Anda di halaman 1dari 14

FORUM TEKNOLOGI Vol. 01 No.

PENGGUNAAN LIQUIFIED PETROLEUM GASES (LPG):


UPAYA MENGURANGI KECELAKAAN AKIBAT LPG

M. Hasan Syukur, ST, MT. *)

ABSTRAK

Perbedaan karakteristik antara minyak tanah dan LPG sangat jauh sekali sehingga
perlu dipelajari sifat karakteristiknya. Hal yang harus diperhatikan adalah pada perbedaan
density-nya, flash point-nya, sifat penguapannya. Dalam penggunaan LPG juga harus
diperhatikan tata letak seperti LPG harus mempunyai ventilasi, perawatan peralatannya.
LPG adalah Gas hasil produksi dari kilang Migas atau pemisahan gas alam, yang
komponen utamanya adalah gas propana (C3H8) dan butana (C4H10) yang dicairkan. Ada
beberapa merk LPG, PT. PERTAMINA (Persero) memasarkan dengan brand ELPIJI, PT.
Tiga Raksa Satria dengan brand BLUE GAS, PT. Bhakti Mingas Utama dengan brand
MyGas.
Kecelakaan akibat penggunaan LPG sering dimuat di media massa hal ini karena belum
dipahaminya karakteristik dan sifat LPG, sehingga perlu diadakan diklat penggunaan LPG

Kata Kunci : Karakteristik LPG, sifat penguapan, Kecelakaan akibat LPG,

I. PENDAHULUAN dibuat PERTAMINA juga ada merk lain yaitu


a. LATAR BELAKANG BLUE GAS dan My GAS.
Sektor minyak dan gas bumi LPG merupakan gas hidrokarbon yang
merupakan salah satu sektor yang sangat dicairkan dengan tekanan untuk memudahkan
penting bagi pembangunan nasional Indonesia. penyimpanan, pengangkutan dan
Hal ini terbukti dimana pengelolaan dalam penanganannya yang pada dasarnya terdiri atas
sektor migas menghasilkan 28,74% dari Propana (C3), Butana (C4) atau campuran
penerimaan nasional dan senantiasa dijaga keduanya (Mix LPG). LPG diperkenalkan oleh
dan terus dipantau mengingat kontribusi sektor Pertamina pada tahun 1968. Keberadaan tiga
tersebut pada pembangunan negara. Sektor varian LPG di pasar, seiring program konversi
migas memiliki perspektif ekonomi yang energi, yakni LPG 3 kg (bersubsidi), 12 kg dan
sangat penting sebagai sektor yang menguasai 50 kg (non subsidi) membawa dampak
hajat hidup orang banyak sebagaimana yang signifikan terhadap kenaikan permintaan LPG,
diungkapkan dalam UUD 1945, khususnya terutama LPG 3 kg. Hal ini antara lain dipicu
pasal 33. Salah satu komoditas sektor migas oleh terjadinya perpindahan konsumsi dari
yang menarik untuk dicermati adalah konsumen LPG 12 kg dan 50 kg, ke LPG 3 kg,
Liquefied Petroleum Gas (LPG). Bentuk yang didorong oleh fakta bahwa antar ketiga
komoditas ini telah dikenal di masyarakat varian LPG tersebut dapat bersubstitusi satu
dengan dengan brand ELPIJI yang sama lain, tanpa melalui proses yang rumit
diproduksi oleh PT. Pertamina. Selain yang sekalipun kemasannya berbeda, sehingga
timbulnya kecelakaan kecelakaan ternyata
FORUM TEKNOLOGI Vol. 01 No. 2

akibat disparitas harga yang cukup jauh c. BATASAN PERMASALAHAN


sehingga mengakibatkan Elpiji 3 kg Penyusunan makalah ini dibatasi pada :
disuntikkan ke Elpiji 12 kg. Panjangnya 1. Perbedaan Sifat dan Karakteristik
rantai distribusi yang menyebabkan Mitan dan LPG
penyelewengan rawan terjadi. Hal ini terutama 2. Tata Cara Penggunaan LPG yang
terjadi di tingkat sub agen sampai ke baik dan benar
konsumen. Pengawasan di rantai ini hampir 3. Perlunya diklat penggunaan LPG
tidak ada, karena pengawasan hanya
berlangsung sampai di tingkat agen. Dalam hal II. DASAR TEORI
inilah, maka kemudian di tengah pasokan yang Sektor migas memiliki perspektif ekonomi
terbatas praktek monopoli dan persaingan yang sangat penting sebagai sektor yang
usaha tidak sehat dengan mudah terjadi di menguasai hajat hidup orang banyak
level distribusi dari tingkat sub agen sampai di sebagaimana yang diungkapkan dalam
tangan konsumen. Dan jumlah korbannya UUD 1945, khususnya pasal 33. Sektor ini
menurut sumber Badan Perlindungan merupakan salah satu sektor yang sangat
Konsumen Nasional (BPKN) adalah sampai penting bagi pembangunan nasional
Juni 2010 terjadi 33 kasus, 8 orang meninggal Indonesia. Hal ini terbukti dimana
dan 44 orang luka-luka. Tahun 2009 terjadi 30 pengelolaan dalam sektor migas
kasus, 12 orang meninggal dan 48 oarng luka- menghasilkan 28,74% dari penerimaan
luka. Tahun 2008 terjadi 27 kasus, 2 orang negara dan senantiasa dijaga dan terus
meninggal dan 35 oarng luka-luka. Dan tahun dipantau mengingat kontribusi sektor
2007 saat program konversi energi ini dimulai tersebut pada pembangunan negara.
terjadi 5 kasus dan mengakibatkan 4 orang Sistem Ketahanan Energi mengamanatkan
luka-luka. Hal ini dapat terjadi karena bahwa kita harus mempunyai kemampuan
masyarakat tetap awam terhadap bahaya untuk merespon dinamika, sehingga
penggunaan LPG. Jadi yang terpenting saat ini ketika ada sumber daya minyak yang
adalah menolong masyarakat dari korban serta berkurang maka sumber daya yang lain
ketakutan menggunakan gas LPG langkah harus dikembangkan, pengaruh perubahan
yang harus dilaksanakan yaitu dengan energi global yang mengisyaratkan harus
melakukan sosialisasi terutama tehadap bahaya dimulai energi bersih dan kemandirian
penggunaan gas LPG. Diklat penggunaan untuk menjamin ketersediaan energy,
LPG merupakan salah satu cara yang bisa dimana dari Sabang sampai Merauke
menekan angka kecelakaan dan selanjutnya semua warga negara berhak mendapatkan
mereka yang sudah mengikuti diklat bisa bahan bakar dalam memenuhi
menularkan ilmunya kepada masyarakat di kehidupannya.
sekitarnya. Minyak Tanah semakin lama semakin
berkurang ketersediaannya, hal ini karena
b. TUJUAN PENULISAN minyak merupakan sumber daya alam
1. Mengkaji sifat dan karakteristik yang tidak terbarukan, sehingga akan
minyak tanah dan LPG berkurang jika tidak ditemukan suber
2. Tata cara penggunaan LPG dan minyak yang baru. Salah satu cara agar
perawatannya minyak tanah agar lebih bernilai maka
dengan membuat produk baru dari minyak
FORUM TEKNOLOGI Vol. 01 No. 2

tanah misalkan membuat bahan bakar besar ketika harga minyak mentah
penerbangan (Aviation Turbine/ Avtur). bergerak semakin naik.
Sehingga beban subsidi anggaran tidak

TARGET BAURAN ENERGI menurut Perpres No. 5 Tahun 2006

Gambar II.1 Grafik target bauran energi menurut Perpres Nomor 5 Tahun 2006

Tujuan dari program pengalihan 1) Undang-Undang No. 22 Tahun 2001


minyak tanah ke LPG adalah : tentang Minyak dan Gas Bumi.
1. Melakukan diversifikasi pasokan 2) Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2006
energi untuk mengurangi tentang Kebijakan Energi Nasional.
ketergantungan terhadap 3) Peraturan Presiden No. 104 Tahun
BBM,khususnya minyak tanah untuk 2007 tentang tentang Penyediaan,
dialihkan ke LPG Pendistribusian, dan Penetapan Harga
2. Mengurangi penyalahgunaan minyak LPG Tabung 3 Kg.
tanah bersubsidi karena LPG lebih 4) Peraturan Menteri ESDM No 26 Tahun
aman dari penyalahgunaan 2009 tentang Penyediaan dan
3. Melakukan efisiensi anggaran Pendistribusian LPG.
pemerintah karena penggunaan LPG
lebih efisien dan subsidinya relatif Dari uraian di atas maka program ini
lebih kecil daripada subsidi minyak harus kita sukseskan, apalagi Kementerian
tanah ESDM sudah ditunjuk oleh Bapak Presiden
4. Menyediakan bahan bakar yang sebagai Satuan Tugas Edukasi dan sosialisasi
praktis, bersih dan efisien untuk rumah sehingga menjadi kewajiban bagi Badiklat
tangga dan usaha mikro ESDM untuk melaksanakannya dan khususnya
kepada Pusdiklat Migas sebagai satker yang
Sedangkan peraturan perundang- membidangi Minyak dan gas Bumi untuk
undangan yang mendukung pelaksanaan mengadakan diklat penggunaan LPG.
program konversi minyak tanah ke LPG ini
adalah :
FORUM TEKNOLOGI Vol. 01 No. 2

III. PEMBAHASAN Untuk produk LPG ini ada 3 (tiga) macam


A. SIFAT DAN KARAKTERISTIK LPG LPG adalah
a. LPG propane, yang sebagian besar
Liquefied Petroleum Gas (LPG) terdiri
terdiri dari C3
dari unsur karbon dan hidrogen yang
b. LPG butane, yang sebagian besar
merupakan senyawa hidrokarbon dengan
terdiri dari C4
komponen utama C3 dan C4. Komposisi LPG
c. Mix LPG, yang merupakan
tersebut terdiri dari senyawa propana C3H8,
campuran dari propane dan butane
propylene atau propena C3H6, butana C4H10,
butylene atau butena C4H8, dan sejumlah kecil Penggunaan LPG Butane dan LPG Propane :
ethana C2H4, ethylena C2H4, dan penthana LPG butane biasanya dipergunakan
C5H12. oleh masyarakat umum untuk bahan
LPG adalah Gas hasil produksi dari bakar memasak, korek api dll.
kilang Migas atau pemisahan gas alam, yang LPG mix biasanya dipergunakan oleh
komponen utamanya adalah gas propana masyarakat umum untuk bahan bakar
(C3H8) dan butana (C4H10) yang dicairkan. memasak
Ada beberapa merk LPG, PT. PERTAMINA LPG propane biasanya dipergunakan di
(Persero) memasarkan dengan brand ELPIJI, industri-industri sebagai pendingin, bahan
PT. Tiga Raksa Satria dengan brand BLUE bakar pemotong, untuk menyemprot cat dan
GAS, PT. Bhakti Mingas Utama dengan lainnya.
brand MyGas
Menurut Pertamina dalam Bukunya
Catatan Operasional dan Produk Non BBM,

Tabel III.1. Jenis LPG menurut Peraturan Menteri ESDM No 26 Tahun 2009 tentang Penyediaan
dan Pendistribusian LPG.
Jenis Keterangan Contoh
LPG LPG yang merupakan bahan bakar yang 3 kg
tertentu mempunyai kekhususan karena kondisi tertentu
seperti pengguna/ penggunaannya, kemasannya,
volumre dan/atau harganya yang masih harus
diberikan subsidi
LPG LPG yang merupakan bahan bakar pengguna/ 12kg, 50 kg, dan bulk
umum penggunaannya, kemasannya, volumenya dan
harganya yang tidak diberikan subsidi

Sifat produk LPG ini adalah sebagai berikut : 3. Tidak Berasa


1. Tidak berwarna, untuk dapat melihat 4. Tidak (sangat sedikit) beracun,
fluida tersebut maka perlu ditambah zat apabila terjadi kebocoran di udara
warna. dalam konsentrasi sekitar (2-3%) dapat
2. Tidak berbau, untuk menjamin faktor menyebabkan anaesthetics yang dapat
keselamatan diberi zat odor, sehingga mengakibatkan pusing dan selanjutnya
apabila terjadi kebocoran akan tercium pingsan. Apabila terjadi kebocoran di
FORUM TEKNOLOGI Vol. 01 No. 2

ruang tertutup, dapat menggantikan Secara umum bahwa persyaratan mutu


oksigen di ruangan tersebut dan akan LPG adalah LPG harus dapat menguap
dapat mengakibatkan gangguan saluran dengan sempurna dan terbakar dengan
pernapasan (sesak napas) pada orang baik pada saat pemakaian tanpa
yang ada di dalamnya. menyebabkan korosi atau meninggalkan
5. Mudah terbakar deposit didalam sistem.

Tabel III.2 berikut ini adalah spesifikasi resmi dari Ditjen Migas KESDM
Tabel III.2. Spesikasi LPG menurut SK Dirjen Migas No. 26525.K/10/DJM.T/2009 Tanggal 31
Desember 2009
Properties Metode Uji LPG Mix LPG Propana LPG Butana

Berat Jenis Relatif pada 60/60 oF ASTM D -1657 Dilaporkan Dilaporkan Dilaporkan
Tekanan Uap pada 100 oF, psig ASTM D -1267 Max. 145 Max. 210 Max. 70
Weathering Test pada 36 oF, % vol ASTM D -1837 Min. 95 Min. 95 Min. 95
Korosi Bilah Tembaga, 1 hr pada 100 oF ASTM D -1838 Max. No. 1 Max. No. 1 Max. No. 1
Total Sulfur, grains/100 cuft ASTM D -2784 Max. 15 Max. 15 Max. 15
Kandungan Air Visual No free water - -
Komposisi: - C2, % vol ASTM D-2163 Max. 0,8 - -
- C3, % vol Min. 97,0 Min. 95 -
- C4, % vol Max. 2,5 Min. 97,5
- C5, % vol Max. 2,0 Max. 2,5
- C6+, % vol Nil
Etil/Butil Merkaptan, ml/1000 AG - 50 50 50

Volatilitas, tekanan uap dan densitas relatif Komposisi hidrokarbon

Sifat penguapan dan pembakaran dari Dengan membatasi jumlah hidro


LPG secara tuntas didefinisikan, pada karbon yang lebih ringa dari komponen utama
pengguanaan, di dalam tingkat yang dalam maka pengendalian tekanan uap diperbaiki,
volatilitas (ASTM D 1837), tekanan uap sedang pembatasan jumlah komponen yang
(ASTM D 1267) dan pada tingkat yang lebih lebih berat memperbaiki sifat penguapan.
rendah pada gravitas spesifik. Grafitas spesifik Tekanan uap dan spesifikasi penguapan
menjadi sangat penting bila dikombinasikan biasanya dapat otomatis dicapai bila komposisi
dengan hubungannya terhadap transportasi dan hidrokarbon benar.komposisi hidrokarbon
penyimpanan. Volatilitas dinyatakan sebagai LPG ditentukan menurut metode ASTM D
suhu di mana 95 % bahan telah menguap, dan 2163.
merupakan ukuran jumlah yang paling sujar Jumlah etilena dibatasi karena, untuk
menguap. Jadi merupakan ukuran kondisi suhu mencegah deposit yang terbentuk karena
terendah di mana penguapan mulai dapat polimerasi dan ketentuan yang membatasi
terjadi. penambahan volatitlitas. Etilena lebih mudah
menguap dibandinng dengan etena, jadi
produk C2 yang semuanya terdiri dari etilena
FORUM TEKNOLOGI Vol. 01 No. 2

akan mempunyai tekanan uap yang lebih bahwa produk tidak korosif dan memualkan.
tinggi dari produk C2 yang hanya terdiri dari Pengendalian sifat korosi diuji dengan alat uji
etana. standar menurut ASTM D-1836 (korosi
Asetilena tidak disukai karena bersifat lempeng tembaga), yang telah distandarisasi
korosif terhadap tembaga, selain itu asetilena sesuai dengan prosedurnya.
bersifat lebih mudah meledak dibanding
senyawa hidrokarbon yang lain, sedang Residu
butadiena juga kurang disukai karena mudah Keberadaan komponen yang lebih
membentuk deposit yang dapat menyebabkan berat dari komonen utama LPG dapat
penyumbatan. memberikan kinerja yang kurang memuaskan.
Sulit untuk menetapkan batas jumlah dan sifat
dari residu yang membuat produk menjadi
Sulfur, senyawa sulfur dan korosi lempeng
tidak baik. Namun kenyataannya jumlah yang
tembaga
Dalam spesifikasi didefinisikan sedikit dari bahan yang mengandung minyak
sebagai: Total sulfur (menguap) (ASTM D dapat menyumbat regulator dan keran.
2784), karbonil sulfida, merkaptan dan korosi Residu yang ditentukan dengan indeks Titik
lempeng tembaga. Proses produksi LPG telah Akhir (EPI) berusaha untuk memberikan
menurunkan kandungan sulfur serendah ukuran hidrokarbon yang lebih berat, tetapi
mungkin. Kadar sulfur LPG selslu lebih hubungan antara EPI dengan kisaran (range),
rendah dari karda sulfur produk miknyak bumi dan kinerjanya belum diperoleh.
yang lain. Maksimum kadar sulfur
memberikan gambaran mutu LPG yang lebih Air dan Uap air
lengkap. Senyawa sulfur yang merupakan Persyaratan mutlak adalah LPG tidak
penyebab utama korosi adalah hydrogen boleh mengandung air bebas (secara visual).
sulfida, karbonil sulfida dan kadang-kadang Air terlarut dapat memberikan masalah karena
elemen sulfur. Hydrogen sulfida dan terbentuk hidrat dan memberikan uap air di
merkaptan juga mempunyai bau yang tidak dalam fasa gas. Keduanya akan menyebabkan
enak. penyumbatan, maka perlu dibatasi keberadaan
Pengendalian total sulfur, hydrogen air dan uap.
sulfida dan merkaptan adalah untuk menjamin

Tabel III.3. Perbandingan Panas dari berbagai bahan bakar


Daya Efisiensi Daya Panas
Pemanasan Apparatus Bermanfaat
Bahan Bakar (Kcal / kg)
(Kcal/Kg) (%)
Kayu Bakar 4.000 15 600
Arang 8.000 15 1.200
Minyak Tanah 10.479 40 4.192
Gas Kota 4.500 55 2.475
Elpiji 11.255 53 5.965
Listrik 860 60 516
(kcal/kwh) (kcal/kwh)
FORUM TEKNOLOGI Vol. 01 No. 2

Untuk menunjang keberhasilan Air


dalam penyaluran elpiji ke konsumen Kehadiran air didalam LPG tidak
khususnya rumah tangga, maka faktor disukai karena dapat membentuk hidrat
keselamatan sangat penting untuk yang akan menyebabkan pompa multistage,
diperhatikan. Oleh sebab itu untuk yang digunakan menghandling LPG, akan
maksud tersebut, elpiji dimasukkan dalam menangkapnya. Dalam fasa uap dapat
tabung yang tahan terhadap tekanan yang terjadi penyumbatan, karena pembentukan
terbuat dari besi baja dan dilengkapi hidrat pada kondisi tertentu bila titik embun
dengan suatu pengatur tekanan. air tercapai. LPG biasanya menahan
Disamping itu untuk memudahkan seangin air dan bila ini berlebihan dapat
pendeteksian terjadinya kebocoran elpiji, terjadi gejala di atas, dan sedikit methanol
maka elpiji sebelum dipasarkan terlebih dapat mengatasi hai ini.
dahulu ditambahkan zat pembau (odor)
sehingga apabila terjadi kebocoran segera Ammonia
dapat diketahui. Pembau yang LPG mungkin ditranportasikan di
ditambahkan harus melarut sempurna dalam wadddah yang bekas dipakai untuk
dalam elpiji, tidak boleh mengendap. mengankut ammonia cair. Kontamina
Untuk maksud itu digunakan etil ammonia sangat korosif terhadap alloy
merkaptan (C2H5) atau butil merkaptan tembaga dibawah tekanan.
(C4H9SH).
B. SIFAT DAN KARAKTERISTIK
Kontaminan MINYAK TANAH
Senyawa-senyawa kontaminan Menurut Salvatore Rand (2003) dalam
dibawah ini harus pada tingkat tidak bukunya Significance of Tests for
mengakibatkan korosi pada penyambung Petroleum Products, Sifat-sifat utama
dan peralatan atau menghambat aliran LPG. minyak tanah untuk keperluan-keperluan
tersebut diatas diantaranya adalah:
Sulfur - Sifat Pembakaran
Hidrogen sulfur tidak boleh ada, dan - Sifat Penguapan
karbonil sulfida sebaiknya juga tidak ada. - Sifat Keselamatan
Sulfur organic yang dipakai sebagai - Sifat Kebersihan.
pembau, dimetil silfida dan etil merkaptan
dibatasi 50 ppm b/b.
SIFAT PEMBAKARAN
Kemudahan menyalanya kerosene
Bahan seperti minyak dan gum sangat tergantung dari susunan kimia dari
Bahan lebih berat dari middle kerosine tersebut, jika kerosene tersebut
distillate sampai ke minyak pelumas bias tersusun dari aromat, maka api dari
masuk ke LPG selama handling. Harus kerosine tidak dapat dibesarkan, karena
dilakukan pencegahan agar kandungannya apinya mulai berarang, nyala api yang
tidak melampaui yang diperkenankan. paling baik jika kerosene tersusun dari
Olefin dan khususnya diolefin cenderung parafin (alkana) sedangkan napthena
berpolimerisasi. Karena itu sebaiknya mempunyai sifat penyalaan diantara aromat
diolefin tidak boleh ada. dan parafin (alkana).
FORUM TEKNOLOGI Vol. 01 No. 2

Dalam pemakaiannya, terutama Minyak Tanah juga diperiksa massa


yang dengan mempergunakan sumbu, jenisnya (Spesific Gravity), massa jenis
minyak tanah harus nyala dengan baik dan tidak berhubungan langsung dengan kinerja
tidak berasap, oleh karena itu dalam proses pembakaran, tetapi dapat digunakan
laboratorium diperiksa smoke point (titip untuk menghitung konversi berat ke volume
asap), yaitu titik tertinggi nyala api tersebut atau sebaliknya. Spesifikasi minyak Tanah
tidak berasap. menetapkan massa jenis maksimum 835
Titik asap minyak Tanah ditetapkan kg/m3
dalam spesifikasinya minimum 16 mm, Massa jenis minyak Tanah diukur
dimaksudkan agar pada penggunaannya dengan menggunakan alat uji baku yaitu
sebagai minyak lampu tidak menimbulkan metode uji ASTM D-1298.
asap yang berbahaya bagi pernafasan,
sedangkan sebagai bahan bakar kompor SIFAT PENGUAPAN
untuk memasak asap yang timbul tidak Kemampuan menguap adalah sifat
mempengaruhi aroma dari bahan yang penting untuk minyak tanah dalam
diolah. pemakaiannya terutama harus cukup mudah
Titip asap bahan bakar minyak dinyalakan pada waktu dingin, maka
Tanah diukur dengan menggunakan alat uji minyak Tanah diperlukan pengujian
baku yaitu metode uji ASTM D-1322, yang distilasi (Distillation)
telah distandarisasi sesuai dengan Sifat distilasi dari minyak Tanah
prosedurnya. menunjukkan volatilitas bahan bakar
Selain itu minyak Tanah tidak boleh tersebut. Volatilitas atau kecenderungan
meninggalkan kerak pada sumbu, yang bahan bakar cair untuk berubah menjadi
tentunya akan mengganggu sifat nyalanya. uap memegang peranan penting dalam
Kecendrungan pembentukan kerak ini pembentukan dan evolusi campuran udara-
disebabkan minyak Tanah ini mengandung bahan bakar selama periode persiapan/
bagian-bagian rengkahan. penundaan penyalaan. Jika volatilitas
Nilai kerak (Char Value) minyak terlalu tinggi, terjadi suatu campuran yang
Tanah menurut spesifikasinya dibatasi tidak sempurna dengan udara. Spesifikasi
maksimum 40 mg/kg. Bila batas ini minyak Tanah menetapkan batasan
terlampaui, akan timbul kerak pada sumbu perolehan distilasi pada 200oC minimum
lampu ataupun sumbu kompor yang 18% dan end point maksimum 310oC.
menyebabkan nyala kemerahan dan Uji distilasi untuk bahan bakar
menimbulkan jelaga. Hal tersebut, selain minyak Tanah diukur dengan alat uji baku
akan menurunkan panas pembakaran yang yaitu metode uji ASTM D-86, yang telah
menyebabkan pemakaian minyak Tanah distandariasi sesuai dengan prosedurnya.
menjadi lebih banyak, juga memperpendek Selain dari itu minyak Tanah harus stabil
usia guna sumbu lampu atau sumbu kompor dan tidak mudah terjadi perengkahan dalam
tersebut. penguapan sehingga tidak membentuk
Nilai kerak minyak Tanah diukur endapan-endapan atau kerak yang
dengan menggunakan alat uji baku yaitu memutuskan alirannya.
metode uji IP-10, yang telah distandarisasi
sesuai dengan prosedurnya.
FORUM TEKNOLOGI Vol. 01 No. 2

SIFAT KEAMANAN. 0,20% massa. Kandungan sulfur/belerang


Guna menjaga keamanan dalam dalam minyak Tanah diukur dengan alat uji
pemakaiannya, minyak tanah tidak boleh baku yaitu metode uji ASTM D-1266, yang
terlalu muda menguap dan terlalu mudah telah distandarisasi sesuai dengan
terbakar, oleh karena itu perlu ada batasan prosedurnya.
titik nyalanya (flash point), yaitu suhu Korosi bilah tembaga (copperstrip
terendah dimana bahan bakar akan terbakar corrosion), lempeng tembaga (Cu) yang
Dalam penggunaan minyak Tanah, diberi minyak Tanah dan dibiarkan selama
titik nyala merupakan karakteristik yang tiga jam pada suhu 50oC, harus memberikan
dipersyaratkan untuk keselamatan dan hasil analisis maksimum ASTM No.1. Hasil
keamanan pada saat penyaluran maupun yang lebih besar, misalnya No.2 dan
penimbunan minyak Tanah. Spesifikasi seterusnya, menunjukkan bahwa minyak
mensyaratkan titik nyala minimum 42oC Tanah itu bersifat korosif. Pengujian korosi
(100oF), sehingga minyak Tanah lebih bilah tembaga dilakukan dengan alat uji
mudah ditangani dari pada bensin. baku yaitu metode uji ASTM D-130, yang
Titik Nyala bahan bakar minyak telah distandarisasi sesuai dengan
Tanah diukur dengan menggunakan alat uji prosedurnya.
baku yaitu IP-7- dengan hasil minimum Sifat lain minyak Tanah yang perlu
42oC (100oF) atau ASTM D-56 untuk falsh mendapat perhatian adalah warna dan bau.
point TAG dengan hasil minimum Warna (Colour ASTM) minyak Tanah
38oC,yang telah distandarisasi sesuai dapat diukur dengan metode IP-17
dengan prosedurnya. (Lovibon 18 cell) atau metode uji ASTM
D-156 (Saybolt) yang telah distandarisasi
SIFAT KEBERSIHAN. sesuai dengan prosedurnya. Warna minyak
Minyak Tanah harus tidak Tanah yang biru jernih dimaksudkan
mengeluarkan asap atau hasil-hasil sebagai identitas/cirri produk untuk
pembakaran yang berbahaya atau berbau pemasaran. Bau (Odour) minyak Tanah
tidak enak misalnya belerang, disamping itu harus memenuhi spesifikasi yaitu dapat
minyak Tanah harus tidak korosif terhadap dipasarkan (marketable). Penyimpangan
peralatan. Guna memenuhi sifat-sifat bau minyak Tanah dari spesifikasi akan
tersebut diperlukan beberapa pengujian; mengganggu dalam aplikasi walapun tidak
kadar sulfur, copperstrip corrosion. menurunkan mutunya.
Kandungan sulfur (Sulphure
Content) sangat diperlukan berkaitan C. TATA CARA PENGGUNAAN LPG
dengan masalah pencemaran lingkungan, YANG BENAR
masalah kerusakan kompor dan
pengaruhnya terhadap gas hasil pembakaran Gambar III.1. berikut menunjukkan
(SO2) yang berbau keras dan korosif. tabung LPG yang resmi dari PT. Pertamina
Minyak Tanah mempunyai kandungan (Persero)
sulfur yang rendah, sehingga belum
merupakan sumber pencemaran udara.
Spesifikasi minyak Tanah menetapkan
batas kandungan belerang maksmimum
FORUM TEKNOLOGI Vol. 01 No. 2

Gambar III.2. Penandaan pada sisi hand


guard

Penandaan pada sablon dan emboss


pada badan / body tabung
Gambar III.1. Bagian bagian tabung LPG
i. Lingkaran merah di sekitar neck
3 kg yang resmi dari Pertamina (sumber
ring dengan lebar pengecatan 20 + 1
:Buku Pintar Petunjuk Aman Penggunaan
mm
Elpiji 3 Kg Pertamina)
ii. Emboss logo Pertamina
Menurut Pertamina (2007) dalam
bukunya yang berjudul Buku Pintar
Petunjuk Aman Penggunaan Elpiji 3 Kg
Pertamina Tabung LPG yang resmi
mempunyai ciri ciri sebagai berikut :
1. Penampilan visual secara umum
harus tampak mulus dan tidak
mengalami kerusakan/penyok. Gambar III.3. Penandaan sablon
2. Pemasangan valve, sisa ulir valve pada body/ badan atas
yang tampak adalah 3-5 ulir
3. Rigi-rigi (bentuk permukaan) hasil iii. Lambang LPG Pertamina
las baik (harus halus dan mulus) Sablon pada sisi hand guard berupa
4. Mutu pengelasan baik (tidak Sablon bulan dan tahun uji
terdapat cacat: undercut, pin hole selanjutnya.
atau retak)
5. Mutu penandaan tabung baik

i. Penandaan pada sisi hand guard


Diproduksi untuk Pertamina
Kode Produksi Pabrikan dan Nomor
Seri
Water Capacity, Tara Weight, Test Gambar III.4. Penandaan pada
Pressure sablon di body samping
Bulan dan Tahun Pembuatan
Penandaan SNI pada
produk/stamping (SNI sejak tahun
2008)
FORUM TEKNOLOGI Vol. 01 No. 2

Untuk asesoris selain tabung ditandai Pada gambar diatas ada tulisan
dengan : propane dan butane artinya regulator ini
khusus untuk gas propane dan butane bukan
SELANG untuk gas lainnya.
1. Selang mempunyai penampilan Kemudian ada tulisan 2 kg/h artinya
visual secara umum harus tampak jika regulator terhubung dengan tabung gas
mulus dan tidak mengalami dan posisi knob atau valve buka, maka
kerusakan/penyok, serta tidak dalam waktu satu jam regulator bisa
retak/robek dan elastis untuk selang. mengalirkan sebanyak 2 kg gas. Tulisan
2. Selang mempunyai serat benang 300mm WC, artinya kemampuan terisi air
atau serat kawat dan nominal ukuran pada saat pengujian di laboratorium adalah
lubang. sebesar 300 mmkapasitas air (water
content). Ada penandaan SNI 7369:2008
KOMPOR
1. Kompor mempunyai tanda Bagian bagian regulator ditunjukkan
a. Kode produksi dalam gambar III.6 berikut ini
b. Nama pabrikan atau merk
c. Bulan dan tahun pembuata
d. No. SNI Kompor
2. Kompor disertai Buku petunjuk
dan Garansi sesuai ketentuan
produsen kompor

REGULATOR

Regulator tabung baja adalah alat


pengatur tekanan tabung baja LPG yang
berfungsi sebagai penyalur dan mengatur Gambar III.6. Bagian bagian regulator
menstabilkan tekanan gas yang keluar dari
tabung gas LPG agar alirannya konstan Perhatikan sebelum menggunakan LPG

Tabung dipastikan tidak dekat


dengan nyala api terbuka, misalnya
nyala lampu minyak, api rokok,
bunga api dan sebagainya
Periksa regulator yang dipasang
dalam posisi tertutup, begitu pula
tombol pada kompor.
Cegah selang gas tidak kena nyala
api atau terkena barang tajam yang
mengakibatkan robeknya selang.

Gambar III.5. Regulator LPG


FORUM TEKNOLOGI Vol. 01 No. 2

Periksa dan pastikan selang tidak v. Tabung harus disimpan pada tempat
tertindih atau sesuatu yang yang kering, tidak basah dan tidak
menimpa. diperkirakan menimbulkan korosi.
Yakinkan kompor, regulator dan
selang dalam keadaan baik dan tidak
ada kebocoran.
Pastikan segel/security seal cap serta
tersedia rubber seal pada valve
dalam keadaan baik.

Gambar III.8. penempatan kompor dan


tabung yang benar

Cara menggunakan kompor yang baik:


Tekan dan putar knob kompor berlawanan
arah jarum jam.
Putar knob sampai posisi off (ditandai
Gambar III.7 Penempatan LPG yang tidak
dengan bunyi klik) bila selesai.
boleh dekat dengan sumber nyala ap, dan
harus ada sirkulasi udara
Dari beberapa hasil penelitian yang sudah
Tata cara dalam penyimpanan LPG dilakukan sumber adanya kebocoran gas
adalah
i. Tempat penyimpanan hendaknya 1. Valve Tabung
mempunyai ventilasi setinggi lantai Valve tidak dapat menutup
(dibawah), harus diingat bahwa gas (selalu terbuka).
LPG lebih berat dari pada udara. Seal/karet valve rusak atau
ii. Tabung harus dalam keadaan hilang.
berdiri. 2. Neck ring
iii. Tabung gas tidak diperbolehkan Pemasangan valve pada neck
berhubungan langsung dengan sinar ring tidak benar (kurang
matahari atau sumber pemanasan kuat/kendor).
lainnya. 3. Sambungan badan tabung
iv. Penyimpanan harus kokoh dan Las pada sambungan badan
stabil sehingga tidak akan terjatuh, tabung (jarang sekali
mengguling atau menyentuh benda terjadi).
keras. 4. Kompor/peralatan lainnya
Bila katup/tombol kompor
terbuka (pada waktu tidak
FORUM TEKNOLOGI Vol. 01 No. 2

digunakan) atau Agar diketahui bahwa LPG yang diproduksi


katup/tombol telah rusak (ini di kilang pengolahan tidak langsung
jarang terjadi) diterima oleh customer end user, maka ada
5. Saluran/selang karet dari jalur distribusi yang harus dilewati. Jalur
regulator ke kompor. distribusi LPG dimonitor Pertamina,
Selang karet rusak, pecah melalui sejumlah tahapan yang terjaga
atau menyambungnya tidak quality control-nya. Monitoring Pertamina
sempurna baik yang menuju hanya sampai dengan agen LPG, sehingga
kompor atau regulator. keluar dari agen LPG yang terdaftar di
6. Regulator Pertamina bukan merupakan tanggung
Regulator rusak jawab PT. Pertamina (Persero), sehingga
terjadi oplosan atau suntikan pada LPG
sampai di agen akan ketahuan.

Gambar III.9. Sistem suplai dan distribusi LPG Pertamina (sumber : Buku Pintar Petunjuk
Aman Penggunaan Elpiji 3 Kg Pertamina)

Waspadai terhadap kegiatan suntik atau IV. KESIMPULAN DAN SARAN


oplos LPG dari LPG 3 kg ke LPG 12 kg IV.1. Kesimpulan
yang mempunyai ciri ciri : 1. Sifat dan karakteristik minyak tanah
1. Mobil yang membawa tabung 3 kg dan LPG memang berbeda dilihat dari
banyak mondar mandir ke gudang specific gravity/ density-nya lebih
2. Muncul bau tidak sedap akibat LPG ringan LPG daripada minyak tanah
yang disuntikkan sehingga menunjukkan bahwa LPG
3. Ada mobil yang membawa es balok selain berwujud gas serta mudah dan
yang banyak, dengan tujuan sebagai cepat menyebar ke segala arah jika
pendingin agar gas bisa mengalir dari ada kebocoran, minyak tanah bersifat
tabung 3 kg ke 12 kg cair namun mempunyai kekurangan
yaitu menimbulkan asap jelaga,
sedangkan LPG relatif bersih. Dilihat
dari daya pemansan LPG lebih panas
FORUM TEKNOLOGI Vol. 01 No. 2

yaitu 11. 255 kcal/kg dan minyak kebocoran gas tidak terjebak dalam
tanah hanya 11.479 kcal/kg satu ruangan.
2. Tata cara penggunaan dan
perawatannya LPG dibanding minyak IV.2. Saran
tanah, LPG lebih bersifat bersih pada 1. Adanya perbedaan sifat dan
peralatannya, tetapi peralatannya karakteristik dari LPG dengan minyak
perlu dibersihkan secara berkala agar tanah, maka perlu diadakan pelatihan
tidak ada kebocoran, begitu juga yang komprehensif serta disertai
minyak tanah agar tidak terjadi jelaga dengan alat peraga yang sesuai
maka perlu juga dibersihkan secara dengan standar
berkala. Penempatan kompor LPG 2. Perlu pengawasan dari pihak terkait,
harus diatas tabung karena sifat gas terutama pada peralatan paket
yang bergerak ke atas, berbeda perdana konversi minyak tanah ke
dengan kompor minya tanah yang LPG ini, agar tidak terjadi lagi
sudah satu sistem. Penempatan kecelakaan akibat kebocoran gas LPG
kompor LPG dan tabungnya harus ini.
mempunyai ventilasi, jika terjadi

Daftar Pustaka
1. Dyroff G.V., Manual on Significance of Test for Petroleum Product, 5th
Edition, West Conshohocken, 2000
2. Salvatore J. Rand, Significance of Tests for Petroleum Products, Seventh
Edition, ASTM International, West Conshohocken, 2003
3. James G. Speight, Handbook of Petroleum Product Analysis, John Wiley &
Sons, Inc, New Jersey, 2002
4. Hobson G. D., Modern Petroleum Technology, Part 2, 5th Edition, John Wiley
& Son, London, 1984.
5. Virgil B. Guthrie, Petroleum Products Handrook, First Edition, Mcgraw-hill
Book Company, Inc., New York, 1960.
6. Annual Book ASTM, Petroleum Product and Lubricant, Volume 05.01; 05.02;
05.03, West Conshohocken, 2000.
7. Pertamina, Buku Pintar Petunjuk Aman Penggunaan Elpiji 3 Kg Pertamina,
Jakarta, 2007.
8. Leaflet / Brosur Pertamina.

Anda mungkin juga menyukai