MESODERM
Kelompok 2 :
Mardani (18062030100)
Maulinda Yani (18062030100)
Samsuar (18062030100)
Siti Zuhra (1806203010015)
Organogenesis adalah suatu proses pembentukan
organ yang berasal dari 3 lapisan germinal embrio
yang telah terbentuk terlebih dahulu pada tahap
gastrulasi. Salah satu lapisan germinal tersebut adalah
mesoderm.
Lapisan mesoderm akan membentuk notokord,
sistem rangka, sistem otot, lapisan otot lambung dan
usus, sistem ekskresi, sistem sirkulasi dan limfatik,
sistem reproduktif (kecuali sel-sel germinal), dermis
kulit, pelapis rongga tubuh, dan korteks adrenal.
A. Mesoderm Aksial
Mesoderm aksial (Chordamesoderm) akan
menghasilkan notochord. Notocord pada vertebrata
bersifat temporer. Pada nantinya notocord akan
menghilang, didistribusi oleh columna vertebralis.
B. Mesoderm Kepala
Mesoderm kepala, akan membentuk tengkorak,
dentin, sclera, jaringat ikat kepala dan otot-otot
wajah.
Pada manusia terbentuk tiga sistem ginjal yang berbeda, agak saling
tumpang tindih, dengan urutan dari kranial ke kaudal selama
kehidupan dalam kandungan, yaitu: pronefros, mesonefros dan
metanefros.
Pada mudigah manusia, pronefros digambarkan oleh 7-10 kelompok
sel padat di daerah leher. Kelompok-kelompok yang pertama
membentuk nefrotom vestigium yang menghilang sebelum nefrotom
yang di sebelah kaudalnya terbentuk, dan pada akhir minggu ke-4,
semua tanda sistem pronefros telah menghilang.
Nefrotom membentuk pronefros, yang terdiri dari nefrostom yang
berhubungan dengan coelom, tubulus pronefros, dan duktus pronefros yang
berjalan ke arah posterior. Bagian anterior mesoderm intermedier bersegmen,
tetapi bagian posteriornya bersatu membentuk jaringan nefrogenik. Pada
embrio amniota pronefros sangat vestigial dan segera berdegenerasi.
Pada umur embrio yang lebih tua, jaringan nefrogenik di sebelah posterior
pronefros akan membentuk mesonefros yang terdiri dari: tubulus-tubulus
mesonefros yang akan bermuara di dalam duktus pronefros bagian posterior
yang disebut duktus mesonefros (saluran Wolff), dan kapsula yang akan
diisi oleh glomerulus.
Jika gagal mencapai garis genital, maka gonad tidak akan terbentuk. Oleh
karena itu sel germinal primordial memiliki pengaruh induktif pada
perkembangan gonad menjadi ovarium atau testis. Segera sebelum dan selama
kedatangan sel germinal primordial, epitel garis genital berproliferasi dan sel
epitel melakukan penetrasi mesenkim, membentuk sejumlah primitif sex cord.
Pada embrio wanita dengan sex kromosom XX dan tanpa kromosom Y,
primitif sex cord memisahkan diri dengan kelompok sel. Permukaan epitel
gonad perempuan, tidak seperti pada laki-laki, terus berproliferasi. Pada
minggu ke-7, primitif sex cord membentuk generasi kedua yaitu cortocal
cords yang memasuki lapisan dalam mesenkim tetapi masih dekat dengan
permukaan. Pada bulan ke-4, cortical cords berubah menjadi kelompok sel
terisolasi, yang masing-masing mengelilingi satu atau lebih sel germinal
primitif. Sel germinal selanjutnya berkembang menjadi oogenia.
Pada awalnya embrio laki-laki maupun perempuan memiliki dua pasang
duktus genital: duktus mesonefrikus (Wolffian) dan duktus para
mesonefrikus (mullerian). Duktus paramesonefrikus muncul sebagai
invaginasi longitudinal epitel diatas permukaan anterolateral daerah
urogenital. Pada bagian atas duktus terbuka ke dalam kavum abdomen
dengan struktur menyerupai corong. Pada garis tengah menempel
dengan duktus paramesonefrikus dari bagian samping. Dua duktus pada
mulanya dipisahkan oleh septum tetapi kemudian berfusi menjadi
saluran uterus.