Anda di halaman 1dari 14

Penanganan

pasien covid
19
di IGD
Telaah Jurnal
LATAR BELAKANG
Oleh karenanya rumah
Corona Virus-19 (COVID) telah di nyatakan
sebagai pandemi dunia oleh WHO (2020). Rumah
sakit di harapkan dapat
sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan mengikuti manajemen
kesehatan merupakan bagian dari sumber daya klinis sesuai dengan
kesehatan yang sangat di perlukan dalam pedoman pencegahan
mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. dan pengendalian
Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di RS harus COVID-19 yang telah di
sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan susun pemerintah
RS, standar prosedur Operasional yang berlaku, berdasarkan WHO yang
etika profesi, menghormati hak pasien dan telah di sesuaikan dengan
mengutamakan keselamatan pasien (UU Nomor perkembangan pandemi
44 tahun 2009, pasal 13) COVID-19
TELAAH JURNAL
JURNAL PERTAMA
Manajemen IGD RS Siaga
Raya
Manajemen klinis 1. Pemeriksaan suhu menggunakan thermo
gun,
yang di lakukan
berupa triage 2. Pemeriksaan saturasi oksigen
pasien yang menggunakan oulse oxymetery

datang dengan 3. Di lakukan pertanyaan singkat seperti


menanyakan keluhan demam, batuk pilek,
melakukan nyeri telan, sesak, gangguan penciuman,
serta riwayat kontak erat dengan pasien
skrining pada saat COVID-19

ada pasien yang


berobat dengan di
4. Pada pasien yang tidak ada gejala klinis tersebut dan akan di rencanakan rawat inap,
pasien lebih dahulu di lakukan pemeriksaan PCR dan Laboratorium seperti darah perifer
lengkap, albumin, SGOT SGPT, ureum, creatinin, CRP, dan rontgn thorax.

5. Untuk evaluasi dan monitoring manajemen klinis di IGD RS Siaga Raya pada masa
pandemi COVID-19 belum di lakukan, namun tetap adanya bentuk laporan ke dinkes di
karenakan RS Siaga Raya tidak merawat pasien COVID-19.
6. Hambatan juga di temukan dalam pelaksanaan manajemen klinis pada masa pandemi
COVID-19 di IGD RS Siaga Raya yaitu terkait pelaksanaan alur manajemen klinik dan
SOP terkait yang masih belum di buat, serta keterbatasan ruangan Instalasi gawat darurat,
sehingga menghambat pelaksanaan manajemen klinis pada masa pandemi COVID-19 yang
di harapkan dapat berjalan maksimal.
Dari hasil wawancara dan Observasi oleh
peneliti masih terdapat kelemahan dalam
pelayanan di RS Siaga Raya bahwa
pelaksanaan manajemen klinis oleh RS Siaga
Raya seperti EKG, Stetoskop, Termometer
dan lainnya masih tidak di bedakan pada
pasien dengan gejala klinis COVID-19 dan
tanpa gejala klinis COVID-19.
JURNAL KEDUA
1. Pengalaman melakukan pengkajian, masalah
yang di temui seperti :
Ada perasaan cemas yang di alami
saat melakukan pengkajian
Takut

Was-was

Khawatir akan terkena penyakit


COVID-19
2. Pengalaman penegakan
diagnosis, yang di lakukan yakni :

Anamnesis

Pengkajian fisik dan beberapa data penunjang


lainnya (tes lab dan foto thorax)

Menentukan prioritas keperawatan dengan melihat


tingkat kedaruratan

Permasalahannya yakni terkadang ada data dari


pasien yang tidak valid yang membuat perawat
ragu dalam menegakkan diagnosa
3. Pengalaman melakukan intervensi,
di temukan adanya hambatan yang
berhubungan dengan biaya karena
• Harus melalui regulasi untuk COVID,
• Harus persetujuan dari bidang-bidang tertentu
yang panjang,
• Semua prosedur harus melalui persetujuan dari
pihak-pihak tertentu yang sudah di tunjuk di rumah
sakit untuk menyetujui masalah pembiayaan,
• Hambatannya terkait pemeriksaan swab test karena
pasien ada yang umum dan ada yang di tanggung
jaminan covid.
4. Pengalaman melakukan implementasi, yang di
alami ialah :
Saat di lakukan tindakan terkadang pasiennya kurang kooperatif,

Menolak di lakukan imlementasi keperawatan ataupun implementasi kolaboratif,

Pasien juga banyak bertanya kenapa saya di berikan obat ini dan untuk apa.

Hambatan penggunaan apd misalnya seperti perawat tidak bisa leluasa dalam melakukan
pemeriksaan untuk palpasi karena sarung tangan yang di gunakan dalam menangani pasien covid
sangat tebal,
Kemudian untuk alat, biasanya pasien sudah sangat membutuhkan alat tersebut, sedangkan alat masih
dalam proses perancangan, perawat juga tidak yakin alat tersebut bisa bekerja dengan baik.
5. Di IGD perawat melakukan evaluasi langsung yang di
Pengalaman lihat dari hemodinamik pasien

melakukan Mengacu pada tercapainya intervensi keperawatan


evaluasi :
Sesuai dengan masalah yang di angkat oleh perawa,

Tidak terlepas dari rangkaian awal yang di lakukan oleh


perawat
Evaluasi dilakukan dengan menyesuaikan kondisi pasien,
jika tiga hari berturut-turut sudah tidak mengeluh dengan
apa yang di keluhkan maka perawat akan berhenti
memberikan tindakan, dan mengkaji ulang apakah ada
lagi diagnosa lain yang di alami pasien.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai