Anda di halaman 1dari 47

SEMINAR “ALTERNATIF DESAIN STRUKTUR TAHAN GEMPA GEDUNG

LABORATORIUM TERPADU IAIN PONTIANAK DENGAN SISTEM


OUTLINE RANGKA PEMIKUL MOMEN”

M A H A S I S WA
TA R I S Z U L Q I S T H I M A S U L I L I
NIM D1011161018

DOSEN PEMBIMBING D O S E N P E N G U J I P E RTA M A


P E RTA M A M . Y U S U F, S . T, M . T
P R O F. I R . A B D U L H A M I D , 197005201998021001
M.ENG
NIP 195007081975031001

DOSEN PEMBIMBING DOSEN PENGUJI KEDUA


KEDUA I R. FAI SAL, M. T
I R . E LV I R A , M . T, P h D NIP 196207271992021001
NIP 196707141993031002

UNIVERSITAS
TANJUNGPURA
POKOK 1.Pendahuluan
PEMBAHASA 2.Tinjauan Pustaka
N
3.Metodologi
SEMINAR OUTLINE

PENDAHULUAN BAB I
Latar Belakang

• Tuntutan kebutuhan terhadap bangunan tinggi


sebagai sarana dan prasarana dalam
berkehidupan sehari hari
• Gedung yang harus dapat menjamin kekuatan
serta fungsi dari gedung itu sendiri. Gedung
harus mampu memikul beban mati, beban hidup,
serta beban gempa yang ada.
• Kota Pontianak sudah termasuk kota dengan
kemungkinan terjadi gempa ringan-sedang,
berdasarkan peta gempa terbaru.
• Solusi: Sistem rangka penahan gempa berupa
Sistem Rangka Pemikul Momen (SRPM)
SEMINAR OUTLINE
SEMINAR OUTLINE

Peta Percepatan Gempa


SEMINAR OUTLINE

Peta Percepatan Gempa


Tujuan

Mampu melaksanakan permodelan struktur tahan gempa pada gedung Laboratorium


Terpadu IAIN Pontianak dengan menggunakan program komputer

Mampu merencanakan struktur gedung Laboratorium Terpadu IAIN Pontianak dengan


Sistem Rangka Pemikul Momen yang memenuhi syarat kekuatan, keseimbangan, dan
semua persyaratan dari peraturan-peraturan yang berlaku.

Menganalisis detailing elemen struktur sesuai SNI 1726-2019 dan SNI 2847-2019.

Membandingkan detailing elemen struktur hasil analisis dengan gambar DED eksisting.

SEMINAR OUTLINE
Batasan Masalah

Perencanaan mencakup struktur fondasi, serta sistem rangka utama gedung yaitu kolom, balok, dan
plat lantai.

Pendesainan Struktur menggunakan aplikasi ETABS

Struktur yang digunakan adalah struktur beton bertulang dengan Sistem Rangka Pemikul Momen.

Acuan yang digunakan SNI 1726-2019, SNI 1727-2013, SNI 2847-2019

Perencanaan menggunakan data arsitektur gedung serta data tanah pada gedung tersebut.

Perencanaan tidak meliputi Utilitas Bangunan, Mekanikal, Instalasi Listrik, dan Finishing.

SEMINAR OUTLINE
SEMINAR OUTLINE

Gambar Gedung
SEMINAR OUTLINE

Denah Lantai
SEMINAR OUTLINE

Denah Lantai
SEMINAR OUTLINE

Denah Lantai
SEMINAR OUTLINE

TINJAUAN
P U S TA K A BAB II
Pembebanan

Bangunan dengan struktur yang baik harus dapat


menahan beban-beban yang akan diterima pada
bangunan tersebut antara lain
• Beban Mati
• Beban Hidup
• Beban Angin
• Beban Gempa

SEMINAR OUTLINE
Pembebanan

Kombinasi Pembebanan
• U = 1,4D
• U = 1,2D + 1,6 (Lr atau S atau R) + (L atau 0,5
W)
• U = 1,2D + 1,0W + L + 0,5 (Lr atau S atau R)
• U = 1,2D + 1,0E + L + 0,2S
• U = 0,9D + 1,0W
• U = 0,9D + 1,0E

SEMINAR OUTLINE
Pelat Satu Arah

Pelat satu arah ialah pelat dengan perbandingan sisi panjang


dan sisi pendeknya lebih besar dari dua.

Ketebalan minimum pelat (Pasal 7.3.1 SNI 2847-2019)

Tulangan lentur minimum pelat non prategang (Pasal 7.6.1 SNI 2847-2019)

Tulangan geser minimum (Pasal 7.6.3 SNI 2847-2019)

Tulangan susut dan suhu minimum (Pasal 7.6.4 SNI 2847-2019)

Detail Penulangan (Pasal 7.7 SNI 2847-2019)

SEMINAR OUTLINE
Pelat Dua Arah

Ialah pelat dengan perbandingan sisi panjang


dan sisi pendeknya tidak lebih dari dua.

Ketebalan minimum pelat (Pasal 8.3.1 SNI 2847-2019)

Tulangan lentur minimum pelat non prategang (Pasal 8.6.1 SNI 2847-2019)

Detail Penulangan (Pasal 8.7 SNI 2847-2019)

SEMINAR OUTLINE
Balok

Balok adalah bagian dari struktur yang memiliki fungsi


untuk menopang lantai diatasnya serta sebagai penyalur
momen ke kolom-kolom yang menopang dibawahnya. Balok
yang bertumpu langsung kepada kolom disebut balok induk,
sedangkan balok yang bertumpu pada balok induk disebut
balok anak.
Untuk perencanaan, sangat dihindari kondisi penampang
over reinforced, karena sistem bersifat getas dan dapat
berakibat runtuhnya balok secara mendadak. Sistem
perencanaan beton bertulang pada penampang balok
dengan keruntuhan balance merupakan kondisi ideal namun
sulit untuk tercapai, sedangkan sistem penampang under
reinforced boleh digunakan, karena mudah dicapai dan
dapat dijamin keamanannya selama baja tulangan yang
direncanakan tidak terlalu kecil atau sedikit.
SEMINAR OUTLINE
Balok

Tinggi balok minimum (Pasal 9.3.1 SNI 2847-2019)

Kekuatan rencana (Pasal 9.5 SNI 2847-2019)

Tulangan lentur min. balok nonprategang (Pasal 9.6.1 SNI 2847-2019)

Tulangan geser minimum (Pasal 9.6.3 SNI 2847-2019)

Tulangan torsi minimum (Pasal 9.6.4 SNI 2847-2019)

Pendetailan tulangan (Pasal 9.7 SNI 2847-2019)

SEMINAR OUTLINE
Kolom

Kolom merupakan elemen utama pada struktur


bangunan gedung karena fungsinya sebagai
penyalur beban dari balok dan lantai ke sistem
fondasi dibawahnya. Kolom dibedakan menjadi
beberapa jenis menurut bentuk dan susunan
tulangan, serta letak atau posisi beban aksial pada
penampang kolom.

SEMINAR OUTLINE
Kolom

Batasan dimensi (Pasal 10.3.1 SNI 2847-2019)

Kekuatan desain (Pasal 10.5 SNI 2847-2019)

Batasan Tulangan (Pasal 10.6. SNI 2847-2019)

Pendetailan Tulangan (Pasal 10.7. SNI 2847-2019)

SEMINAR OUTLINE
Sistem Rangka Pemikul
Momen

Menurut SNI 1726-2019 Sistem Rangka Pemikul Momen ialah sistem struktur rangka

yang elemen-elemen struktur dan sambungannya menahan beban-beban lateral melalui

mekanisme lentur. Jadi, peranan balok, kolom, dan sambungan balok kolom di sini sangat

penting. Berikut beberapa konsep sistem rangka pemikul momen yang harus dipahami

1. Sambungan di desain Rigid agar momen max diujung ujung balok

2. Joint tidak boleh gagal mentransfer gaya

3. Balok harus mampu menahan geser di tumpuan.

4. Menerapkan Strong Coloumn Weak Beam

Akan timbul sendi plastis di sambungan balok ke kolom, jadi kolom harus lebih kaku

sehingga tak terjadi keruntuhan global

SEMINAR OUTLINE
Sistem Rangka Pemikul
Momen

Berikut jenis-jenis sistem rangka pemikul momen:

• Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa (SRPMB), digunakan


untuk kategori desain seismik B.

• Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), digunakan


untuk kategori desain seismik B dan C.

• Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK), digunakan


untuk kategori desain seismik B, C, D, E, dan F.

Beda dari jenis-jenis sistem rangka pemikul momen diatas


ialah pada detailing yang sudah diatur pada SNI.
SEMINAR OUTLINE
Sistem Rangka Pemikul Momen

Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa (Pasal 18.3 SNI 2847-2019)

Balok Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (Pasal 18.4.2 SNI 2847-2019)

Kolom Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (Pasal 18.4.3 SNI 2847-2019)

SEMINAR OUTLINE
Parameter
Perencanaan Gaya
Gempa

Asrurifak, M dan Irsyam, M. (2017) menyatakan


spektrum respons desain yang ada di standar
tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk
struktur bangunan gedung dan non gedung (SNI
1726:2012) belum mencantumkan batas
wilayah transisi periode panjang TL. Nilai
tersebut sudah tercantum pada SNI 1726-2019.

SEMINAR OUTLINE
Parameter
Perencanaan Gaya
Gempa

• Gempa Rencana dan Kategori Resiko Bangunan


(Pasal 4.1 SNI 1726-2019)

Gempa rencana ditetapkan sebagai gempa


dengan kemungkinan terlampaui besarannya
selama umur struktur bangunan 50 tahun
adalah sebesar 2 %.

SEMINAR OUTLINE
Parameter
Perencanaan Gaya
Gempa

• Prosedur Klasifikasi Situs Untuk Desain Seismik


(Pasal 5 SNI 1726-2019)

Profil tanah di situs harus diklasifikasikan


berdasarkan profil tanah lapisan 30 m paling atas.

Penetapan kelas situs SA dan kelas situs SB tidak


diperkenankan jika terdapat lebih dari 3 m lapisan
tanah antara dasar telapak atau rakit fondasi dan
permukaan batuan dasar. .

.
SEMINAR OUTLINE
Parameter Perencanaan Gaya Gempa
Wilayah Gempa dan Respons Spektrum (Pasal 6 SNI 1726-2019)

Parameter Percepatan Gempa (Pasal 6.1 SNI 1726-2019)

Koef. Situs dan Parameter Respons Spektral Perc. Gempa (MCEr) (Pasal 6.2 SNI 1726-2019)

Parameter Percepatan Spektral Desain (Pasal 6.3 SNI 1726-2019)

Spektrum Respons Desain (Pasal 6.4 SNI 1726-2019)

SEMINAR OUTLINE
SEMINAR OUTLINE

Grafik Respons Spektrum


SEMINAR OUTLINE

P e t a T r a n s i s i P e r i o d e P a n j a n g T l , W i l a y a h
I n d o n e s i a
Persyaratan Desain
Seismik Struktur
Bangunan Gedung

• Pemilihan Sistem Struktur Gaya Seismik


(Pasal 7 SNI 1726-2019)

Sistem dasar pemikul gaya seismik lateral dan


vertikal harus memenuhi salah satu tipe yang
ditunjukkan pada Tabel 12 atau kombinasi sistem
seperti yang tertera pada pasal 7.2.2, 7.2.3 dan 7.2.4
SNI 1726-2019

Karena skripsi berfokus pada Sistem Rangka Pemikul


Momen maka nilai yang dipakai adalah sebagai
berikut

.
SEMINAR OUTLINE
Persyaratan Desain
Seismik Struktur
Bangunan Gedung

Gaya Lateral Ekivalen


metode ini mengasumsikan bahwa gaya
horizontal akibat gempa yang bekerja pada suatu
elemen struktur, besarnya ditentukan berdasarkan
hasil perkalian antara suatu konstanta berat atau
massa dari elemen struktur tersebut.
• Perhitungan Geser Dasar Seismik (Pasal 7.8.1 SNI 1726-
2019)

