Anda di halaman 1dari 27

Penggunaan Tehnik Amniopatch

Pada Ketuban Pecah Dini

Novi adewani
20050310206
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
• Ketuban pecah dini merupakan masalah penting
dalam obstetrik berkaitan dengan penyulit
kelahiran prematur dan terjadinya infeksi
khorioamnionitis sampai sepsis, yang
meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal,
dan menyebabkan infeksi ibu.
• Saat ini banyak sekali kasus ketuban pecah dini,
khususnya di RSUD Salatiga. Penanganan yang
tepat sangat mempengaruhi prognosis dari ibu dan
janin.
• Dilema sering terjadi pada pengelolaan KPD
dimana harus segera bersikap aktif terutama pada
kehamilan yang cukup bulan, atau harus
menunggu sampai terjadinya proses persalinan,
sehingga masa tunggu akan memanjang
berikutnya akan meningkatkan kemungkinan
terjadinya infeksi.
• Sedangkan sikap konservatif ini sebaiknya
dilakukan pada KPD kehamilan kurang bulan
dengan harapan tercapainya pematangan paru dan
berat badan janin yang cukup.
B. RUMUSAN MASALAH
• Bagaimanakah Penggunaan tehnik
amniopatch dalam penanganan ketuban
pecah dini.
C. TUJUAN
1. Tujuan umum :
Untuk mengetahui penanganan pada kasus
ketuban pecah dini
2. Tujuan khusus:
Untuk mengetahui penggunaan tehnik
amniopacth dalam perbaikan selaput ketuban
(amiotic sac)
D. MANFAAT
• Penulisan referat ini diharapkan dapat
memberikan informasi dan gambaran yang
jelas mengenai tehnik amniopatch pada
perbaikan ketuban pecah dini.
• Penulis mengharapkan penulisan ini dapat
membantu pembelajaran para mahasiswa
kedokteran dalam bidang ilmu kebidanan dan
kandungan
TINJAUAN PUSTAKA
A. KETUBAN PECAH DINI
Ada bermacam-macam batasan, teori dan definisi mengenai
ketuban pecah dini. Beberapa penulis mendefinisikan KPD
atau premature rupture of the membranes (PROM) :
- Keadaan pecahnya ketuban sebelum proses persalinan.
- Apabila ketuban pecah spontan dan tidak diikuti tanda-
tanda persalinan
- Ada juga yang menyatakan dalam ukuran pembukaan
servik pada kala I yaitu bila ketuban pecah sebelum
pembukaan pada primigravida kurang dari 3 cm dan pada
multipara kurang dari 5 cm.
Dalam keadaan normal selaput ketuban pecah dalam proses
persalinan
• Bila ketuban pecah pecah dini terjadi sebelum
umur kehamilan 37 minggu disebut ketuban
pecah dini pada kehamilan premature atau
preterm premature rupture of the membranes
(PPROM)
• Dalam keadaan normal 8-10 % perempuan
hamil aterm akan mengalami ketuban pecah
dini. KPD prematur terjadi 1 % dari seluruh
kehamilan .
Anatomi selaput ketuban
- Selaput ketuban (amniotic sac) yang membatasi
rongga amnion terdiri atas amnion dan chorion
- Selaput amnion merupakan jaringan avaskular yang
lentur tapi kuat.
- Bagian dalam selaput berhubungan dengan cairan
amnion, sel epitel kuboid. Epitel ini terikat erat
dalam matrik kolagen I, III, V
- Bagian luar dari selaput ialah jaringan mesenkim.
Lapisan amnion ini berhubungan dengan korion
laeve
- Selaput ketuban berfungsi menghasilkan air
ketuban dan melindungi janin dari infeksi.
- Volume cairan amnion pada kehamilan aterm
rata-rata ialah 800 ml, cairan amnion
mempunyai pH 7,2 dan massa jenis 1,0085.
Setelah 20 minggu produksi cairan berasal dari
urin janin
mekanisme
• Terdapat keseimbangan antara sintesis dan degradasi
ekstraselular matriks. Perubahan struktur, jumlah sel
dan katabolisme kolagen menyebabkan aktivitas
kolagen berubah dan menyebabkan selaput ketuban
pecah 2.
• Degradasi kolagen dimediasi oleh matriks
metaloproteinasi (MMP) yang dihambat oleh
inhibitor jaringan spesifik dan inhibitor protease.
• Mendekati waktu persalinan, keseimbangan antara
MMP dan TIMP-1 mengarah pada degradasi
proteolitik dari matriks ekstraselular dan membrane
janin.
• Aktivitas degradasi proteolitik ini meningkat menjelang
persalinan, karena perubahan biokimia selaput ketuban
pada trimester terakhir , bila ketuban pecah merupakan
hal yg fisiologis
• Ketuban pecah dini pada kehamilan prematur disebabkan
oleh adanya faktor-faktor eksternal misalnya infeksi
yang menjalar dari vagina,polihidramnion, gemelli dll.
• Jika ada infeksi dan inflamasi → terjadi peningkatan
aktifitas iL-1 dan prostaglandin dan menghasilkan
kolagenase jaringan, sehingga terjadi depolimerasi
kolagen pada selaput korion/ amnion sehingga
menyebabkan selaput ketuban tipis,berkurangnya
kekuatan membran lemah dan mudah pecah spontan .
Diagnosis

1. Anamnesis
2. Inspeksi
3. Pemeriksaan dengan speculum
4. Pemeriksaan dalam
5. Pemeriksaan Laboratorium
6. Pemeriksaan Ultrasonografi ( USG )
Penatalaksanaan

1. Konservatif
2. Aktif
B. AMNIOPATCH
- Amniopatch adalah suatu tehnik penambalan selaput
ketuban (amnio-chorion membrane) pada ketuban
pecah dini.
- Tehnik amniopatch menggunakan Infus dari
konsentrat platelet autologus diikuti dengan
cryprecipitates
- Infus intra-amniotic trombosit konsentrat (platelet)
bertujuan untuk menyegel /menutup kebocoran
cairan dari selaput ketuban (amniotic sac) yang
diproduksi selama fetosocopy.
• Infusi konsetrat trombosit diikuti dengan
cryoprecipitates yang mengandung fibrinogen,
fibronectin, faktor pertumbuhan PDGE,
TGF_beta, faktor von Willebrand, F VIII dan
F XIII dalam konsentrasi tinggi
menegembalikan hubungan amnio-chorial
yang terganggu olen trauma iatrogenci,
sehingga menyebabkan proses perbaikan
menjadi lebih efektif.
• Prosedur Amniopacth
- Pengambilan darah autotranfusi padatrombosit
konsentrat dosis 30 ml, cryoprecipitate 20 ml, NaCl
0,9 %
- Jarum amniosentesis ukuran 22 dihubungkan dengan
1 set tabung intravena dengan three way.
- Dilakukan monitoring dengan USG
- Pembersihan lapangan operasi dgn antiseptik
disekitar umbilicus
- Masukkan NaCl 0,9 % 5 cc untuk memuat spase
antra dinding uterus dengan tubuh janin
- Kemudian akan tampak free space melewati three
way
- memasukkan Trombocit Concentrat autolog 30 ml
- Memasukkan cryoprecipitate 20 ml
- Flushing kembali dengan NaCl 0,9 % 3 ml
- Jeda masing-masing suntikn 15 menit
- Jarum dicabut
- Tempat tusukkan jarum ditutup dgn gas betadine
Evaluasi post prosedur:
• Bed Rest selama 7 hari
• Evaluasi tanda vital sign, & tanda infeksi
• Berikan Antibiotik
• Jika ada tanda-tanda kontraksi uterus →
tokolitik
• Evaluasi USG hari ke-3 dan hari ke-7 post
procedur
PEMBAHASAN
• Dari jurnal yang berjudul “Amniopatch, a repairing
technique for premature rupture of amniotic
membranes in second trimester” di dapat hasil
bahwa amniopatch dapat memperbaiki secara
fisiologis dan signifikan dapat memperpanjang
kehamilan, sehingga menghasilkan hasil persalinan.
• Proposal pertama dari metode yang mendukung
memperbaiki membran sudah diusulkan sejak 1986
(Baumgarten) dan 1994 (Uchide) yang berdasarkan
Instilasi Transcercival Fibrin.
• Intra-amniotic infus konsentrat trombosit
(platelet) yang bertujuan untuk menutup
kantung amniotic yang diproduksi selama
fetosocopy untuk mengikat ari-ari dari janin
acardiac dalam janin dalam kehamilan
monoamniotic kembar, diusulkan pertama kali
pada tahun 1996 oleh Quintero.
• Terdiri dari 5 kasus terjadinya ruptur membran
amniotic secara prematur dalam kehamilan
yang berusia antara 17 sampai 23 minggu.
• Diperoleh hasil observasi setelah dilakukan
tehnik amniopatch adalah terjadi penutupan
sempurna dari ruptur dan jumlah cairan
amniotic kembali normal dalam waktu 7 hari.
Case Gestational PROM Amniopatch Delivery Outcome
age
1 19 iatrogenic 1 Ces.sect. 32 good
w
2 17 iatrogenic 1 Sp.deliv.41 good
w.
3 23 Spontaneous 1 Ces.sect. 27 good
w.
4 21 iatrogenic 3 Ces.sect. 26 Brain
w hemorr
5 19 Spontaneus 1 Sp.abort. 22 Miscarriage
w.
KESIMPULAN DAN SARAN
• KESIMPULAN
Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam obstetri.
Penanganan ketuban pecah dini memerlukan pertimbangan usia
gestasi, adanya infeksi pada komplikasi ibu dan janin, dan
adanya tanda-tanda persalinan.
Pada kasus ketuban pecah dini, harus dibatasi dilakukannya
pemeriksaan dalam karena dapat mengakibatkan infeksi.
Penanganan ketuban pecah dini selain menggunakan Antibiotik
profilaksis untuk mencegah komplikasi pada ibu dan janin,pada
refrat ini dapat pula dilakukan dengan amniopatch yang secara
fisiologis dapat memperbaiki dan secara signifikan
memperpanjang durasi kehamilan, meningkatkan hasil setelah
persalinan.
SARAN
Prosedur amniopatch perlu terus
dikembangkan untuk menjawab permasalahan
PPROM di trimester kedua yang
mengakibatkan persalinan preterm dan
permasalahan prematuritas.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sualman K,2009. Penatalaksaan ketuban pecah dini pada kehamilan
preterm. Universitas Riau, Pekanbaru diakses http://www.Belibis17.tk
2. Wiknjosastro, Hanifa, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
3. Rustam Mochtar .1998. Sinopsis Obstetri Ed. 2. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
4. Cunningham, F. Gary., et al. 2006. Obstetri Williams. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
5. Contino, B., Armellino, F., Brokaj, L., et al. 2004. Amniopatch, a
Repairing Technique for Premature Rupture of Amniotic Membranes
in Second Trimester. 27-30. In
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15301286
 
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai