Anda di halaman 1dari 16

ATRESIA ANI

KELOMPOK 5
1. Nurhayani
2. Oktri Suryani
3. Pajri Yanti Muharim
4. Promas Khehi Putri
5. Putri Rahma Nesa
6. Putri Stevanny
7. Rena Julianti
8. Reni Wulandari
Defenisi
◦ Istilah atresia ani berasal dari bahasa Yunani yaitu “ a “
yang artinya tidak ada dan trepsis yang berarti makanan
dan nutrisi. Dalam istilah kedokteran, atresia ani adalah
suatu keadaan tidak adanya atau tertutupnya lubang
yang normal. Atresia ani adalah tidak lengkapnya
perkembangan embrionik pada distal anus atau
tertutupnya anus secara abnormal (Suradi, 2001).
Atresia ani atau anus imperforata adalah tidak
terjadinya perforasi membran yang memisahkan bagian
endoterm mengakibatkan pembentukan lubang anus
yang tidak sempurna.
Epidemiologi
Angka kejadian rata-rata malformasi anorektal di seluruh dunia adalah 1 dalam 5000
kelahiran Secara umum malformasi anorektal lebih banyak ditemukan pada laki-laki
daripada perempuan Fistula rektouretra merupakan kelainan yang paling banyak di
temui pada bayi lakilaki, diikuti oleh fistula perineal Sedangkan pada bayi perempuan,
jenis malformasi anorektal yang paling banyak ditemui adalah anus imperforata diikuti
fistula rektovestibular dan fistula perineal.
EMBRIOLOGI
◦ Usus belakang membentuk sepertiga distal kolon transversum, kolon desendens,
sigmoid, rektum, bagian atas kanalis ani.emdodern usus belakang ini juga
membentuk lapisan dalam kandung kemih dan uretra (Sadler T.W, 1997). Sementara
itu, membran analis dikelilingi oleh tonjol-tonjol mesenkim, yang dikenal sebagai
celah anus atau proktodeum Pada minggu ke-9, membran analis koyak, dan
terbukalah jalan antara rektum dan dunia luar Bagian atas kanalis analis berasal dari
endoderm dan diperdarahi oleh pembuluh nasi usus belakang, yaitu arteri mesentrika
inferior.
Klasifikasi
◦ Letak tinggi apabila rektum berakhir diatas
muskulus levator ani
◦ Letak intermediet apabila akhiran rektum terletak di
muskulus levator ani.
◦ Letak rendah apabila akhiran rektum berakhir bawah
muskulus levator ani.
Peyebab
◦ faktor genetik
◦ Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur, sehingga bayi lahir tanpa lubang dubur
◦ Gangguan organogenesis dalam kandungan
◦ Berkaitan dengan sindrom down
◦ faktor lingkungan (seperti peggunaan obat-obatan dan konsumsi alkohol selama masa kehamilan) namun
hal ini masih belum jelas(Bobak, 2005).
Patofisiologi
Pada usia gestasi minggu ke-5, kloaka berkembang menjadi saluran urinari, genital dan
rektum. Usia gestasi minggu ke-6, septum urorektal membagi kloaka menjadi sinus
urogenital anterior dan intestinal posterior. Usia gestasi minggu ke-7, terjadi pemisahan
segmen rectal dan urinari secara sempurna. Pada usia gestasi minggu ke-9, bagian
urogenital sudah mempunyai lubang eksterna dan bagian anus tertutup oleh membrane.
Atresia ani muncul ketika terdapat gangguan pada proses tersebut.
Manifestasi Klinik
klien dengan atresia ani antara lain mekoniumtidak
keluar dalam 24 jam pertama setelah kelahiran atau
keluarmelalui saluran urin, vagina atau fistula.
Pemeriksaan fisik ditemukan adanya tanda-tanda
obstruksi usus dan adanya konstipasi Muntah pada
bayi umur 24-48 jam atau bila bayi diberi makan juga
perlu diperhatikan.
PENATALAKSANAAN
◦ Atresia letak tinggi dan intermediet dilakukan sigmoid kolostomi atau TCD dahulu
setelah 6 –12 bulan baru dikerjakan tindakan definitif (PSARP).
◦ Atresia letak rendah dilakukan perineal anoplasti dimana sebelumnya dilakukan tes
provokasi dengan stimulator otot untuk identifikasi batas otot sfingter ani ekternus
Bila terdapat fistula dilakukan cut back incicion.
◦ Pada stenosis ani cukup dilakukan dilatasi rutin berbeda dengan Pena dimana
dikerjakan minimal PSARP tanpa kolostomi.
Komplikasi
◦ Infeksi saluran kemih yang berkepanjangan
◦ Obstruksi intestinal
◦ Kerusakan uretra akibat prosedur pembedahan
◦ Eversi mukosa anal
◦ Stenosis akibat kontraksi jaringan parut dari anastomosis
◦ Impaksi dan konstipasi akibat terjadi dilatasi sigmoid
◦ Masalah atau kelambatan yang berhubungan dengan toilet training
◦ Inkontinensia akibat stenosis anal atau impaksi
◦ Fistula kambuh karena tegangan di area pembedahan dan infeksi
Pengkajian
◦ Biodata klien
◦ Riwayat keperawatan
◦ Riwayat keperawatan/kesehatan sekarang
◦ Riwayat kesehatan masa lalu
◦ Riwayat psikologis.
◦ Riwayat tumbuh kembang anak.
◦ BB lahir abnormal.
◦ Kemampuan motorik halus, motorik kasar, kognitif dan tumbuh kembang pernah
mengalami trauma saat sakit.
◦ Sakit kehamilan mengalami infeksi intrapartal.
◦ Sakit kehamilan tidak keluar mekonium.
◦ Riwayat sosial.
◦ Pemeriksaan fisik.
 
Diagnosa Keperawatan
Inkontinentia bowel berhubungan
dengan tidak lengkapnya pembentukan
anus.
Resiko kekurangan volume cairan
berhubungan dengan muntah.
Kecemasan orang tua berhubungan
dengan kurang pengetahuan
Rencana Keperawatan
Dx. Inkontinentia bowel berhubungan dengan
tidak lengkapnya pembentukan anus.
Tujuan : Terjadi peningkatan fungsi usus.
Kriteria Hasil :
◦ Pasien menunjukkan konsistensi tinja lembek
◦ Terbentuknya tinja
Intervensi :
◦ Lakukan dilatasi anal sesuai program.
Rasional :
Meningkatkan kenyamanan pada anak
◦ Kaji bising usus dan abdomen setiap 4 jam
Rasional :Menyakinkan berfungsinya usus dan ukur lingkar abdomen
Dx. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah.
Tujuan : Volume cairan terpenuhi
Kriteria Hasil :
◦ Turgor kulit baik dan bibir tidak kering
◦ TTV dalam batas normal
Intervensi :
◦ Awasi masukan dan keluaran cairan.
Rasional:Untuk memberikan informasi tentang keseimbangan cairan.
◦ Kaji tanda-tanda vital seperti TD, frekuensi jantung, dan nadi.
Rasional : Kekurangan cairan meningkatkan frekuensi jantung, TD dan nadi turun.
DX.Kecemasan orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit
dan prosedur perawatan.
Tujuan : Rasa cemas dapat hilang atau berkurang.
Kriteria Hasil :
◦ Ansietas berkurang
◦ Klien tidak gelisah
Intervensi :
◦ Kaji status mental dan tingkat ansietas dari klien dan keluarga.
Rasional : Derajat ansietas akan dipengaruhi bagaimana informasi tersebut diterima.
◦ Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan isi pikiran dan perasaan takutnya.
Rasional : Mengungkapkan rasa takut secara terbuka dimana rasa
Sekian
Dan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai