Baja Nikel
Baja Chrom
Baja Mangan
Baja Molyden
BAJA NIKEL
Pengertian Nikel
Nikel murni berbentuk bubuk untuk memaksimalkan luas permukaan reaktif, memiliki aktivitas kimia yang
signifikan, tetapi potongan yang besar lambat bereaksi dengan udara dalam kondisi normal karena lapisan
teroksidasi terbentuk di permukaan dan mencegah korosi lebih lanjut (pasivasi). Meski begitu, nikel murni
hanya ditemukan di kerak bumi dalam jumlah kecil, biasanya di batuan ultrabasa,[5][6] dan di dalam meteorit
besi atau siderit yang tidak terpapar oksigen saat berada di luar atmosfer bumi.
BAJA NIKEL
Penjelasan Nikel
Penggunaan nikel (sebagai paduan nikel-besi) dimulai sejak 3500 SM. Nikel pertama kali diklasifikasikan
sebagai unsur kimia pada tahun 1751 oleh Axel Fredrik Cronstedt, yang awalnya mengira bijih tersebut
sebagai mineral tembaga, di tambang kobalt di Los, Hälsingland, Swedia. Nama elemen ini berasal
dari peri nakal dari mitologi penambang Jerman, Nickel (mirip dengan Nick Lama), yang mempersonifikasikan
fakta bahwa bijih tembaga–nikel tidak bisa dimurnikan menjadi tembaga. Sumber nikel yang penting secara
ekonomi adalah bijih besi limonit, yang mengandung 1–2% nikel.
Nikel secara perlahan teroksidasi oleh udara pada suhu normal dan dianggap tahan korosi. Dalam sejarah,
nikel digunakan untuk pelapisan besi dan kuningan, melapisi peralatan kimia, dan membuat paduan tertentu
yang mempertahankan polesan perak tinggi. Nikel adalah salah satu dari empat elemen (yang lainnya
adalah besi, kobalt, dan gadolinium) yang bersifat feromagnetik pada suhu normal. Magnet permanen Alnico
yang mengandung nikel memiliki kekuatan sedang antara magnet permanen besi dan magnet tanah jarang.
BAJA NIKEL
Sel satuan nikel adalah kubus-berpusat muka dengan parameter kisi 0,352 nm, yang membentuk jari-jari
atom 0,124 nm. Struktur kristal ini stabil pada tekanan lebih dari 70 GPa. Nikel termasuk dalam
kelompok logam transisi. Nikel memiliki sifat keras, mudah dibentuk dan ulet, dan memiliki konduktivitas
listrik dan panas yang relatif tinggi untuk logam-logam transisi. Kekuatan tekan nikel yang tinggi sebesar 34
GPa, diperkirakan bisa membuat kristal ideal, tidak pernah diperoleh dalam material sebenarnya karena
pembentukan dan pergerakan dislokasi namun, tekanan itu telah dicapai dalam nanopartikel Ni.
BAJA NIKEL
Pengertian Chrom
Kromium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cr dan nomor atom 24. Ia
adalah unsur pertama dalam golonganKromium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Cr dan nomor atom 24. Ia adalah unsur pertama dalam golongan 6. Ia adalah logam berwarna abu-
abu seperti baja, berkilau, keras dan rapuh yang memerlukan pemolesan tinggi, tahan pengusaman, dan
memiliki titik lebur tinggi. 6. Ia adalah logam berwarna abu-abu seperti baja, berkilau, keras dan rapuh yang
memerlukan pemolesan tinggi, tahan pengusaman, dan memiliki titik lebur tinggi.
Sifat unsur kromium dapat menurunkan laju pendinginan kritis (kromium sejumlah 1,5% cukup meningkatkan
kekerasan dalam minyak). Penambahan kromium pada baja menghasilkan struktur yang lebih halus dan
membuat sifat baja dikeraskan lebih baik karena kromium dan karbon dapat membentuk karbida. Kromium
dapat menambah kekuatan tarik dan keplastisan serta berguna juga dalam membentuk lapisan pasif untuk
melindungi baja dari korosi serta tahan terhadap suhu tinggi.
BAJA CHROM
Pengertian Chrom
Pengertian Chrom
Kromium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cr dan nomor atom 24. Ia
adalah unsur pertama dalam golonganKromium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Cr dan nomor atom 24. Ia adalah unsur pertama dalam golongan 6. Ia adalah logam berwarna abu-
abu seperti baja, berkilau, keras dan rapuh yang memerlukan pemolesan tinggi, tahan pengusaman, dan
memiliki titik lebur tinggi. 6. Ia adalah logam berwarna abu-abu seperti baja, berkilau, keras dan rapuh yang
memerlukan pemolesan tinggi, tahan pengusaman, dan memiliki titik lebur tinggi.
Sifat unsur kromium dapat menurunkan laju pendinginan kritis (kromium sejumlah 1,5% cukup meningkatkan
kekerasan dalam minyak). Penambahan kromium pada baja menghasilkan struktur yang lebih halus dan
membuat sifat baja dikeraskan lebih baik karena kromium dan karbon dapat membentuk karbida. Kromium
dapat menambah kekuatan tarik dan keplastisan serta berguna juga dalam membentuk lapisan pasif untuk
melindungi baja dari korosi serta tahan terhadap suhu tinggi.
BAJA NIKEL CHROM
Baja tahan karats austenitik (disebut juga: baja kromium-nikel) dengan kandungan nikel di atas 8%
merupakan kombinasi yang ideal untuk aplikasi praktis yang terkait pemrosesan, ketahanan terhadap korosi,
dan karakteristik mekanisnya. Karakteristik utama dari jenis baja stainless ini adalah ketahanan yang tinggi
terhadap korosi. Atas dasar itu, baja stainless austenitik diterapkan di area dengan media yang agresif,
misalnya kontak dengan air laut yang mengandung klorida dan dalam industri kimia dan makanan.
BAJA MANGAN
Baja mangan austenitik merupakan material yang memiliki sifat ulet, ketangguhan yang tinggi, ketahanan
terhadap benturan dan keausan yang baik serta pengerasan regangan yang tinggi. Karena sifat tersebut, baja
ini banyak digunakan untuk komponen-komponen yang dalam pemakaiannya mengalami benturan dan
gesekan.
Baja mangan austenitik atau disebut juga sebagai baja hadfield mempunyai kandungan unsur mangan (Mn)
antara 10-14% dan karbon C 1,0-1,4%, pada saat baja mangan austenitik di deformasi plastis, terjadi proses
peningkatan kekerasan dan kekuatan.
BAJA MANGAN
Mangan mempunyai warna abu-abu besi dengan kilap metalik sampai submetalik, kekerasan 2 -
6, berat jenis 4,8, massif, reniform, botriodal, stalaktit, serta kadang-kadang berstruktur fibrous
dan radial. Mangan berkomposisi oksida lainnya namun berperan bukan sebagai mineral utama
dalam cebakan bijih adalah bauxit, manganit, hausmanit, dan lithiofori, sedangkan yang
berkomposisi karbonat adalah rhodokrosit, serta rhodonite yang berkomposisi silika.
BAJA MOLYDEN
Fisika Isotop
Dalam bentuknya yang murni, molibdenum adalah Terdapat 35 isotop molibdenum yang diketahui,
logam abu-abu keperakan dengan kekerasan dengan kisaran massa atom antara 83 sampai
Mohs sebesar 5,5. Mo memiliki titik lebur 2623 °C 117, dan juga empat isomer nuklir metastabil.
(4753 °F; 2896 K); dari unsur alami, Tujuh isotop terjadi secara alami, dengan massa
hanya tantalum, osmium, renium, wolfram, atom 92, 94, 95, 96, 97, 98, dan 100. Dari isotop
dan karbon yang memiliki titik lebur lebih tinggi. alami ini, hanya molibdenum-100 yang tidak
stabil.