• Manfaat langsung (dalam pengertian cepat dan bersifat tangible), yaitu membentuk
keindahan dan kenyamanan (teduh, segar, sejuk) dan mendapatkan bahan-bahan untuk
• Manfaat tidak langsung (berjangka panjang dan bersifat intangible), yaitu pembersih udara
yang sangat efektif, pemeliharaan akan kelangsungan persediaan air tanah, pelestarian
fungsi lingkungan beserta segala isi flora dan fauna yang ada (konservasi hayati atau
keanekaragaman hayati).
Tipologi Ruang Terbuka Hijau
Pembagian jenis-
jenis RTH yang
ada sesuai
dengan tipologi
RTH
Secara fisik RTH dapat dibedakan:
• RTH alami berupa habitat liar alami, kawasan
Dilihat dari fungsi RTH dapat berfungsi :
lindung dan taman-taman nasional • Ekologis
• RTH non alami atau binaan seperti taman, • sosial budaya,
lapangan olahraga, pemakaman atau jalur-jaur • estetika, dan ekonomi.
hijau jalan.
6
5 RTH produktif.
perkuburan, pekarangan
4
jalur hijau kota,
3
2
lapangan O.R,
1
taman kota,
Pendekatan Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan
Fungsinya
6 Pengendalian Bahaya-Bahaya Lingkungan
4
Pengendalian Suhu Udara Perkotaan
3
Pengamanan Lingkungan Hidrologis
2
Pengendalian Gas Berbahaya dari Kendaraan Bermotor
Hutan kota
berstrata
banyak
3) Sabuk Hijau
• Sabuk hijau berfungsi sebagai daerah penyangga atau perbatasan
antara dua kota
• sabuk hijau dapat menjadi RTH bagi kedua kota atau lebih
tersebut.
• Sabuk hijau dimaksudkan sebagai kawasan lindung dengan
pemanfaatan terbatas dengan pemanfaatan utamanya adalah
sebagai penyaring alami udara bagi kota-kota yang berbatasan
tersebut.
4) RTH Jalur Hijau Jalan
• Taman Pulau Jalan dan Median Jalan selain berfungsi sebagai RTH, juga dapat
dimanfaatkan untuk fungsi lain seperti sebagai pembentuk arsitektur kota.
• Jalur tanaman tepi jalan atau pulau jalan selain sebagai wilayah konservasi air, juga dapat
dimanfaatkan untuk keindahan/estetika kota.
• Median jalan dapat dimanfaatkan sebagai penahan debu dan keindahan kota.
5) RTH Jalur Pejalan Kaki
• RTH jalur pejalan kaki dapat dimanfaatkan sebagai fasilitas untuk memungkinkan terjadinya interaksi sosial baik pasif maupun
aktif serta memberi kesempatan untuk duduk dan melihat pejalan kaki lainnya.
• Manffat:
– Sebagai penyeimbang temperatur,
– kelembaban,
– tekstur bawah kaki, vegetasi, emisi kendaraan,
– vegetasi yang mengeluarkan bau, sampah yang bau dan terbengkalai,
– faktor audial (suara) dan faktor visual.
6) RTH di Bawah Jalan Layang
• RTH di bawah jalan layang dapat dimanfaatkan sebagai:
– Daerah resapan air
– Lokasi penempatan utilitas seperti drainase, gardu listrik, dan lain-lain;
– Tempat istirahat sementara bagi pengendara sepeda motor/pejalan kaki pada saat hujan;
– Lokasi penempatan papan reklame secara terbatas.
RTH fungsi Tertentu
a. Jalur Hijau Sempadan Rel Kereta Api
RTH/jalur hijau sempadan rel kereta api dapat dimanfaatkan
sebagai pengamanan terhadap jalur lalu lintas kereta api.
b. Jalur Hijau Jaringan Listrik Tegangan Tinggi
Jaringan listrik tegangan tinggi sangat berbahaya bagi
manusia, sehingga RTH pada kawasan ini dimanfaatkan
sebagai pengaman listrik tegangan tinggi dan kawasan jalur
hijau dibebaskan dari berbagai kegiatan masyarakat
c. RTH Sempadan Sungai
Pemanfaatan daerah sempadan sungai yang berfungsi budi daya dapat dilakukan oleh
masyarakat untuk kegiatan-kegiatan:
• Pada jaman Mesir Kuno, ruang terbuka hijau ditata dalam bentuk taman-
taman atau kebun yang tertutup The Temple of Aman Karnak, dan
taman-taman perumahan.
• Bangsa Yunani dan Romawi mengembangkan Agora, Forum, Moseleum
dan berbagai ruang kota untuk memberi kesenangan bagi masyarakatnya
dan sekaligus lambang kebesaran dari pemimpin yang berkuasa saat itu.
• Taman kota skala besar dan dapat disebut sebagai pemikiran awal
tentang sistem ruang terbuka kota. Central Park New York oleh Frederick
Law Olmested dan Calvert Voux melahirkan profesi Arsitektur Lansekap
yang kemudian mengembang dan mendunia.
Kondisi Ruang Terbuka Hijau Kota-Kota
Besar