku, reinforcement yang diterima pada saat melakukan kekerasan, sering mengobservasi

kekerasan di rumah atau di luar rumah, semua aspek ini menstimulasi individu mengadopsi
perilaku kekerasan.
 Sosial budaya, budaya tertutup dan membalas secara diam (pasif agresif) dan kontrol sosial

yang tidak pasti terhadap pelaku kekerasan akan menciptakan seolah-olah perilaku kekerasan
yang diterima (permissive).
 Bioneurologis, banyak bahwa kerusakan sistem limbik, lobus frontal, lobus temporal dan

ketidakseimbangan neurotranFaktor Prespitasi

Faktor prespitasi dapat bersumber dari klien, lingkungan atau interaksi dengan orang lain.
Kondisi klien seperti kelemahan fisik (penyakit fisik), keputusan, ketidakberdayaan, percaya
diri yang kurang dapat menjadi penyebab perilaku kekerasan. Demikian pula dengan situasi
lingkungan yang ribut, padat, kritikan yang mengarah pada penghinaan, kehilangan orang yang
dicintai/ pekerjaan dan kekerasan merupakan faktor penyebab yang lain. Interaksi sosial yang
provokatif dan konflik dapat pula memicu perilaku kekerasan.
MANIFESTASI KLINIS
 Tanda dan Gejala Perilaku Kekerasan Yosep (2009) mengemukakan bahwa tanda
dan gejala perilaku kekerasan adalah sebagai berikut:
 Fisik : muka merah dan tegang, mata melotot atau pandangan tajam, tangan
mengepal, rahang mengatup, postur tubuh kaku dan jalan mondarmandir.
 Verbal : bicara kasar, suara tinggi, membentak atau berteriak, mengancam secara
verbal atau fisik, mengumpat dengan kata-kata kotor, suara keras dan ketus.
 Perilaku : melempar atau memukul benda atau orang lain, menyerang orang lain,
melukai diri sendiri, orang lain,merusak lingkungan, dan amuk atau agresif.
 Emosi : Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, rasa terganggu, dendam dan
jengkel, tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingin berkelahi, menyalahkan
dan menuntut.
 Intelektual : Mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan, sarkasme.
 Spiritual : Merasa diri berkuasa, merasa diri benar, mengkritik pendapat orang
lain, menyinggung perasaan orang lain, tidak perduli dan kasar.
 Sosial : Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan, sindiran.
 Perhatian ; Bolos, mencuri, melarikan diri, penyimpangan seksual (Keliat. 2011
p.108).
KLASIFIKASI
Menurut Videbeck (2008), perilaku kekerasan dalam keluarga dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Penganiayaan pasangan
Penganiayaan pasangan ialah perlakuan semena-mena atau penyalahgunaan seseorang oleh orang
lain dalam konteks hubungan intim. Penganiayaan pasangan diperkiarakan terjadi pada dua
sampai 12 juta rumah di Amerika Serikat pertahun. Sekitar 8% pembuhunan di Amerika Serikat
adalah pembunuhan terhadap salah seorang pasangan oleh pasangannya, dan 3 dari 10 wanita
korban pembunuhan dibunuh oleh suami mereka, mantan suami, kekasih, atau mantan kekasih
(Commission on Domestic Violence, 1999). Penganiayaan dapat berupa penganiayaan emosional,
psPenganiayaan psikologis atau emosional
Penganiayaan ini antara lain mengejek, meremehkan, berteriak dan memekik, merusak barang,
dan mengancam, serta bentuk penganiayaan yang lebih tidak kentara, misalnya menolak
berbicara dengan korban atau berpura-pura tidak melihat korban.
a. Penganiayaan psikologis atau emosional Penganiayaan ini antara lain mengejek, meremehkan,
berteriak dan memekik, merusak barang, dan mengancam, serta bentuk penganiayaan yang lebih
tidak kentara, misalnya menolak berbicara dengan korban atau berpura-pura tidak melihat
korban.
b. Penganiayaan fisik Penganiayaan ini dapat berkisar dari mendorong dan mendesak samapai
pemukulan berat dan mencekik, yang menyebabkan ekstremitas dan tulang iga patah, perdarahan
internal maupun eksternal, kerusakan otak, dan bahkan pembunuhan.
c. Penganiayaan seksual Penganiayaan ini meliputi serangan fisik selama hubungan seksual,
misalnya mengigit puting, menjambak rambut, menampar dan memukul, serta memerkosa.
LANJUTAN……
2. Penganiayaan anak
Penganiayaan anak atau perlakuan semena-mena terhadap anak umumnya didefinisikan sebagai cedera
yang sengaja dilakukan terhadap seorang anak dan dapat mencakup penganiayaan atau cedera fisik,
pengabaian atau kegagalan mencegah bahaya, kegagalan member perawatan atau pengawasan emosional
atau fisik yang adekuat, penelantaran, penyerangan atau intrusi seksual, dan menyiksa secara terbuka atau
mencederai (Biernet 2000).
a. Penganiayaan fisik
Penganiayaan fisik pada anak sering kali terjadi akibat hukuman fisik yang berat dan tidak masuk akal,
atau hukuman yang tidak dapat dibenarkan, misalnya memukul bayi, karena menangis atau mengotori
popoknya.
b. Penganiayaan seksual
Meliputi tindakan seksual yang dilakukan oleh orang dewasa pada anak berusia kurang dari 18 tahun.
Tindakan ini dapat mencakup inses, pemerkosaan, dan sodomi, yang dilakukan oleh seseorang atau dengan
suatu benda, kontak oral-genital, dan tindakan cabul seperti menggesek, meraba, atau memperlihatkan
alat kelamin orang dewasa.
c. Pengabaian
Merupakan tindakan menyakiti atau mengabaikan kebutuhan fisik, emosional, atau pendidikan untuk
kesejahteraannya.
d. Penganiayaan psikologis / emosional
Meliputi serangan verbal, seperti menyalahkan, meneriaki, mengejek, dan sarkasme, ketidakharmonisan
keluarga yang terus menerus, yang dotandai oleh pertengkaran, saling meneriaki, dan kekacauan, serta
deprivasi emosional atau tidak member kasih sayang, asuhan, dan pengalaman normal yang meningkatkan
perasaan menerima, cinta, keamanan, serta harga diri. Penganiayaan ini sering terjadi bersama tipe
penganiayaan yang lain, seperti penganiayaan fisik atau seksual. Sering melihat orang tua mengonsumsi
alcohol, menggunakan obat-oabatn atau terlibat dalam prostitusi, dan pengabaian yang diakibatkannya,
juga dapat dimasukkan dalam kategori ini.
PATOFISIOLOGI
 Stress, cemas dan marah merupakan bagian kehidupan sehari-hari yang harus
dihadapi oleh setiap individu. Stress dapat menyebabkan kecemasan yang
menimbulkan perasaan tidak menyenangkan dan terancam. Kecemasan dapat
menimbulkan kemarahan yang mengarah pada perilaku kekerasan.
 Respon terhadap marah dapat diekspresikan secara eksternal maupun internal.
Secara eksternal dapat berupa perilaku kekerasan sedangkan secara internal
dapat berupa perilaku depresi dan penyakit fisik. Mengekspesikan marah dengan
perilaku konstruktif dengan menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti dan
diterima tanpa menyakiti orang lain, akan memberikan perasaan lega,
menurunkan ketegangan, sehingga perasaan marah dapat diatasi.
 Apabila perasaan marah diekspresikan dengan perilaku kekerasan, biasanya
dilakukan individu karena ia merasa kuat. Cara demikian tentunya tidak akan
menyelesaikan masalah bahkan dapat menimbulkan kemarahan
yangberkepanjangan dan dapat menimbulkan tingkah laku destruktif, seperti
tindakan kekerasan yang ditujukan kepada orang lain maupun
lingkungan.Perilaku yang tidak asertif seperti perasaan marah dilakukan individu
karena merasa tidak kuat. Individu akan pura-pura tidak marah atau melarikan
diri dari rasa marahnya sehingga rasa marah tidak terungkap. Kemarahan
demikian akan menimbulkan rasa bermusuhan yang lama dan pada suatu saat
dapat menimbulkan kemarahan destruktif yang ditujukan kepada dirisendiri.
PENATALAKSANAAN MEDIS
 Penatalaksanaan medis yang dilakukan untuk
pasien perilaku kekerasan :
 Nozinan, yaitu sebagai pengontrol prilaku
psikososia.
 Halloperidol, yaitu mengontrol psikosis dan
prilaku merusak diri.
 Thrihexiphenidil, yaitu mengontro perilaku
merusak diri dan menenangkan hiperaktivitas.
 ECT (Elektro Convulsive Therapy), yaitu
menenangkan klien bila mengarah pada keadaan
amuk.
PENATALAKSANAAN NON
MEDIS

 Penatalaksanaan non medis yang dilakukan


untuk pasien perilaku kekerasan :
 Psikoterapeutik
 Lingkungan terapieutik
 Kegiatan hidup sehari-hari (ADL)
 Pendidikan kesehatan
KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN
 Pengkajian
 Aspek Biologis
 Respons fisiologis timbul karena kegiatan system saraf otonom bereaksi terhadap sekresi epineprin
sehingga tekanan darah meningkat, tachikardi, muka merah, pupil melebar, pengeluaran urin meningkat.
Ada gejala yang sama dengan kecemasan seperti meningkatnya kewaspaaan, ketegangan otot seperti
rahang terkatup, tangan dikepal, tubuh kaku, dan refleks cepat. Hal ini disebabkan oleh energi yang
dikeluarkan saat marah bertambah.
 Aspek emosional
 Individu yang marah merasa tidak nyaman, merasa tidak berdaya, jengkel, frustasi, dendam, ingin
memukul orang lain, mengamuk, bermusuhan dan sakit hati, menyalahkan dan menuntut.
 Aspek intelektual
 Sebagian besar pengalaman hidup individu didapatkan melalui proses intelektual, peran panca indra
sangat penting untuk beradaptasi dengan lingkungan yang selanjutnya diolah dalam proses intelektual
sebagai suatu pengalaman.perawat perlu mengkaji cara klien marah, mengidentifikasi penyebab
kemarahan, bagaimana informasi diproses, diklarifikasi dan diintegrasikan.
 Aspek sosial
 Meliputi interaksi sosial, budaya, konsep rasa percaya dan ketergantungan. Emosi marah sering
merangsang kemarahan orang lain. Klien seringkali menyalurkan kemarahan dengan mengkritik tingkah
laku yang lain sehingga orang lain merasa sakit hati dengan mengucakan kata-kata kasar yang berlebihan
disertai suara keras. Proses tersebut dapat mengasingkan individu sendiri, menjauhkan diri dari orang
lain, menolak mengikuti aturan.
 Aspek spiritual
 Kepercayaan, nilai dan moral mempengaruhi hubungan individu dengan lingkungan. Hal yang
bertentangan dengan norma yang dimiliki dapat menimbulkan kemarahan yang dimanifestasikan dengan
amoral dan rasa tidak berdosa.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Diangnosa keperawatan yang mungkin timbul


pada pasien dengan perilaku kekerasan
adalah :
 Perilaku kekerasan b.d ketidakmampuan
mengendalikan dorongan marah
 Risiko harga diri rendah kronis b.d gangguan
psikiatrik
 Koping defensif b.d konflik antar persepsi
diri dan sistem nilai
 
