Anda di halaman 1dari 164

Manajemen Proyek

 Proses, usaha, atau kegiatan


pemanfaatan dan penggunaan semua
sumber daya yang terlibat dalam proyek
konstruksi oleh para manajer secara
tepat, berdaya-guna, dan berhasil guna.

 Perencanaan, Pengorganisasian,
Pengisian Personil, Koordinasi,
Pengawasan, dan Pengendalian

1
SUMBER DAYA :
 Tenaga Kerja (Man Power)
 Modal/Uang (Money)
 Bahan (Material)
 Peralatan (Machines)
 Metoda (Method)
2
PERENCANAAN :
Merencanakan langkah-langkah, metode dan cara bagaimana
sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai.

PENGORGANISASIAN :
Pembuatan wadah yang mampu menjalankan kegiatan untuk
mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

PENGISIAN PERSONIL :
Mengisi posisi dalam organisasi dengan personil yang sesuai
kompetensi dan tepat waktu penempatannya.

KOORDINASI :
Merupakan pengaturan berbagai usaha secara tertib dalam rangka
menciptakan kesatuan tindakan dalam mencapai tujuan
bersama. 3
PENGAWASAN :

Merupakan kegiatan organisasi secara terus


menerus untuk memastikan bahwa
pelaksanaan pekerjaan telah dilakukan
sesuai yang direncanakan dengan memenuhi
persyaratan teknis yang ditetapkan, dalam
waktu yang ditetapkan, sesuai biaya yang
tersedia, serta memenuhi persyaratan-
persyaratan yang telah ditetapkan.

4
LINGKUP MANAJEMEN PROYEK

Pengadaan Pelaksanaan Pemeliharaan


Pekerjaan Pekerjaan Pekerjaan

5
PROSES
PENGADAAN
PEKERJAAN
KONTRUKSI
KETENTUAN
1.UU No.18 Tahun 1999
2.PP No.29 Tahun 2000
3.Perpres No.70 Tahun 2012
4.Permen PU No.......
5.Peraturan LKPP 14/2012
6.Peraturan LKPP 15/2012
PENYEDIA PEKERJAAN
7.SE Menteri PU 07/2012
KONSTRUKSI YANG KOMPETEN,
8.SE Menteri PU 10/2012
MAMPU, DENGAN PENAWARAN
9.SE Dirjen BM 17/SE/Db/2012
YANG DAPAT DIPERTANGGUNG 9
JAWABKAN
PERSYARATAN PENGADAAN
PEKERJAAN KONSTRUKSI

a. Persyaratan Cara Pelaksanaan Pengadaan


b. Persyaratan Sistem Pemilihan
c. Persyaratan Peserta Pengadaan
d. Persyaratan Proses Pengadaan
1) Administrasi
2) Teknis
3) Harga
4) Kualifikasi
7
PERSYARATAN
CARA PELAKSANAAN PENGADAAN

Dasar ketentuan SE Menteri PU


Nomor. 07/SE/M/2012 tentang :

Pelaksanaan Pemilihan Penyedia


Barang/Jasa Pemerintah Secara
Elektronik (e-Procurement)
8
PEMILIHAN PENYEDIA JASA SECARA
e-PROCUREMENT
 SE Menteri PU No.07/SE/M/2012, 26 November 2012

 Agar tercipta Transparansi, Efisiensi, Efektivitas, dan


Akuntabilitas

 Semi e – Procurement (2 provinsi)


 Full e – Procurement (31 provinsi)
 POKJA – ULP wajib upload dokumen pengadaan, dan
Penyedia wajib download untuk mengikuti pemilihan

 Website : www.pu.go.id
9

 Jaminan penawaran asli wajib diterima POKJA ULP


sebelum batas akhir pemasukan penawaran
LANJUTAN …
• Penjelasan dokumen seleksi/lelang masih dilakukan secara
tatap muka antara pengguna dengan penyedia.
• Pembukaan penawaran disaksikan oleh wakil peserta, dan
Berita Acara pembukaan penawaran ditandatangani oleh 2
orang saksi.
• Data yang dievaluasi POKJA-ULP adalah Dokumen
Penawaran yang diupload oleh peserta.
• Dokumen elektronik yang rusak (setelah mendapat klarifikasi
dari LPSE) akibat kesalahan pengiriman dokumen oleh
Penyedia, sehingga tidak dapat dievaluasi, dinyatakan tidak
memenuhi syarat

POKJA-ULP HARUS MENYIAPKAN DOKUMEN PENGADAAN ”E


– PROCUREMENT” 10
PERSYARATAN SISTEM PENGADAAN
(PERATURAN PRESIDEN NOMOR 70/2012)

1. PELELANGAN
 Pelelangan Umum
 Pelelangan Terbatas
 Pemilihan Langsung

2. PENUNJUKAN LANGSUNG

3. PENGADAAN LANGSUNG

11
KUALIFIKASI
1. PASCAKUALIFIKASI
2. PRAKUALIFIKASI

 PADA PRINSIPNYA PENGADAAN


DILAKUKAN DENGAN PELELANGAN UMUM
SECARA PASCAKUALIFIKASI.

 UNTUK PEKERJAAN YANG BERSIFAT


KOMPLEKS DAPAT DILAKUKAN DENGAN
PELELANGAN UMUM SECARA
PRAKUALIFIKASI.

 UNTUK PELELANGAN TERBATAS 12


DILAKUKAN PROSES PRAKUALIFIKASI.
PELELANGAN UMUM DENGAN PASCAKUALIFIKASI
PEMBUKAAN PENAWARAN

KOREKSI ARITMATIK EVALUASI TEKNIS


•Metode pelaksanaan
•Jadwal waktu pelaksanaan
EVALUASI ADMINISTRASI •Jenis, kapasitas, komposisi dan
•Pemenuhan syarat-syarat jumlah peralatan minimal
substansial •Spesifikasi Teknis
•Surat penawaran •Personil inti
•Jaminan penawaran •Bagian pekerjaan yang
•Surat kuasa (bila dikuasakan) disubkontrakkan
* Klarifikasi dan analisis untuk
EVALUASI HARGA
menilai konsistensi dan
•Klarifikasi kewajaran harga
kewajaran Teknis
apabila harga penawaran di
bawah 80% HPS harus
dilakukan

EVALUASI KUALIFIKASI PEMBUKTIAN KUALIFIKASI


PELELANGAN UMUM DENGAN PRAKUALIFIKASI
EVALUASI KUALIFIKASI PEMBUKTIAN KUALIFIKASI

PEMASUKAN PENAWARAN HASIL PRAKUALIFIKASI

PEMBUKAAN PENAWARAN UNDANGAN

KOREKSI ARITMATIK EVALUASI TEKNIS


•Metode pelaksanaan
•Jadwal waktu pelaksanaan
EVALUASI ADMINISTRASI •Jenis, kapasitas, komposisi dan
•Pemenuhan syarat-syarat jumlah peralatan minimal
substansial •Spesifikasi Teknis
•Surat penawaran •Personil inti
•Jaminan penawaran •Bagian pekerjaan yang
•Surat kuasa (bila dikuasakan) disubkontrakkan
EVALUASI HARGA * Klarifikasi dan analisis untuk
•Klarifikasi kewajaran harga menilai konsistensi dan
apabila harga penawaran di kewajaran Teknis
bawah 80% HPS harus
dilakukan
PERSYARATAN PESERTA PENGADAAN

1. Memenuhi ketentuan peraturan


perundang-undangan untuk menjalankan
kegiatan/usaha
2. Ketentuan-ketentuan lain yang mengatur
tentang kemampuan, legalitas, dan
kewajiban perpajakan

15
1. Harus memiliki :
a. Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan klasifikasi dan kualifikasi
yang sesuai
b. Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK) dari pemerintah
kabupaten/kota domisili perusahaan
c. Sertifikat Keahlian (SKA)/Sertifikat Keterampilan (SKT) bagi
Tenaga Ahli/Tenaga Kerja-nya.

 Mengacu Surat Edaran Menteri PU nomor 10/SE/M/2012


tanggal 04 Desember 2012 tentang Pemberlakuan SBU, SKA,
SKT Pada Pelaksanaan Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan
Jasa Konsultansi serta Kualifikasi Penyedia Jasa Konstruksi
Untuk Tahun Anggaran 2013.
16
PERSYARATAN PROSES PENGADAAN

Persyaratan Administrasi
• Syarat-syarat substansial yang diminta berdasarkan
Dokumen Pengadaan dipenuhi
• Surat Penawaran memenuhi ketentuan
• Jaminan Penawaran memenuhi ketentuan
• Surat Kuasa (apabila dikuasakan)

Persyaratan TEKNIS
• Persyaratan teknis minimal yang harus dipenuhi meliputi
metode pelaksanaan, jadwal waktu pelaksanaan, jenis
kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan minimal,
spesifikasi teknis, personil inti, bagian pekerjaan yang 17

disubkontrakkan, konsistensi dan kewajaran teknis, RK3K


Persyaratan Kewajaran Harga
• Klarifikasi kewajaran harga penawaran di bawah 80%
Nilai Total HPS
• Apabila harga penawaran tidak wajar, dalam evaluasi
penawaran dinyatakan gugur
• Apabila harga penawaran dinyatakan wajar, dan akan
ditunjuk sebagai pemenang lelang, maka harus
bersedia menaikkan jaminan pelaksanaan menjadi 5%
x Nilai Total HPS

Persyaratan Kualifikasi
• Memenuhi semua persyaratan dalam formulir isian
kualifikasi
• Dapat membuktikan keaslian dan kebenaran dokumen 18
yang diisikan dalam formulir isian kualifikasi
DOKUMEN PENGADAAN

1. Dokumen Kualifikasi

 Instruksi Kepada Peserta Kualifikasi (IPK)


 Lembar Data Kualifikasi (LDK)
 Pakta Integritas
 Formulir Isian Kualifikasi
 Petunjuk Pengisian Formulir Isian Kualifikasi
 Tata Cara Evaluasi Kualifikasi

2. Dokumen Pemilihan
19
2. Dokumen Pemilihan
 Pengumuman
 Instruksi Kepada Peserta Pemilihan (IKP)
 Lembar Data Pemilihan (LDP)
 Bentuk Dokumen Penawaran
(Surat Penawaran, Dokumen Penawaran Teknis, Jaminan
Penawaran)
 Bentuk Surat Perjanjian
 Syarat-Syarat Umum Kontrak
 Syarat-Syarat Khusus Kontrak
 Spesifikasi Teknis, Gambar
 Daftar Kuantitas dan Harga
 Bentuk Dokumen Lain
(Jaminan-Jaminan, ATSP, AHSP, Pra RK3K)
 Bentuk-Bentuk Jaminan 20

 Contoh-Contoh Formulir
1. Persyaratan Administrasi
a) Syarat-Syarat Substansial Dokumen Penawaran
1. Surat Penawaran
2. Jaminan Penawaran Asli
3. Daftar Kuantitas dan Harga
4. Surat Kuasa (apabila dikuasakan)
5. Surat Perjanjian Kemitraan (apabila ada)
6. Dokumen Penawaran Teknis :
• Metode Pelaksanaan
• Jadwal Waktu Pelaksanaan
• Jenis, kapasitasm komposisi dan jumlah peralatan
• Spesifikasi Teknis
• Daftar Personil Inti
• Bagian Pekerjaan yang disubkontrakkan
7. Formulir Rekapitulasi Perhitungan TKDN
Formulir RK3K 21
Syarat-syarat substansial yang diminta berdasarkan
Dokumen Pengadaan ini dipenuhi/dilengkapi, khusus
untuk peserta yang tidak menyampaikan formulir
TKDN, maka penawarannya tidak digugurkan dan
nilai TKDN nya dianggap 0 (nol);

b) Surat penawaran memenuhi ketentuan sebagai


berikut:
1)Ditanda tangani oleh penanggung jawab
perusahaan.
2)Jangka waktu berlakunya surat penawaran tidak
kurang dari persyaratan ;
3)Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang
ditawarkan tidak melebihi sebagaimana tercantum
dalam LDP ; dan
4)Bertanggal.
22
c). Jaminan Penawaran memenuhi ketentuan sebagai
berikut :
1) Diterbitkan oleh Bank Umum, perusahaan penjaminan atau
perusahaan asuransi yang mempunyai program asuransi
kerugian (suretyship) sebagaimana ditetapkan oleh Menteri
Keuangan;
2) Jaminan Penawaran dimulai sejak tanggal terakhir pemasukan
penawaran dan masa berlakunya tidak kurang dari yang
tercantum dalam LDP;
3) nama peserta sama dengan nama yang tercantum dalam surat
Jaminan Penawaran;
4) besaran nilai Jaminan Penawaran tidak kurang dari nilai jaminan
yang ditetapkan dalam LDP;
5) Besaran nilai Jaminan Penawaran dicantumkan dalam angka
dan huruf;
6) Nama Pokja ULP yang menerima Jaminan Penawaran sama
dengan nama Pokja ULP yang mengadakan pelelangan; dan
23
7) Paket pekerjaan yang dijamin sama dengan paket
pekerjaan yang dilelangkan.
8) Jaminan Penawaran harus dapat dicairkan tanpa
syarat (unconditional) sebesar nilai Jaminan dalam
waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja,
setelah surat pernyataan wanprestasi dari Pokja ULP
diterima oleh Penerbit Jaminan;
9) Jaminan Penawaran atas nama perusahaan
kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO) harus ditulis
atas nama perusahaan kemitraan;
10) Substansi dan keabsahan/keaslian Jaminan
Penawaran kepada penerbit jaminan telah
dikonfirmasi dan diklarifikasi secara tertulis oleh Pokja
ULP kepada penerbit jaminan.

d) Surat Kuasa (apabila dikuasakan) 24


2. PERSYARATAN TEKNIS
• Persyaratan teknis minimal harus dipenuhi dengan
membandingkan pmenuhan persyaratan teknis yang
ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan.
• Memenuhi persyaratan-prsyaratan lelang sebagai
berikut :
a. Metode Pelaksanaan Pekerjaan.
b. Jangka Waktu Pelaksanaan.
c. Jenis, Kapasitas, dan Jumlah Peralatan.
d. Spesifikasi Teknis.
e. Personil Inti yang akan ditempatkan secara penuh.
f. Bagian pekerjaan yang akan di subkontrakan.

25
3. PERSYARATAN KEWAJARAN HARGA

Menilai Rincian AHS Pekerjaan Utama meliputi


komponen tenaga kerja, peralatan, dan bahan terhadap
jenis pekerjaan utama yang perlu dinilai kewajarannya,
mencakup :

•Komposisi bahan
•Kesesuaian harga bahan dengan harga pasar
•Kesesuaian upah tenaga kerja
•Kesesuaian penggunaan peralatan yang ditawarkan
dengan perhitungan biaya peralatan yang digunakan
dalam AHSP
Lanjutan …

Apabila hasil analisa mengindikasikan :

•Pekerjaan utama tidak dapat dilaksanakan dengan harga yang


ditawarkan karena harga penawaran di bawah pasar dan dapat
dibuktikan, sehingga akan menyebabkan terjadinya kerugian
dibandingkan keuntungan.
•Diperkirakan kerugian tersebut akan mempengaruhi lingkup,
kualitas, hasil kinerja, dan diyakini tidak dapat menyelesaikan
pekerjaan sesuai ketentuan.

Penawaran tidak memenuhi syarat dan


harus dinyatakan gugur.
4. PERSYARATAN KUALIFIKASI
a. Mengisikan kualifikasi yang ditandatangani oleh Pimpinan
Perusahaan
b. Memiliki SIUJK
c. Menyampaikan pernyataan bahwa perusahaan yang
bersangkutan dan manajemennya tidak dalam
pengawasan pengadilan, tidak pailit, dan direksinya tidak
sedang dalam sanksi pidana
d. Salah satu dan/atau pengurus dan badan usahanya tidak
masuk dalam Daftar Hitam
e. Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban
perpajakan tahun pajak tahun terakhir serta memiliki
laporan bulanan PPh pasal 21, pasal 23, pasal 25/29 dan
28

PPN 3 bulan terakhir


f. Memperoleh ≥ 1 pekerjaan sebagai penyedia
dalam kurun waktu 4 tahun terakhir
g. Memiliki kemampuan pada sub bidang
pekerjaan yang sejenis untuk usaha non
kecil, dan pada bidang yang sejenis untuk
usaha kecil
h. Memiliki kemampuan menyediakan fasilitas
dan peralatan serta personil untuk
pelaksanaan pekerjaan
i. Menyampaikan daftar perolehan pekerjaan
yang sedang dikerjakan

29
j. Memiliki surat keterangan dukungan keuangan
dari bank paling kurang 10% dari nilai total
HPS
k. Dalam hal peserta melakukan kemitraan,
peserta wajib mempunyai perjanjian kemitraan
l. Memiliki Kemampuan Dasar (KD) ≥ nilai total
HPS
m. Mempunyai Sisa Kemampuan Paket (SKP)

30
Pembuktian Kualifikasi
a. Dalam hal peserta tidak dapat menyampaikan
dokumen asli atau salinan yang telah dilegalisir
(kontrak, ijazah, SKA, dll), maka dianggap
memalsukan data, dan penawaran dinyatakan
gugur evaluasi kualifikasi;

b. Dalam pembuktian kualifikasi harus dihadiri oleh


penanggung jawab penawaran atau yang
menerima kuasa dari direktur utama/pimpinan
perusahaan yang nama penerima kuasanya
tercantum dalam akta pendirian atau
perubahannya, atau kepala cabang perusahaan
yang diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan
dengan dokumen otentik, atau pejabat yang
menurut perjanjian kerja sama berhak mewakili
perusahaan yang bekerja sama.
PENGADAAN JASA KONSULTANSI PRAKUALIFIKASI
METODE 2 SAMPUL EVALUASI KUALITAS DAN BIAYA

• Penilaian Terpisah antara Persyaratan Teknis dengan


penawaran biaya
• Urutan proses evaluasi :
1) Evaluasi administrasi dengan sistem gugur
2) Penilaian kualitas penawaran Teknis dengan sistem
nilai dengan ambang batas
3) Penilaian penawaran biaya terhadap peserta yang
lulus ambang batas
4) Dilakukan perhitungan kombinasi nilai penawaran
teknis dan nilai penawaran biaya
5) Diadakan klarifikasi dan negosiasi penawaran teknis
dan penawaran biaya terbaik
32
PENGADAAN JASA KONSULTANSI
 Seleksi Umum dengan Metode Evaluasi Kualitas dan
Biaya
PRAKUALIFIKASI

HASIL KUALIFIKASI
SANGGAHAN UNDANGAN
PENGAMBILAN DOKUMEN SELEKSI

PEMASUKAN DOKUMEN PENAWARAN

PENUNJUKAN
PEMBUKAAN DAN EVALUASI
ADMINISTRI DAN TEKNIS
KLARIFIKASI DAN
PENETAPAN PERINGKAT TEKNIS NEGOSIASI
SANGGAHAN
PEMBUKAAN DAN EVALUASI PENETAPAN PEMENANG
HARGA 33
PERSYARATAN TEKNIS KUALIFIKASI

Kriteria penilaian pengalaman perusahaan pada


pekerjaan sejenis dan kompleksitas setara, serta
kedudukan peserta-peserta :
a. Pengalaman pada pekerjaan sejenis, 40-55 %.
b. Kesesuaian besaran nilai pekerjaan sejenis yang
pernah diselesaikan, 35-45 %.
c. Pengalaman pekerjaan pada lokasi yang sama
pada tingkat Kabupaten/Kota, 5-15 %.
d. Domisili perusahaan Induk (tingkat
provinsi/Kabupaten/Kota), 5%.

34
CALON DAFTAR PENDEK

Paling kurang 5 (lima) atau paling banyak 7


(tujuh) peserta dengan urutan terbaik Nilai
Teknis Kualifikasi (NTK) dimasukkan dalm
Calon Daftar Pendek, untuk kemudian
dilakukan Pembuktian Kualifikasi
PEMBUKTIAN KUALIFIKASI

• Pembuktian Kualifikasi dilakukan dengan cara melihat


keaslian dokumen.
1. Diminta menunjukkan dokumen asli sesuai ijin yang telah
disampaikan,serta diminta salinannya.
2. Dalam hal peserta dapat menunjukkan dokumen asli dimaksud, Panitia
Pengadaan/Pokja dapat melakukan Klarifikasi kepada Penerbit
Dokumen.
3. Dalam hal peserta tidak dapat menunjukkan keaslian dokumen :
a) Salinan ada, dilakukan klarifikasi/verifikasi kepada Penerbit dokumen
terdebut benar maka pembuktian dapat diterima.
b) Salinanpun tidak ada (walaupun hanya satu pengalaman dari banyak
pengalaman yang ada).
4. Dalam hal butir 3a) dokumen tidak benar, atau 3b) maka peserta
GUGUR.
• Dalam hal pada tahapan pembuktian
kualifikasi terdapat peserta yang GUGUR,
dan jika masih tersedia peserta yang
memenuhi syarat kualifikasi, maka
pembuktian kualifikasi dilanjutkan ke
peserta berikutnya.
PENILAIAN PENAWARAN TEKNIS

• Hal-hal yang dinilai adalah :


a. Pengalaman Perusahaan, 10 – 20 %.
b. Pendekatan dan Metodologi, 20 – 40 %.
c. Kualifikasi Tenaga Ahli, 50 – 70 %.
d. Jumlah 100 %.

• Hasil Evaluasi Teknis harus melewati ambang


batas nilai teknis yang ditetapkan dalam
Dokumen Pemilihan.

38
Cara Perhitungan Kombinasi

Nilai Akhir = (Nilai x Bobot) Penawaran Teknis +


(Nilai x Bobot) Penawaran Biaya

Bobot Penawaran Teknis = 0,60 s/d 0,80


Bobot Penawaran Biaya = 0,20 s/d 0,40

39
PENANDATANGANAN KONTRAK
● PPK menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa (SPPBJ) :
a. 6 hari kerja setelah pengumuman pemenang lelang, jika
tidak ada sanggahan
b. 2 hari kerja setelah pengumuman pemenang lelang
setelah semua sangahan di jawab

● Penanda tanganan kontrak dilakukan paling lambat 14


hari kerja setelah terbitnya SPPBJ, setelah penyedia
menyerahkan jaminan pelaksanaan

40
Dokumen Kontrak Kerja Konstruksi
Menurut Peraturan Presiden No. 54/2010
. Addendum Surat Perjanjian

 Surat Perjanjian;
 Surat Penawaran beserta daftar kuantitas dan harga;
 Syarat – syarat Khusus Kontrak;
 Syarat – syarat Umum Kontrak;
 Spesifikasi Khusus;
 Spesifikasi Umum;
 Gambar - gambar;
 Dokumentain : Jaminan – jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP. 41
Isi Kontrak Kerja Konstruksi
 Sesuai ketentuan Pasal 22 Undang-undang Nomor 18
Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, kontrak kerja
konstruksi sekurang-kurangnya harus memuat uraian
mengenai:
 Para pihak, yang memuat secara jelas identitas para pihak;
 Rumusan pekerjaan, yang memuat uraian yang jelas dan rinci
tentang lingkup kerja, nilai pekerjaan, batasan waktu
pelaksanaan;
 Masa pertanggungan dan/atau pemeliharaan, yang memuat
tentang jangka waktu pertanggungan dan/atau pemeliharaan
yang menjadi tanggung jawab penyedia jasa;
 Tenaga ahli, yang memuat ketentuan tentang jumlah, klasifikasi
dan kualifikasi tenaga ahli untuk melaksanakan pekerjaan
konstruksi;
42
 Hak dan kewajiban, yang memuat hak pengguna jasa untuk
memperoleh hasil pekerjaan konstruksi serta kewajibannya untuk
memenuhi ketentuan yang diperjanjikan serta hak penyedia jasa
untuk memperoleh informasi dan imbalan jasa serta kewajibannya
melaksanakan pekerjaan konstruksi;
 Cara pembayaran, yang memuat ketentuan tentang kewajiban
pengguna jasa dalam melakukan pembayaran hasil pekerjaan
konstruksi;
 Cidera janji, yang memuat ketentuan tentang tanggung jawab dalam
hal salah satu pihak tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana
diperjanjikan;
 Penyelesaian perselisihan, yang memuat ketentuan tentang tata
cara penyelesaian perselisihan akibat ketidaksepakatan;
 Pemutusan kontrak kerja konstruksi, yang memuat ketentuan
tentang pemutusan kontrak kerja konstruksi yang timbul akibat tidak
dapat dipenuhinya kewajiban salah satu pihak;
43
 Keadaan memaksa (force majeure), yang memuat
ketentuan tentang kejadian yang timbul di luar kemauan
dan kemampuan para pihak, yang menimbulkan
kerugian bagi salah satu pihak;
 Kegagalan bangunan, yang memuat ketentuan tentang
kewajiban penyedia jasa dan/atau pengguna jasa atas
kegagalan bangunan;
 Perlindungan pekerja, yang memuat ketentuan tentang
kewajiban para pihak dalam pelaksanaan keselamatan
dan kesehatan kerja serta jaminan tenaga kerja;
 Aspek lingkungan, yang memuat kewajiban para pihak
dalam pemenuhan ketentuan tentang lingkungan.

44
JENIS-JENIS
KONTRAK KERJA KONSTRUKSI

• Menurut Cara Pembayaran :


1. Kontrak Lump Sum
2. Kontrak Harga Satuan
3. Kontrak Gabungan Lump Sum dan Harga
Satuan
4. Kontrak Prosentase
5. Kontrak Terima Jadi (Turnkey)

45
• Menurut Pembebanan Tahun Anggaran :
1. Kontrak Tahun Tunggal
2. Kontrak Tahun Jamak

• Menurut Jenis Pekerjaan :


1. Kontrak Pengadaan Pekerjaan Tunggal
2. Kontrak Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi

46
Performance Based Contract (PBC/KBK)
• Merupakan kontrak terintegrasi yang
menggabungkan kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, dan pemeliharaan yang
keluarannya (output) selalu terukur
memenuhi Indikator Kinerja yang telah
ditetapkan.

• Dilihat dari cara pembayarannya kontrak ini


merupakan Kontrak Lump Sum, dengan
pembebanan anggaran secara tahun jamak. 47
48
Waktu Tanggap Penanganan
No Indikator Kinerja Jalan Berdasarkan Kelas Jalan*)

1 Perkerasan Jalan Jalan Raya


Lubang :
a. Tidak boleh ada lubang dengan diameter lebih dari 10 cm dan Harus selesai diperbaiki dalam
kedalaman lebih dari 4cm pada bagian jalan. waktu maksimum 5 (lima) hari.

Retakan :
i)Tidak boleh ada retakan yang lebih lebar dari 3 mm untuk
permukaan aspal/fleksibel.
b ii)Tidak boleh ada retakan yang lebih lebar dari 5 mm untuk Harus selesai ditutup dalam waktu
permukaan perkerasan kaku. maksimum 7 (tujuh) hari.
iii)Luas retakan tidak boleh lebih besar10% setiap 100 m
panjang jalan.
Amblas :
Tidak boleh ada bagian yangamblas lebih dari 3Cm dengan
c Harus selesai ditutup dalam waktu
luasan permukaan yang amblas lebih besar 5% setiap 100
maksimum 5 (lima) hari.
meter jalur jalan.
Pelepasan Butir :
d Tidak boleh ada bagian permukaan jalan yang mengalami Harus selesai ditutup dalam waktu
pelepasan butir 7 (tujuh) hari.
Kebersihan :
e Permukaan jalan harus bersih dan bebas dari tanah, lapukan, Pembersihan paling lambat 1
sampah dan benda lainnya yang membahayakan lalu lintas. (satu) hari.
49
Kontrak Lump Sum
● Kontrak penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas
waktu tertentu sebagaimana ketentuan kontrak, dengan
ketentuan :
a. Jumlah harga pasti dan tetap
b. Semua Resiko ditanggung penyedia jasa
c. Pembayaran didasarkan pada tahapan produk sesuai
ketentuan kontrak
d. Total harga bersifat mengikat
e. Tidak diperbolehkan adanya pekerjaan tambah/kurang

50
Kontrak Harga Satuan
• Kontrak berdasarkan Harga Satuan adalah kontrak
pekerjaaan konstruksi yang berdasarkan harga satuan
setiap jenis pekerjaan yang dilelangkan.
• Pada sistem kontrak harga satuan ini, yang mengikat
sebagai harga kontrak adalah harga satuan masing-masing
mata pembayaran untuk sejumlah volume yang dimuat
dalam daftar kuantitas dan harga.
• Sedangkan nilai total kontrak untuk seluruh pekerjaan yang
merupakan penjumlahan semua hasil perkalian volume dan
harga satuan masing-masing mata pembayaran adalah
merupakan nilai yang “belum pasti” dan bukan merupakan
nilai yang akan dibayarkan pada akhir kontrak apabila
seluruh pekerjaan telah terselesaikan.
51
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
Satker :
Paket :
Lokasi :

Harga Satuan Jumlah Harga


No. Uraian / Jenis Pekerjaan Satuan Volume
Rp. Rp.
BAB I UMUM        
           
Jumlah Harga Pekerjaan Bab I (dipindahkan ke Rekapitulasi)  
           
BAB II PEKERJAAN DRAINASE        
           
Jumlah Harga Pekerjaan Bab II (dipindahkan ke Rekapitulasi)  
           
BAB III PEKERJAAN TANAH        
           
Jumlah Harga Pekerjaan Bab III (dipindahkan ke Rekapitulasi)  
           
BAB IV PELEBARAN PERK. & BAHU JALAN        
           
Jumlah Harga Pekerjaan Bab IV (dipindahkan ke Rekapitulasi)  
           
BAB V PERKERASAN BERBUTIR        
           
Jumlah Harga Pekerjaan Bab V (dipindahkan ke Rekapitulasi)  
           
BAB VI PERKERASAN ASPAL        
6.1.(1) Lapis Resap Pengikat Lt      
6.1.(2) Lapis perekat Lt      
6.3.(5).a Laston lapis aus (AC-WC) t = 4 cm M²      
6.3.(5).b Laston lapis aus (AC-WC) t = 5 cm M³      
6.3.(6).a Laston lapis antara (AC-BC) t = 5 cm M³      
6.3.(6).b Laston lapis antara (AC-BC) t = 7 cm M³      
6.3.(7).a Laston lapis pondasi (AC-Base) t = 6 cm M³      
           
Jumlah Harga Pekerjaan Bab VI (dipindahkan ke Rekapitulasi)  
            52
BAB VII STRUKTUR        
           
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN
SNVT :
NAMA PAKET :
PROP / KAB / KODYA :
ITEM PEMBAYARAN NO. :
JENIS PEKERJAAN :
SATUAN PEMBAYARAN :

HARGA JUMLAH
PERKIRAAN
NO. KOMPONEN SATUAN SATUAN HARGA
KUANTITAS
(Rp.) (Rp.)
             
A. TENAGA          
             
1. Pekerja (LO1) Jam      
2. Mandor (LO3) Jam      
             
  Jumlah Harga   
             
B. BAHAN          
             
1. Agregat Kasar (M03) M³      
2. Agregat Halus (M04) M³      
3. Filler (M05) Kg      
4. Aspal (M10) Kg      
             
  Jumlah Harga   
             
C. PERALATAN          
             
1. Wheel Loader (E15) Jam      
2. AMP (E01) Jam      
3. Genset (E12) Jam      
4. Dump Truck 8 ton (E09) Jam      
5. Asp. Finisher (E02) Jam      
6. Tandem Roller (E17) Jam      
7. P. Tyre Roller (E18) Jam      
8. Alat Bantu   Ls      
             
  Jumlah Harga   
             
D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A+B+C)  
E. OVERHEAD & PROFIT   53
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN (D+E)  
 Volume masing-masing jenis mata pembayaran yang ada di
dalam daftar kuantitas dan harga merupakan volume perkiraan
sementara untuk menyelesaikan pekerjaan proyek dan
merupakan volume yang berlaku untuk setiap harga satuan
yang ditawarkan oleh penyedia jasa dalam penawarannya.
 Karena harga satuan mengikat dalam kontrak, maka nilai harga
satuan masing-masing mata pembayaran tidak dapat diubah
kecuali apabila terjadi perubahan volume mata pembayaran
dari volume awal melebihi nilai tertentu, misalnya 10%.
 Sistem kontrak harga satuan ini umumnya diterapkan pada
jenis-jenis pekerjaan yang volumenya tidak dapat dihitung
secara pasti sehubungan dengan sifat perencanaannya sendiri
masih harus disesuaikan dengan kondisi lapangan sehingga
akan mempengaruhi nilai volume awal yang disiapkan
pengguna jasa.
54
KONTRAK GABUNGAN LUMP SUM DAN
HARGA SATUAN
Kontrak yang merupakan gabungan Lump Sum dan
Harga Satuan dalam satu pekerjaan yang diperjanjikan.

KONTRAK PROSENTASE
Merupakan Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi/Jasa
Lainnya, dengan ketentuan :
a.Penyedia menerima imbalan berdasarkan prosentase
dari nilai pekerjaan tertentu.
b.Pembayaran didasarkan pada tahap produk yang
dihasilkan sesuai isi Kontrak.

55
KONTRAK TERIMA JADI (TURNKEY)

Merupakan kontrak pengadaan barang/ pekerjaan


konstruksi/ jasa lainnya atas penyelesaian seluruh
pekerjaan dalam batas waktu tertentu, dengan
ketentuan :
a.Jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh
pekerjaan selesai dilaksanakan.
b.Pembayaran dilakukan berdasarkan hasil penilaian
bersama yang menunjukkan bahwa pekerjaan telah
dilaksanakan sesuai dengan kriteria kinerja yang telah
ditetapkan.
56
SKEMA PELAKSANAAN KONTRAK
Tanda Tangan Kontrak
≤ 7 hk • Proses Pembayaran Uang Muka

Serah Terima Lapangan


≤ 7 hk • Mobilisasi Konsultan Supervisi

Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)


≤ 7 hk

Rapat Pra Pelaksanaan (PCM)


21 hk

Mobilisasi Rekayasa Lapangan Pengembalian Kondisi

• Pelaksanaan Pekerjaan • Contract Change Order Pemeliharaan Rutin


• Pembayaran Pekerjaan • Review Design
• Adendum Kontrak

Serah Terima Pertama Pekerjaan


(PHO)
Serah Terima Akhir Pekerjaan (FHO) 57
SERAH TERIMA LAPANGAN

•PPK wajib untuk menyerahkan lapangan sesuai


kebutuhan penyedia untuk melaksanakan pekerjaan
sebelum Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
•Hasil penyerahan dituangkan dalam Berita Acara
Penyerahan lokasi pekerjaan dan ditanda tangani
oleh PPK dan General Superintendent.
•Setelah diadakan serah terima tersebut, penyedia
bertanggung jawab terhadap penanganan seluruh
lokasi.

58
MOBILISASI KONSULTAN SUPERVISI
•Dalam manajemen pengelolaan pekerjaan, PPK dibantu
Konsultan Supervisi sebagai wakil Direksi Pekerjaan, yang
mendapatkan pendelegasian tugas dari PPK untuk :
a.Pengawasan kualitas pekerjaan.
b.Pengendalian kuantitas pekerjaan.
c.Pengawasan metoda pelaksanaan.
d.Sertifikasi hasil pelaksanaan pekerjaan.

•Mobilisasi Tim konsultan supervisi dilakukan setelah PPK


pekerjaan konstruksi meminta kepada PPK penyedia
konsultan supervisi dengan melampirkan kontrak, SPMK
dan jadwal pelaksanaan.
59
• Penyedia konsultan supervisi akan
mengirimkan Tim tersebut dengan Surat Resmi
berupa BA Penyerahan tenaga tersebut,
dengan dilampiri KAK dan rincian jumlah man-
mounth dari masing-masing personil konsultan.

• Dalam masa pelaksanaan apabila personil


konsultan diyakini tidak mampu menjalankan
tugasnya sesuai KAK, maka PPK pekerjaan
konstruksi bisa mengajukan permintaan
penggantian kepada PPK penyedia jasa
konsultan.
60
SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)

•Selambat-lambatnya 14 hari kerja sejak penanda


tanganan kontrak (dan telah dilakukan serah
terima lapangan), PPK harus menerbitkan SPMK.

•Dalam SPMK dicantumkan saat paling lambat


dimulainya pelaksanaan pekerjaan (Tanggal Mulai
Kerja).

•Konsultan supervisi mendapatkan tembusan


SPMK.
61
STRUKTUR ORGANISASI
a. GARIS LURUS
PPK

DIREKSI PEKERJAAN
(ENGINEER)

KONTRAKTOR UTAMA
(MAIN CONTRACTOR)

SUB KONTRAKTOR SUB KONTRAKTOR


62
a. SEGITIGA PPK

GENERAL SITE
SUPERINTENDENT ENGINEER

CONSTRUCTION MATERIAL EQUIPMENT


ENGINEER SUPERINTENDENT SUPERINTENDENT

63
RAPAT PRA PELAKSANAAN (PCM)

 Pre Construction Meeting adalah Rapat/pertemuan awal


yang diadakan atas prakarsa/ undangan dari Pemberi
Tugas yang dihadiri oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor
dan Sub Kontraktor (kalau ada).
 Tujuan : untuk menyamakan pengertian mengenai
Dokumen Kontrak (Spesifikasi) yang dipakai dalam
pelaksanaan pekerjaan, dan menyusun kerangka kerja
dalam pelaksanaan pekerjaan.
 Pembahasan pada Pre Construction Meeting meliputi hal-
hal jadwal pelaksanaan, mobilisasi, rencana kerja dan
metoda kerja, tata cara pengukuran volume pekerjaan
(opname).
 Diselenggarakan paling lambat 7 hari sejak tnggal SPMK.
64
 Prosedur Kerja
 Berpedoman pada :
 Dokumen Tender (Gambar Rencana, Spesifikasi
Teknik, dll )
 Dokumen Kontrak antara Wakil Pemilik
(Engineer) dan Kontraktor
 Surat Perintah Kerja dari Wakil Pemilik
(Engineer) kepada pihak Kontraktor, maka
Pemberi Tugas mengundang pihak Kontraktor,
Konsultan Pengawas dan instansi terkait untuk
melaksanakan Pre Constrction Meeting.

65
PRE CONSTRUCTION MEETING
(Rapat Pra Pelaksanaan)
A. ORGANISASI KERJA
Struktur Organisasi Kerja dan Daftar Personil :
PPK, Penyedia Pekerjaan Konstruksi, Penyedia Jasa Konsultansi,
disampaikan dan di bahas.

B. TATA CARA PENGATURAN PEKERJAAN


1. Penyedia Pekerjaan Konstruksi diminta menyampaikan :
 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
 Rencana Mobilisasi
 Rencana Kerja dan Metoda Kerja
2. Tata cara Pengajuan REQUEST dan APPROVAL
3. Tata cara Penyiapan SHOP DRAWING
4. Tata cara Pengukuran Volume
5. Tata cara Pengajuan Sertifikat Bulanan 66
6. Prosedur Perubahan Kontrak dan
penyusunan Addendum dan Kontrak
7. Pembuatan laporan - laporan
8. Penyusunan Program Mutu Kontrak

C. PENEKANAN TERHADAP KETENTUAN


KONTRAK
D. KESEPAKATAN PENAFSIRAN TERHADAP
KETENTUAN KONTRAK (tertentu)

67
68
DIAGRAM PEMENUHAN KONDISI PELAYANAN JALAN
REKAYASA LAPANGAN DAN REVIEW DESIGN

 Dilakukan pengukuran dan pemeriksaan detail


kondisi lapangan untuk menetapkan kuantitas
pekerjaan yang lebih akurat.

 Jika terjadi perubahan konstruksi yang


mendasar, maka harus dilakukan Review Design
yang harus di setujui oleh yang berwenang
sesuai ketentuan dalam SE Dirjen Bina Marga
no 18/SE/Db/2012 tentang Prosedur Standard
Pelaksananaan Perubahan Kontrak.
PEKERJAAN TAMBAH / KURANG, CCO, ADDENDUM

 Perubahan-perubahan Kontrak

a. Menambah/mengurangi volume pekerjaan yang


tercantum dalam kontrak.
b. Menambah/mengurangi jenis pekerjaan.
c. Mengubah spesifikasi pekerjaan sesuai kebutuhan
lapangan.
d. Melaksanakan pekerjaan tambah yang belum
tercantum dalam kontrak untuk menyelesaikan
seluruh pekerjaan sesuai lingkup kontrak asal.
 Dilakukan negosiasi teknis dan harga,
jika:
a. Kuantitas pekerjaan utama berubah ≥ 10% dari
kuantitas awal.
b. Muncul mata pembayaran baru
c. Kuantitas pekerjaan timpang naik melebihi
kuantitas awal.

 Perubahan dituangkan dalam addendum


kontrak.
4) Kegiatan Penyiapan Contract Change Order

 Contract Change Order (CCO) adalah Perubahan


Volume/ Quantity untuk setiap item pekerjaan yang
memerlukan penyesuaian selama kontrak
berlangsung atau perubahan atas Dokumen
Kontrak.
 CCO menyatakan perubahan bunyi Kontrak tanpa
merubah nilai kontrak secara keseluruhan.
 Hal-hal yang perlu diperhatikan:
 Perubahan Volume atau perubahan item pekerjaan tidak
merubah nilai Kontrak.
 Perubahan item pekerjaan tidak mengurangi tujuan/
maksud dari pekerjaan konstruksi tersebut.
 Pengajuan permohonan CCO masih dalam Schedule
Pelaksanaan.
 Dengan terbitnya Berita Acara CCO maka Kontrak Awal
atau Contract Change Order lama tidak berlaku lagi. 74
 Prosedur:
 Pemberi Tugas dapat memprakarsai CCO dengan
jalan mengirim surat tertulis kepada Kontraktor yang
berisi : uraian detil, perubahan yang diusulkan dan
lokasi pekerjaan di lapangan; gambar yang telah
direvisi dan spesifikasi mengenai perubahan;
perkiraan waktu untuk penyelesaian pekerjaan
 Permintaan Kontraktor untuk mengadakan
permintaan perubahan kepada Pemberi Tugas,
dengan mengirim surat Permohonan Perubahan
yang berisi :
 Uraian usulan perubahan.
 Keterangan alasan perubahan.
 Pengaruh terhadap jadwal pelaksanaan, kalau ada.
 Rekomendasi Konsultan Pengawas
 Pemberi Tugas membuat Berita Acara CCO 75
Adendum Kontrak

 Adendum kontrak harus dibuat apabila terjadi


perubahan kontrak.
 Perubahan kontrak dapat terjadi apabila:
 Terdapat perubahan pekerjaan disebabkan oleh
sesuatu hal yang dilakukan oleh para pihak dalam
kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan
dalam kontrak;
 Terdapat perubahan jadual pelaksanaan pekerjaan
akibat adanya perubahan pekerjaan;
 Terdapat perubahan harga kontrak akibat adanya
perubahan pekerjaan dan perubahan pelaksanaan
pekerjaan;
 Disetujui oleh para pihak yang membuat kontrak
untuk membuat adendum kontrak.
76
 Prosedur adendum kontrak
 Pengguna jasa memberikan perintah tertulis kepada
penyedia jasa untuk melaksanakan perubahan
kontrak, atau kontraktor mengusulkan perubahan
kontrak;
 Kontraktor harus memberikan tanggapan atas
perintah perubahan dari pengguna jasa dan
mengusulkan perubahan harga (bila ada)
selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari;
 Atas usulan perubahan harga dilakukan negosiasi
dan dibuat berita acara hasil negosiasi;
 Berdasarkan berita acara hasil negosiasi dibuat
adendum kontrak.
77
Pelaksanaan Konstruksi

1) Kegiatan Penyiapan Shop Drawing


2) Kegiatan Show Cause Meeting
3) Kegiatan Penyiapan Laporan
Ketidaksesuaian
4) Kegiatan Penyiapan Contract Change
Order
5) Kegiatan Material On Site (MOS)
6) Kegiatan Pengujian Bahan Olahan dan
Bahan Jadi
7) Kegiatan Penyiapan Monthly Certificate
(MC)
78
8) Kegiatan Pekerjaan Tanah
9) Kegiatan Pekerjaan Pondasi
10) Kegiatan Pekerjaan Pavement
11) Kegiatan Pekerjaan Beton
12) Kegiatan Pekerjaan Pembuatan Pilar
dan Abutment
13) Kegiatan Pekerjaan Erection
14) Kegiatan Penyiapan As Built Drawing
15) Kegiatan Penghitungan Eskalasi
16) Kegiatan Provisional Hand Over
79
Kewajiban Penyedia Jasa
5.1. Kewajiban Pelaksana Konstruksi
 Pada Construction Period
 Melaksanakan, menyelesaikan, memperbaiki
pekerjaan secara cermat, akurat dan penuh
tanggung jawab dengan menyediakan tenaga
kerja, bahan, peralatan, angkutan ke atau dari
lapangan, dan segala pekerjaan permanen
maupun sementara yang diperlukan untuk
pelaksanaan, penyelesaian, dan perbaikan
pekerjaan yang dirinci dalam kontrak
 Pada Warranty Period
 Memelihara seluruh pekerjaan konstruksi yang
telah di-PHO-kan
80
 Kegiatan Persiapan Pelaksanaan Konstruksi

1. Mengirimkan data-data personil yang diperlukan


kepada Pemberi Tugas untuk keperluan pengujian
personel kontraktor.
2. Melakukan Mobilisasi Awal (mobilisasi personil inti)
3. Menyiapkan bahan-bahan untuk keperluan Pre
Construction Meeting
4. Mempelajari system perhitungan volume pekerjaan
5. Melakukan pembahasan dengan para penanggung
jawab manajemen konstruksi (unsur kontraktor dan
konsultan) tentang jenis dan system dokumentasi
untuk memudahkan pengambilan dan penggunaan
data-data administrasi maupun teknis pekerjaan
konstruksi jika setiap saat diperlukan.
81
6. Mengolah hasil pengumpulan data lapangan untuk
keperluan review design yang akan dilakukan oleh
konsultan.
7. Menyiapkan program dan jadwal kerja
8. Menyiapkan format request dan mengirimkannya
kepada konsultan.
9. Mencari lokasi quarry dan melakukan test awal
serta menyiapkan laporan tentang quarry dimaksud.
10. Menyiapkan base camp dan fasilitas base camp.
11. Menyiapkan polis-polis asuransi dan jaminan-
jaminan Bank untuk uang muka, pelaksanaan dan
pemeliharaan.
12. Melakukan mobilisasi final personel/alat/material.
13. Menyiapkan format untuk keperluan verifikasi
(penutup request).
82
 Kegiatan Pelaksanaan Konstruksi

1. Membuat Shop Drawing (gambar kerja)


2. Melakukan pelaporan kegiatan konstruksi sesuai
dengan waktu dan format yang ditentukan oleh
konsultan pengawas.
3. Mengkaji dan menanggapi laporan konsultan
tentang ketidaksesuaian hasil pekerjaan lapangan
(mutu, volume, performance) sebagai persiapan
pertanggungjawaban kontraktor jika dipanggil oleh
pemberi tugas.
4. Mengajukan rencana contract change order
berkaitan dengan perubahan jenis dan volume
pekerjaan.
5. Melaporkan jenis dan material on site sebagai
bahan masukan untuk penyiapan Monthly certificate
6. Melakukan pengujian laboratorium untuk bahan
olah dan bahan jadi
83
7. Menyiapkan Monthly Certificate
8. Melaksanakan pekerjaan tanah (galian,
timbunan, dan pembuatan badan jalan)
9. Melaksanakan pekerjaan pondasi bawah dan
pondasi atas dari perkerasan jalan sesuai
dengan persyaratan teknis yang diatur di
dalam spesifikasi
10. Melaksanakan pekerjaan lapis permukaan
jalan sesuai dengan persyaratan teknis yang
diatur di dalam spesifikasi.
11. Melaksanakan pembuatan struktur beton
termasuk tulangan dan struktur komposit

84
12. Melaksanakan pekerjaan pilar dan abutment.
13. Melaksanakan pekerjaan pemasangan balok
girder, misalnya untuk jembatan diatas
tumpuan konstruksi landasan antara abutment
dan pilar, pilar dan pilar, atau abutment dan
abutment.
14. Menyiapkan As Built Drawing atau Gambar
Pelaksanaan yang terjadi dilapangan
15. Menghitung Eskalasi sesuai dengan fluktuasi
harga untuk pay-item / komponen pekerjaan
mayor.
16. Mengajukan usulan PHO (provisional Hand
Over)

85
 Kegiatan selama warranty period

1. Merawat hasil pekerjaan yang telah di-PHO-


kan
2. Menyiapkan berkas pengajuan FHO kepada
pemberi pekerjaan
3. Menyelesaikan tagihan terakhir pembayaran
pekerjaan dan penyelesaian administrasi
untuk pengakhiran kontrak

86
5.2. Kewajiban Konsultan
 Pada Construction Period
 melakukan pengendalian atas pelaksanaan civil
works yang dilakukan oleh kontraktor, agar tepat
mutu, tepat biaya, dan tepat waktu. Rujukan :
dokumen kontrak
 mendorong kontraktor untuk memenuhi
kewajibannya dalam melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan hukum yang
tercantum di dalam dokumen kontrak.
 Pada Warranty Period
 Mengawasi seluruh pekerjaan konstruksi yang
telah di-PHO-kan

87
 Kegiatan Persiapan Pengawasan Konstruksi

1. Mengirimkan data-data personil yang diperlukan


kepada Pemberi Tugas untuk keperluan pengujian
personel konsultan.
2. Melakukan Mobilisasi Awal (mobilisasi personil inti)
3. Membantu engineer menyiapkan bahan-bahan
untuk keperluan Pre Construction Meeting
4. Mempelajari system perhitungan volume pekerjaan
5. Melakukan pembahasan dengan para penanggung
jawab manajemen konstruksi (unsur kontraktor dan
konsultan) tentang jenis dan system dokumentasi
untuk memudahkan pengambilan dan penggunaan
data-data administrasi maupun teknis pekerjaan
konstruksi jika setiap saat diperlukan.
88
6. Melakukan review design .
7. Mempelajari program dan jadwal kerja yang dibuat
oleh kontraktor
8. Mempelajari dan mengoreksi format request yang
dibuat oleh kontraktor.
9. Mempelajari dan memberikan tanggapan atas
laporan tentang quarry yang dibuat oleh kontraktor .
10. Mengawasi penyiapan base camp dan fasilitas base
camp yang dibuat oleh kontraktor.
11. Memeriksa polis-polis asuransi dan jaminan-jaminan
Bank untuk uang muka, pelaksanaan dan
pemeliharan yang disiapkan oleh kontraktor .
12. Mengawasi mobilisasi final personel/alat/material
yang dilakukan oleh kontraktor .
13. Memeriksa format untuk keperluan verifikasi
(penutup request) yang dibuat oleh kontraktor
89
 Kegiatan Pengawasan Konstruksi

1. Memeriksa Shop Drawing (gambar kerja) yang


dibuat oleh kontraktor
2. Menyiapkan format dan jadwal pelaporan kegiatan
konstruksi untuk digunakan oleh kontraktor.
3. Menyiapkan laporan ketidaksesuaian hasil
pekerjaan lapangan yang dilakukan oleh kontraktor
(mutu, volume, performance) untuk disampaikan
kepada pemberi tugas sebagai bahan masukan.
4. Memeriksa rencana contract change order yang
diajukan oleh kontraktor.
5. Memeriksa jenis dan material on site yang diajukan
oleh kontraktor sebagai bahan masukan untuk
verifikasi Monthly Certificate.
6. Melakukan evaluasi atas hasil pengujian
laboratorium bahan olah dan bahan jadi.
90
7. Memeriksa Monthly Certificate yang diajukan oleh
kontraktor untuk kemudian dapat menyetujui atau
menolak pengajuan Monthly Certificate dimaksud
8. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan tanah (galian,
timbunan, dan pembuatan badan jalan) yang dilakukan
oleh kontraktor dan mengecek volume pekerjaan tanah
sebagai bahan masukan untuk perhitungan volume
pekerjaan tanah yang harus dibayar.
9. Memeriksa pelaksanaan pekerjaan pondasi bawah
dan pondasi atas dari perkerasan jalan yang dilakukan
oleh kontraktor dengan merujuk pada spesifikasi teknis
yang digunakan
10. Memeriksa pelaksanaan pekerjaan lapis permukaan
jalan yang dilakukan oleh kontraktor dengan merujuk
pada spesifikasi teknis yang digunakan
11. Memeriksa pelaksanaan pembuatan struktur beton
termasuk tulangan dan struktur komposit yang
dilakukan oleh kontraktor.
91
12. Memeriksa pelaksanaan pekerjaan pilar dan
abutment yang dilakukan oleh kontraktor.
13. Memeriksa pelaksanaan pekerjaan
pemasangan balok girder yang dilakukan oleh
kontraktor, misalnya untuk jembatan diatas
tumpuan konstruksi landasan antara abutment
dan pilar, antara pilar dan pilar, atau antara
abutment dan abutment.
14. Memeriksa pembuatan As Built yang dilakukan
oleh kontraktor.
15. Memeriksa perhitungan Eskalasi yang
diajukan oleh kontraktor.
16. Memeriksa usulan PHO (Provisional Hand
Over) yang diajukan oleh kontraktor
92
 Kegiatan selama warranty period

1. Memeriksa sewaktu-waktu perawatan oleh


kontraktor atas hasil pekerjaan yang telah
di-PHO-kan.
2. Memeriksa berkas pengajuan FHO yang
diajukan oleh kontraktor kepada pemberi
tugas.
3. Memeriksa berkas tagihan terakhir
pembayaran pekerjaan dan penyelesaian
administrasi untuk pengakhiran kontrak
yang diajukan oleh kontraktor.
93
Ketentuan Spesifikasi Teknis

 Pengertian Umum
 Spesifikasi adalah suatu uraian atau ketentuan-
ketentuan yang disusun secara lengkap dan jelas
mengenai suatu barang, metode atau hasil akhir
pekerjaan yang dapat dibeli, dibangun atau
dikembangkan oleh pihak lain sedemikian sehingga
dapat memenuhi keinginan semua pihak yang
terkait.
 Spesifikasi adalah suatu tatanan teknik yang dapat
membantu semua pihak yang terkait dengan proyek
untuk sependapat dalam pemahaman sesuatu hal
teknis tertentu yang terjadi dalam suatu pekerjaan.
94
Posisi Spesifikasi Dalam Dokumen Kontrak
 Dokumen kontrak nasional (NCB) sesuai urutan
kekuatan hukumnya terdiri atas sebagai berikut :

1. Adendum Surat Perjanjian


2. Surat Perjanjian;
3. Surat Penawaran Berikut Daftar Kuantitas dan Harga;
4. Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
5. Syarat-Syarat Umum Kontrak
6. Spesifikasi Khusus;
7. Spesifikasi Umum;
8. Gambar-gambar;
9. Dokumen lain seperti Jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.

95
 Dokumen kontrak internasional (ICB)
sesuai urutan kekuatan hukumnya terdiri
atas sebagai berikut :
1. the Contract Agreement (if completed);
2. the Letter of Acceptance;
3. the Bid and the Appendix to Bid;
4. the Conditions of Contract, Part II;
5. the Conditions of Contract, Part I;
6. the Specifications;
7. the Drawings;
8. the priced Bill of Quantities; and
9. other Documents, as listed in The Appendix to
Bid.
96
Jenis-jenis Spesifikasi

 End Result Specification / Performance


Specification (Spesifikasi Produk Akhir), yaitu jenis
Spesifikasi dimana yang dipersyaratkan adalah dimensi
dan kualitas produk akhir yang harus dicapai, tanpa
mempersoalkan metode kerja untuk mencapai hasil
akhir tsb.

97
 Process Specification (Spesifikasi Proses Kerja), yaitu
jenis Spesifikasi dimana yang diatur adalah semua
ketentuan yang harus dilaksanakan selama proses
pelaksanaan pekerjaan, dengan sasaran pencapaian hasil
kerja yang akan diperoleh sesuai dengan yang diinginkan.
 Proses adalah upaya mencapai produk akhir yang diatur
sesuai dengan ketentuan yang ada pay item di maksud.

98
Multi Step and Method Specification,
yaitu jenis Spesifikasi yang mengatur
semua langkah, material, metode kerja
dan hasil kerja yang diharapkan.

99
 Spesifikasi untuk prasarana jalan / jembatan lebih
condong kepada jenis Multi Step and Method
Specification, karena jenis spesifikasi ini memberikan
bimbingan cara pelaksanaan langkah demi langkah agar
diperoleh hasil pekerjaan yang sesuai dengan yang
dipersyaratkan.

 Spesifikasi yang dijadikan rujukan untuk penyusunan


modul pelatihan ini adalah jenis Multi Step and Method
Specification.

 Pemilihan jenis Spesifikasi ini juga memberi kemudahan


bagi kontraktor pemula dalam menangani pekerjaan
jalan dan jembatan.
100
Persyaratan Spesifikasi Teknis
 Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu kecuali untuk
suku cadang/komponen produk tertentu;
 Tidak menutup kemungkinan digunakannya produksi dalam
negeri;
 Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar
nasional;
 Metode pelaksanaan pekerjaan harus logis, realistis dan dapat
dilaksanakan;
 Mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan
utama minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
 Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan
dalam pelaksanaan pekerjaan;
 Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil
produksi;
 Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output
performance) yang diinginkan;
 Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara
pembayaran. 101
Penerapan Spesifikasi Teknis

 Spesifikasi digunakan dalam 2 tahap yaitu


tahap pra kontrak dan tahap pelaksanaan
kontrak.
 Baik pada tahap pra kontrak maupun tahap
pelaksanaan kontrak, ada 3 unsur yang
berkepentingan dengan spesifikasi yaitu
pemilik proyek (pengguna jasa), kontraktor
(penyedia jasa) maupun konsultan
(penyedia jasa).
102
Tahap Pra Kontrak
 Pemilik Proyek
 Aspek teknis yang harus dipedomani oleh Panitia
Pengadaan di dalam menyelenggarakan proses pengadaan
adalah Spesifikasi yang telah ditentukan oleh Pemilik
Proyek, jadi Panitia Pengadaan tidak perlu membuat
ketentuan-ketentuan teknik lagi.
 Kontraktor
 Kontraktor perlu memanfaatkan tahap aanwijzing dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan
Spesifikasi, agar didalam menyiapkan penawaran dapat
diperoleh besarnya penawaran yang realistis, masih
memberikan harapan keuntungan yang wajar apabila proyek
dilaksanakan dengan prinsip tepat mutu, tepat waktu dan
tepat biaya.
 Konsultan
 Konsultan perlu memahami substansi Spesifikasi untuk
dijadikan acuan utama dalam memperkirakan kebutuhan riil
di lapangan, berkaitan dengan aspek penyempurnaan
perencanaan teknis yang mungkin berakibat terhadap
diperlukannya penambahan item pekerjaan.
103
Tahap Pelaksanaan Kontrak
 Pemilik Proyek
 Tanggung jawab teknis penyelenggaraan proyek agar sesuai
dengan Spesifikasi ada pada Pinpro/Pinbagpro yang
diperankan sebagai Wakil Pemilik Proyek.
 Spesifikasi (Multi Step and Method Specification) dijadikan
acuan oleh Wakil Pemilik Proyek untuk mengendalikan
pelaksanaan proyek
 Kontraktor
 Spesifikasi (Multi Step and Method Specification) harus
dijadikan acuan oleh kontraktor dalam melaksanakan
proyek, agar di dalam melaksanakan seluruh pay item
pekerjaan kontraktor dapat mengikuti ketentuan tentang
semua langkah, material yang harus digunakan dan metode
kerja, serta hasil kerja yang diharapkan.
 Jika kontraktor melaksanakan item pekerjaan yang
menyimpang dari ketentuan yang telah diatur di dalam
spesifikasi, maka kontraktor harus siap menerima
kemungkinan hasil pekerjaannya ditolak oleh Pemilik Proyek.
104
 Konsultan
 Spesifikasi (Multi Step and Method Specification)
harus dijadikan acuan oleh konsultan untuk
melakukan pengawasan teknis terhadap
pelaksanaan seluruh item pekerjaan yang
dilakukan oleh kontraktor

 Cakupan Pengawasan
 Pengawasan mutu hasil pekerjaan.
 Pengendalian kuantitas pekerjaan
 Pengawaan metode pelaksanaan konstruksi.

 Pengawasan dengan berbekal Spesifikasi tersebut


dilakukan oleh konsultan di dalam menjalankan
fungsinya sebagai Engineer's Representative. 105
Penggunaan Spesifikasi Pada Pekerjaan Jalan
dan Jembatan
 Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
 Pembangunan Jalan dan Jembatan
 Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan.

 Ketiga proyek menggunakan spesifikasi untuk kepentingan yang


berbeda meskipun masing-masing menggunakannya dalam
mewakili Pemilik Proyek.
 Pada proyek-proyek fisik, telah dijelaskan penggunaan Spesifikasi
baik pada tahap pra kontrak maupun pada tahap pelaksanaan pra
kontrak.
 Pada proyek perencanaan dan pengawasan, Spesifikasi merupakan
salah satu produk perencanaan, digunakan untuk pengendalian
proyek pada tahap pengawasan pekerjaan fisik yang dilakukan oleh
kontraktor. 106
Seksi 5.3
Perkerasan Beton Semen
 Panjang Percobaan
Penyedia harus menyediakan instalasi, peralatan dan
menunjukkan metode pelaksanaan pekerjaan dengan
melakukan percobaan penghamparan dengan panjang ≥
30m di lokasi yang disediakan oleh penyedia di luar
daerah kerja permanen.
Setelah percobaan pertama disetujui oleh Direksi Pekerjaan,
maka percobaan sepanjang 150m - 300m harus
dilakukan di daerah kerja permanen.

 Perkerasan hasil percobaan penghamparan yang


dilaksanakan di luar daerah pekerjaan permanen tidak
boleh diukur untuk pembayaran. 107
 Pengukuran dan Pembayaran
a. Ketebalan Kurang
Kekurangan Tebal Rata- Pengurangan
rata (Persen Harga Satuan)
0 – 5 mm 0%
6 – 8 mm 20 %
9 – 10 mm 28 %
11 – 12,5 mm 32 %
> 12,5 mm Dibongkar atau
ditinggal tanpa
pembayaran.
b. Ketebalan Lebih
Tidak ada pembayaran tambahan untuk setiap tebal
perkerasan yang melampaui tebal dalam gambar.
108
c. Kekuatan Kurang
 Jika Kuat lentur dalam 28 hari < 90 %
kuat lentur minimum yang dipersyaratkan,
maka harus dibongkar dan diganti.

 Jika Kuat lentur dalam 28 hari 90% -


100% Kuat lentur minimum yang
dipersyaratkan, maka dapat diterima
dengan pengurangan 4 % HSP untuk
setiap 1 kg/cm2.
109
d. Ketebalan dan Kekuatan Kurang
Bilamana ketebalan dan kekuatan
perkerasan beton kurang dari yang
dipersyaratkan tetapi masih dalam
batas-batas toleransi, maka
pengurangan pembayaran dilakukan
dengan faktor pengurangan ketebalan
dikalikan dengan faktor pengurangan
kekuatan.

110
Contoh :

Ketebalan kurang 8 mm,


Faktor pengurangan : 20 % → ƒt = 0,8

Kekuatan kurang 2 kg/cm2,


Faktor pengurangan :
2 x 4 % = 8 % → ƒk = 0,92
Jadi penyesuaian pembayaran HSP :
= 0,8 x 0,92 x HSP
111
Seksi 5.5
CTB dan CTSB
Substansi
No CTB CTSB
Persyaratan
1. Agregat Material Lapon klas Material Lapon klas B.
2. Kadar air A. Optimum berdasarkan
Optimum uji kepadatan
3. Kuat tekan berdasarkan uji 35-45 kg/cm2.
(UCS) 7 hari kepadatan.
4. Percobaan 45-55 kg/cm2. Sepanjang 50m,
lapangan dengan tebal sesuai
Sepanjang 50m, ketentuan Direksi.
5. Alat dengan tebal sesuai Self Propelled Rotary
Pencampur ketentuan Direksi. Mixer atau Reclaimer.
6. Self Propelled Rotary Paling lambat 30
Pemadatan Mixer atau Reclaimer. menit semenjak
awal Paling lambat 30 pencampuran
menit semenjak material dengan air.
pencampuran 112

material dengan air.


Substansi
No Persyarata CTB CTSB
n
7. Kepadatan ≥ 98% x Kepadatan ≥ 98% x Kepadatan
Lapangan Kering Maksimum. Kering Maksimum.

8. Proses Telah selesai dalam Telah selesai dalam


Pemadatan waktu 60 menit waktu 60 menit
semenjak semen semenjak semen
dicampur air. dicampur air.

9. Frekuensi ≥ 2 kali sehari.


uji UCS dan ≥ 2 kali sehari.
kadar air

10. Pengaturan Minimum 4 hari


lalu-lintas Minimum 4 hari setelah setelah pemadatan
pemadatan terakhir terakhir tidak boleh
tidak boleh dilewati dilewati lalu-lintas.
lalu-lintas.
7 hari setelah 113

penghamparan CTB,
Seksi 6.1

Bahan Lapis Resap Pengikat (Prime Coat)

1) Aspal Emulsi Reaksi Sedang (MS) atau Reaksi Lambat


(SS) yang memenuhi SNI 03-4798-1988.
Aspal Emulsi harus mengandung Residu ≥ 60%, dan
mempunyai Penetrasi Aspal ≥ 80/100.
Dapat diijinkan penggunaan aspal emulsi yang dicairkan
dengan perbandingan 1 bagian air bersih dan 1 bagian
aspal emulsi.

2) Aspal semen per 80/100 atau 60/70 yang diencerkan


dengan minyak tanan,
114
SEKSI 6.3
CAMPURAN BERASPAL
PANAS

115
116
117
Tebal Lapisan Beraspal Panas

Tebal Aktual :
Tebal rata-rata
dari semua
benda uji inti
Segmen : yang diambil
Panjang hamparan dalam segmen
yang dilapis dalam ini.
satu hari produksi.
Tebal Individu
118
Tebal
Rancangan
AC - WC 5 cm Jenis
AC - WC AC - BC
Tebal
AC - BC 7 cm
Individu ≥ (5 - 0,3) ≥ (7 - 0,4)
Perkerasan Aktual ≥ 5 ≥ 7
Eksisting

Jika tebal Individu AC - WC = 4,0 cm, maka


Tebal total (AC - WC + AC - BC) ≥ (12 - 0,7) cm,
dengan kata lain tebal Individu AC - BC ≥ (11,3 -
4,0) cm
≥ 7,3 cm
119
Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan

 Apabila penyedia terlambat melaksanakan


pekerjaan sesuai jadwal, maka PPK harus
memberikan peringatan secara tertulis atau
dikenakan ketentuan tentang kontrak kritis

 Penanganan kontrak kritis dilakukan dengan


“Show Cause Meeting” tahap I, tahap II, tahap
III, dan pemutusan kontrak sepihak jika
penyedia gagal memenuhi uji coba.
120
2) Kegiatan Show Cause Meeting (SCM)

 Show Cause Meeting (SCM) adalah pertemuan


antara kontraktor selaku penyedia jasa dengan
Pemberi Tugas selaku pengguna jasa dan konsultan
(selaku penyedia jasa yang membantu Pemberi
Tugas di dalam melakukan pengawasan teknis atas
pekerjaan kontraktor), dimana kontraktor diminta
membuktikan prospek kemampuannya untuk
menyelesaikan pekerjaan konstruksi sesuai dengan
dokumen kontrak, dilihat dari segi manajemen,
peralatan dan keuangan.
 Show Cause Meeting sering disebut dengan Rapat
Pembuktian.
122
 Ruang Lingkup tugas Tim SCM
 Menetapkan items, jadual dan volume yang harus
dikerjakan oleh kontraktor dalam Uji Coba
Kemampuan, guna menilai layak atau tidaknya
kontraktor melanjutkan pekerjaan.
 Mengevaluasi hasil test case yang dilakukan oleh
kontraktor untuk dinilai kemungkinan
/kesanggupannya apakah kontraktor tersebut masih
dapat diberi kesempatan guna mengatasi
keterlambatan dan atau permasalahan pelaksanaan
kontrak.
 Tujuan SCM
 melakukan pengendalian pekerjaan konstruksi
sehubungan dengan keterlambatan pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor.
 Yang ditugasi untuk melakukan pengendalian
konstruksi adalah Tim SCM.
123
 Hal-hal yang perlu diperhatikan:
 Selama Uji Coba Kemampuan (Test Case) Pejabat
Pembuat Komitmen melakukan pemantauan
terhadap kegiatan kontraktor.
 Apabila hasil uji coba kemampuan menunjukkan
tendensi yang tidak sesuai kesepakatan, maka
Pejabat Pembuat Komitmen mengeluarkan surat
peringatan dengan tembusan dikirimkan kepada
Direksi Pekerjaan.
 Pada akhir Uji Coba Kemampuan dilakukan
evaluasi terhadap semua pencapaian selama Uji
Coba Kemampuan, dan bila diperlukan dapat
dilakukan Uji Coba Kemampuan lagi.

124
3) Kegiatan Penyiapan Laporan
Ketidaksesuaian
 Laporan ketidak sesuaian adalah laporan
atau catatan yang dibuat oleh Konsultan
Pengawas dan staff Pemberi Tugas
lapangan kepada Pemberi Tugas mengenai
ketidaksesuaian suatu item pekerjaan di
lapangan baik mengenai mutu / kwalitas,
volume / kwantitas, maupun penampilan /
tampilan

125
CACAT MUTU

• PPK dan Konsultan Pengawas akan memeriksa


setiap hasil pekerjaan dan memberitahukan
penyedia secara tertulis atas cacat mutu yang
ditemukan
• PPK dan Konsultan Pengawas dapat
memerintahkan melakukan pengujian cacat
mutu, dan jika ternyata terjadi cacat mutu, maka
penyedia wajib untuk menanggung biaya uji
tersebut, namun jika tidak ditemukan cacat
mutu maka uji coba tersebut dianggap sebagai
peristiwa kompensasi 126
Perbaikan Cacat Mutu

• PPK dan konsultan pengawas akan menyampaikan


pemberian cacat mutu kepada penyedia segera
setelah ditemukan cacat mutu tersebut. Penyedia
bertanggung jawab atas cacat mutu selama masa
pelaksanaan dan masa pemeliharaan
• Terhadap pemberitahuan cacat mutu tersebut,
penyedia wajib untuk memperbaiki cacat mutu
dalam jangka waktu yang ditetapkan dalam
pemberitahuan
• PPK dapat mengenakan denda keterlambatan
untuk setiap keterlambatan perbaikan cacat mutu,
dan memasukkan penyedia dalam daftar hitam

127
PEMBAYARAN PRESTASI PEKERJAAN

 Dilakukan dengan cara Monthly Certificate, yang


diajukan penyedia dilengkapi dengan :
a. Laporan kemajuan hasil pekerjaan.
b. Data pendukung kuantitas (back up sheet of
quantity).
c. Data pendukung kualitas (back up sheet of quality).
d. Bukti pembayaran kepada sub-kontraktor.
e. Bukti pembayaran pajak sesuai ketentuan.
f. Bukti-bukti pembayaran lain.
7) Kegiatan Penyiapan Monthly Certificate
(MC)
 Monthly Certificate (M.C) adalah sertifikat
pembayaran bulanan yang diajukan oleh
Kontraktor dan dicek secara rinci oleh
Konsultan Pengawas kemudian diserahkan
kepada Pemberi Tugas untuk disetujui dan
dibayar.
 Tujuan penyiapan MC adalah :
 Kontraktor dapat dibayar sesuai kemajuan
pekerjaan yang telah diverifikasi.
 Pemberi Tugas dapat memonitor hasil pekerjaan
fisik atau cash flow setiap bulannya.
 Merupakan tambahan modal bagi kontraktor
untuk melanjutkan pekerjaan. 130
 Prosedur :

 Kontraktor
 Setiap akhir bulan Kontraktor menyampaikan MC
dan back up data kepada konsultan pengawas.
 Konsultan Pengawas
 Setelah 7(tujuh) hari diterima, Konsultan
Pengawas menyimpulkan hasil pemeriksaan
Monthly Certificate.
 Jika Monthly Certificate kurang betul/ lengkap
Konsultan Pengawas mengadakan perubahan,
memberitahukan Kontraktor secara tertulis dan
detail alasan atau mengembalikan untuk
perbaikan dan untuk dikembalikan lagi.

131
 Hasil pemeriksaan yang telah disetujui,
diserahkan kepada Pemberi Tugas untuk
persetujuan.
 Konsultan mengevaluasi/memeriksa
kuantitas dan data pendukung secara
keseluruhan.
 Dan bersama staf Pemberi Tugas mencek
kelengkapan administrasi untuk persetujuan
Monthly Certificate.
 Pemberi Tugas menerbitkan / mengajukan
Surat Perintah Membayar (SPM).
 Bendaharawan memproses Administrasi
Keuangan dan pembayaran 132
Dalam hal terjadi keterlambatan pembayaran,
maka penyedia pekerjaan konstruksi berhak
mendapatkan ganti rugi sebesar bunga bank
terhadap nilai tagihan yang terlambat dibayar,
berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku
pada saat itu menurut ketetapan BI

133
Perpanjangan Waktu Pelaksanaan

• Jika terjadi peristiwa kompensasi sehingga


penyelesaian pekerjaan akan melampaui tanggal
akhir pelaksanaan, maka penyedia berhak untuk
meminta perpanjangan waktu.
• Dalam waktu 21 hari setelah penyedia meminta
perpanjangan waktu, PPK (dibantu konsultan
pengawas) harus telah menetapkan ada tidaknya
perpanjangan waktu dan berapa lama.
• Perpanjangan tanggal penyelesaian harus
dilakukan melalui Adendum Kontrak.
134
16) Kegiatan Provisional Hand Over (PHO)
 Setelah pekerjaan selesai 100% sesuai ketentuan
dalam kontrak, Penyedia Pekerjaan Konstruksi
mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK
untuk penyerahan pekerjaan.
 Panitia Penerima Hasil Pekerjaan melakukan
penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah
diselesaikan.
 Apabila terdapat kekurangan/cacad/tidak sempurna
Panitia melalui PPK memerintahkan kepada
Penyedia Pekerjaan Konstruksi untuk
memperbaiki/menyempurnakan pekerjaan
sebagaimana ketentuan Kontrak
 Panitia menerima penyerahan pekerjaan setelah
seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan Kontrak.
137
Peran Konsultan Pengawas dalam PHO

• PPK setelah menerima permintaan PHO dari


penyedia,PPK memerintahkan konsultan pengawas
untuk melakukan pemeriksaan pekerjaan,
pemeriksaan administrasi kontrak, dan melaporkan
hasilnya kepada PPK
• Dalam hal hasil pemeriksaan tersebut menyatakan
betul telah 100%, PPK segera menugaskan Panitia
Penerima Hasil Pekerjaan untuk menilai hasil
pekerjaan yang telah diselesaikan oleh penyedia

138
 Hal-hal yang perlu diperhatikan :

 Kelengkapan dan keabsahan dokumen administrasi


Kontrak (Buku Harian Standard, Request & Approval,
Shop Drawing, BA PCM, CCO, Addendum Kontrak,
Justifikasi teknis Review Design, As Built Drawing, dll).
 Jaminan Pelaksanaan (masa berlaku dan nilainya)
 Dokumentasi pengendalian kualitas lengkap
 Dokumen pengendaliasn kuantitas lengkap

139
Pembayaran Saat PHO

• PPK menerima penyerahan pertama pekerjaan


(PHO) setelah seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan
sesuai ketentuan kontrak dan diterima oleh Panitia
Penerima Hasil Pekerjaan.
• Pembayaran dilakukan 95% dari nilai kontrak,
sedangkan 5% merupakan Retensi selama masa
pemeliharaan, atau pembayaran dilakukan 100%
dari nilai kontrak dan penyedia harus menyerahkan
Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% dari nilai
kontrak

140
MASA PEMELIHARAAN

• Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama


masa pemeliharaan sehingga kondisi tetap seperti
pada saat penyerahan pertama pekerjaan
• Penyedia wajib menyampaikan pedoman
pengoperasian dan pemeliharaan selama masa
pemeliharaan
• Apabila penyedia tidak melaksanakan kewajiban
pemeliharaan sebagaimana mestinya, maka PPK
berhak menggunakan uang Retensi untuk
membiayai pemeliharaan atau mencairkan jaminan

141
6.2. Pengendalian Pemeliharaan Pekerjaan
pada ”Warranty Period”
Perbaikan Selama Masa Jaminan Pemeliharaan
6.2.1. Kegiatan Pemeliharaan Pekerjaan yang sudah Di-
PHO-kan
 Masa pemeliharaan adalah masa dimulainya pemeliharaan
hasil pekerjaan yang dihitung dari mulai tanggal perkiraan
pekerjaan 100 % berdasarkan rekomendasi Konsultan
Pengawas sampai dengan berakhirnya kontrak pekerjaan
yang sudah disetujui.
 Memberikan waktu kepada kontraktor untuk memperbaiki,
menyempurnakan hasil pekerjaan yang belum dapat diterima
atau memuaskan Tim Panitia Penilai Serah Terima pada
waktu Provisional Hand Over, mengenai kualitas atau
kuantitas
 Memberikan waktu kepada kontraktor untuk menyelesaikan
pekerjaan minor yang belum selesai dan lain-lain.
142
 Prosedur:
 Setelah berakhir waktu perbaikan atau penyempurnaan,
Kontraktor memberitahukan kepada Pemberi Tugas.
 Tim Panitia Penilai serah terima yang sudah ditunjuk
oleh Pemberi Tugas mengadakan pemeriksaan ulang.
 Apabila menurut Tim Panitia Penilai serah terima tidak
ada kekurangan atau cacat lagi, maka Panitia Penilai
membuat Berita Acara pemeriksa hasil pekerjaan yang
disampaikan pada Pemberi Tugas.

 Selama masa pemeliharaan harus ada kesepakatan


antara pemilik, kontraktor dan konsultan tentang:
 Personel pengawas yang dipertahankan
 Personel kontraktor yang dipertahankan
 Daftar peralatan yang masih akan digunakan
143
Pemeriksaan Masa Pemeliharaan
oleh Konsultan

Daftar diatas dibuat oleh kontraktor, dimintakan persetujuan kepada konsultan


dan diperiksa oleh pemberi tugas 144
6.2.2. Kegiatan Final Hand Over
 FHO adalah serah terima akhir dari seluruh
pekerjaan fisik yang dilaksanakan oleh Kontraktor
dengan baik dan benar, setelah Kontraktor
menyelesaikan seluruh perbaikan yang tertera pada
daftar perbaikan yang disusun oleh Panitia Penilai
PHO dan telah melewati masa pemeliharaan sesuai
bunyi kontrak.
 Tujuan : untuk memastikan bahwa seluruh
pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor telah
selesai dan dapat diterima dengan baik.
 Yang perlu diperhatikan adalah unsur-unsur :
 Kelengkapan admnistrasi
 Kondisi fisik pekerjaan yang baik dan benar sesuai
spesifikasi teknik
 Kesesuaian dengan perencanaan 145
 Prosedur
 Pemberi Tugas mengundang kembali Panitia Penilai
PHO/ FHO untuk melaksanakan proses FHO.
 Panitia Penilai memeriksa ulang seluruh data yang
terdapat pada daftar pekerjaan yang harus diperbaiki
 Panitia Penilai akan memeriksa pekerjaan-pekerjaan
dan mendokumentasikan semua kerusakan
 Jika telah dilakukan penyelesaian semua perbaikan
pekerjaan, Konsultan Pengawas akan memberikan
rekomendasi dan Pemberi Tugas akan memberi
keputusan dan mengeluarkan berita acara FHO.
 Setelah proses verbal FHO dilaksanakan seperti
diuraikan dan kerusakan-kerusakan diperbaiki seperti
dijelaskan maka pada saat yang sama “Retention
Money“ yang masih tertinggal dikembaikan.
146
Bab7 Pengendalian Lingkungan
7.1. Konsep Lingkungan Hidup

 Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua


benda, daya dan keadaan, makhluk hidup termasuk
manusia dan perilakunya yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia dan makhluk hidup lainnya (UU No. 4 Tahun
1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup).
 Lingkungan hidup pada dasarnya terdiri atas 4 unsur,
yaitu materi, energi, ruang dan kondisi/situasi setempat.
 Aspek-aspek Lingkungan Hidup yang terkait dengan
pekerjaan konstruksi dapat dibedakan atas Komponen
Fisik – Kimia, Komponen Biologi, Komponen Sosial
Ekonomi dan Sosial Budaya 147
7.2. Ekologi dan Ekosistem
 Menurut Otto Sumarwoto, ekologi adalah ilmu tentang
hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan
lingkungan hidupnya, baik biotis maupun abiotis.
 Perbedaan utama antara disiplin lingkungan hidup dan
disiplin ekologi terletak pada penekanannya.
 Lingkungan hidup lebih menonjolkan peran manusianya,
sehingga faktor manusia lebih dominan, misalnya bagaimana
aktivitas manusia agar tidak merusak atau mencemari
lingkungan.
 Sedangkan ekologi sebagai cabang ilmu biologi mempelajari
hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya ditinjau dari disiplin biologi, misalnya bagaimana
terselenggaranya mata rantai makanan, sistem reproduksi atau
karakteristik habitat makhluk pada suatu ekosistem.
 Ekosistem adalah hubungan timbal balik yang terjalin
sangat erat antara makhluk hidup dan lingkungannya 148
dan membentuk suatu sistem.
MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LALU LINTAS

• Penyedia harus menyediakan perlengkapan dan


pelayanan lalu-lintas untuk mengendalikan dan
melindungi karyawan penyedia, direksi pekerjaan,
dan pengguna jalan yang melalui daerah konstruksi,
termasuk lokasi sumber bahan dan rute
pengangkutan
• Penyedia harus menyediakan, memasang rambu
lalu lintas yang diperlukan, barikade, lampu, sinyal,
marka jalan, dan harus menyediakan bendera dan
petunjuk lalu lintas sepanjang zona kerja setiap
saat.
• Sebelum jalan dibuka untuk lalu lintas umum,
penyedia harus membuat marka sementara setelah
pekerjaan penghamparan pekerjaan aspal selesai.
149
RENCANA MANAJEMEN DAN KESELAMATAN
LALU LINTAS ( RMKL)

• Sebelum memulai pekerjaan, penyedia harus


menyiapkan dan mengajukan RMKL kepada Direksi
pekerjaan untuk pengoperasiannya selama
pelaksanaan
• Penyedia harus menyediakan tenaga koordinator
Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (KMKL)
yang memenuhi syarat dan memadai.

150
Pengaturan Lalu Lintas Di Lingkungan
Kegiatan Konstruksi
1. Perlindungan pekerjaan Terhadap Kerusakan Oleh
Lalu Lintas
2. Memastikan Jalan Alih Darurat (Detour)
3. Memastikan bahwa semua pekerja telah mengetahui
fungsi masing-masing peralatan yang akan digunakan
untuk pengaturan rambu-rambu lalu lintas
4. Penyediaan Rambu, Kerucut lalu Lintas (Traffic Cone),
Tiang Penghalang, Barikade (Penghalang) dan Lampu
Lalu Lintas
5. Mengarahkan dan mengatur Bendera oleh Petugas
Bendera
6. Penempatan Rambu dan Tanda-tanda lalu Lintas
7. Pelaksanaan Pengaturan
151
Bab 8 Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
8.1. Peraturan tentang K3 di Indonesia
 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-
01/Men/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Pada Konstruksi Bangunan.
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-
05/Men/1996 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja
dan Menteri Pekerjaan Umum masing-masing
Nomor Kep.174/MEN/1986 dan 104/KPTS/1986
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada
Tempat Kegiatan Konstruksi
152
8.2. Ketentuan Administrasi
a. Kewajiban Umum
 Mencakup kewajiban kontraktor berkaitan tempat
kerja, peralatan, lingkungan kerja dan tata cara
kerja
b. Organisasi K3
 Mengelola pekerjaan dengan memperkerjakan
pekerja dengan jumlah minimal 100 orang atau
kondisi dari sifat proyek memang memerlukan,
diwajibkan membentuk unit Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
c. Laporan Kecelakaan
 Meliputi statistik yang akan menunjukkan catatan
kecelakaan dari setiap kegiatan kerja, pekerja
masing-masing clan dan menunjukkan gambaran
kecelakaan-kecelakaan dan sebab-sebabnya. 153
d. Keselamatan kerja dan pertolongan pertama
pada kecelakaan
 Tenaga Kerja harus diperiksa kesehatannya.
 Tenaga Kerja di bawah umur 18 tahun harus
mendapat pengawasan kesehatan khusus.
 Pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan atau
penyakit yang tiba-tiba, harus dilakukan oleh dokter,
Juru Rawat atau seorang yang terdidik dalam
pertolongan pertama pada ke­celakaan (P.P.P.K.).
 Alat-alat P.P.P.K. atau kotak obat-obatan yang
memadai, harus disediakan di tempat kerja.
 Dan lain-lain yang terkait dengan keselamatan kerja
dan p3k.
154
e. Pembiayaan K3
 Biaya operasional kegiatan K3 harus sudah
diantisipasi sejak dini yaitu pada saat pengguna
jasa mempersiapkan pembuatan desain dan
perkiraan biaya suatu proyek jalan dan jembatan.
 Idealnya pada saat pelelangan K3 menjadi salah
satu item pekerjaan yang perlu menjadi bagian
dalam evaluasi penetapan pemenang lelang.
 Selanjutnya penyedia jasa (kontraktor) harus
melaksanakan prinsip-prinsip kegiatan K3 termasuk
penyediaan prasarana, sumberdaya manusia dan
pembiayaan untuk kegiatan tersebut dengan biaya
yang wajar.
155
8.3. Ketentuan Teknis
Mencakup substansi-substansi berikut :
a. Tempat kerja dan peralatan
b. Pencegahan terhadap kebakaran dan alat
pemadam kebakaran
c. Alat Pemanas (heating appliances)
d. Bahan-bahan yang mudah terbakar
e. Cairan yang mudah terbakar
f. Inspeksi dan pengawasan
g. Perlengkapan peringatan
h. Perlindungan terhadap benda-benda jatuh
dan bagian bangunan yang roboh
156
i. Terali pengaman dan pinggir pengaman
j. Lantai terbuka, lubang pada lantai
k. Lubang pada dinding
l. Tempat-tempat kerja yang tinggi
m. Pencegahan terhadap bahaya jatu ke dalam
air
n. Kebisingan dan getaran (vibrasi)
o. Penghindaran terhadap orang yang tidak
berwenang
p. Struktur bangunan dan peralatan konstruksi
bangunan.
q. Pemeriksaaan dan pengujian pemeliharaan
157
8.4. Perlengkapan Keselamatan Kerja
a. Jenis perlengkapan keselamatan kerja
 Safety hat
 Safety shoes
 Kaca mata keselamatan
 Masker
 Sarung tangan
 Alat pelindung telinga
b. Masalah Umum
 Adanya perlengkapan keselamatan kerja yang tidak melalui
pengujian laboratorium
 Pekerja merasa tidak nyaman dan kadang-kadang pemakai
merasa terganggu
 Terdapat kemungkinan menimbulkan bahaya baru atas
penggunaan perlengkapan keselamatan kerja
 Pengawasan terhadap keharusan penggunaan perlengkapan
keselamatan kerja sangat lemah
 Kewajiban untuk memelihara perlengkapan keselamatan kerja
yang menjadi tanggung jawab perusahaan sering dialihkan 158
kepada pekerja.
c. Masalah pemakaian perlengkapan
keselamatan kerja secara umum

 Pekerja tidak mau memakai perlengkapan


keselamatan kerja dengan berbagai alasan
 Perusahaan tidak menyediakan perlengkapan
keselamatan kerja dengan berbagai alasan
 Jenis perlengkapan keselamatan kerja yang
disediakan oleh perusahaan tdak sesuai dengan
jenis bahaya yang dihadapi pekerja
 Perusahaan mengadakan perlengkapan
keselamatan kerja hanya sekedar memenuhi
persyaratan formal tanpa mempertimbangkan
kesesuaiannya dengan maksud pemakaiannya.
159
d. Masalah khusus perlengkapan keselamatan
kerja, pada alat-alat sebagai berikut:
 Masker
 Alat Pelindung Telinga
 Sarung Tangan
 Kaca Mata Keselamatan

e. Pemadam kebakaran
 Timbulnya kebakaran
 Menjelaskan kemungkinan penyebab terjadinya kebakaran
 Klasifikasi kebakaran
 Kelas A, kelas B, kelas C dan kelas D
 Menghadapi bahaya kebakaran
 Sikap dan upaya mencegah kebakaran secara umum
termasuk mencegah kebakaran pada peralatan.
 Peralatan pemadam kebakaran
 Lihat gambar pada slide berikutnya. 160
Alat Pemadam
Api Busa
Alat Pemadam
Api Dry Chemical

Alat Pemadam
Api CO2 Alat Pemadam
Api Jenis BHF

161
f. Penerapan K3
 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam keselamatan
dan kesehatan kerja
 Manusia merupakan unsur yang paling penting dan paling
menentukan dalam keselamatan dan kesehatan kerja.
 Peralatan/mesin juga perlu mendapatkan perhatian dalam
pengoperasiannny agar terhindar kecelakaan kerja yang
tidak diharapkan
 Lingkungan tempat kerja harus memenuhi syarat lokasi,
lingkungan dan ruang tempat kerja.

 Faktor-faktor Penyebab Kecelakaan Pekerjaan


Konstruksi
 Faktor-faktor yang sering mengakibatkan kecelakaan pada
proyek konstruksi antara lain adalah pelaku-pelaku
konstruksi, material konstruksi, peralatan konstruksi,
metode konstruksi, desain struktur.
162
 Pertolongan Pertama pada Kecelakan (PPPK)
 PPPK adalah upaya pemberian pertolongan permulaan
yang diperlukan sebelum penderita dibawa ke tempat yang
mempunyai sarana kesehatan yang memadai , seperti
rumah sakit.
 Tujuan PPPK : mencegah kematian, mencegah bahaya
cacat, mencegah infeksi, meringankan rasa sakit.
 Hal-hal yang harus diperhatikan:
 Sistem PPPK telah memenuhi standar dan pedoman yang
berlaku.
 Petugas PPPK telah ditunjuk dan dilatih sesuai peraturan
perundang-undangan
 Sistem PPPK dilakukan pemeriksaan secara berkala
 Kesiapan menangani keadaan darurat
 Pengawasan untuk menjamin bahwa setiap pekerjaan
dilaksanakan dengan aman dan mengikuti setiap prosedur
dan petunjuk kerja yang telah ditentukan.
 Pemeriksaan Bahaya
 Pemantauan Lingkungan Kerja
 Pemeriksaan, Pengukuran dan Pengujian terhadap
peralatan yang digunakan
163
 Pemantauan kesehatan
TERIMA KASIH

164

Anda mungkin juga menyukai