Anda di halaman 1dari 17

Konstruksi Bangunan

Sipil

MRT (Mass Rapid Transit)


Nur Rochman Rufaat
Definis MRT MRT, singkatan dari Moda Raya
Terpadu Jakarta atau Angkutan Cepat
Terpadu Jakarta (bahasa Inggris: Jakarta
Mass Rapid Transit) adalah sebuah
system transportasi transit cepat
menggunakan kereta rel listrik di Jakarta.
Pengertian MRT adalah sebuah
sistem transportasi massal dan transit
cepat yang merupakan transportasi
berbasis rel listrik yang efektif dan
nyaman dan telah terbukti hasilnya
dengan banyak diterapkannya moda
transportasi ini oleh kota-kota besar yang
terdapat di berbagai negara.
Pengertian MRT (Mass Rapid Transit)
yang secara harfiah adalah angkutan
yang dapat mengangkut penumpang
dalam jumlah besar secara cepat.
Fasilitas MRT
1. Eskalator
9. Platform Screen Door (PSD)
2. Eskalator Khusus
10. Customer Service
3. Tangga
11. Ticket Sales Office
4. Area Concourse
12. Pusat informasi penumpang
5. Ruang Pertolongan Pertama
13. Tempat Duduk
6. Ruang Menyusui
14. Kamera CCTV
7. Toilet Umum dan Khusus
15. Pendingin udara AC
8. Wifi Gratis
Perbedaan
MRT
Mass Rapid Transit Jakarta
Contoh Proyek MRT Jakarta

MRT Jakarta, singkatan dari Mass Rapid Transit Jakarta atau Angkutan
Cepat Terpadu Jakarta adalah sebuah sistem transportasi transit cepat
yang sedang dibangun di Jakarta. Proses pembangunan telah dimulai pada
tanggal 10 Oktober 2013 dan diperkirakan selesai pada tahun 2018.
Jalur Proyek MRT Jakarta

Jalur MRT Jakarta rencananya akan


membentang kurang lebih ±110.8 km,
yang terdiri dari Koridor Selatan – Utara
(Koridor Lebak Bulus - Kampung
Bandan) sepanjang ±23.8 km dan Koridor
Timur – Barat sepanjang ±87
km.
Jenis Konstruksi
MRT Jakarta

KONSTRUKSI LAYANG
(ELEVATED SECTION)

KONSTRUKSI BAWAH
TANAH (UNDERGROUND)
Konstruksi Layang
(Elevated Section)

Sebagian dari konstruksi jalur MRT Jakarta merupakan struktur laying (Elevated) yang membentang ±10 km; dari wilayah
Lebak Bulus hingga Sisingamangaraja. Seluruh stasiun penumpang dan lintasan dibangun dengan struktur layang yang
berada di atas permukaan tanah, sementara Depo kereta api dibangun di permukaan tanah (on ground). Tipe struktur
layang yang akan digunakan adalah Tiang Tunggal (Single Pier) pada bagian bawah serta Gelagar Persegi Beton Pracetak
(Precast Concrete Box Girder) pada bagian atas. Ketinggian gelagar dari permukaan jalan telah memperhitungkan
persyaratan minimal jarak bebas vertikal (vertical clearance) 5,0 meter sesuai peraturan yang berlaku untuk jalan
perkotaan.
Konstruksi Bawah Tanah
(Underground)

Konstruksi bawah tanah (Underground) MRT Jakarta membentang ±6 km,


yang terdiri dari terowongan MRT bawah tanah dan enam stasiun MRT
bawah tanah, yang terdiri dari Stasiun Senayan, Istora, Bendungan Hilir,
Setiabudi, Dukuh Atas, Bundaran Hotel Indonesia. Metode pengerjaan
konstruksi bawah tanah menggunakan TBM (Tunnel Boring Machine) tipe
EPB (Earth Pressure Balance Machine)
Tahap Pra Konstruksi
1. Tahap ini dimulai dengan pengupasan jalur hijau yang
berada di sepanjang Jalan Sudirman. Lalu dilanjutkan
dengan relokasi berbagai utilitas di bawah tanah seperti
pipa gas, pipa PDAM, kabel fiber optik, dan juga saluran
limbah rumah tangga. Selain utilitas di bawah tanah, utilitas
di atas tanah juga ikut direlokasi seperti gardu PLN, kabel
PLN, dan tower komunikasi.
2. Pemindahan sarana umum seperti halte reguler, halte Trans
Jakarta, jembatan penyeberangan juga dilakukan relokasi.
3. Setelah perelokasian dilakukan, maka pelebaran jalan di
sekitar lokasi pembuatan stasiun MRT dikerjakan. Hal ini
dilakukan agar kemacetan yang ditimbulkan oleh
pengerjaan proyek ini dapat diatasi. Selain pelebaran jalur,
dilakukan pula rekayasa lalu lintas di sepanjang Jalan
Sudirman.
Metode Konstruksi
Pembangunan MRT
Metode Top Down

Pemasangan D-Wall

Pemasangan Secant Pile

Pekerjaan Deep Tunnel


Metode Top Down

Metode top-down adalah cara pelaksanaan


pembangunan konstruksi dari atas ke bawah.
Metode ini digunakan karena kekhawatiran
akan longsor akibat di sekitar proyek
terdapat bangunan yang berdekatan.
Pemasangan Secant Pile

Secant pile adalah jenis dinding penahan


tanah yang jarak antar-pilenya berdempetan
dan saling bersinggungan satu sama lain
yang berguna untuk mendapatkan daya tanah
terhadap tekanan tanah (gaya lateral).
Terdapat 2 jenis secant pile, yaitu:
1. Primary Pile
2. Secondary Pile
Pemasangan D-Wall

Diafragma Wall sebenarnya adalah merupakan konstruksi


dinding penahan tanah (retaining wall). D-Wall yang dipasang
berukuran tebal 1m, lebar 5 – 6 m dan tinggi 31 m.
Pekerjaan Deep Tunnel

Terowongan ini rencananya akan dibangun sepanjang 19 km membentang dari


jalan MT Haryono hingga Pluit. Fungsi Terowongan ini adalah sebagai
pengendali banjir, air bersih, pengelolaan limbah, transportasi, dan utilitas
umum. Terowongan ini juga akan terintegrasi dengan jalan t
Wassalamualaikum warohmatullohi
THANK YOU
wabarokatuh

Anda mungkin juga menyukai