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO SDKI SLKI SIKI
1 Perilaku Kekerasan Kontrol Diri Manajemen
(D.0132) (L.09076) Pengendalian
Gejala Dan Tanda Mayor : 1.Verbalisasi Marah (I.09290)
DS : ancaman Observasi
Mengancam kepada orang 1.identifikasi
Mengumpat dengan kata- lain menurun penyebab dan
kata kasar 2.Verbalisasi pemicuh kemarahan
Suara keras umpatan 2. Identifikasi
Bicara ketus menurun harapan perilaku
DO : 3.Perilaku terhadap ekspresi
Menyerang orang lain menyerang kemarahan
Melukai diri sendiri/orang menurun 3.Monitor potensi
lain 4.Perilaku agresi tidak tidak
Merusak lingkungan melukai diri kontruktif
Perilaku agresif atau amuk sendiri/org lain melakukan tindakan
menurun. sebelum agresif
NO SDKI SLKI SIKI

Gejala dan 5.Perilaku Terapeutik


Tanda Minor merusak 1.Gunakan pendekatan yang
DS : - lingkungan tenang dan meyakinkan
DO : sekitar 2.Fasilitasi mengekpresikan
Mata melotot menurun marah secara adaptif
atau pandangan 6.Perilaku 3.Cegah kerusakan fisik
tajam agresif/amuk akibat ekspresi marah (mis.
Tangan menurun Mengunakan senjata)
mengepal 7’Suara keras 4.Cegah aktivitas pemicu
Rahang menurun agresi
mengatup 8.Bicara 5.Dukung menerapkan
Wajah memerah ketus strategi pengendalian marah
Postur tubuh menurun dan ekspresi amarah adaptif
kaku 6’Berikan penguatan atas
keberhasilan penerapan
strategi pengendalian marah
NO SDKI SLKI SIKI
Edukasi
1.Jelaskan makna, fungsi marah,
frustasi dan respons marah
2.Anjurkan meminta bantuan
perawat atau keluarga selama
ketegangan meningkat
3.Ajarkan strategi untuk mencegah
ekspresi marah maladaptif
4.Ajarkan metode untuk
memodulasi pengalaman emosi
yang kuat
Kolaborasi
1.Kolaborasi pemberian obat jika
perlu
NO SDKI SLKI SIKI
2. Risiko Harga Diri Harga Diri Promosi Harga Diri
Rendah Kronis (D.0101) (L09069) (I.09308)
Gejala Dan Tanda Mayor 1.Penilaian Observasi
DS : diri positif 1.Identifikasi
1.Menilai diri negatif meningkat budaya, agama, ras,
(mis. Tidak berguna) 2.Perasaan jenis kelamin, dan
2.Merasa tidak mampu memiliki usia terhadap harga
melakukan apapun kelebihan diri
3.Meremehkan atau 2.Monitor verbalisasi
kemampuan mengatasi kemampuan yang merendahkan
masalah positif diri sendiri
4.Merasa tidak memiliki meningkat 3.Monitor tingkat
kelebihan atau 3.Penerimaan harga diri setiap
kemampuan positif penilaian waktu, sesuai
DO : positif kebutuhan
1.Enggan mencoba hal terhadap diri Terapeutik
baru sendiri 1.Motivasi terlibat
Gejala Dan Tanda Minor meningkat dalam verbalisasi
DS : 4,Perilaku positif untuk diri
1.Merasa sulit asertif sendiri
berkonsentrasi meningkat
NO SDKI SLKI SIKI
DO : 2.Motivasi menerima tantangan atau hal
1.Kontak baru
mata 3.Diskusikan pernyataan tentang harga diri
kurang 4.Diskusikan kepercayaan terhadap
2.Tidak penilaian diri
mampu 5.Diskusikan pengalaman yang
membuat meningkatkan harga diri
keputusan 6’Diskusikan persepsi negatif diri
7’Fasilitasi lingkungan dan aktivitas yang
meningkatkan harga diriEdukasi
Jelaskan kepada keluarga pentingnya
dukungan dalam perkembangan konsep
positif diri pasien
Anjurkan mengidentifikasi kekuatan yang
dimiliki
Anjurkan membuka diri terhadap kritik
negatif
Anjurkan mengevaluasi perilaku
Latih meningkatkan tanggung jawab untuk
diri sendiri
Latih pernyataan/kemampuan positif diri
Latih cara berfikir dan berperilaku positif
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai