OLEH
Ahamd Chaer Darwis (K1A1 12 075)
Misdayanti Takdir (K1A1 13 111)
PEMBIMBING
Dr. Raja Al Fath Widya Iswara, MH., Sp.FM
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
2
wabah SARS 2002 pada manusia. Spesies ini juga terdiri dari sejumlah besar
virus yang sebagian besar terdeteksi pada kelelawar rhinolophid di Asia dan
Eropa. Kesamaan genetik terdekat ditemukan dalam coronavirus yang telah
diisolasi dari kelelawar Seperti ada di awal Januari 2020, pengetahuan dari
wabah yang disebabkan oleh SARS-CoV dan Middle East respiratory syndrome
coronavirus (MERS-CoV) membentuk dasar untuk rekomendasi kesehatan
masyarakat. WHO pada pertengahan Januari. Namun, ketersediaan lebih
banyak bukti dalam sebulan terakhir telah menunjukkan perbedaan besar antara
wabah dan karakteristik COVID-19 dibandingkan dengan SARS CoV.
Coronavirus baru pertama kali diisolasi dari para pemilik kios yang bekerja di
Pasar Makanan Laut Cina Selatan di Wuhan. Pasar ini juga menjual hewan liar
atau mamalia, yang kemungkinan merupakan inang antara 2019-nCoV yang
berasal dari inang kelelawar. Diperkirakan bahwa inang perantara (mamalia
liar) mungkin telah dijual ke pasar makanan laut di Wuhan.4
Penambahan jumlah kasus 2019nCoV berlangsung cukup cepat dan sudah
terjadi penyebaran ke luar wilayah Wuhan dan negara lain. Sampai dengan 26
Januari 2020, secara global 1.320 kasus konfim di 10 negara dg 41 kematian
(CFR 3,1%). Rincian China 1297 kasus konfirmasi (termasuk Hongkong,
Taiwan, dan Macau) dengan 41 kematian (39 kematian di Provinsi Hubei, 1
kematian di Provinsi Hebei, 1 kematian di Provinsi Heilongjiang), Jepang (3
kasus), Thailand (4 kasus), Korea Selatan (2 kasus), Vietnam (2 kasus),
Singapura (3 kasus), USA (2 kasus), Nepal (1 kasus), Perancis (3 kasus),
Australia (3 kasus). Diantara kasus tersebut, sudah ada beberapa tenaga
kesehatan yang dilaporkan terinfeksi. Sampai dengan 24 Januari 2020, WHO
melaporkan bahwa penularan dari manusia ke manusia terbatas (pada kontak
keluarga) telah dikonfirmasi di sebagian besar Kota Wuhan, China dan negara
lain.3
Setiap jenazah harus dianggap berpotensi infeksius dan perlu ditangani
sesuai dengan tindakan pencegahan yang disarankan, teknik prosedural dan
mengetahui prinsip profilaksis sebelum terpapar. Seluruh area otopsi dan isinya
harus ditetapkan sebagai tanda peringatan Biohazard dan tepat ditempatkan di
3
tempat jenazah. Oleh karena itu kesadaran akan keselamatan di kamar jenazah
adalah langkah pencegahan yang efektif. Berdasarkan cara transmisi dan resiko
infeksi terhadap penyakit yang berbeda, pencegahan dalam menangani jenazah
dibagi dalam 3 kategori untuk nCoV masuk dalam kategori 2 yaitu label biru,
standart precaution, additional precaution direkomendasikan kepada jenazah
memiliki penyakit menular.5
B. Rumusan Masalah
D. Manfaat
1. Manfaat Praktis
Memberi gambaran mengenai Pemulasaran Jenazah pada Pasien pada
Pasien Novel coronavirus 2019 (2019-nCoV) serta cara pencegahan dari
infeksi Novel coronavirus 2019 (2019-nCoV)
2. Manfaat Teknis
Referat ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam
pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan khususnya
mengenai Pemulasaran Jenazah pada pada Pasien Novel coronavirus 2019
(2019-nCoV) dan cara pencegahan dari infeksi Novel coronavirus 2019
(2019-nCoV) di rumah sakit dan menjadi bahan rujukan bagi penulis
selanjutnya.
4
3. Manfaat bagi Penulis
Menerapkan dan memperkaya ilmu pengetahuan yang diperoleh dari
perkuliahan, terutama yang berhubungan dengan Pemulasaran Jenazah
pada Pasien pada Pasien Novel coronavirus 2019 (2019-nCoV) dan dan
cara pencegahan dari infeksi Novel coronavirus 2019 (2019-nCoV) di
rumah sakit.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pemulasaran Jenazah
1. Definisi
Pemulasaran jenazah adalah perawatan pasien setelah meninggal,
yang meliputi persiapan jenazah untuk diperlihatkan pada keluarga,
transportasi ke kamar jenazah dan melakukan disposisi (penyerahan)
barang-barang milik pasien. jika pasien meninggal karena kekerasan atau
dicurigai akibat kriminalitas, perawatan jenazah setelah pemeriksaan medis
lengkap melalui otopsi.6
Kegiatan perawatan jenazah sebagaimana dimaksud pada Pasal 14
ayat 2 meliputi pemulasaraan jenazah, penyimpanan jenazah, Konservasi
jenazah, dan bedah mayat. Sumber daya yang diperlukan pada kamar
jenazah terdiri dari dokter forensik, dokter umum, dokter gigi khususnya
forensik gigi, teknisi forensik, teknisi laboratorium forensik, tenaga
administrasi, tenaga pemulasaraan jenazah, supir ambulan dan pekarya.
Dalam peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor147/menkes/per/I/2010 tentang perizinan rumah sakit, antara lain
harus tersedianya kamar jenazah. Kata kamar diartikan sebagai ruang yang
bersekat (tertutup) dinding yang menjadi bagian rumah ataubangunan
(biasanya atau dibatasi empat dinding); bilik (kamus besar bahasa
Indonesia). Sedangkan kata jenazah atau mayat menurut Ibnu Mas‘ud dan
Zaina.
Sehingga dapat dinyatakan bahwa kamar jenazah adalah ruangan
atau tempat sementara untuk penyimpanan mayat sebelum mayat dilakukan
identifikasi, pemeriksaan (pemeriksaan otopsi), perawatan jenazah
(pemulasaraan jenazah) serta dipulangkan atau dikuburkan. Kamar mayat
adalah tempat yang berbahaya karena merupakan tempat resiko infeksiyang
tinggi, sebab terjadinya infeksi yang didapat dari kamar mayat yang
tersering karena individu yang mengabaikan hal –hal yang berbahaya di
kamar mayat diantaranya orang yang tidak menggunakan alat proteksi diri
6
pada saat merawat mayat, personil militer, petugas penyelamat, relawan,
pegawai pemulasaraan jenazah dan lainnya dapat terkena bahaya infeksi
kronis, termasuk virus heapatitis B, corona virus, virus hepatitis C, HIV,
pathogen enterik, mycobakterium tuberculosis. Hal ini pun bisa dikarenakan
kurangnya pengetahuan para pegawai kamar mayat tentang penanganan
mayat secara baik dan benar.7
2. Prinsip Pemulasaran Jenazah
Jenazah secara etis diperlakukan penghormatan sebagaimana
manusia, karena jenazah adalah manusia. Martabat kemanusiaan ini secara
khusus adalah perawatan keberhasilan sebagaimana kepercayaan/adatnya,
perlakuan sopan dan tidak merusak badannya tanpa indikasi atau
kepentingan kemanusian, termasuk penghormatan atas kerahasiaannya.
Oleh karenanya kamar jenazah harus bersih dan bebas dari kontaminasi
khususnya hal yang membahayakan petugas atau penyulit analisa
kemurnian identifikasi (termasuk kontaminasi DNA dalam kasus forensik
mati). Demikian pula aman bagi petugas yang bekerja, termasuk terhadap
resiko penularan jenazah terinfeksi karena penyakit mematikan.8
3. Tujuan Pemulasaran Jenazah
Tujuan pemulasaran jenazah Pemulasaran jenazah bertujuan untuk:
a. Pencegahan penularan penyakit Mayat yang meninggal di rumah
sakit pasti diantaranya ada yang menderita penyakit menular, seperti
Novel coronavirus 2019 (2019-nCoV) , HIV-AIDS, hepatitis B dan
hepatitis C, SARS, flu burung dan sebagainya. Oleh karena itu,
perawatan jenazah penderita penyakit menular dilaksanakan dengan
selalu menerapkan kewaspadaan universal tanpa mengakibatkan
tradisi budaya dan agama yang dianut keluarganya. Prinsip
kewaspadaan universal adalah:
1).Jangan sampai petugas yang merawat dan orang-orang sekitarnya
menjadi tertular
7
2).Segala sesuatu yang keluar dari tubuh jenazah (kencing, darah,
kotoran, dan jaringan tubuh) bisa mengandung kuman sehingga
menjadi sumber penularan.
3).Petugas pemulasaran jenazah harus menjalankan prosedur
universal precaution, yaitu dengan memakai alat pelindung diri
saat melakukan perawatan terhadap jenazah, seperti sarung
tangan, pelindung wajah (masker dan kacamata), gaun pelindung,
apron, dan pelindung kaki seperti sepatu boot. menit.
4).Semua alat-alat yang telah dipakai harus direndam dilarutan clorin
0,5% selama 10 menit.
Pada kasus kematian tidak wajar dengan korban yang diduga
mengidap penyakit menular maka pelaksanaan otopsi tetap mengacu
pada prinsip-prinsip universal precaution. Tetapi apabila dapat
dikoordinasikan dengan penyidik untuk tidak dilakukan outopsi, cukup
pemeriksaan luar.
b. Penegakan hukum Dalam rangka proses penyidikan dan penegakan
hukum untuk kepentingan peradilan ilmu kedokteran forensik dapat
dimanfaatkan dalam membuat terangnya perkara pidana yang
menimbulkan korban manusia, baik korban hidup maupun korban mati.
Pemeriksaan otopsi umumnya diperlukan apabila korban dari tindak
perkara pidana tersebut korban mati. Dari pemeriksaan otopsi yang
dilakukan, dokter diharapkan dapat memberikan keterangan setidaknya
tentang luka atau cedera yang dialami korban, tentang penyebab luka
atau cedera tersebut, serta tentang penyebab kematian dan mekanisme
kematiannya. Dalam beberapa kasus dokter juga diharapkan untuk dapat
memperkirakan cara kematian dan faktor-faktor lain yang mempunyai
kontribusi terhadap kematiannya. Sesuai dengan peraturan
perundangan-undangan yang berlaku yaitu dengan undang-undang
nomor 8 tahun 1981 (KUHAP), setiap dokter baik dokter umum, dokter
ahli, kedokteran kehakiman (dokter spesialis forensik), maupun dokter
spesialis klinik lain wajib memberi bantuan kepada pihak yang berwajib
8
untuk kepentingan peradilan, bila diminta oleh petugas kepolisian/pihak
penyidik yang berwenang. Pada pelaksanaan pelayanan pemeriksaan
medis secara kedokteran forensik sekalipun dapat dimintakan kepada
setiap dokter, baik dokter umum, dokter spesialis klinik maupun dokter
forensik, namun untuk memperoleh hasil yang optimal baik ditinjau dari
segi kepentingan pelayanan, bantuan untuk proses peradilan dan segi
kepentingan pelayanan kesehatan sebaiknya pemeriksaan dilakukan
oleh dokter spesialis forensik.
Pada kasus kematian yang tidak wajar harus dilakukan pembedahan
mayat klinis untuk mengetahui sebab kematian. Hal ini sesuai dengan
UU No.18 tahun 1981 pasal 2 yang berbunyi bedah mayat hanya boleh
dilakukan dalam keadaan sebagai berikut:
a).Dengan persetujuan tertulis penderita dan atau keluarganya yang
terdekat setelah penderita meninggal dunia, apabila sebab
kematiannya belum dapat ditentukan dengan pasti.
b). Tanpa persetujuan penderita atau keluarganya yang terdekat, apabila
diduga penderita menderita penyakit yang dapat membahayakan
orang lain atau masyarakat sekitarnya.
c). Tanpa persetujuan penderita atau keluarganya yang terdekat, apabila
dalam jangka waktu 2x24 jam (dua kali dua puluh empat) jam
tidak ada keluarga terdekat dari yang meninggal dunia datang ke
rumah sakit.
Bedah mayat klinis hanya dilakukan di ruangan dalam rumah sakit
yang disediakan untuk keperluan itu (pasal 3) dan perawatan mayat
sebelum, selama, dan sesudah bedah mayat klinis dilakukan sesuai dengan
masing-masing agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
diatur oleh Menteri Kesehatan (pasal 4).
Di Indonesia otopsi forensik tidak merupakan keharusan bagi semua
kematian, namun sekali diputuskan oleh penyidik perlunya otopsi maka
tidak ada lagi yang boleh menghalangi pelaksanaannya (pasal 134 KUHAP
dan pasal 222 KUHP), dan tidak membutuhkan persetujuan keluarga
9
terdekatnya. Mereka yang menghalangi pemeriksaan jenazah untuk
kepentingan peradilan diancam hukuman sesuai pasal 222 KUHP. 9
4. Kamar mayat
a. Dasar Hukum 9
a) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
b) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi
Daerah.
c) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan Pusat dan Daerah.
d) Undang – undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen
e) Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah Pusat dan Propinsi.
f) Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1277/Menkes/SK/XI/
2001 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen
Kesehatan.
g) Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 106/Menkes/SK/1/2004
tentang Sistim Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
(SPGDT) dan Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat
Darurat (PPGD) General Emergency Life Support (GELS)
Tingkat Pusat.
h) SKB Kapolri dan Menkes No 1078 / MENKES / SKB/VII/2003
No Polisi / 3889 /VII/2003 tentang Identifikasi Korban Mati Pada
Bencana Massal.
10
b) Akses menuju kamar jenazah bukan merupakan akses umum dan
diproteksi terhadap pandangan pasien dan pengunjung untuk
alasan psikologis.
c) Bangunan Rumah Sakit harus memiliki akses dan lahan parkir
khusus untuk kereta jenazah.
11
NO. NAMA RUANGAN PERSYARATAN RUANGAN KETERANGAN
5. Ruangan Dekontaminasi • Pintu masuk menggunakan
dan Pemulasaraan jenis pintu swing membuka ke
Jenazah arah dalam dan dilengkapi
dengan alat penutup pintu
otomatis.
• Bahan penutup pintu harus
dapat mengantisipasi benturan-
benturan brankar.
• Bahan penutup lantai tidak
licin dan tahan terhadap air.
• Konstruksi dinding tahan
terhadap air sampai dengan
ketinggian 120 cm dari
permukaan lantai.
• Ruangan dilengkapi dengan
sink dan pancuran air (shower).
12
NO. NAMA RUANGAN PERSYARATAN KETERANGAN
RUANGAN
kontak khusus alat
laboratorium disediakan
tersendiri dan harus
kompatibel dengan rencana
alat yang akan dipakai.
• Ruangan harus dijamin
terjadinya pertukaran udara
baik alami maupun mekanik
dengan total pertukaran udara
minimal 6 kali per jam,
dengan arah udara laminar ke
bawah dan dibuang langsung
keluar bangunan gedung.
•Ruangan harus
mengoptimalkan pencahayaan
alami. Untuk pencahayaan
buatan dengan intensitas
cahaya 100 lux.
13
7. Ruangan Pendingin Jenazah •Luas ruangan menyesuaikan RS Kelas D, ruangan
kebutuhan kapasitas ini tidak
pelayanan. dipersyaratkan ada.
• Ruangan harus terhindar
dari banjir
• Setiap ruangan disediakan
minimal 2 (dua) kotak kontak
dan belum termasuk kotak
kontak untuk peralatan yang
memerlukan daya listrik
besar, serta tidak boleh
menggunakan percabangan/
sambungan langsung tanpa
pengaman arus.
• Ruangan harus dijamin
terjadinya pertukaran udara
baik alami maupun mekanik
dengan total pertukaran udara
minimal 10 kali per jam.
boleh menggunakan
percabangan/ sambungan
langsung tanpa pengaman
arus.
14
8. Ruangan Ganti Pakaian APD • Persyaratan umum RS Kelas D,
(dilengkapi dengan toilet) ruangan lihat ruangan ini tidak
persyaratan ruangan dipersyaratkan ada.
ganti sebelumnya.
• Ruangan harus
dilengkapi
antiseptic footbath
dan wastafel.
• Persyaratan toilet
umum lihat poin di
atas.
15
c. Kategorisasi Jenazah
16
Label 1. label biru, standart precaution direkomendasikan kepada semua jenazah
selain dari jenazah yang memiliki penyakit menular seperti kategori 2 dan 3
17
ruang
duka
Kategori 1 Tidak Disinka Diizinka Diizinka Pengubura
Selain yang perlu n n dengan n dengan n peti mati
ditentukan dalam Cat APD APD atau
2 & Cat 3 di bawah kremasi
ini bias
dilakukan
Kategori 2: Harus Diisink Tidak di Diizinka Dikremasi
an isinkan n dengan
- Infeksi HIV ( APD
human
immunodefici
ency virus)
- Hepatitis C
- Creutzfeldt-
Jacob disease
(CJD), tanpa
otopsi
- SARS (
severe acute
respiratory
syndrom)
- Avian
Influenza
- Middle East
respiratory
syndrom (
MERS)
18
- Coronavirus
disease
(COVID-19)
- Penyakit
menular lain
Kategori 3 : Harus Tidak Tidak Tidak Kremasi
- Anthrax boleh boleh boleh sangat
- Plaque disarakan
- Rabies
- Viral
haemorrhagic
fever
- Creutzfeldt-
Jacob disease
(CJD),
dengan otopsi
- Penyakit
menular lain
19
2.) Kenakan alat pelindung diri (APD) termasuk
Katerogi 1 :Sarung tangan, gaun anti air, dan masker bedah.
Gunakan kacamata atau pelindung wajah untuk
melindungi mata, jika mungkin ada percikan
Katerogi 2 : Sarung tangan, gaun tahan air / celemek plastik di atas
gaun anti air, dan masker bedah. Gunakan kacamata
atau pelindung wajah untuk melindungi mata, jika
mungkin ada percikan
Kategori 3 : Baju tahan air, masker bedah, pelindung mata (kacamata
atau pelindung wajah), sarung tangan ganda, penutup
sepatu / sepatu bot
3.) Pastikan luka, luka lecet, ditutupi dengan perban atau perban tahan
air
4.) Jangan merokok, minum atau makan. Jangan menyentuh mata,
mulut, atau hidung Anda
5.) menjaga kebersihan pribadi dengan ketat. Kebersihan tangan dapat
dilakukan dengan mencuci tangan dengan sabun cair dan air atau
penggunaan gosok tangan berbasis alkohol
6.) Hindari benda tajam, baik dalam proses pemeriksaan mayat dan
sesudahnya dalam pengurusan mayat dengan pembuangan limbah
dan dekontaminasi
c. Lepaskan peralatan pelindung pribadi setelah menangani mayat.
Kemudian, segera cuci tangan dengan sabun cair dan air.
Paparan darah atau cairan tubuh secara tidak disengaja
1. Dalam kasus cedera perkutan atau paparan mukokutan pada darah atau
cairan tubuh dari mayat, daerah yang terluka atau terpapar harus dicuci
dengan air yang berlebihan
2. Semua insiden paparan perkutan atau mukokutan harus dilaporkan kepada
penyelia. Orang yang terluka harus segera mencari saran medis atau
perawatan luka yang tepat dan manajemen pasca pajanan.
20
Tindakan Pencegahan sesuai ketegori 1, 2, dan 3
1. Mayat yang telah diklasifikasikan oleh dokter sebagai kategori 1, 2 atau 3.
Tanda untuk klasifikasi kategori mayat harus melekat pada mayat dan
kantong mayat atau lembar kamar mayat
2. Staf harus mengenakan perlengkapan pelindung pribadi yang sesuai
sebelum menangani mayat
a. Kategori 1: Sarung tangan, gaun anti air dan masker bedah. Gunakan
kacamata atau pelindung wajah untuk melindungi mata, jika mungkin
ada percikan
b. Kategori 2: Sarung tangan, gaun tahan air / celemek plastik di atas gaun
anti air, dan masker bedah. Gunakan kacamata atau pelindung wajah
untuk melindungi mata, jika mungkin ada percikan
c. Kategori 3: tutup / kap, pelindung wajah / kacamata, respirator N95, gaun
tahan air, sarung tangan nitril panjang / sarung tangan nitril ganda,
sarung tangan / sepatu bot panjang penuh
3. Semua tabung, saluran air dan kateter pada mayat harus diangkat
4. Kehati-hatian harus dilakukan saat melepas kateter intravena dan peralatan
tajam lainnya. semua harus langsung dibuang ke wadah benda tajam
5. Drainase luka dan lubang tusukan jarum harus didesinfeksi dan ditutup
dengan bahan kedap air.
6. Sekresi mulut dan hidung dapat dibersihkan dengan penyedotan lembut jika
diperlukan
7. Lubang penutup mulut, hidung, dan dubur dari mayat harus dipasang untuk
mencegah kebocoran cairan tubuh
8. Tubuh harus dibersihkan dan dikeringkan
9. Mayat di bawah Kategori 1 :
Mayat dapat dibungkus dengan kantung mayat atau diletakkan di dalam
kantong mayat yang tidak tembus cahaya.
Mayat di bawah Kategori 2 atau 3:
21
a. Mayat harus ditempatkan pertama kali di tempat yang kuat dan anti bocor
kantong plastik transparan dengan tebal tidak kurang dari 150 μm, yang
harus ditutup rapat. jarum tidak untuk digunakan
b. Lapisan penutup kedua yang dibutuhkan
Kategori 2 – mayat harus dibungkus dengan kantong mayat atau
ditempatkan pada kantong yang tidak tembus cahaya
Kategori 3 - mayat harus dibungkus dengan kantong yang tidak tembus
cahaya
c. Bagian luar kantong mayat harus dibersihkan dengan 1 dalam 4 pemutih
rumah tangga yang diencerkan (pencampuran 1 bagian dari pemutih
5,25% dengan 4 bagian air) dan biarkan udara kering
10. Lepaskan peralatan pelindung pribadi setelah menangani mayat. Kemudian,
segera lakukan kebersihan tangan. 10
22
berada di bawah Ulasan oleh ECDC dan Kantor Regional WHO untuk
EropaTanda dan gejala umum infeksi coronavirus antara lain gejala
gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Pada
kasus yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut,
gagal ginjal, dan bahkan kematian.11
Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan sebagian besar adalah
demam, dengan beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil
rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia luas di kedua paru. Menurut hasil
penyelidikan epidemiologi awal, sebagian besar
kasus di Wuhan memiliki riwayat bekerja, menangani, atau
pengunjung yang sering berkunjung ke Pasar Grosir Makanan Laut Huanan.
Sampai saat ini, penyebab penularan masih belum diketahui secara pasti. 3
2. Epidemiologi
2019-nCoV yang dilaporkan telah mencapai 267 kasus sejak laporan situasi
puluh lima persen dari kasus yang dikonfirmasi yang dilaporkan oleh China
telah diklasifikasikan oleh otoritas kesehatan China sebagai sakit parah (dari
23
Gambar . Distribusi geografis kasus yang terkonfirmasi 17 Januari 2020 11
Saat ini, kasus dari Cina telah menyebar sampai ke AS, Thailand,
Jepang, dan Republik Korea. Sumber awal 2019 nCoV masih belum diketahui.
24
Namun, jelas bahwa wabah yang berkembang tidak lagi karena eksposur yang
minggu terakhir, kurang dari 15% kasus baru dilaporkan telah mengunjungi
pasar Huanan. Sekarang ada lebih banyak bukti bahwa 2019-nCoV menyebar
virus. Ada sangat sedikit laporan tentang wabah di rumah sakit atau infeksi
pada petugas kesehatan, yang merupakan risiko utama MERS dan SARS.
WHO menilai risiko kejadian ini sangat tinggi di Cina, tinggi di tingkat
Kasus
Negara/Teritorial/Area
Terkonfirmasi
Hubei Province 571
Unspecified 375
Guangdong Province 131
Beijing Municipality 26
Shanghai Municipality 10
Chongqing Municipality 9
China Zhejiang Province 5
Jiangxi Province 5
Sichuan Province 2
Tianjin Municipality 2
Henan Province 2
Hunan Province 1
Shandong Province 1
25
Yunnan Province 1
Taipei Municipality 1
Hong Kong Special Administrative
1
Region
Macau Special Administrative
1
Region
Japan 1
Republic of Korea 1
Thailand 4
United States of
1
America
Total 581
26
Pada tanggal 31 Desember 2019, Komisi Kesehatan Kota Wuhan di
dengan etiologi yang tidak diketahui, dilaporkan ada hubungan kontak dengan
Pasar Grosir Makanan Laut Huanan Wuhan (pasar grosir dan pasar hewan
untuk Negara-negara Anggota melalui WHO dan katalog global Arsip Virus
Eropa.
yang terinfeksi 2019-nCoV telah dilaporkan, 41 dari Wuhan, Cina dan tiga
2019 hingga 5 Januari 2020 dan termasuk demam, batuk, dan dyspnoea.
bilateral difus. Sebagian besar kasus adalah laki-laki berusia 40-69 tahun.
27
Tujuh kasus mengembangkan penyakit parah dan dua dengan kondisi kronis
dan parah yang mendasari penyebab meninggal. Sebagian besar kasus secara
berbeda sementara yang lain tidak melaporkan kaitan apa pun dengan
menunjukkan gejala pernapasan. Sejauh ini, tidak ada kasus yang dilaporkan
memiliki onset penyakit lebih dari 14 hari setelah penutupan pasar yang
pasar Wuhan khusus sebelum timbulnya penyakit. Di cluster lain, satu anggota
adalah pasangan dari seorang salesman di pasar. Dia mengalami gejala setelah
timbulnya gejala. Belum ada kasus yang dilaporkan pada petugas layanan
Pada saat penulisan, sumber infeksi tidak diketahui dan oleh karena itu
kami berasumsi bahwa itu masih bisa aktif dan mengarah ke kasus lebih lanjut
di Cina. Terjadinya beberapa kasus yang tidak memiliki riwayat kontak dengan
sumber infeksi didistribusikan secara lebih luas, atau penularan dari manusia
28
hipotesis yang terakhir ini. Namun, saat ini tidak ada pengetahuan tentang
mode transmisi atau faktor risiko untuk transmisi. Selain itu, tidak ada
hal-hal yang tidak diketahui ini, kita tidak dapat mengecualikan kemungkinan
pneumonia etiologi yang tidak diketahui, termasuk tujuh kasus parah, memiliki
riwayat ke Pasar Grosir Makanan Laut Huanan Wuhan (ikan grosir dan pasar
hewan hidup yang menjual berbagai spesies hewan). Kasus-kasus dengan fitur
dyspnoea, dan infiltrat paru bilateral pada radiografi dada. Pihak berwenang
yang ditutup untuk umum pada 1 Januari 2020. Investigasi awal menyarankan
diagnosis pneumonia virus. Pada saat itu, otoritas Cina melaporkan tidak ada
penularan signifikan dari manusia ke manusia dan tidak ada kasus di antara
petugas kesehatan. 13
29
mengesampingkan influenza musiman dan flu burung. virus, adenovirus,
Pembersihan lingkungan dari Pasar Grosir Makanan Laut Huanan Wuhan telah
selesai dan investigasi kebersihan lebih lanjut dimulai, sementara pasar tetap
ditutup.13
dibuat tersedia untuk diakses umum oleh Pusat Klinik Kesehatan Masyarakat
CoV terkait SARS dan berbeda dari genom inti CoV kelelawar yang dikenal.13
dirawat di rumah sakit karena gagal pernapasan dan pneumonia parah yang
meninggal pada 9 Januari 2020. Dia menderita kondisi mendasar yang parah
(kanker dan penyakit hati kronis). Pasien dilaporkan telah mengunjungi pasar
30
Grosir Makanan Laut Huanan Wuhan sepanjang tahun. Pada 16 Januari 2020,
gangguan fungsi beberapa organ, dan lesi paru dan pleura yang kompatibel
Sejak 31 Desember 2019 dan pada 17 Januari 2020, total 44 kasus yang
puluh satu dari kasus ini dilaporkan dari Kota Wuhan, Cina, termasuk dua
kematian, 12 pasien yang pulang dan lima kasus parah. Tiga kasus lain yang
Thailand dan satu dari Jepang. Timbulnya gejala dari kasus yang dikonfirmasi
40-69 tahun yang memiliki riwayat paparan baru-baru ini ke Pasar Grosir
keluarga telah diidentifikasi. Salah satu yang berhubungan dengan seorang pria
pasar baru-baru ini, mengalami gejala kemudian. Di Cina, 763 kontak dekat
31
menyelesaikan periode pengamatan, sementara 119 tetap di bawah pengawasan
medis. Sejauh ini, tidak ada yang diuji positif untuk 2019-nCoV 13
dengan 2019-nCoV telah dilaporkan dari Thailand dan Jepang : kasus yang
adalah turis, seorang warga negara Cina dari Wuhan yang bepergian ke
pada 8 Januari 2020, dirawat di rumah sakit pada hari yang sama dan
bepergian dari Wuhan, Cina. Suhu penumpang diukur dan penumpang yang
tahun 2018, lima negara tujuan penumpang teratas dari Wuhan dengan urutan
32
dan dari Wuhan serta memberikan informasi klinis kepada para praktisi
kesehatan untuk membuat mereka sadar dari kasus pneumonia. Pada 8 Januari
Network (HAN)13
Wuhan sejak 1 Desember 2019 dan mulai sakit dalam waktu dua minggu
respirator potongan wajah sekali pakai N95 saat mengevaluasi pasien ini.
Untuk pasien yang dirawat sehubungan dengan perawatan rawat inap, selain
(Inggris) dengan tiga penerbangan mingguan dan Roma (Italia) dengan tiga
33
bersangkutan tetap waspada dan secara ketat memantau situasi yang sedang
berlangsung di Tiongkok 13
COV dari Guangzhou memiliki asal yang sama seperti di negara-negara lain,
dengan jalur filogenetik yang cocok penyebaran SARS ke bagian lain dari
dunia 15
atau merawat seseorang dengan SARS atau yang memiliki paparan sekresi
SARS-COV setelah kulit, sistem pernapasan mereka, atau selaput lendir datang
ke dalam kontak dengan tetesan menular didorong ke udara oleh batuk atau
34
bersin penderita SARS. pipa cadangan limbah, dan sistem ventilasi yang rusak
yang mungkin bertanggung jawab atas wabah SARS parah di Kebun Amoy
Jumlah seluruh dunia kasus SARS dari wabah asli (November 2002
sampai 31 Juli 2003) mencapai lebih dari 8000 orang, termasuk 1.706 petugas
kematian kasus kematian 9,6%, dan 7295 pemulihan. Sebagian besar kasus ini
terjadi di Cina daratan (5327 kasus, 349 kematian), Hong Kong (1755 kasus,
299 kematian), dengan Taiwan (346 kasus, 37 kematian), dan Singapura (238
kasus, 33 kematian).
3. Hasil Otopsi
terjadi pada 2014. Artikel oleh Dianna L.Ng dkk mendapatkan hasil otopsi
salah satu dari sekelompok besar pasien yang dirawat di Rumah Sakit Uni
Emirat Arab pada April 2014. Dia bekerja di ruang penyimpanan di stasiun
paramedis, tanpa tugas perawatan atau paparan dengan pasien dan unta. Antara
35
2 April dan 10 April 2014, ia dengan cepat mengalami gejala demam, pilek,
dan batuk hingga akhirnya meninggal. Pada hari terakhir hidupnya, ia di obati
MERS, dengan kerusakan difus pada kantong udara (alveoli) yang diamati.
4. Faktor Risiko
Dengan data pasien yang terbatas, sulit untuk membuat deklarasi yang
terkait dengan kondisi inang yang mendasarinya termasuk usia, jenis kelamin
biologis, dan kesehatan secara keseluruhan. Laporan pasien awal dari 2019-
nCoV menemukan tren yang sama. Penyakit parah dengan 2019-nCoV telah
dikaitkan dengan pasien usia lanjut (> 60 tahun), termasuk dua puluh enam
kasus mematikan 11
orang di atas usia 50 setelah infeksi SARS dan MERS-CoV. Demikian pula,
36
kesehatan yang mendasari pasien kemungkinan memainkan peran penting
hipertensi, diabetes, masalah jantung dan / atau fungsi ginjal yang mungkin
terjadi pada sebagian besar kematian dan sesuai dengan temuan pada model
Tujuh kasus virus yang disebut novel coronavirus (NCoV) itu muncul
Virus ini berasal dari keluarga yang sama dengan virus yang menyebabkan
wabah Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) yang terjadi di Asia pada
2003 15
Kesehatan Arab Saudi tidak merinci berapa jumlah orang yang menjalani
37
seorang lakilaki berusia 73 tahun dari Uni Emirat Arab pada Maret
5. Etiologi
terikat pada sel inang dan nantinya dapat menyebabkan virus dapat masuk ke
telah dikaitkan dengan gastroenteritis pada bayi. Coronavirus pada hewan yang
manusia sukar untuk dibiakkan dan karena itu dicirikan dengan buruk 15
yang unik sebab mereka menyebabkan infeksi pernafasan paa bagian atas dan
38
Virus korona zoonosis pada manusia generasi ketiga (CoV) abad ini
muncul pada bulan Desember 2019, dengan sekelompok pasien yang memiliki
kasus yang paling parah. Laporan berita dari pasien dengan pneumonia yang
39
Gambar 2. Antibodi serum manusia bereaksi dengan sel Vero yang terinfeksi
MERS-CoV, menunjukkan bahwa pasien telah terinfeksi MERS-CoV 13.
40
Gambar 4. Partikel MERS-CoV terlihat pada mikroskop elektron 13
41
Gambar 6. Gambar dari mikroskop elektron menunjukkan gambaran virus yang
mengelilingi partikel, suatu ciri khas coronavirus 13
yang mengandung genom tak bersegmen dari RNA beruntai tunggal (27-30 kb;
6
BM 5-6x10 ), genom terbesar di antara virus RNA. Nukleokapsid heliks
berdiameter 9-11 nm. Terdapat tonjolan berbentuk gada atau daun bunga
sebagai protein matriks yang tertanam dalam lapisan ganda lipid selubung dan
42
glikoprotein ketiga (E3; 120-140K) yang menyebabkan hemaglutinasi dan
(bertindak sebagai protein matriks yang teranam dalam lapisan ganda lipid
membrane sel inang dimana hal ini memberi kemampuan virus untuk
kecil dari S protein) pada permukaan virus. Protein ini juga dapat mengikat
asam salisilat. Aktivitas esterase dari HE protein dapat memecah asam salisilat
dari rantai gula, yang dapa membantu virus untuk masuk dalam sel inang dan
virus 15
43
M (membran) protein. Protein ini membantu perlekatan nukleokapsid
ke membran dari struktur internal seperti Badan Golgi dan tidak ditemukan
pada membran plasma sel. E (envelope) protein (9-12kD). Protein kecil ini juga
terdapat pada membran virus. Pada sel yang terinfeksi, protein ini ditemukan
sebagai mRNA15
Wuhan bersiaga tinggi untuk para calon pelancong yang memiliki penyakit
pernapasan dengan etiologi yang tidak dapat dijelaskan. Setelah spekulasi luas
nCoV) diisolasi dari satu pasien dan kemudian diverifikasi pada 16 pasien
konfirmasi atas nama Dr. Yong-Zhen Zhang dan para ilmuwan di Fudan
44
University, Shanghai. Selanjutnya, lima urutan 2019-nCoV tambahan
disimpan pada basis data GSAID pada 11 Januari dari institut di seluruh China
(CDC Cina, Institut Virologi Wuhan dan Akademi Ilmu Pengetahuan Medis &
Akademi Ilmu Kedokteran Cina & Peking Union Medical College) dan
baru. Pada 17 Januari, ada 62 kasus yang dikonfirmasi di Cina dan yang
dan Jepang. Kasus-kasus yang ini dan beberapa tambahan dari 2019-nCoV
termasuk Vietnam, Singapura, dan Hong Kong. Sampai saat ini telah ada dua
puluh enam kematian yang terkait dengan infeksi 2019-nCoV, banyak dari
kasus ini memiliki komorbiditas yang signifikan dan usianya lebih tua (> 50).
Berbagai penyakit telah diamati ditandai oleh demam, batuk kering, sesak
(mortalitas 35%), 2019-nCoV tampaknya kurang ganas pada saat ini dengan
pengecualian pada orang tua dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan
dengan penyakit yang mendasari. Pemantauan awal kontak dekat kasus belum
45
jumlah kasus resmi dan penyebaran internasional menunjukkan bahwa
tambahan 136 kasus ditambahkan dari survei lebih lanjut yang meningkat total
di Wuhan menjadi 198 pasien yang terinfeksi. Di antara 198 total kasus di
Wuhan, 170 tetap di rumah sakit, 126 kebanyakan dengan gejala ringan, 35
dalam kondisi serius, dan 9 dalam kondisi kritis. Jumlah yang diperluas dan
rentang tanggal onset yang diperpanjang (12 Desember 2019-18 Januari 2020)
dari Cina (Beijing, Shanghai, & Shenzhen) serta kasus yang diekspor ke Korea
musim perjalanan yang berat untuk Tahun Baru Imlek yang sedang
46
banyak pasien awal bekerja di atau mengunjungi pasar, tidak ada kasus yang
manusia ke manusia atau sumber hewan yang lebih luas. Selain makanan laut,
dilaporkan di media sosial bahwa ular, burung dan mamalia kecil lainnya
termasuk marmut dan kelelawar dijual di Huanan South China Seafood Market.
positif untuk virus corona baru, tetapi tidak ada asosiasi hewan tertentu yang
tersebut telah diperdebatkan oleh orang lain. Para peneliti saat ini bekerja untuk
pada tahun 2002 dengan penularan dari hewan ke manusia terjadi di pasar
basah.
sawit dan anjing rakun yang dijual di pasar basah ini. Namun, SARS-CoV tidak
CoV yang sangat terkait dalam spesies kelelawar. Pekerjaan yang lebih baru
47
manusia menunjukkan protein CoV kelelawar dan menunjukkan bahwa
transmisi zoonosis tingkat rendah dari virus kelelawar mirip SARS terjadi di
pada kelelawar, meskipun unta terinfeksi secara endemik dan kontak unta
dan wabah berkala terus berlanjut di Timur Tengah. Pelajaran dari SARS dan
6. Replikasi
dan tikus memakai reseptor yang tidak saling berhubungan. Reseptor untuk
48
Peristiwa pertama setelah pelepasan selubung adalah sintesis
polimerase RNA yang bergantung pada RNA spesifik virus yang merekam
sebagai cetakan untuk suatu set kumpulan dari 5-7 mRNA subgenomik.
matang kemudian dibawa dalam vesikel ke bagian tepi sel cuntuk keluar atau
menunggu hingga sel mati untuk dilepaskan. Virion tidak dibentuk melalui
pertunasan pada selaput plasma. Sejumlah besar partikel dapat terlihat pada
permukaan luar sel yang terinfeksi dan kemungkinan diadsorbsi setelah virion
7. Patofisiologi
49
Mekanisme kerusakan jaringan ikat paru tergantung dari jenis virus. Beberapa
virus bersifat sitopatik, secara langsung merusak pneumosit atau sel sel
bronkial 17
inflamasi yang sangat besar sebagai akibat respon imun dalam proses
terhadap bakteri 17
8. Manifestasi Klinis
Gambaran klinis yang khas dari Mers CoV diawali dengan demam,
dispnea dan pneumonia yang cepat memburuk dalam minggu pertama, sering
50
penyakit yang berat adalah pasien immunocompromise, comorbiditas seperti
9. Pencegahan
Saat ini tidak ada vaksin untuk mencegah infeksi 2019-nCoV. Cara
terbaik untuk mencegah infeksi adalah menghindari terkena virus ini. Saat ini,
detik. Jika sabun dan air tidak tersedia, gunakan pembersih tangan
5. Tutupi batuk atau bersin dengan tisu, lalu buang tisu ke tempat
sampah.
disentuh.
10. Pengobatan
51
perawatan suportif untuk membantu meringankan gejala. Untuk kasus yang
vital 13
52
12. Jenazah sebaiknya tidak lebih dari 4 (empat) jam disemayamkan di
pemulasaraan jenazah.
13. Jenazah yang positif vurus corona harus dikremasi.
3,10
53
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
sering mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik, bisa juga
orang yang sakit, ketika batuk atau bersin menggunakan tisu, jika sakit
tetap berada dirumah serta Bersihkan dan disinfeksi benda dan permukaan
B. Saran
54
medikolegal mengingat masih kurangnya refrat yang membahas tentang
55
DAFTAR PUSTAKA
1. CDC, 2020, What you need to know about 2019 Novel Coronavirus (2019-
nCoV), Amerika.
2. Murniati. D, 2013, Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus
(MERS-CoV), Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso ,
Jakarta Utara.
3. Kemenkes Ri, 2020, Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Infeksi Novel
Coronavirus (2019-Ncov), Direktorat Jenderal Pencegahan Dan
Pengendalian Penyakit (P2p), Jakarta.
4. Zhan. L, Dkk, 2020, Origin and evolution of the 2019 novel coronavirus,
Press for the Infectious Diseases Society of America, University Oxford.
Ingris.
5. Kusa KS. 2013, Awareness of Risks, Hazards and Preventions in autopsy
practice. A review. JEMDS..
6. Olausson J dan Ferrell BR. 2013, Care of the Body After Death: Nurses’
Perspectives of the Meaning of Post-Death Patient Care. Clinical Journal of
Oncology Nursing, Hal. 647-5
7. Possibl. F.J, Eksa, R.D, Rizka.I, 2017, Tingkat Pengetahuan Pegawai
Kamar Mayat Dalam Melakukan Kegiatan Pemulasaraan Jenazah
Berdasarkan Kuesioner Menurut Peraturan Yang Berlaku Di Beberapa
Rumah Sakit Tipe C Provinsi Lampun, Universitas Malahayati, Lampung
8. Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Jawa Tengah. Tata Cara
Pemulasaran Jenazah Orang Dengan HIV dan AIDS. 2012
9. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2004 Standar Kamar Jenazah.
Jakarta: Departemen Kesehatan.. Hal 204-207. Jakarta.
10. Department of Health, 2020, Precautions for Handling and Disposal of
Dead Bodies, Hospital Authority Food and Environmental Hygiene
Department, Hongkong
11. European Centre for Disease Prevention and Control. 2020. Cluster of
Pneumonia Cases Caused by a Novel Coronavirus, Wuhan, China.
56
12. World Health Organization. 2020. Novel Coronavirus (2019-nCoV)
Situation Report 3 – 23 Januari 2020.
13. Centers for Disease Control and Prevention. 2020. Middle East Respiratory
Syndrome. Diakses dari
https://www.cdc.gov/coronavirus/mers/photos.html tanggal 15 februari
2020 [20.30]
14. Nishiura H, Jung S, Linton NM, Kinoshita R, Yang Y, Hayashi K,
Kobayashi, Yuan B, Akhmetzhanov AR. 2020. The Extent of Transmission
of Novel Coronavirus in Wuhan, China, 2020. Journal of Clinical Medicine.
9 (330) : 1-5
15. Susilo A, Berutu DPR, Insani H, Asyiqim A, Hassan H, Akram NM,
Abdullah N, Bakar MYA. 2013. Corona Virus. Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara. Medan
16. Dianna L, Farida AH, Kelly K, Susan I, Gerber T, Tara LJ, dkk. 2016.
Clinicopathologic, Immunohistochemical, and Ultrastructural Findings of a
Fatal Case of Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus Infection in
United Arab Emirates. The American Journal of Pathology.
17. Rai IBN, Artana IGNB. Tanpa Tahun. Pneumonia dalam Workshop on
Pneumonia Deal The Challenge – Improve The Outcome. Program Studi
Ilmu Penyakit Paru FK UNUD/RSUP Sanglah Denpasar
57