Anda di halaman 1dari 20

Gizi Darurat

By Rosi Novita
Pendahuluan
Latar Belakang Kerangka
Kesiapsiagaan
tindakan
kerja aksi
untuk
Indonesia Hyogo tahun
meningkatkan
merupakan 2005-2015
kapasitas
negara Perubahan ‘pendekatan
tenaga
dengan paradigma pengurangan
kesehatan
kondisi manajemen bencana
dengan
geografis penanggulan secara
kegiatan yang
dan sosial gan Bencana sitematik
diperlukan
yang rawan dalam
agar siap untuk
bencana kesiapsiagaan
merespon jika
menghadapi
terjadi
bencana
bencana
Lanjut …. Upaya
Keberhasilan Selama penaganan
penanggulan tahun gizi darurat
gan krisis 2006-2009 dimulai sejak
kesehatan terjadi sebelum Indonesia
akibat ekskalasi terjadinya merupakan
bencana jumlah bencana negara
ditentukan korban dan dilakukan dengan risiko
oleh kesiapan kejadian melalui bencana yang
masing bencana pembekalan cukup tinggi
masing unit mengenai gizi
kesehatan darurat
Bencana adalah
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
manusia disebabkan oleh faktor alam dan atau faktor
non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban kiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan
dampak psikologis
Kelompok rentan
Sekelompok orang yang membutuhkan penanganan
khusus dalam pemenuhan kebutuhan dasar seperti
bayi balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan lanjut usia
baik fisik normal maupun cacat
Makanan tambahan
Makanan bergizi sebagai tambahan selain makanan
utama bagi kelompok sasaran guna memenuhi
kebutuhan gizi
Makanan tambahan bagi balita
Makanan tambahan yang diperuntukkan bagi balita
usia 24-59 bulan dengan kandungan gizi sekitar 1/3
dari angka kecukupan Gizi (AKG) yaitu energi 350-400
kkal dan 12-15 protein per hari makan
Keadaan serius
Keadaan yang ditandai dengan prevalensi gizi balita
kurus lebih besar atau sama dengan15% atau 10-14,9
dan disertai dengan faktor penyulit
Blanket suppelemntary feeding
Makanan tambahan yang diberikan kepda semua
kelompok rentan terutama balita dan ibu hamil yng
diberikan pada keadaan gawat (serious situation)
Keadan beresiko
Keadaan yang ditamdai dengan prevalensi gizi balita
kurus lebih besar atau sama dengan 10-14,9 atau 5-9,9
dengan faktor penyulit.
Targetted supplemntary feeding
Makanan tambahan yang diberikan kepada kelompok
rentan kurang gizi terytama balita kurus dan ibu
hamil beresiko KEK dengan LILA <23,5 cm yang
diberikan dalam keadaan kritis
Faktor penyulit
Rerata asupan makanan kurang dari 2100 kkal/hari
Angka kematian kasar >1 per 10.000/hari
Angka kematian balita >2 per 10.000/hari
Terdapat kejadian luar biasa
Peningkatan kasus ISPA dan diare
Situasi keadaan bencana
1. Siaga darurat
Suatu keadaan potensi terjadinya bencana yang
ditandai dengan adanya pengungsi dan pergerakan
sumberdaya.
2. Tanggap darurat, terbagi dua awal dan
lanjut
Kegiatan tanggap darurat awalnya terbagi dua yaitu:
a. Fase I tanggap Darurat Awal
ditandai sebagai berikut, korban bencan berada
dalam pengunsian atau belum dan petugas belum
mengidentifikasi korban secara lemgkap, bantuan
pangan sudah mulai berdatangan dan adanya
penyelenggaraan dapaur umum bila diperlukan
Pada Fase ini kegiatan yang dilakukan
adalah
Memberikan makanan yang berujuan agar pengungsi
tidak lapar dan dapat mempertahankan status gizinya
Mengawasi pendistribusian bantuan bahan makanan
Menganalisa hasil Rapid Health Asessmen
(penyelenggaran makanan pada fase ini dengan
mepertimbangkan hasil analisa dan standart ransum)
Ransum
Bantuan bahan makanan yang memastikan korban
bencana mendapat asupan energi, protein dan lemak
untuk mempertahankan hidup (Dry ration dan wet
ration)
Prioritas menggunakan garam beryodium dan
minyak goreng yang difortifikasi vitamin A
Fase II tanggap darurat Awal
Kegiatannya adalah:
* menghitung kebutuhan gizi
*pengelolaan penyelenggaraan dapur umum
Tanggap darurat lanjut
Kegiatannya
* analisis faktor penyulit berdasarkan RHA
*Pengumpulan data antropomentri
Kegiatan penanganan gizi pada situasi
bencana
Perhitungan kebutuhan ransum
Penyusunan menu 2100 kkal, 50 grb protein dan 40 gr
lemak
Penyusunan menu untuk kelompok rentan
Pendampingan penyelenggaraan makanan
Pengawasan logistik
Pelaksanaan survei gizi
Konseling gizi
Suplementasi zat gizi mikro
Sekian
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai