Anda di halaman 1dari 15

JURNAL ILMIAH TEKNIK ELEKTRO

ANTENA MEDICAL
IMPLANTABLE
COMMUNICATION
SYSTEM
MENGGUNAKAN HFSS
13.0
MUHAMMAD YASER DAN UNTUNG PRIYANTO
PENDAHULUAN

Seiring dengan perkembangan teknologi telekomunikasi dari era 3G hingga 4G LTE seperti saat
ini kebutuhan akan perangkat komunikasi yang dapat ditanamkan ke dalam tubuh manusia untuk
keperluan aplikasi medis berkembang dengan cepat dan menjadi kebutuhan akhir-akhir ini [1]. Aplikasi
penting yang membutuhkan perangkat telekomunikasi seperti terapi, monitoring, dan diagnosis dengan
pengiriman data antara alat yang ditanamkan dalam tubuh dengan sebuah base station yang bertugas
menganalisis data. Implantable Medical Devices (IMDs) saat ini digunakan untuk melakukan diagnosis,
monitoring, dan fungsi terapi [2]-[4]. Sistem wireless implan dapat menjanjikan perbaikan besar dalam
perawatan pasien dan kualitas hidup [5]. Komunikasi yang umumnya dipakai yaitu Medical Implantable
Communication System (MICS) yang memiliki frekuensi 402 – 406 MHz [6]. Tulisan ini membahas
tentang simulasi model antena implan pada frekuensi Medical Implant Communication System (MICS)
untuk aplikasi monitoring kondisi kesehatan pasien.
KAJIAN PUSTAKA

01 ANTENA MIKROSTIP

Antena mikrostrip sebagai salah satu antena gelombang mikro yang digunakan sebagai
peradiasi pada sejumlah sistem telekomunikasi modern karena memiliki bentuk yang
sederhana, kecil, ringan, efisien, ekonomis, serta cenderung lebih mudah dalam
pembuatan. Secara umum, antena mikrostrip terdiri atas tiga bagian, yaitu patch,
substrate, dan ground plane.
KAJIAN PUSTAKA

02 IMPLEMENTASI MEDICAL
DEVICES (IMDs)

Implantable Medical Devices (IMDs)


menggunakan komunikasi wireless untuk
melaporkan fungsi sistem dan status pasien.
Sistem wireless implan dapat mempengaruhi
metode pemantauan jarak jauh perawatan
pasien. Seperti diperlihatkan pada Gambar 2,
pemantauan detak jantung, dan atau glukosa
adalah beberapa contoh penggunaan dari
pemantau wireless ini.
KAJIAN PUSTAKA

02 IMPLEMENTASI MEDICAL
DEVICES (IMDs)

Salah satu teknologi yang memanfaatkan


perangkat wireless implan medis ini adalah
pacemaker yang merupakan perangkat. implan
yang ditanam di dalam tubuh dengan tujuan
merangsang otot-otot jantung melalui pulsa
listrik untuk memastikan kelancaran fungsi
jantung [9] yang diperlihatkan pada Gambar.
KAJIAN PUSTAKA

03 Medical Implantable
Communication System (MICS)

Alokasi frekuensi global yang digunakan pada implan alat kesehatan menurut Federal
Communications Commision (FCC) adalah sebesar 402-406 MHz atas rekomendasi
International Telecommunication Union-Radio (ITU-R) SA1346 tahun 1998 [10]. Namun
pita frekuensi MICS juga digunakan (shared) pada Meteorological Aids Service
(METAIDS), oleh sebab itu frekuensi MICS hanya digunakan di dalam ruangan
METODE PENELITIAN

Dalam melakukan desain antena implan ada beberapa


aspek yang harus diperhitungkan antara lain bentuk fisik
dan biokompatibel bahan material karena posisi antena
berada dalam jaringan tubuh manusia. Diagram alir
pemodelan antena implan diperlihatkan pada Gambar 4.
Simulasi antena menggunakan High Frequency Simulator
Software (HFSS) 13.0.
METODE PENELITIAN
01 MINIATURISASI

Desain patch menggunakan teknik miniaturisasi dengan tujuan untuk mengurangi ukuran
antena namun tetap mempertahankan kinerja elektromagnetik. Beberapa teknik miniaturisasi
antena diuraikan di bawah ini.
• Penggunaan material dengan permitivitas dielektrik tinggi.
• Modifikasi Bentuk Dasar Antena
METODE PENELITIAN
02 biokompatibel dan Biomaterial

Penggunaan material dalam jaringan tubuh manusia harus memperhitungkan jaringan tubuh
manusia yang bersifat konduktif dan dapat menyebabkan hubungan pendek jika terjadi kontak
langsung dengan metal (patch). Hal tersebut harus dicegah jika antena akan digunakan untuk
jangka panjang. Pendekatan sederhana adalah menutupi struktur dengan lapisan dielektrik atau
superstrate untuk memisahkan radiator (patch) dari human body
METODE PENELITIAN
03 Human Tissues Model

Pemodelan jaringan tubuh manusia


menggunakan bentuk kotak menurut
referensi penelitian dan memudahkan
dalam analisis. Antena ditanamkan pada
lengan atas yang terdiri atas 3 layer
yaitu kulit, lemak, dan otot yang
diperlihatkan pada Gambar 6. Data
dielektrik biologi tissues pada frekuensi
403 MHz menurut The Foundation For
Research On Information Technologies
In Society (IT’IS) diperlihatkan pada
Tabel 1
METODE PENELITIAN
04 Hasil Simulasi Antena Implan

Bentuk antena implan yang diperoleh


Dimensi antena
dari hasil simulasi
Hasil dan pembahasan
Untuk memperoleh spesifikasi antena yang diinginkan, dibutuhkan percobaan berulang-ulang
(iteratif) dalam hal dimensi antena, material (dengan konstanta dielektrik untuk subsrate dan
superstrate), dan letak kedalaman implan yang diuraikan sebagai berikut

A. Iterasi boundaries terhadap panjang patch tail


L5. Dilakukan simulasi untuk mengubah ukuran
panjang ekor (tail) pada shape L5, pada kondisi
ukuran boundaries lainnya tetap
Hasil dan pembahasan

B. Iterasi boundaries terhadap kombinasi


material substrate dan superstrate yang
memiliki konstanta dielektrik (εr) berbeda,
Hasil dan pembahasan

C. Iterasi boundaries terhadap letak


kedalaman implan, hasil simulasi
ditunjukkan dalam Gambar 16. Hasil
simulasi menunjukkan bahwa posisi letak
kedalaman antena implan dapat
mempengaruhi frekuensi antena dan
return loss antena.,
kesimpulan

jurnal ini membahas perancangan dan simulasi antena MICS menggunakan HFSS 13.0 dengan
teknik miniaturisasi, biokompatibilitas, dan biomaterial. Dari hasil simulasi didapat spesifikasi
antena sebagai berikut: ukuran fisik antena sebesar 32 × 40 × 4 mm dengan frekuensi kerja
403,03 MHz yang sesuai dengan standar frekuensi MICS sebesar 402-405 Mhz. Antena
memiliki VSWR sebesar 1,2, yang sudah memenuhi standar VSWR ≤ 2 atau dianggap baik
pada antena rectangular; gain sebesar -27 dBi yang telah memenuhi standar -31,5 dBi,
meskipun demikian SAR sebesar 12,7 W/kg per 1g belum memenuhi standar 1,6 W/kg per 1 g.

Anda mungkin juga menyukai