Anda di halaman 1dari 35

TRAUMA

ANNANDA RIMASARI 15710338


TRAUMA MATA

Tindakan sengaja maupun tidak yang menimbulkan


perlukaan mata.

merupakan kasus gawat darurat mata.

Perlukaan yang ditimbulkan dapat ringan sampai


berat
PEMBAGIAN TRAUMA
MATA
I. MEKANIK
TRAUMA TUMPUL
TRAUMA TAJAM II. KIMIA
BASA III. FISIK
ASAM CAHAYA
KEBAKARAN
LEDA KAN
BLOW OUT
FRAKTUR
TRAUMA MEKANIK

1. TRAUMA TUMPUL
 dapat diakibatkan benda yang keras atau benda
yang tidak keras,
 benda tersebut dapat mengenai mata dengan keras
(kencang) ataupun lambat.
 Tingkatan dari rudapaksa mata ini tergantung dari
besar, berat, energi kinetik dari obyek.
PALPEBRA

Hematoma Palpebra

 keluarnya darah dari


pembuluh darah yang rusak
pada trauma tersebut

 Kompres dingin

 
KONJUNGTIVA

Edema Konjungtiva
 Jaringan konjungtiva yang
bersifat selaput lendir
dapat menjadi kemotik
pada setiap kelainannya

 Kemotik konjungtiva yang


berat

edema konjungtiva
diberikan dekongestan
palpebra tidak menutup mencegah
pembendungan cairan
didalam selaput lendir
konjungtiva
KONJUNGTIVA

Hematoma Subkonjungtiva

pecahnya pembuluh darah yang


terdapat pada atau dibawah
konjungtiva

 perlu dipastikan bahwa tidak


terdapat robekan dibawah
jaringan konjungtiva atau
sklera
 Pengobatan : kompres hangat.

 akan hilang atau diabsorpsi dalam 1-2


minggu tanpa diobati.
KORNEA

Edema Kornea

 penglihatan kabur

 terlihatnya pelangi sekitar


bola lampu atau sumber
cahaya yang dilihat
 Pengobatan: larutan hipertonik seperti
NaCl 5% atau larutan garam hipertonik
2-8%, glukose 40% dan larutan albumin.

 Bila terdapat peninggian tekanan bola


mata maka diberikan azetolamide.
KORNEA

Erosi Kornea

terkelupasnya epitel kornea


yang dapat diakibatkan
oleh gesekan keras pada
epitel kornea.
KORNEA

Erosi Kornea

terlihat suatu defek epitel


kornea

pewarnaan fluorescein

hijau
BILIK MATA DEPAN

Hifema
SEBAGAI AKIBAT
ROBEKAN IRIS ATAU
BADAN SILIER
MERUPAKAN KEADAAN
GAWAT
GEJALA
– VISUS MENURUN
– TIO NAIK / NORMAL /
TURUN
– PUPIL NORMAL /
MIDRIASIS)
– DARAH DI BMD
Hifema

• PENATALAKSANAAN
– TIRAH BARING SEMPURNA
Penderita ditidurkan dalam keadaan terlentang dengan posisi
kepala diangkat (diberi alas bantal) dengan elevasi kepala 30º -
45º
– BEBAT MATA
– ANTIBIOTIKA TETES MATA
– ANTI FIBRINOLITIK ORAL / INJEKSI
– PARASINTESA BILA
a. TIO MENINGKAT
b. HIFEMA TETAP > 5 HARI
c. HEMOSIDEROSIS
IRIS

Iridodialisis
robekan pada pangkal iris

bentuk pupil menjadi berubah.

 Pasien akan melihat ganda dengan satu


matanya.

 Pada iridodialisis akan terlihat pupil


lonjong.

 dilakukan pembedahan dengan melakukan


reposisi pangkal iris yang terlepas.
LENSA

1. Dislokasi lensa
putusnya zonula zinn kedudukan lensa terganggu
2. Subluksasi Lensa
putusnya sebagian zonula zinn lensa berpindah tempat
3. Luksasi Lensa Anterior
seluruh zonula zinn di sekitar ekuator putus lensa masuk ke dalam bilik mata depan.
4. Luksasi Lensa Posterior
putusnya zonula zinn di seluruh lingkaran ekuator lensa

lensa jatuh ke dalam badan kaca dan tenggelam di dataran bawah polus posterior fundus okuli.
RETINA dan KOROID

 Edema retina dan koroid : mengakibatkan penurunan


tajam penglihatan.
 Ablasi Retina :

Lepasnya retina dari koroid.


 RUPTUR KOROID :

Perdarahan sub retina


SARAF OPTIK

 AVULSI PAPIL SARAF OPTIK :

saraf optik terlepas dari pangkalnya di bola mata.


 OPTIK NEUROPATI TRAUMATIKA :

terjadi penekanan pada saraf optik akibat trauma


maupun akibat perdarahan dan edema sekitar saraf
optik.

Jika memungkinkan dilakukan operasi dekompresi


untuk mengurangi tekanan pada nervus optikus
2. TRAUMA TAJAM

A. PALPEBRA
Luka terbuka palpebra
Anamnesa :
keluhan rasa nyeri,
bengkak dan berdarah.
pemeriksaan :
tampak adanya luka terbuka dan perdarahan
pengobatan :
pembersihan luka, kemudian dijahit.
TRAUMA TAJAM

B. KONJUNGTIVA

1. Perdarahan
 Penatalaksanaan sama dengan rudapaksa mata mekanis tumpul.

2. Robekan 1 cm
 Tidak dijahit, diberikan antibiotika lokal.

3. Robekan lebih dari 1 cm,


 dijahit dengan benang cat gut atau sutera berjarak 0,5 cm antara
tiap-tiap jahitan.
 Beri antibiotika lokal selama 5 hari dan bebat mata untuk 1-2 hari.
C. KORNEA
TRAUMA TAJAM
1. EROSI KORNEA

Penatalaksanaan seperti trauma mata tumpul

2. Luka tembus kornea

Anamnesa :
 teraba nyeri,

 epifora,

 fotofobia,

 blefarospasme

Pemeriksaan :
 bagian yang mengalami kerusakan epitel menunjukkan flurocein (+)

Pengobatan :
 tiap luka terbuka kornea yang masih menunjukkan tanda-tanda adanya kebocoran harus
diusahakan untuk dijahit.

Shiedel Test
TRAUMA TAJAM

3. Ulkus kornea
Sebagian besar disebabkan oleh trauma
yang mengalami infeksi sekunder.
Anamnesa :
teraba nyeri,
epifora,
fotofobia,
blefarospasme.
Pemeriksaan :
nampak kornea yang edema dan
keruh.
Bagian yang mengalami kerusakan
epitel menunjukkan pengecatan ( + ).
TRAUMA TAJAM

D. SCLERA

1. Luka terbuka atau tembus

 Luka ini lekas tertutup oleh


konjungtiva sehingga
kadang sukar diketahui.

 Pengobatan : sama dengan


luka tembus pada kornea.
TRAUMA TAJAM

E. OFTALMIA SIMPATETIK
 Suatu uveitis yang diderita oleh mata kontralateral
apabila mata lainnya mengalami trauma atau trauma
tembus yang mengenai jaringan uvea.
 Frekuensi tertinggi terjadi 2-4 minggu sesudah trauma.

Proses berlangsung :

1. Tahap iritasi ( Sympatetic Iritation )

2. Tahap radang ( Sympatetic Inflamation )


f. BENDA ASING (CORPUS ALIENUM)

• SETIAP KELUHAN
PENDERITA ADA BENDA
ASING MASUK KE
DALAM MATA

• BISA DIDAPATKAN PADA :


– KONJUNGTIVA PALPEBRA
– KORNEA
– TEMBUS KE DALAM
JARINGAN MATA
BENDA ASING DI KORNEA
• BENDA ASING (GRAM, KACA, SERANGGA
KECIL) → MASUK, TERTANAM DAN MELUKAI
KORNEA
• GEJALA
– NYERI, BERAIR, SILAU
– VISUS BISA NORMAL / MENURUN
– PELEBARAN PEMBULUH DARAH PERI KORNEA
– ADA BENDA ASING DI KORNEA
BENDA ASING DI KORNEA
• PEMERIKSAAN
– PERIKSA DENGAN SLIT LAMP ATAU DENGAN
SENTER DAN LOUPE
• PENATALAKSANAAN
– ANASTESI LOKAL
– EKSTIRPASI CORPUS ALIENUM
– SALEP ANTIBIOTIKA 3 KALI PERHARI
– BEBAT
TRAUMA KIMIA
1. ASAM 2. BASA
– ASAM SULFAT – AMONIA
– AIR ACCU – FREON
– ASAM SULFIT – SABUN
– ASAM – SHAMPO
HIDROKLORIDA – KAPUR / GAMPING
– ASAM ASETAT – SEMEN
– ASAM HIDRO – TINER, LEM
FLUORIDA – KAUSTIK SODA
1.TRAUMA ASAM

DENATURASI DAN
ASAM
PRESIPITASI PROTEIN

BUFFER

TERLOKALISIR

EPITEL KORNEA TERKELUPAS


2. TRAUMA BASA

BERGABUNG DENGAN
BASA
ASAM LEMAK

SAPONIFIKASI
(PENYABUNAN)

KOAGULASI DAN
PELUNAKAN JARINGAN
TRAUMA KIMIA
• PENATALAKSANAAN
– IRIGASI DENGAN AIR BERSIH
– ANASTESI LOKAL
– IRIGASI AQUADEST STERIL / GARAM FISIOLOGIS
• SPUIT 20 CC / INFUS SET
• 1 LITER TIAP MATA
– ASAM → ½ JAM
– BASA → 1 JAM
• MEMERIKSA pH permukaan mata meletakkan
seberkas kertas indikator di forniks
• PADA TRAUMA BASA PARASINTESA
– OBAT-OBATAN
• SIKLOPLEGIK (ATROPIN 2%)
• ANTIBIOTIKA TETES MATA
• KASUS BERAT → KORTIKOSTEROID TETES MATA
• VIT C TETES MATA
TRAUMA FISIK

1. CAHAYA
ULTRAVIOLET SINAR LAS
GEJALA :

Mata terasa nyeri


Epifora yang timbul 6-12 jam sesudah melihat cahaya tersebut
PENATALAKSANAAN :
ANTIBIOTIKA TOPIKAL
SEMBUH DALAM 12 – 36 JAM
TRAUMA FISIK

2. KEBAKARAN
• BIASANYA MENGENAI PALPEBRA KARENA REFLEK MENUTUP/BERKEDIP PALPEBRA

PENATALAKSANAAN :
• LUKA BAKAR KELOPAK

– ANTIBIOTIKA TOPIKAL DAN BEBAT STERIL

3. LEDAKAN
AKIBATNYA BISA BERMACAM-MACAM.

PENATALAKSANAANNYA BERGANTUNG PADA KERUSAKAN YANG DITIMBULKAN


TRAUMA FISIK

4. BLOW OUT FRAKTUR

Patah tulang dasar orbita


akibat perubahan
mendadak karena
perubahan tekanan yang
terjadi akibat hantaman
yang keras pada bulbus
oculi.
BLOW OUT FRAKTUR

• GEJALA
– OEDEMA DAN ECHYMOSIS
– PARAESTESIA di bawah pinggir Orbita KERUSAKAN SARAF
INFRA ORBITA
– DIPLOPIA KARENA
• PERDARAHAN DAN OEDEMA INTRAORBITA
• TERJEPITNYA M. REKTUS INFERIOR
• TRAUMA LANGSUNG KE OTOT EKSTRA OKULER
– KERUSAKAN BOLA MATA
– ENOPHTHALMUS

Pengobatan :
 Bila enoftalmus masih tampak,keluhan diplopia sangat menganggu : operatif.

 
PENCEGAHAN TRAUMA MATA

1. Trauma tumpul pada kecelakaan tidak dapat


dicegah, kecuali trauma tumpul perkelahian.

2. Memakai alat pelindung saat bekerja.

3. Setiap pekerja yang berhubungan dengan bahan


kimia, sebaiknya mengerti bahan apa yang ada di
tempat kerjanya.

4. Pada pekerja las memakai kaca mata

5. Awasi anak yang sedang bermain yang mungkin


berbahaya untuk matanya
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai