Anda di halaman 1dari 16

REFERAT

“HIPOSPADIA”

Disusun oleh:
Yusmiati Tomalima
2016730108

Pembimbing:
dr. Saleh Setiawan. Sp.B

KEPANITERAAN KLINIK STASE BEDAH


RUMAH SAKIT ISLAM PONDOK KOPI, JAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2020
ANATOMI
EMBRIOLOGI
• Hipospadia disebabkan oleh
kelainan atau penutupan tidak
lengkap dari uretra selama
minggu-minggu awal
perkembangan embrio.
• Pada manusia perkembangan
genitalia eksterna terjadi dalam 2
fase: fase awal yang tidak
bergantung pada hormone (5-8
minggu kehamilan) dan tahap
selanjutnya tergantung hormone
(minggu 8-12).
DEFINISI
• Hipospadia berasal dari istilah yunani, hipo (di bawah) dan spadon (celah)
• Hipospadia adalah kelainan kongenital berupa muara uretra yang terletak di
sebeleh ventral peis dan sebelah proksimal ujung penis
• Letak glandural uretra bisa terletak pada glandural hingga perineal
• Pada hipospadia tidak didapatkan prepusium ventrak sehingga prepusium dorsal
menjadi berlebihan (dorsal hood) dan sering disertai dengan korde (penis
angulasi ke ventral)
EPIDEMIOLOGI
• Hipospadia merupakan anomali kongenital kedua paling
umum setelah kriptokismus
• Prevalensi hipospadia di Eropa adalah sekitar 18.6 per
10.000 kelahiran
• Prevalensi tertinggi di Ameika Utara yaitu 34.2 per 10.000
kelahiran, dan
• Terendah di Asia yaitu 0.6-69 per 10.000 kelahiran
• D Indonesia , kasus hipospadia terbanyak adalah hipospadia
tipe penile (35.7%), diikuti oleh hipospadia peoskrotal
(28.9%) dan tipe skrotal (12.9%)
KLASIFIKASI
FAKTOR RISIKO
• Defek pada produksi testosteron
• Kegagalan konversi dari testosteron ke dihidrotestosteron
• Defisiensi reseptor androgen di penis maupun penurunan ikatan
antara dihidrostestosteron dengan reseptor androgen
• Adanya paparan esterogen atau progestin pada ibu hamil di awal
kehamilan
• ibu dengan diet vegetarian
• Konsumsi obat-obatan pada ibu hamil, seperti obat anti epilepsi
• Anak yang lahir dengan program intra-cystolasmic sperm
injection (ICSI) atau In vitro fertilization (IFV)
• Intrauterine growth retardation, BBLR, bayi kembar, orang tua
dengan hipospadia
TANDA HIPOSPADIA
Secara anatomi, kelainan yang dapat dijumpai pada ujung hingga pangkal penis
adalah:
1. Glans yang terbelah ke arah ventral
2. Letak muara uretra di ventral penis, terkadang dengan diameter yang sempit. Pada
bagian distal dari muara tersebut basanya terbentuk lempeng uretra
3. Adanya uretra yang tipis pada bagian yang tidak dilindungi oleh korpus
spongiosum
4. Distal dari korpus spongiosum terbagi dua pilar disertai vaskularisasinya masing-
masing sebelum mencapai posisi muara uretra normal
5. Korpus spongiosum yang proksimal dari muara uretra mempunyai struktur yang
normal
6. Pada kasusuyang berat skrotum bisa terbelah dua dan bertemu di
penosrotal/scrotal bifida
7. Pada hipospadia berat dijumpai pembesaran utrikulus prostat
DIAGNOSTIK
• Diagnosis awal hipospadia biasanya dibuat setelah lahir selama
pemeriksaan fisik, dimana anak laki-laki dengan hipospadia
ditemukan memiliki defisiensi kulit ventral dengan tudung kulup
dorsal dan meatus abnormal dengan derajat kelengkungan ventral
penis yang bervariasi
• Pencatatan pemeriksaan fisik harus disertai deskripsi temuan local
seperti posisi meatus uretra, bentuk dan lebar orifisium, ukuran
penis, lempeng uretra, informasi derajat kurvatura penis (pada
saat ereksi), prepusium dan skrotum bifidum
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang disarankan untuk


penegakkan diagnosis past hipospadia
• USG ginjal disarankan untuk mengetahui adanya anomali lainnya pada
saluran kemih pada pasien hipospadia
• Karyotyping disarankan pada pasien dengan ambigu genitalia ataupun
cryptochirdism
• beberapa tes seperti elektrolit, 17- hydroxyprogesterone,
testosterone, luteinizing hormon, follicle-stimulating hormon,
sexhormon binding globulin, dan beberapa tes genetik
dipertimbangkan apabila memungkinkan
TATALAKSANA

Algoritma penatalaksanaan hipospadia


TATALAKSANA BEDAH
Tujuan dari tatalaksana hipospadia adalah:
1. Membuat penis tegak lurus kembali sehigga dapat digunakan
untuk hubungan seksual
2. Reposisi muara uretra ke ujung penis agar memungkinkan
pasien berkemih sambil berdiri
3. Membuat neurethra yang adkeuat dan lurus
4. Merekonstruksi penis menjadi terlihat normal
5. Menurunkan risiko terjadinya komplikasi seminimal mungkin
TATALAKSANA BEDAH
• Orthoplasti (chordectomi)
Koreksi chorde sehingga penis dapat tegak lurus kembali
• Uretroplasti
Membuat uretra baru yang sesuai dengan lokasi seharusnya
• Meatal advancement-glanuloplasty (MAGPI)
• Glans approximation procedure (GAP)
• Tubularization incision of the urethral plate (TIP)
• Glanspasti
pembentukn glans penis kembali, sering diikuti oleh prepucioplasty
KOMPLIKASI

Komplikasi awal Komplikasi lanjutan


• Perdarahan • Fistula uretrokutaneus
• Hematoma • Stenosis meatal
• Infeksi pada luka infeksi • Rekeuren atau
• Wound dehiscence persisten chordee
• Nekrosis kulit • Striktur uretra
• Infeksi saluran kemih • Ureterocele
• Retensi urin • Divertikula uretra
• Terdapatnya rambut
pada uretra
PROGNOSIS
• Anak-anak dengan hipospadia memiliki masa puber dan
pertumbuhan seks sekunder yang normal.
• Penderita hipospadia memiliki fungsi testis dan androgen
yang normal.
• Aktivitas seksual cukup memuaskan dan fertilitas tidak
terpengaruh kecuali penderita memiliki kelainan lain yang
berkaitan

Anda mungkin juga menyukai