• Batasan Periode Fundamental Struktur (Pasal 7.8.2 SNI


1726-2019)
• Distribusi Vertikal Gaya Seismik (Gaya Seismik Lateral)
(Pasal 7.8.3 SNI 1726-2019)
SEMINAR OUTLINE
Persyaratan Desain
Seismik Struktur
Bangunan Gedung

Gaya Lateral Ekivalen


Distribusi Horizontal Gaya Seismik (Geser Tingkat) (Pasal
7.8.4 SNI 1726-2019)

• Pembesaran Momen Torsi Tak Terduga, ialah dimana


struktur dengan KDS C-F serta terjadi ketidakberaturan
torsi tipe 1a/1b jarus mengalikan momen Mta dengan suatu
faktor pembesaran torsi Ax (Pasal 7.8.4.3 SNI 1726-2019)

SEMINAR OUTLINE
Persyaratan Desain
Seismik Struktur
Bangunan Gedung

Gaya Lateral Ekivalen


Distribusi Horizontal Gaya Seismik (Geser
Tingkat) (Pasal 7.8.4 SNI 1726-2019)

• Pembesaran Momen Torsi Tak Terduga, ialah


dimana struktur dengan KDS C-F serta
terjadi ketidakberaturan torsi tipe 1a/1b
jarus mengalikan momen Mta dengan suatu
faktor pembesaran torsi Ax (Pasal 7.8.4.3 SNI
1726-2019)

SEMINAR OUTLINE
Persyaratan Desain
Seismik Struktur
Bangunan Gedung
 
Simpangan antar tingkat dan deformasi
(Pasal 7.8.6 dan 7.9 SNI 1726-2019)

Simpangan antar tingkat desain () tidak


boleh melebihi simpangan antar tingkat izin ()
seperti pada tabel disamping untuk semua
tingkat.

SEMINAR OUTLINE
Persyaratan Desain Seismik Struktur
Bangunan Gedung

Ketidakberaturan Konfigurasi dan Redudansi (Pasal 7.3.3, dan 7.3.4 SNI 1726-2019)

Kriteria Pemodelan (Pasal 7.7 SNI 1726-2019)

Pengaruh P Delta (Pasal 7.8.7 SNI 1726-2019)

SEMINAR OUTLINE
Fondasi

 
Daya Dukung 1 Tiang

Dimana
Qu = daya dukung ultimit tiang pancang (ton)
Nb = nilai N-SPT pada elevasi dasar tiang
Ap = luas penampang dasar tiang (m2)
N = harga N-SPT rata-rata
As = luas selimut tiang (m2)

SEMINAR OUTLINE
Fondasi

 
Daya Dukung Kelompok Tiang
(2.37)
Dimana
Eg = Efisiensi kelompok
n = Jumlah tiang setiap deret
m = Jumlah deret tiang
= arc tan
D = diameter tiang (m)
S = jarak antar tiang (m)
SEMINAR OUTLINE
Fondasi

Jarak Tiang Fondasi

Untuk kelompok tiang, jarak antar tiang dapat


digunakan ketentuan 2,5D ≤ S ≤ 3,5D. Sedangkan jarak
tiang ke tepi fondasi dibatasi dengan 1,25D ≤ S ≤ 1,5D

SEMINAR OUTLINE
SEMINAR OUTLINE

METODOLOGI BAB III


P e r e n c a n a a n Aw a l
Dimensi Struktur

• Pelat
• Pelat memikul beban vertikal berupa beban hidup dan beban mati
dalam dua arah, yaitu arah memanjang dan arah melintang.
• Balok-balok memanjang dan melintang di bawah pelat dianggap
sebagai tumpuan jepit elastis.
• Balok
• Balok memikul beban vertikal dalam arah memanjang dan melintang.
• Balok terjepit elastis pada tumpuanya.
• Balok pemikul beban terbagi rata akibat berat balok sendiri.
Sedangkan bentuk pembebanan akibat pelat dan beban hidup secara
manual dianalisis berdasarkan pola penyaluran beban metode
amplop dan analisis program komputer menggunakan elemen shells.
• Kolom
• Beban yang diperhitungkan dalam perencanaan awal kolom adalah
beban vertikal yang terdiri dari beban hidup dan beban mati..

SEMINAR OUTLINE
Analisis
Pembebanan

• Beban vertikal yang terdiri dari:


• Beban mati, berupa berat sendiri struktur ditambah
komponen-komponen lain
• Beban hidup, berupa beban bergerak serta beban yang
disesuaikan dengan fungsi gedung itu sendiri.
• Beban horizontal, yang terdiri dari:
• Beban gempa, yaitu semua beban statis ekivalen yang
bekerja pada struktur yang terjadi akibat pengaruh
pergerakan tanah karena adanya gempa. Analisa beban
gempa menggunakan metode respons spektrum SNI
1726-2019.
• Dalam perencanaan, beban angin tidak disertakan
dengan pertimbangan kecilnya beban angin dibandingkan
pengaruh yang diberikan dari beban gempa.
SEMINAR OUTLINE
Pengecekan Perilaku Struktur
Rasio partisipasi modal massa (Pasal 7.9.1)
Perhitungan faktor skala gempa (Pasal 7.8.1, 7.8.2, 7.8.3)
Pengecekaan gaya geser (Analisis ETABS)
Pengecekan simpangan antar lantai (story drift) (Pasal 7.8.6, dan 7.9)
Pengecekan P-delta (Pasal 7.8.7)
Pengecakan eksentritas dam torsi (Pasal 7.8.4.3 dan 7.3.2.1)
Pengecekan ketidakberaturan vertikal dan horizontal (Pasal 7.3.2.1 dan
7.3.2.2)

SEMINAR OUTLINE
Perhitungan Gaya
Dalam

Struktur gedung dianalis dengan program ETABS dengan


langkah-langkah sebagai berikut:
• Pemodelan struktur pada program
• Penentuan jenis dan mutu bahan yang digunakan
• Penentuan dimensi-dimensi elemen struktur
• Pembebanan pada struktur sesuai SNI 2847-2013 dan
beban gempa sesuai SNI 1726-2019
• Running semua input yang sudah dimasukan pada program
Untuk komponen plat dimodelkan sebagai shell dan
komponen pendukung serta sarana pelayanan gedung
berupa tangga serta lift, analisa perhitungan gaya-gaya
dalam dilakukan secara terpisah, dimana gaya-gaya dalam
yang terjadi kemudian dibebankan pada struktur utama.
SEMINAR OUTLINE
Desain
Penulangan

Output data dari perhitungan gaya-gaya dalam


sebelumnya digunakan untuk memperoleh luas tulangan
yang diperlukan dan kemudian diperiksa kembali
berdasarkan persyaratan kekauan struktur. Perencanaan
penulangan meliputi penulangan lentur, geser, dan torsi.
Design penulangan disesuaikan dengan Sistem Rangka
Pemikul Momen

SEMINAR OUTLINE
SEMINAR OUTLINE

Diagram Alir
Daftar Pustaka
Badan Standarisasi Nasional. 2013. Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan
Gedung dan Struktur Lain (SNI 1727:2013). Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional. 2019. Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan
Gedung dan Penjelasan (SNI 2847:2019). Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional. 2019. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa
untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung (SNI 1726:2012).
Jakarta.
Budiono, Bambang. 2017. Contoh Desain Bangunan Tahan Gempa dengan Sistem
Rangka Pemikul Momen Khusus dan Sistem Dinding Struktur Khusus di
Jakarta. Bandung: ITB.
Asrurifak, M. Irsyam, M. 2017. PETA TRANSISI PERIODE PANJANG (TL)
UNTUK PEMUTAKHIRAN SNI 1726:2012 DENGAN MENGGUNAKAN
PARAMETER DAN SUMBER GEMPA 2017. Bandung. ITB.
Emma Apriliana, Estu. 2018. PERHITUNGAN STRUKTUR TAHAN GEMPA
GEDUNG PARKIR DI JALAN LETJEND SUPRAPTO PONTIANAK

SEMINAR OUTLINE
DENGAN PUSHOVER ANALYSIS. Pontianak. Untan.

Anda mungkin juga menyukai