Anda di halaman 1dari 87

DISUSUN OLEH :

YULIA WIRNA
KELAS : X.6
Hewan Invertebrata adalah hewan yang tidak bertulang
belakang, serta memiliki struktur morfologi dan anatomi
lebih sederhana dibandingkan dengan kelompok hewan
bertulang punggung/belakang, juga sistem pencernaan,
pernapasan dan peredaran darah lebih sederhana
dibandingkan hewan vertebrata.
CONTOH :
HEWAN DIKELOMPOKKAN
BERDASARKAN KRITERIA :
TIPE SIMETRI
TIPE SELOM
Filum ke 1

Filum Porifera
(Hewan berPori)

Biologi : Invertebrata
1. PORIFERA
Porifera adalah binatang atau hewan berpori karena tubuhnya
berpori-pori mirip spon dengan bintang karakter terkenal
spongebob squarepants hidup di air dengan memakanmakanan dari
air yang disaring oleh organ tubuhnya. Contohnya : bunga karang,
spons, grantia.
Struktur Tubuh Porifera
PENCERNAAN MAKANAN
KLASIFIKASI :

Kelas Calcarea Kelas Hexatinellida Kelas Demospongiae

Leucosolenia Hyalonema Cliona


PERAN :
Secara ekonomis, Porifera tidak mempunyai arti
penting. Hewan Demospongia yang hidup di laut
dangkal dapat dimanfaatkan oleh manusia,
misalnya spons untuk mandi dan pembersih kaca
Zat kimia yang dikeluarkanmemiliki potensi
sebagai obat penyakit kanker.
Filum ke 2

Filum Coelenterata
(Hewan berRongga)

Biologi : Invertebrata
Coelenterata berasal dari kata KOILOS = rongga tubuh atau selom dan
ENTERON = usus. Jadi COELENTERON artinya rongga yang berfungsi
sebagai usus. Coelenterata hidupnya di perairan laut maupun air tawar,
contoh hydra.
1. Hewan bersel banyak (multiseluler)
2. Tubuh radial simetris (2 lapis sel), ektoderm dan
endoderm. Diantaranya ada rongga (mesoglea)
3. Bentuk seperti tabung (polip) dan seperti mangkok
(medusa)
4. Di atas tubuh terdapat mulut dan tentakel untuk
menangkap mangsa dan bergerak. Tentakel punya sel
racun (knidoblast) atau sel penyengat (nematosis)
5. Punya rongga gastrovaskuler untuk pencernaan
6. Sistem pernapasan dengan cara difusi (seluruh
permukaan tubuh), kecuali Anthozoa dan Sifonoglia
7. Sistem saraf difus (baur)
8. Mengalami metagenesis (pergiliran keturunan),
vegetatif pada fase polip dan generatif pada fase
medusa
1.POLIP
Umumnya hidup soliter (sendiri), tapi ada pula yang
memben-tuk koloni. Melekat pada dasar perairan, tidak
dapat bergerak bebas. Tubuh atas membesar, di alamnya
terdapat rongga gastrovaskuler yang fungsinya sebagai
usus. Di bagian atas terdapat mulut dan tentakel untuk
menangkap mangsa. Polip merupakan fase vegetatif
pada coelenterata

2. MEDUSA
Fase medusa merupakan fase
generatif (seksual), dimana pada
fase ini mengha-silkan sel telur dan
sel sperma. Medusa dapat
melepaskan diri dari induk dan
berenang bebas di perairan.
Bentuknya seperti payung dan punya
tentakel yang melambai-lambai. Kita
biasa menamakannya dengan ubur-
ubur
Coelenterata hidup di perairan yang jernih yang
mengandung partikel-pertikel organik, plankton
atau hewan-hewan kecil. Jika terdapat hewan kecil,
misal jentik nyamuk menempel pada tentakel dan
menge-nai sel knidoblast, maka sel tersebut
mengeluarkan racun. Jentik akan lemas lalu
tentakel membawanya ke mulut.

Di bawah mulut terdapat kerong-


kongan pendek lalu masuk ke
rongga gastrovaskuler untuk
dicerna secara ekstraseluler (luar
sel). Sel-sel endoderma menyerap
sari-sari makanan. Sisa-sisa
makanan akan dimuntahkan
melalui mulut.
Ada 2 cara perkembangbiakan, yaitu :
aseksual (vegetatif ) dan seksual (generatif)
1. ASEKSUAL (VEGETATIF)
Dilakukan dengan membentuk kuncup pada
kaki pada fase polip. Makin lama makin
besar, lalu membentuk tentakel. Kuncup
tumbuh disekitar kaki sampai besar hingga
induknya membuat kuncup baru. Semakin
banyak lalu menjadi koloni

2. SEKSUAL (GENERATIF)
Dilakukan dengan peleburan sel sperma dengan sel ovum (telur)
yang terjadi pada fase medusa. Letak testis di dekat tentakel
sedangkan ovarium dekat kaki. Sperma masak dikeluarkan lalu
berenang hingga menuju ovum. Ovum yang dibuahi akan
membentuk zigot. Mula-mula zigot tumbuh di ovarium hingga
menjadi larva. Larva bersilia (planula) berenang meninggalkan
induk dan membentuk polip di dasar perairan.
Coelenterata dibedakan menjadi 4 kelas, yaitu : Hydrozoa, Scyphozoa,
Anthozoa dan Ctenophora

1. HYDROZOA
Hydrozoa berasal dari kata hydra, artinya hewan yang bentuknya seperti ular.
Umumnya hidup soliter atau berkoloni. Soliter berbentuk polip dan yang berkoloni
berbentuk polip dan medusa. Contoh : Hydra, Obelia dan Physalia

a. Hydra
Hidup di air tawar secara soliter. Makanannya jentik-jentik
nyamuk. Bereproduksi secara aseksual dan seksual

b.Obelia
Hidup di air laut secara koloni.
Sebagian besar waktu hidupnya
sebagai koloni polip. Bagian polip
yang berfungsi dalam hal makan
disebut hidrant, sedang fase
seksual (medusa) disebut
gonangium
2. Scyphozoa
Berasal dari kata scyphos =
mangkok
Memiliki bentuk dominan medusa.
Polip bagian atas akan membentuk
medusa lalu lepas melayang di air.
Medusa akan melakukan kawin dan
membentuk planula sebagai calon
polip. Contoh : Aurelia aurita (ubur-
ubur)
3. Anthozoa
Berasal dari kata anthos = bunga. Hidup di laut bentuk
polip, tidak punya fase medusa. Polip bereproduksi secara
aseksual dengan tunas, pembelahan dan fragmentasi.
Reproduksi seksual dengan fertilisasi yang menghasilkan
zigot lalu menjadi planula. Contoh : <>Anemon laut :
Metridium marginatum, Utricina crasicaris. <>Karang
laut : Astrangia denae, Tubiphora musica
1. Sebagai bahan makanan, contoh : ubur-ubur
2. Anemon laut/mawar laut sebagai hiasan di
bawah laut atau akuarium air laut.
3. Terumbu karang yang bagus dan eksotik bisa
menarik wisatawan berkunjung untuk wisata
laut dengan menyelam, contoh : Taman Laut
Bunaken
4. Terumbu karang
juga berfungsi
sebagai tempat
berkembang
biak ikan-ikan
laut dan tempat
berlindung
satwa laut
lainnya
Filum ke 3

Filum Platyhelminthes
(Cacing Pipih)

Biologi : Invertebrata
Klasifikasi Filum Platyhelminthes

Klasifikasi didasarkan pada cara hidup dan struktur tubuh yang


dimiliki:
 Ada 3 Kelas, yaitu :
 Turbellaria—diwakili oleh planaria (hidup bebas)
 Trematoda—diwakili oleh cacing hisap (parasit)
 Cestoda—diwakili oleh cacing pita (parasit)
Kelas Turbellaria / Cacing Berambut
Getar
Contohnya Planaria (Dugesia sp)
 Memiliki silia sebagai alat bantu bergerak
 Merupakan cacing pipih yang hidup secara bebas/tidak parasit.
 Habitat di air tawar (kolam, danau atau sungai yang bersih)
 Pemakan sisa-sisa makhluk hidup yang sudah mati
 Bernafas melalui difusi pada permukaan tubuhnya
 Hermaprodit
 Reproduksi melalui :
1. Seksual
2. Aseksual (fragmentasi)
Struktur Tubuh Planaria
Faring Mulut

Saluran
pencernaan

Aurikel

Bintik mata

Ganglion Tali spinal

 Mulut —tempat masuknya makanan, terletak di bagian ventral. Pada mulut, terdapat
saluran yang dapat dijulurkan yang disebut faring untuk menyedot makanan.
 Saluran pencernaan —mencerna makanan
 Bintik Mata —alat indera digunakan untuk mendeteksi cahaya (planaria menyukai
gelap)
 Aurikel —organ penciuman
 Protonephridia— yaitu saluran yang menghubungkan pori-pori dengan sel api sebagai
organ eskresi
ORGAN ESKRESI PLANARIA
STRUKTUR REPRODUKSI
PLANARIA

Pada suatu waktu, planaria


dapat menghasilkan 2 mcam
gamet. Namun kedua gamet
tidak pernah saling
membuahi.
KELAS TREMATODA / CACING HISAP
 Contohnya cacing hati (Fasciola hepatica dan
Clonorchis sp)
 Merupakan cacing parasit (parasit internal); cacing hati dapat
menginfeksi manusia.
 Memiliki alat penghisap pada bagian mulutnya, berfungsi
menempelkan cacing hati pada inangnya untuk mendapatkan
makanan.
 Bersifat hermaprodit; tubuh dilengkapi organ reproduksi yang
dapat menghasilkan 2 macam gamet
Struktur Tubuh

Clonorchis

Genital pore
Uterus
Yolk glands
Ovary
Seminal receptacle
Testes
Siklus Hidup Clonorchis
Zygot – Larva Myrasidium – Sporokis– Redia – Sercaria – Metacercaria – Cacing Dewasa

1. Telur dilepaskan bersamaan dengan


kotoran dari penderita
2. Telur akan berkembang menjadi larva
mirasidium dan masuk ke inang
perantara 1, biasanya adalah siput
3. Di tubuh siput, larva myrasidium akan
bermetamorfosis menjadi sporosit
4. Sporosit ini mengandung banyak
kantung embrio, yang akan tumbuh
menjadi Redia
5. Redia akan tumbuh dan mengandung
embrio yang akan berkembang menjadi
Sercaria
6. Sercaria yang dihasilkan akan berpindah
inang ke inang perantara 2, biasanya ikan
7. Pada tubuh ikan, metaserkaria akan
membentuk kista.
8. Ikan yang terinfeksi di makan oleh
manusia, maka kista akan berkembang
menjadi cacing ati dewasa.
Siklus Hidup Fasciola Hepatica
Zygot – Larva Myrasidium – Sporosit – Redia – Sercaria – Metacercaria – Cacing Dewasa
1. Telur dilepaskan bersamaan dengan
kotoran dari penderita
2. Telur akan berkembang menjadi
larva mirasidium dan masuk ke
inang perantara 1, biasanya adalah
siput
3. Di tubuh siput, larva myrasidium
akan bermetamorfosis menjadi
sporosit
4. Sporosit ini mengandung banyak
kantung embrio, yang akan tumbuh
menjadi Redia
5. Redia akan tumbuh dan
mengandung embrio yang akan
berkembang menjadi Sercaria
6. Sercaria yang dihasilkan akan
berpindah menempel pada
tumbuhan air membentuk kista
metasercaria
7. Tumbuhan yang mengandung kista
di makan oleh domba, maka kista
akan berkembang menjadi cacing
hati dewasa.
Kelas Cestoda

 Contohnya cacing pita (Taenia solium)


 Merupakan cacing pipih parasit (parasit internal); pada babi, ikan,
dan sapi dapat menginfeksi manusia.
 Tubuh pipih panjang terdiri atas kepala (scolex) dilengkapi
dengan pengait dan penghisap, berguna untuk melekat pada usus
inangnya.
 Selain scolex, tubuh disusun oleh rantai panjang yang disebut
proglotid, dimana masing-masing proglotid memiliki 2 macam
alat kelamin (hermaprodit).
 Proglotid paling ujung, mengandung telur yang matang yang siap
dikeluarkan dari inang bersama feses untuk kemudian
menginfeksi lagi.
Struktur Tubuh Taenia sp
Siklus Hidup Taenia
proglottids scolex

a Larva, yang b Manusia yang memakan


dilengkapi daging yang terinfeksi, akan
dengan scolex menyebabkan kista berkembang
akan menjadi cacing pita dewasa
berkembang
menjadi kista
pada jaringan
tubuh inang,
misal pada otot

d Di dalam telur yang telah dibuahi,


embrio berkembang menjadi larva. Sapi c Cacing pita dewasa
mungkin akan memakan telur bersama terdiri dari scolex dan
rumput dan akan menjadi inang proglotid.Proglotid pada
sementara bagi cacing pita bagian ujung
mengandung telur yang
telah dibuahi yang siap
dikeluarkan bersama
feses untuk menginfeksi
kembali
Filum ke 4

Filum Nemathelminthes
(Cacing Gilig)

Biologi : Invertebrata
Filum Nemathelminthes

Ciri Utama Yang Dimiliki :

 Tubuh simetri bilateral, bulat panjang, bagian anterior dan


posterior runcing.
 Ditemukan hampir di semua tempat – darat, air tawar, laut,
kebanyakan adalah parasit.
 Memiliki rongga tubuh semu (Pseudoselom)
 Biasanya bukan hermaprodit (1 individu jantan dan betina
terpisah – betina umumnya berukuran lebih besar).
 Saluran pencernaan sempurna-mulut sampai dengan anus.
Kelompok Nematoda
1. Ascaris Lumbricoides
CIRI :
a. PARASIT PADA USUS MANUSIA (DI
SEBUT JUGA CACING PERUT).
b. BUKAN HERMAPRODIT
c. REPRODUKSI SECARA SEKSUAL
d. CACING JANTAN LEBIH KECIL Gb. Cacing Ascaris
UKURANNYA DI BANDING DENGAN
CACING BETINA
e. MEMILIKI PANJANG BERVARIASI,
ANTARA 31 CM S.D 49 CM
f. INFEKSI CACING ASCARIS
MENYEBABKAN PENYAKIT
ASKARIASIS, UMUMNYA MENYERANG
ANAK-ANAK
g. INFEKSI MELALUI MAKANAN ATAU
MINUMAN YANG MENGANDUNG
TELUR ASCARIS
Siklus Hidup Ascaris
1. Telur yang keluar bersama feses
penderita berada di tanah/
rumput.
2. Telur ini akan masuk ke tubuh
manusia melalui tangan yang
terkontaminasi, atau debu, atau
minuman/makanan yang
terkontaminasi.
3. Telur akan masuk ke usus lalu
berkembang menjadi larva
Ascaris
4. Larva akan keluar dari usus
menusu jantung lalu ke paru-
paru dan kemudian keluar
untuk kembali ke usus. Di usus
Ascaris berkembang menjadi
dewasa untuk bereproduksi
5. Kemudian dihasilkan telur-telur
lagi
6. Telur yang dihasilkan bisa
mencapai 200 ribu buah
Bahaya Ascaris
Bila tidak segera diobati, Ascaris dapat mengakibatkan kematian
Enterobius vermicularis / Cacing Kremi
 Parasit yang menyerang anak-anak.
 Menginfeksi manusia melalui makanan yang dipegang
dengan tangan yang kotor dan terinfeksi telur cacing.
 Cacing dewasa memiliki panjang sekitar ½ inchi.
 Hidup sebagai parasit pada usus besar, dan bila bertelur akan
menuju ke anus.

Enterobius vermicularis jantan


Siklus Hidup Enterobius vermicularis
Wuchereria Bancrofti / Cacing Filaria

 Habitat utama di pembuluh limfe


 Penumpukan cacing filaria di pembuluh limfe dapat
menyebabkan penyakit kaki gajah.
 Cacing filaria menginfeksi manusia melalui perantara nyamuk
Culex yang mengigit penderita.
Penyakit Kaki Gajah
Ancylostoma duodenale ( Cacing
Tambang)
 Hidup parasit pada manusia, dengan menyerap darah dan
cairan tubuh
 Cacing menempel pada usus inang karena memiliki kait
kitin
 Reproduksi secara seksual

4 buah
kait kitin
Siklus Hidup
Ancylostoma duodenale
Filum ke 5

Filum Annelida
(Cacing Bersegmen)

Biologi : Invertebrata
Filum Annelida (Cacing Bersegmen)
Ciri Utama Yang Dimiliki :

• TUBUH MEMILIKI RUAS-RUAS /SEGMEN TUBUH YANG


JELAS
• SIMETRI BILATERAL
• TUBUH BERONGGA (MEMILIKI SELOM) BERISI CAIRAN
YANG MEMBANTU PERGERAKAN
• SISTEM ORGAN TELAH BERKEMBANG BAIK. SALURAN
PENCERNAAN LENGKAP, SISTEM PEREDARAN DARAH
TERTUTUP, DAN SISTEM SYARAF TANGGA TALI
• SECARA UMUM HIDUP BEBAS, WALAUPUN ADA YANG
BERSIFAT PARASIT EKSTERNAL PADA HEWAN DAN
MANUSIA
Struktur tubuh Annelida
Selom Annelida
Klasifikasi Annelida
Filum Annelida diklasifikasikan menjadi 3 kelas, yaitu :

 Polychaeta—cacing pasir (umumnya hidup di laut)


 Oligochaeta—cacing tanah (hidup di tanah dan air
tawar)
 Hirudinea—lintah (hidup di air tawar, bersifat
parasit)
1. Polychaeta
2. Oligochaeta / Cacing tanah
Saluran Pencernaan Cacing Tanah

Sekat selom
Faring

Mulut

Tembolok Lambung
esophagus
(penyimpan) (menghancurkan)
ANATOMI CACING TANAH (ANNELIDA)

Anus

Esophagus
Pembuluh darah
dorsal
Otak Jantung

Selom

Saluran pencernaan

Nefridium
Kantung
Mulut sperma
Pembuluh darah
ventral
Faring
Simpul syaraf

Clitellum
Reproduksi Cacing Tanah
ae
iru din
3. H

Sebelum makan

Fig. 22-15a, p.363


Setelah makan

Fig. 22-15b, p.363


Penghisap
anterior

Penghisap
posterior
Filum ke 6

Filum Mollusca
(Hewan Lunak)

Biologi : Invertebrata
Filum Mollusca
Ciri tubuh
Ciri tubuh Mollusca meliputi ukuran,
bentuk, struktur, dan fungsi tubuh.

