a. Orang yang memberikan hadiah itu sehat akalnya dan tidak dibawah perwalian orang
lain. Sehingga hadiah dari orang gila, anak-anak dan orang yang kurang sehat jiwanya
(seperti pemboros) tidak sah hadiahnya.
b. Penerima haruslah orang yang benar-benar orang yang berhak memiliki, jadi hadiah
kepada anak yang masih dalam kandungan tidak sah. Barang yang dihadiahkan harus
bermanfaat bagi penerimanya.
c. Adanya Ijab dan Qabul. Ada pun Ijab yaitu pernyataan pemberi kepada orang yang ia
tanya tentang sesuatu dan ia beri sesuatu dengan senang hati, dan Qabul yaitu
pernyataan peneria dalam menerima oleh penerimaan dengan berkata: “Aku terima apa
yang engkau berikan kepadaku”, atau ia menyodorkan tangannya untuk menerimanya,
karena jika orang muslim memberi sesuatu kepada saudara seagamanya, namun belum
diterima oleh penerimaannya, kemudian pemberi meninggal dunia, maka sesuatu
tersebut menjadi hak ahli warisanya berubah menjadi harta warisan dan penerima tidak
mempunyai hak terhadapnya.
d. Adanya hadiah yang harus halal dan baik tidak membahayakan penerimaannya.
D. HIKMAH HADIAH
1. Menjadi salah satu faktor suburnya kasih sayang dan rasa senang
antar sesama masyarakat.
2. Melatih diri menjadi manusia yang bersyukur kepada Allah,
menghargai perbuatan orang lian, penderma dan menghilangkan tipu
daya dan sifat kedengkian.
3. Mempererat hubungan sosial, mendapat kabaikan dan kebahagian,
serta melapangkan hati untuk menerima takdir yang diberikan Allah
SWT.
4. PERBEDAAN SEDEKAH, INFAQ, DAN HADIAH
1. Perbedaan sedekah dengan infak, bahwa sedekah lebih bersifat umum dan luas,
sedangkan infaq adalah pemberian yang dikeluarkan pada waktu menerima rizki
atau karunia Allah. Namun keduanya memiliki kesamaan, yakni tidak menentukan
kadar, jenis, maupun jumlah, (keculi perkara zakat) dan diberikan dengan
mengharap ridha Allah semata.
2. Sedekah ditujukan kepada orang yang memerlukan atau membutuhkan yang
disebut Mustahaq Zakat, infaq diberikan di jalan yang diridhai oleh Allah SWT,
kepada keluarga atau orang lain untuk kepentingan orang banyak, dan hadiah
ditujukan kepada orang yang memiliki jasa, prestasi, atau perbuatan yang baik
sebagai bentuk penghargaan kepada pelakunya.
3. Sedekah untuk membantu orang-orang terlantar memenuhi kebutuhan pokoknya,
infaq membantu penyediaan fasilitas umum, sedangkan hadiah adalah sebagai
kenang-kenangan dan penghargaan kepada orang yang dihormati.
4. Sedekah (zakat) hukumnya yang wajib dikeluarkan jika keadaan menghendaki,
infaq hukumnya sunnah yang sangat dianjurkan oleh Rasululah SAW, dan hadiah
hukumnya mubah (boleh).
daftar pustaka
1. Abdul M. Mujieb, dkk., Kamus Istilah Fiqih, Jakarta: PT. Pustaka Firdaus, 1994.
2. Al-habsyi, Muhammad Baqir, Fiqih Praktis, Bandung: Mizan. 1999
3. Al-Jaziri Abu Bakr Jabir, Ensiklopedia Muslim, Darul Falah, Jakarta, 2006.
4. Haroen Nasrun, Fiqh Muamalah, Jakarta. Radar Jaya Pratama, cet ke-1, 2000.
5. Karim, M.A. Dr. Helmi, Fiqih Muamalah, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002.
6. Rasjid, H. Sulaiman, Fiqih Islam, Bandung,Sinar Algensindo, 1998.
7. Syafei, Rachmat, Fiqih Muamalah, Bandung. CV: Pustaka Setia, 2001.
8. Umari, Drs. H. Barmawi, Ilmu Fiqih, Ramdhani, Pelambang, 1985.
9. Zainuddin, A dan Jambari, Muhammad,Muamalah dan Akhlak, Pustaka Setia,
Bandung, 1999.
10. Zakiah.Dardjad Ilmu Fiqh jilid 3. Yogyakarta. 1995
11. Rahman. Penjelasan Lengkap Hukun-hukum ALLAH (Syariah). Jakarta Utara. 2002
SEKAIAN DAN TERIMAKASIH