Anda di halaman 1dari 14

PEGUJIAN PAKAN

BUATAN
Ridha Mekar Ayu Wiranti, S.Pi
LANJUTAN MINGGU LALU....
PENGUJIAN SECARA KIMIA
 Uji Kadar Air
 Uji Kadar Protein
 Uji Kadar Lemak
 Uji Kadar Serat Kasar
UJI KADAR AIR
 Uji kadar air perlu dilakukan karena pakan
tidak langsung dikonsumsi oleh biota air
setelah diproduksi, tetapi disimpan beberapa
saat, sehingga apabila kadar airnya masih
terlalau tinggi, maka pelet akan cepat rusak
dan mudah terkena jamur.
 Pengujian kadar air dilakukan dengan
menggunakan metode SNI 01-2891-1992 butir
5.1/Oven.
 Prinsip pengujian kadar air adalah dengan
memanaskan pelet pada suhu 105 – 110 derajat
C, sehingga air akan menguap.
UJI KADAR PROTEIN
 Prinsip pengujian kadar protein di
laboratorium adalah dengan menggunakan
cara Kjeldahl yaitu menentukan kadar
protein secara tidak langsung.
 Cara ini adalah dengan menentukan kadar N-
nya kemudian mengalikan dengan protein
6,25.
 Cara lain yang digunakan untuk menguji
kadar protein dalam pakan menggunakan
metode Kjeldhal adalah melalui tahapan –
tahapan oksidasi, destruksi, dan titrasi.
UJI KADAR LEMAK
 Kadar lemak dalam pakan sebaiknya kurang
dari 8%.
 Hal ini dikarenakan jika kadar lemak terlalu
tinggi akan mempercepat proses ketengikan
pakan ikan.
 Prinsip pengujian kadar lemak adalah bahan
makanan akan larut di dalam petrelium eter
disebut lemak kasar.
 Uji kadar lemak dapat dilakukan
menggunakan metode Soxhlet dan Metode
Weibull/SNI 012891-1992 butir 8.2.
KADAR SERAT KASAR
 Kadar serat kasar dalam pakan sebaiknya
kurang dari 7%.
 Kandungan serat kasar yang terlalu tinggi pada
pakan akan mempengaruhi data cerna dan
penyerapan didalam alat pencernaan.
 Prinsip pengujian kadar serat kasar adalah
menentukan zat organik yang tidak larut
dalam asam kuat dan basa kuat dan disertai
pemanasan.
 Pengujian kadar serat kasar dalam pakan
dilakukan menggunakan Metode SNI 01-2891-
1992 butir 11.
PENGUJIAN BIOLOGIS
 Untuk mengetahui pengaruh pakan tersebut
langsung pada ikan.
 Pengujian biologis dilakukan dengan cara
menguji cobakan memelihara ikan dengan
melakukan pemberian pakan selama periode
tertentu, umumnya dilakukan selama 1,5 – 2
bulan masa pemeliharaan.
 Pada pengamatan uji biologis akan
didapatkan beberapa variabel pengukuran
seperti pertambahan bobot badan, konsumsi
pakan dan konversi pakan.
 Pertambahan bobot badan diukur dengan menimbang
ikan tersebut pada selang waktu tertentu. Dari hasil
penimbangan tersebut akan didapatkan pertambahan
bobot badan per satuan waktu.
 Konsumsi pakan dihitung dengan menimbang pakan yang
diberikan pada ikan selama periode pemeliharaan
 Konversi pakan dihitung dengan membandingkan jumlah
pakan yang dikonsumsi dengan jumlah pertambahan
bobot badan jika dianggap bahwa tidak ada
pertambahan pakan alami.
 Nilai koefisien adalah nilai dari kebalikan angka
konversi.
 Jika angka koefisien besar hal ini menunjukkan bahwa
pakan tersebut bernilai biologis tinggi dan atau
berkualitas tinggi.
UJI EKONOMI
 Pakan Komponen terbesar dalam biaya
produksi
 Kebanyakan pembudidaya berusaha
meminimalkan biaya pakan untuk
memperoleh hasil ikan yang optimal
LANGKAH LANGKAH
MEMINIMALKAN BIAYA PAKAN
 Mengganti bahan pakan yang mahal dengan
bahan pakan yang lebih murah
 Pemilihan bahan pakan lokal akan sangat
mengurangi biaya pakan.
 Memanfaatkan bahan yang berasal dari
limbah
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
BIAYA PAKAN:
 harga per unit pakan
 konversi pakan (Feed Convertion Ratio)
 Biaya pakan dapat diubah dengan suatu
perbaikan konversi pakan atau oleh
rendahnya harga unit pakan dan oleh
kombinasi dari kedua faktor tersebut.
CARA MENGATUR FCR
(KONVERSI PAKAN)
 mengatur formulasi pakan  Memperhatian
pertumbuhan dan spesies ikan
 mengatur waktu pemberian pakan 
Disesuaikan dengan tingkal laku ikan
 jumlah pakan Diberikan dalam kondisi cukup
dan disesuaikan dengan pertumbuhan ikan.
 Frequensi pemberian pakandiatur dengan
melihat sifat biologi ikan agar pakan tersebut
berdaya guna
 cara pemberian pakan disesuaikan dengan
sifat biologis ikan
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai