Anda di halaman 1dari 14

PARADIGMA RISET AKUNTANSI

Nama Kelompok :
Weni Yuliyana B.231.16.0359
Ida Fitriyani B.231.16.0360
Santi Agustina B.231.16.0383
Arnis Kismi M.L B.231.16.0401
Iin Wijayanti B.231.16.0484
Dalam suatu riset Chariri dan Ghozali (2001) menuliskan bahwa pendekatan
klasikal lebih menitikberatkan  pada mekiran normative yang mengalami
kejayaannya pada tahun 1960-an. Pada tahun 1970-an terjadi pergeseran
pendekatan dalam riset akuntansi.

Alasan yang mendasari pergeseran :


bahwa pendekatan normative yang telah berjaya selama satu
decade tidak dapat menghasilkan teori akuntansi yang siap
digunakan dalam praktik sehari-hari.

Alasan yang mendasari usaha pemahaman


akuntasi secara empiris secara mendalam
adanya “gerakan” dari masyarakat peneliti akuntansi yang
menitifberatkan pada pendekatan ekonomi dan perilaku
perkembangan ekonomi keuangan, terutama munculnya
hipotesis pasar efisien (efficient market hypothesis) dan teori
keagenan (agency theory), yang menciptakan suasana baru
bagi riset empiris manajemen dan akuntansi.
burrel dan morgan (1979) mengelompokkan
pengetahuan dalam 5 paradigma
1. Paradigma Fungsionalis
2. Paradigma Interpretif
3. Paradigma Strukturalisme radikal
4. Paradigma Humanis radikal
5. Paradigma Posmodenisme
Paradigma Fungsionalis

Secara ontology,
paradigm umum ini
sanagat dipengaruhi
fungsional oleh realitas fisik yang
menganggap realitas
structural  objektif berada bebas
dan terpisa di luar diri
manusia.

Realitas diukur, Berdaarkan keyakinan


dianalisis, dan tersebut, peneliti
digambar secara akuntansi utama sangat
yakin bahwa satu-
objektif.
satunya metode yang
Konsekuensinya dapat digunakan untuk
adalah adanya jarak membangun ilmu
antar objek dan pengetahuan akuntansi
subjek adalah metode ilmiah.
Suatu penjelasan
dikatakan ilmiah
apabila memenuhi
3 komponen, yaitu :

Memilik satu
pernyataan yang
menggambarkan
sesuatu yang di jelaskan.

Memasukkan
Mengandung
satu atau lebih
prakomdisi prinsip-prinsip
Di dalam filsafat, pengujian empiris dinyatakan dalam dua cara (Chua :1986) yaitu :

pandan
penguji
aliran gan
an
positivis Popperi
empiris
n
Paradigma Interpretif

Pendekatan
alternative ini berasal
dari filsuf jerman
interaksional yang menitikberatkan
subjektif pada peranan
bahasa, interprestasi,
dan poemahaman
dalam ilmu social.

Paradigma Tujuan pendekatan


interpretif interpretif ini adalah
memasukkan aliran untuk menganalis
etnometodelogi dan realitas social dan
interaksionisme bagaimana realitas
simbolis social tersebut
fenomenologis. terbentuk.
Terdapat dua aliran riset dengan pendekatan
interpretif ini (dillard dan Becker), yaitu :

Tradisional

Metode Fuocauldian
Paradigma  Strukturalisme Radikal

• Aliran alternative lainnya adalah structural radikal


yang mempunyai kesamaan dengan
fungsionalis ,yang mengasumsikan bahwa system
sosial mempunyai keberadaan ontologism yang
konkrit dan nyata.Pendekatan ini memfokuskan
pada konflik mendasar sebagai dasar dari produk
hubungan kelas dan struktur pengendalian,serta
memperlakukan dunia sosial sebagai objek
eksternal dan memiliki hubungan terpisah dari
manusia tertentu.
Paradigma Humanis Radikal
• Riset-riset akan diklasifikasikan dalam
paradigm humanis radikal jika didasarkan pada
teori kritis dari Frankfrut School dan
Hebermas.Pendekatan kritis Hebermas melihat
objek studi sebagai suatu interaksi soaial yang
disebut dengan “dunia  kehidupan”,yang
diartikan sebagaiinteraksi berdasarkan pada
kepentingan kebutuhan yang melekat pada diri
manusia dan membantu untuk pencapaian
saling memahami
Interaksi sosial dalam
kehidupan dapat
dibagi menjadi
kelompok yaitu:

Interaksi yang
dipengaruhi oleh
mekanisme system

Interaksi yang
mengikuti
kebutuhan sosial
Paradigma posmodenisme
• Posmodernisme menyajikan suatu wacana sosial yang sedang
muncul yang  meletakan dirinya diluar paradigm modern .  sehingga
tidak tepat bila wacana ini dimasukkan kedalan skema paradigm
yang telah dibahas sebelumnya. Bahkan dapat dikatakan bahwa
paradigm posmodernisme ini merupakan oposisi dari paradigm
modern.
• Tujuan metode arkeologis ini adalah untuk menetapkan serangkaian
diskusi, yaitu sistim wacana,dan untuk menentukan suatu rangkaian
dari awal sampai akhir bagi pemikiran Foucaul.
• Wacana global universal yang dibentuk oleh paradigma modern
merupakan bentuk logosentrisme yang memiliki kuasa yang dapat
menciptakan kegagalan dalam kehidupan manusian,serta
menyebabkan timbulnya rasisme,diskriminasi,pengangguran dan
stagnasi.
. Menurut tryuwono (1997) cirri utama dari logoosentrisme

Aspek praktis

Aspek
keilmuan

Pola piker posisi


biner(dualistic
dikotomis) yang
hirearki
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai