Anda di halaman 1dari 4

PEREKONOMIAN MIKRO DI JAWA TIMUR UMKM

Pengembangan dan Pengoptimalan Gas Alam Sebagai Pengganti LPG Untuk


Masyarakat Menengah ke Bawah

KELOMPOK 1C

Ringkasan
Masyarakat Indonesia saat ini mengalami kelangkaan LPG yang menyebabkan
naiknya harga gas LPG dimana hal itu memberatkan masyarakat Indonesia kelas menengah
kebawah. Serta kita tahu bahwa, penggunaan LPG termasuk kurang efisien, karena dalam
penggunaannya, LPG memerlukan tenaga dan waktu untuk isi ulang. Kemudian saat ini
Indonesia masuk dalam fase revolusi industri 4.0, dimana seluruh hal dihubungkan dengan
networking atau dalam jaringan. Maka dari itu, kami berpendapat bahwa sudah saatnya
masyarakat Indonesia menggunakan gas alam berupa penggunaan gas pipa dengan
pengontrolan menggunakan aplikasi berbasis android dan computer yang terhubung ke
jaringan internet. Sehingga dapat memudahkan serta meningkatkan efisiensi masyarakat
dalam menggunakan gas alam untuk kebutuhan sehari – hari.
Menurut kontan.co.id “Gas alam sering juga disebut sebagai gas bumi atau gas rawa
adalah bahan bakar fosil berbentuk gas yang terutama terdiri dari metana CH4. Dapat
ditemukan di ladang minyak, ladang gas bumi dan juga tambang batu bara”.

Ketika kita mendengar kata LPG yang terlintas dipkiran kita pasti tabung gas kecil 3
kg yang biasa kita kenal dengan nama tabung gas melon. LPG atau (Liquified Petroleum Gas)
merupakan salah satu produk yang berbahan dasar minyak bumi. Seperti yang kita tahu
tabung gas LPG yang juga termasuk dalam kelompok BBM sangatlah sensitif terhadap
kelangkaan dan perubahan harga. Hal ini disebabkan berkurangnya kesediaan gas bumi di
Indonesia sebab telah lebih banyak dpindahkan ke pihak asing. Kelangkaan gas LPG melon
juga disebabkan oleh rencana PT. Pertamina yang menginginkan pemberian LPG 3 kg tepat
sasaran yang berarti bahwa LPG 3 kg bersubsidi hanya dperuntukkan kepada masyarakat
menengah ke bawah. Langkah tersebut juga dimaksudkan untuk mencegah pembeli 12 kg
berpindah ke 3 kg.

Seperti yang terjadi di Malang dan di Surabaya pada sekitar pertengahan 2018 telah
terjadi kelangkaan gas LPG melon. Hal ini membuat warga resah dan was – was akan
kenaikan harga dari gas LPG. Hal ini terbukti harga LPG 3 kg mengalami keanikan harga
hingga Rp 20.000 per HET nya. Kenaikan harga LPG terjadi di hampir seluruh wilayah Jawa
Tiimur. Menurut konsumen, naiknya harga LPG berpengaruh terhadap biaya hidup bagi dan
biaya produksi bagi konsumen pedagang. Perilaku konsumen menunjukan tingginya tingkat
kebutuhan terhadap gas LPG yang mengakibatkan naiknya permintaan dan berakibat pada
kenaikan harga. Sesuai dengan hukum permintaan, Semakin tinggi permintaan suatu barang
maka semakin tinggi harga akan suatu barang yang diiminta.

Upaya pemerintah dalam menangani LPG 3 kg yang tidak tepat sasaran terlihat pada
beralihnya produk gas LPG dari yang semula 3 kg (gas LPG melon) menjadi 5,5 kg (bright
gas). Dengan hal ini diharapan masyarakat menengah ke atas segera beralih ke bright gas,
mengingat LPG 3 kg bersubsidi hanya digolongkan bagi masyarakat kurang mampu serta
usaha mikro dengan omset di bawah 850.000 per hari sesuai ketentuan UU UMKM nomer 20
tahun 2008.

Keunggulan "Bright Gas" adalah teknologi valve ganda yang berfungsi mengurangi
tekanan gas berlebih. Keunggulan lainnya adalah dua kali lebih aman dari pada tabung elpiji
biasa. Selain itu, Bright Gas juga sudah dilengkapi dengan segel hologram, sehingga isinya
lebih terjamin dan konsumen bisa langsung mengetahui apakah tabung elpiji tersebut asli atau
tidak. Hal ini disampaikan oleh General Manager PT Pertamina Marketing Operation Region
II Sumbagsel, Erwin Hiswanto, di Bandar Lampung.

Pada era ini pemakaian gas bumi pada tabung gas juga telah digantikan oleh gas bumi
yang disalurkan melalui pipa pada rumah rumah tangga. Pembangunan gas pipa rumah tangga
sudah dimulai pada tahun 2016 di 11 wilayah salah satunya di Jawa Timur tepatnya di kota
Pasuruan dan Surabaya. Saat ini pipa distribusi PGN di Jawa Timur tersebar di Surabaya
sepanjang 552 kilometer (km), di Sidoarjo sepanjang 404 km dan Pasuruan mencapai 199 km.
Jumlah ini meningkat 16% dari tahun sebelumnya (jpnn.com). Hal ini menunjukkan bahwa
konsumen di Jawa Timur sudah banyak yang beralih ke pipa gas bumi. PT Perusahaan Gas
Negara (Persero) Tbk menyatakan bahwa penggunaan gas pipa lebih hemat 40 – 50 %
dibandingkan penggunaan gas lainnya (warta ekonomi.co.id). Keunggulan lain dibandingkan
tabung gas LPG adalah apabila terjadi kebocoran gas pada pipa lebih mudah terurai serta pada
saat terjadi kehabisan gas lebih cepat dan praktis dalam pengisian kembali tanpa pengguna
keluar rumah. Sistem yang dipakai menggunakan Gas Management System (GMS).

Konsumen Jawa Timur sudah berpikir ke arah efisiensi baik itu biaya maupun waktu.
Penggunaan pipa gas bumi juga menurunkan biaya tetap suatu produk sehingga dapat
menekan biaya produksi dan meningkatkan jumlah produki suatu perusahaan.

Memasuki era revolusi industri 4.0 penggunaan gas pipa dapat dilakukan pengontrolan
melalui aplikasi berbasis android. Mulai dari cara pembayaran Melhat sisa dari isi gas sampai
pada mendeteksi suatu kebocoran. Sehngga meskipun kita tidak berada di rumah. Pipa gas
yang dipasang d rumah kita dapat terkontrol dengan baik dan tanpa khawatir akan terjadinya
kebakaran akibat kebocoran gas. Mendeteksi suatu kebocoran gas dapat dlakukan dengan
memasang sensor d sekitar pusat pemasangan pipa gas. Sensor tersebut akan berbuny seperti
alarm dan dhubungkan dengan android pengguna. Dari informasi tersebut pengguna dapat
segera memberitahukan pihak PGN untuk dilakukan perbaikan.
Lampiran Anggota Kelompok

No Nama Jurusan / Prodi NIM

1 Dewi Saniyah Akuntansi / D3 Akuntansi 1832510086


2 Muhammad Rif’an Teknik Mesin / D3 Teknik Mesin 1831210168
3 Firos Zufar Teknik Sipil / D3 Teknik Sipil 1831310020
4 Nur Rochman Rufaat Teknik Sipil / D4 MRK 1841320051

Anda mungkin juga menyukai