Anda di halaman 1dari 44

Kasus Besar BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI LogoType

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HALU


OLEO

Preeklampsia Berat

Pembimbing : dr. Steven Ridwan, M.Kes., SpOG


Oleh : Ahmad Chaer Darwis
BAB I
IDENTITAS PASIEN
INDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. R
Umur : 22 Tahun
Suku : Tolaki
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Alamat : Ds. Torobulu
Tanggal Masuk : 3 November 2020
No. RM : 1 07 70 02
Anamnesis
KU: Nyeri ulu hati
Pasien datang dengan keluhan utama nyeri ulu hati yang
dirasakan 2 hari SMRS. Saat ini pasien merasakan nyeri
perut tembus belakang (+), pelepasan air-air, lendir dan
darah (-). Keluhan lain pusing (+) , sakit kepala (+), mual (-),
muntah (-), penglihatan kabur (-). BAB (Buang Air Besar) dan
BAK (Buang Air Kecil) lancar kesan normal.
• Riwayat penyakit lain : Hipertensi (-), DM (-), Asma (-), Alergi (-).
• Riwayat hipertensi dalam keluarga : tidak ada
• Riwayat hipertensi pada kehamilan saat ini (+) didapatkan sejak pemeriksaan
ANC di posyandu saat usia kehamilan 7 bulan
• Riwayat ANC di posyandu tiap bulan sejak usia kehamilan 4 bulan
• Riwayat TT: 2x, menarche 12 tahun dgn siklus 28-30 hari , lama haid 5-6
hari, ganti pembalut 3x/hari
• HPHT: 25/1/2020. UK: 39 mgg, 5 hari
• Riwayat KB (-)
Keadaan Umum : Sakit ringan, compos mentis
Tanda Vital
• Tekanan darah : 170/110mmHg
• Nadi : 80x/menit, reguler
• Pernapasan : 20x/menit
• Suhu : 36,7°C
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Kepala Normocephal
Rambut Berwarna hitam
Mata Konjunctiva anemis (-), sklera ikterik (-), Exopthalmus (-), edema palpebra -/-,
Hidung Epitaksis (-) rinorhea (-)
Telinga Otorrhea (-) nyeri tekan mastoid (-)
Mulut Bibir pucat (-) bibir kering (-) perdarahan gusi (-) lidah kotor (-), tremor (-), atrofi papil lidah (-)
faring hiperemis (-) tonsil T1/T1

Leher Inspeksi: pembesaran kelenjar (-), hiperemis (-). JVP meningkat (-)
Palpasi : pembesaran kelenjar tiroid (-),
Auskultasi: Bruit tiroid (-)
Thoraks Inspeksi
Pergerakan hemithorax simetris kiri dan kanan. Retraksi sela iga (-)
Palpasi
Nyeri tekan (-), massa (-), vokal fremitus kanan=kiri
Perkusi
Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi
Bunyi nafas vesikuler, Rhonki basal (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung Inspeksi
Ictus cordis tampak pada ICS 5 linea midclavicularis sinistra
Palpasi
Ictus cordis teraba
Perkusi
Batas jantung kanan pada ICS IV linea parasternal dextra, batas jantung kiri ICS V lateral linea
midclavicularis sinistra
Auskultasi
BJ I dan II regular, frekuensi 88 x/m, murmur (-)

Abdomen Inspeksi : Cembung, ikut gerak nafas


Palpasi : nyeri tekan (+) regio epigastrium
Perkusi : Tympani
Auskultasi : Peristaltik usus (+)
Ekstremitas Edema tungkai +/+, peteki (-/-)
1. Pemeriksaan Luar
• Palpasi :
Leopold 1 : TFU = 3 jari di bawah processus xyphoideus
Leopold 2 : Teraba punggung kiri
Leopold 3 : Kesan kepala
Leopold 4 : Bagian terbawah janin masuk pintu atas
panggul
• His : 2x / 10 menit (20”, 25”)
• DJJ : 150 x/menit
• TBJ : 3220 gr
2. Pemeriksaan Dalam Vagina
• Vulva/vagina = DBN
• Portio = Lunak, Tebal
• Pembukaan = Belum ada
• Ketuban = sulit dinilai
• Persentasi = sulit dinilai
• UUK = Sulit dinilai
• Penurunan = H1
• Panggul = Kesan Cukup
• Pelepasan = lendir
• Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium: Darah rutin 03/11/2020

Nama Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

WBC 13,7 x 10^3/Ul 4 -10


RBC 4,31 x 10^6/Ul 4 -5,5
HB 9,5 g/dL 12-16
HCT 29,8 % 40-54
PLT 236 x 10^3/uL 150-300
MCV 69,2 fL 80-100
MCH 22,0 pg 27-38
MCHC 31,8 g/dL 32 -36
• Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium: Kimia darah dan HBsAg 03/11/2020

Nama Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

GDS 116 mg/dl <140

HBsAg Reaktif Nonreaktif


PEMERIKSAAN Urinalisis
(02/11/2020)

Nama Hasil Nilai Rujukan


Pemeriksaan
Warna Kuning Kuning muda
Kejernihan Keruh Jernih
Glukosa Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Keton ++ Negatif
Berat Jenis 1,026 1000-1005
(BJ)
Eritrosit Negatif Negatif
Ph 6 6.0-7.5
Protein ++ Negatif
Urobilin Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Leukosit Negatif Negatif
RESUME
Ny. R, 22 tahun, GIP0A0 Gravid Aterm datang dengan keluhan utama nyeri ulu hati yang dirasakan 2 hari SMRS.
Saat ini pasien merasakan nyeri perut tembus belakang (+), pelepasan air-air, lendir dan darah (-). Keluhan lain pusing (+),
sakit kepala (+), mual (-), muntah (-), penglihatan kabur (-). Riwayat HT (Hipertensi) sebelum hamil disangkal , riwayat HT
pada kehamilan saat ini (+) didapatkan sejak pemeriksaan ANC (antenatal care) di posyandu pada usia kehamilan 7
bulan. Riwayat Hipertensi dalam keluarga disangkal, Riwayat Asma (+) tidak terkontrol, namun selama kehamilan tidak
pernah kambuh, Riwayat Alergi makanan dan obat-obatan disangkal.

Riwayat ANC di posyandu tiap bulan semenjak usia kehamilan 4 bulan dan di praktek dr. Sp.OG 3 kali. Riwayat
imunisasi TT (Toksoid Tetanus) (+) 2 kali. Riwayat menarche usia 12 tahun dengan siklus haid 28-30 hari dengan lama
haid 5-6 hari, banyak ganti pembalut 3x perhari. Hari pertama haid terakhir: 25/01/2020. Tafsiran persalinan: 1/11/2019.
Usia kehamilan saat ini : 39 minggu 5 hari. Riwayat menggunakan Pil KB (Keluarga berencana) (-)

Hasil pemeriksaan fisik didapatkan KU : Composmentis, Sakit ringan, tanda vital : Tekanan darah : 170/110 mmHg,
Nadi : 80 x/menit, Pernapasan : 20 x/menit, Suhu: 36,7oC. Pemeriksaan fisik : Ekstremitas Inferior : Edema pada kedua
ekstremitas inferior. Pemeriksaan Luar Obstetrik, L1 = 3 jari di bawah processus xyphoideus, L2 = kesan punggung kiri, L3
= kesan kepala, L4 = masuk PAP, His (2x/10 menit 20”, 25”), DJJ 150 x/menit. Pemeriksaan dalam: Vulva/vagina = DBN
, Portio = Lunak, Tebal, Pembukaan = belum ada, Ketuban = sulit dinilai, Persentasi = sulit dinilai, UUK = Sulit dinilai,
Penurunan = H1, Panggul = Kesan Cukup, Pelepasan = lendir. Hasil Laboratorium darah rutin didapatkan Hb 9,5 g/dL,
WBC : 13,7 x 103/uL, PLT 236 x 10^3/uL, Pemeriksaan Urinalisis, protein +2. Pemeriksaan HBsAg: reaktif.
DIAGNOSIS KERJA

GIP0A0 + Gravid Aterm (39 minggu 5 hari) +


Pre Eklamsia Berat
PENATALAKSANAAN
Informed Consent
Observasi TTV ibu, DJJ
Observasi tanda-tanda impending eklampsia
Nifedipin 3 x 10 mg
Induksi persalinan misoprostol ¼ tab intraportio
IVFD RL + oxytocin 5 IU 8 tpm
Tindakan operasi SC
Hari/Tanggal Perjalanan Penyakit Rencana Terapi
Selasa, 03/11/2020 S: Nyeri ulu hati - Observasi tanda-tanda vital ibu
(07.00) O: T : 170/110 mmHg - Observasi DJJ
  N : 80 x/menit Reguler - Observasi tanda impending eklampsia
  P : 20 x/menit - Nifedipine 3 x 10 mg peroral
  S : 36,7oC/Axillar - Induksi misoprostol ¼ tab intraportio
  BAB/BAK (+/+) kesan normal - IVFD RL + Oxitocin 5IU 8 tpm
  DJJ : 150 x/menit, - Rencana persalinan pervaginam
  His : 2x/10 menit (20”, 25”)  
  L1 : 3 jari di bawah px  
  L2 : Punggung kiri  
  L3 : Persentasi Kepala  
  L4 : masuk PAP  
  PDV :  
  Vulva/vagina = DBN Portio

Follow-up
  = Lunak, Tebal
  Pembukaan = belum ada
  Ketuban = sulit dinilai
  Persentasi = sulit dinilai
  UUK = Sulit dinilai
  Penurunan = H1
  Panggul = Kesan Cukup
  Pelepasan = lendir
   
  LAB :Darah Rutin (03/11/20) :
   Hb 9,5 g/dL
   WBC : 13,7 x 103/uL
 PLT 236 x 10^3/uL
Urininalisis (02/11/20):
 Protein (++)
Serologi (02/11/20):
 HBsAg (reaktif)
 
A : GIP0A0 + Gravid Aterm (39 minggu 5 hari) +
Pre Eklamsia Berat
Hari/Tanggal Perjalanan Penyakit Rencana Terapi
Selasa, 03/11/2020  
13.00WITA DJJ : 138x/menit,
  His : 3x/10 menit (25”, 27”, 27”)
  TTV : TD 150/110 mmHg
  N : 84x/menit, P : 18x/m
  PDV:
  Portio = Lunak, tipis
  Pembukaan = 3 cm
  Ketuban = Utuh
  Persentasi = kepala
  UUK = Sulit dinilai
  Penurunan = H2
  Pelepasan = lendir, darah
 
13.30WITA DJJ : 138x/menit,

Follow-up  
 
 
14.30 WITA
His : 3x/10 menit (25”, 27”, 30”)

 
N : 84x/menit

DJJ : 130x/menit,
  His : 3x/10 menit (30”, 35”, 35”)
  N : 84x/menit
   
15.00 WITA DJJ : 130x/menit,
  His : 4x/10 menit (30”, 32”, 35”, 35”)
  N : 86x/menit
   
15.30 WITA DJJ : 133x/menit,
  His : 4x/10 menit (33”, 35”, 35”, 35”)
  N : 82x/menit
   
16.00 WITA DJJ : 150x/menit,
  His : 4x/10 menit (35”, 37”, 37”, 37”)
  N : 84x/menit
   
16.30 WITA DJJ : 146x/menit,
  His : 4x/10 menit (37”, 37”, 40”, 40”)
  N : 84x/menit
Hari/Tanggal Perjalanan Penyakit Rencana Terapi
 Selasa, 03/11/2020  
17.00 WITA DJJ : 138x/menit
  His : 4x/10 menit (40”, 40”, 42”, 42”)
  TTV : TD 140/100 mmHg
  N : 86x/menit, P : 18x/m
  PDV:
  Portio = Lunak, tipis
  Pembukaan = 6 cm Ketuban =
  jernih
  Penurunan = H2
  Pelepasan = lendir, darah, air-air
   
17.30 WITA DJJ : 126x/menit

Follow-up
  His : 4x/10 menit (42”, 42”, 44”, 44”)
  N : 82x/menit
   
18.00 WITA DJJ : 138x/menit
  His : 4x/10 menit (43”, 44”, 43”, 45”)
  N : 84x/menit
   
18.30 WITA DJJ : 146x/menit
  His : 4x/10 menit (44”, 45”, 45”, 45”)
  N : 84x/menit
   
19.00 WITA DJJ : 136x/menit
  His : 4x/10 menit (45”, 45”, 48”, 48”)
  TTV : TD 140/100 mmHg
  N : 88x/menit, P : 20x/m
  PDV:
  Portio = Lunak, tipis
Pembukaan = 10 cm
Ketuban = jernih
Penurunan = H4
Pelepasan = lendir, darah, air-air
 
Hari/Tanggal Perjalanan Penyakit Rencana Terapi
Selasa, 03/11/2020  TTV : TD 140/100 mmHg  
19.10 WITA N : 92x/menit, P : 20x/m  
Bayi lahir spontan, JK=laki-laki, BBL= 3.100, PBL= 48
cm
Rabu, 04/11/2020 S: KU baik - IVFD RL 28 tpm
(07.30 WITA) O: T : 130/90 mmHg - Asam mefenamat 3x 500
  N : 80 x/menit mg
  P : 20 x/menit - SF 1x1
  S : 36,6oC  
  Mammae : Nyeri (-/-), Bengkak (-/-)  
  Asi : -/-
  TFU : 2 jari dibawah umbilikus

Follow-up Lokia : Rubra


BAB (-)
BAK (+) kesan normal
 A : PIA0 + PPH1
     
Kamis, 05/11/2020 S: KU baik, nyeri luka bekas operasi, - Aff Infus dan katater
(07.30 WITA) O: T : 120/80 mmHg - Mobilisasi
  N : 80 x/menit - Asam mefenamat 3x 500
  P : 20 x/menit mg
  S : 36,6oC - SF 1 x1
  Mammae : Nyeri (-/-), Bengkak (-/-)  
Asi : -/- Pasien boleh pulang
TFU : 2 jari dibawah umbilikus  
Lokia : Rubra  
BAB (-)
BAK (+) kesan normal
 A : PIA0 + PPH2
PENDAHULUAN
.

Salah satu perubahan fisiologis yang terjadi selama


kehamilan adalah penurunan tekanan darah

Preeklamsia adalah kelainan idiopatik pada kehamilan


yang ditandai dengan hipertensi proteinurik

Secara global, preeklamsia telah diperkirakan


menyebabkan antara 10 dan 25% kehilangan
perinatal

.
DEFINISI
.

Preeklamsia adalah timbulnya hipertensi disertai


proteinuria setelah kehamilan 20 minggu

Preeklamsia ringan adalah preeklamsia dengan tekanan


darah sistolik/diastolic ≥140/90 mmHg disertai proteinuri
yakni ≥ 300 mg/24 jam atau ≥ 1+ dipstick

Preeklamsia berat adalah preeklamsia dengan tekanan darah


sistolik ≥160 mmHg dan tekanan darah diastolic ≥110 mmHg
disertai proteinuri lebih 5 g/24 jam

Dibagi . menjadi dua yaitu (a) Preeklampsia berat tanpa


impending eclampsia dan (b) Preeklampsia berat dengan
impending eclampsia
EPIDEMIOLOGI
.

Preeklamsia mempengaruhi 3-5% kehamilan

Preeklamsia ringan menyerang hingga 10 %


wanita primipara dan insiden preeklamsia berat
sekitar 1%

Di negara maju sekitar 1% wanita dengan


preeklamsia dapat menyebabkan eklamsia.

Di . Indonesia mortalitas dan morbiditas hipertensi


dalam kehamilan juga masih cukup tinggi
Faktor Resiko
Maternal dan Placenta atau Fetal
Usia
Ibu hamil dengan usia >40 tahun Kehamilan multiple

Primigravida
Kehamilan pertama
.
Hipertensi

Primipaternitas
kehamilan anak pertama Riwayat preeklamsia pada
pada suami yang kedua kehamilan sebelumnya

Riwayat preeklamsia dalam


keluarga
Obesitas (BMI ≥ 35)
Pada Hipertensi dalam kehamilan Lapisan otot arteri
tidak terjadi involusi sel-sel trofoblas spiralis tetap kaku
pada lapisan otot arteri spiralis dan dan keras
jaringan matriks sekitarnya

Tidak terjadi
Disfungsi Etiopatogenesis distensi dan
endotel vasodilatasi

Hipoksia dan Aliran darah Terjadi kegagalan


iskemik uteroplasenta remodeling arteri
placenta menurun spiralis
ETIOPATOGENESIS
Patofisiologi bebas
al
nt a, radik
i a plase l
l acenta ri
m
iske i endote
p o
Infographic Designed l ar isasi Te
i s f ungs
n v ku
asText. dan d
a
Easy to change colors, photos and
ri kelain
Teo tara
ol og ik an
i imun
aritas ran s
ovas
kul
o ri i ntole
ar di Te janin
dap tasi k ibu .d a n
ori a
Te
n si gizi
efisi e
ri d
e net ik Teo
i, t eori g
infla ma s
Teor i
Klasifikasi
. Hipertensi kronik

Preeklampsia-eklampsia

Hipertensi kronik dengan superimposed


preeclampsia

Hipertensi gestasional
Diagnosis gejala
HIPERTENSI

PROTEINURIA

• Oligouri
• Kreatinin plasma, EDEMA ANASARCA
• Ggn visus dan serebral .
• NUH/kuadran kanan atas abdomen,
• Edema paru,
• Sianosis,
• Trombositopenia berat,
• Ggn fungsi hepar,
• PJT
• Sindroma HELLP
Terminasi kehamilan
Belum Inpartu
1. Kala I fase laten
1. Induksi persalinan
Amniotomi + tetes oksitosin dengan
Amniotomi + tetes oksitosin dengan
syarat skor Bishop ≥ 6
syarat skor Bishop ≥ 6
2. Kala I fase aktif
2. Sectio saesaria
Amniotomi , bila his tidak adekuat
Syarat : ada kontraindikasi
berikan drips oksitosin bila setelah 6
pemberian oksitosin, 8 jam belum
jam belum ada pembukaan dilakukan
masuk fase aktif
SC
Penanganan

Preeklamsia berat

MgSo4
Turunkan TD
Rawat inap

<35 minggu
Hellp >35 minggu
Gawat janin
PJT Pematangan
paru terminasi

terminasi
Antihipertensi Dosis Frekuensi (perhari) Efek Samping Maternal

Centrally Acting 250-500 mg 3-4x Somnolence, vertigo, sakit kepala, nightmares, depresi,
- Metildopa hipotensi, Parkinson-like symptoms

Adrenergic receptor ß-blocker Bradikardia, atrio-ventricular conduction, impairment,


25-50 mg 2x
- Atenolol fainting, bronkospasme, Raynaud Syndrome, perfusi
25-50 mg 2-3x
- Metoprolol pembuluh darah perifer memburuk ketika terjadi
100-200 mg 2-3x
- Labetolol bersamaan dengan atheroskklerosis

Calcium-channel blocker Edema perifer, flushing, sakit kepala, vertigo, parestesia,


5-10 mg 3x
- Nifedipin kelemahan otot, hipertrofi ginggiva,takikardia, hipotensi.
2.5 mg 2x
- Felodipin Edema perifer, takikardia, lupoid-like syndrome
25-50 mg 3x
- Hidralazin
Pemberian MgSo4
Cara Pemberian :
Loading dose diberikan 4 gram
MgSO4 secara IV selama 15 menit
 Maintenance dose diberikan 6
gram dalam larutan RL 500cc/6 jam
atau 4-5 gram secara IM.
 Atur tetesan 28 tetes/menit (1 kolf/6 jam)
 Monitor jumlah tetesan, bersamaan
dengan monitor tanda vital
Syarat pemberian :
Harus tersedia antidotum MgSO4 yaitu
kalsium Glukonas 10% (1 gr dalam 10 cc)
diberikan IV pelan (3 menit)
 Refleks patella (+)
 Frekuensi pernapasan > 16x/menit
 Produksi urine > 100 cc dalam 4 jam
sebelumnya
Dihentikan jika :
 Ada tanda-tanda intoksikasi
 Setelah 24 jam pasca persalinan atau 24
jam setelah kejang terakhir.
DETEKSI DINI PREEKLAMPSIA

Riwayat kehamilan: Riwayat pemeriksaan:


a. Faktor risiko preeklampsia Tekanan darah dan MAP, kekakuan arteri,
b. Gejala preeklampsia UAD, volume plasenta dan 3D Power
Doppler,

Biomarker:
PGIF, Rasio sFlt / PlGF, PAAP-A, inhibin A
and acvitin A, PP13, PTX3, P-Selectin,
IGFBP 1 and 3, Adinopektin, resitin dan L-
Arginine, ADMA dan Homoarginine
Retriksi garam

Suplementasi diet 01
02

Tirah baring
03

Pencegahan Non Medikal


Pencegahan Medikal

Diuretik

Vitamin C, vitamin E
Antihipetensi
Zinc, Magnesium

Asam lipoid Kalsium


Obat anti trombotik
ANALISIS KASUS
Berdasarkan hasil anamnesis didapatkan bahwa pasien merasa
nyeri ulu hati dan pemeriksaan fisik didapatkan bahwa tekanan
darah pada Ny. R adalah 170/110 mmHg yang disertai dengan
pemeriksaan urinalisis didapatkan bahwa proteinuria = +2

Hal ini sesuai dengan definisi preeklamsia berat merupakan


preeklampsia dengan tekanan darah sistolik ≥160 mmHg dan/atau
tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg disertai proteniuria lebih 5 gr/24
jam / ≥ +2 dipstick pada usia kehamilan > 20 minggu
Faktor risiko terjadinya PEB yang ditemukan pada pasien ini adalah
Primigravida

Pada primigavida atau ibu yang pertama kali hamil sering


mengalami stress dalam mengalami persalinan sehingga dapat
terjadi hipertensi dalam kehamilan atau yang biasa disebut
preeklamsia/eklamsia. Pada primigravida frekuensi preeklamsia/
eklamsia lebih tinggi bila dibandingkan dengan multigravida,
terutama primigravida muda.
Pengobatan pada kasus memilih penanganan aktif untuk segera
diakhiri/diterminasi. Pada pasien ini dilakukan pematangan serviks
dengan misoprostol ¼ tablet intraportio. Kemudia dilakukan induksi
persalinan dengan oxytocin 5 IU dalam RL 500 cc 8 tetes per menit.

Terapi medikamentosa yang diberikan kepada pasien ini berupa


pemberian nifedipine 10 mg. Nifedipine merupakan obat anti hipertensi
golongan Calcium channel blocker. Calcium channel blocker bekerja
pada otot polos arteriolar dan menyebabkan vasodilatasi dengan
menghambat masuknya kalsium ke dalam sel. Berkurangnya resistensi
perifer akibat pemberian calcium channel blocker dapat mengurangi
afterload, sedangkan efeknya pada sirkulasi vena hanya minimal
Thank you

Anda mungkin juga menyukai