Ukuran dan bentuk tubuh


Ukuran dan bentuk mollusca sangat
bervariasi.Misalnya siput yang
panjangnya hanya beberapa milimeter
dengan bentuk bulat telur.Namun ada
yang dengan bentuk torpedo bersayap
yang panjangnya lebih dari 18 m seperti
cum-cumi raksasa.
Klasifikasi

1. Gastropoda
Gastropoda darat terdiri dari
sepasang tentakel panjang
dan sepasang tentakel
pendek.Pada ujung tentakel
panjang terdapat mata yang
berfungsi untuk mengetahui
gelap dan terang.Sedangkan
pada tentakel pendek
berfungsi sebagai alat peraba
dan pembau.Gastropoda
akuatik bernapas dengan
insang, sedangkan
Gastropoda darat bernapas
menggunakan rongga mantel.
2. Palecypoda
Pelecypoda memiliki ciri khas, yaitu kaki berbentuk
pipih seperti kapak.Kaki Pelecypoda dapat dijulurkan
dan digunakan untuk melekat atau menggali pasir
dan lumpur.Pelecypoda ada yang hidup menetap dan
membenamkan diri di dasar perairan.Pelecypoda
mampu melekat pada bebatuan, cangkang hewan
lain, atau perahu karena mensekresikan zat perekat.
Cephalopoda
Kebanyakan Cephalopoda memiliki
organ pertahanan berupa kantong
tinta.Kantong tinta berisikan cairan
seperti tinta berwarna coklat atau hitam
yang terletak di ventral tubuhnya.Tinta
ini akan di keluarkan jika hewan ini
merasa terancam dengan cara
menyemburkannya.Cephalopoda
memiliki kaki berupa tentakel yang
berfungsi untuk menangkap
mangsanya.Cephalopoda memiliki
sistem saraf yang berpusat di kepalanya
menyerupai otak.Untuk reproduksi
hewan ini berlangsung secara
seksual.Cephalopoda memiliki organ
reproduksi berumah dua
(dioseus).Pembuahan berlangsung secra
internal dan menghasilkan telur.
Filum ke 7

Filum Arthropoda
(Hewan Kaki beruas)

Biologi : Invertebrata
Perkiraan jumlah makhluk hidup yang menghuni bumi

1. Filum Arthropoda
memiliki anggota
spesies yang paling
banyak dari filum
lainnya dalam Kingdom
Animalia.
2. Diperkirakan
sekitar 1 juta spesies
Arthropoda saat ini
masih menghuni bumi
kita.

3. Dari 3 hewan yang


kita kenal, 2
diantaranya adalah
kelompok Arthropoda
FILUM ARTHROPODA
 Sebutan bagi hewan invertebrata yang memiliki ciri utama :
a. Tubuhnya bersegmen-segmen/beruas-ruas
b. Memiliki eksoskeleton keras
c. Kaki-kakinya berbuku-buku
d. Tubuh terdiri dari kepala (caput), thorax, dan abdomen (perut)
e. Umumnya mengalami metamorfosis
Klasifikasi Arthropoda
Arthropoda diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yaitu:
1. Insecta

1. Kepala

1 2 terdapat mata, sepasang


antena, serta sepasang rahang

2. Thorax
bagian dimana terdapat 3
pasang kaki dan sayap

3. Abdomen
3
Biasanya terdapat sepasang
spirakel pada tiap ruasnya,
serta biasanya diujungnya
terdapat alat kelamin
serangga
cta
Ciri Inse

d i s e m ua
i ta t : h idup ut
1. H a b
e c u a li d i la
u l u t d engan
k
tempat, i dari : 5. M e m il iki m
b u h t e r d i r r ba g a i tipe.
2. Tu t / k e p a la be
m n y a b e rsayap
irasi
a. C a p u 6. U m u re sp
d a d a l i k i si stem
/ i
b. thorax 7. Mem
d o m e n t ra kea
c. a b n g kaki
p a sa
M e m iliki 3 pada thorax
3. g t er le t ak a mi
yan ya m en ga l
r h id u p n
4. Dautamorfosis
me
Klasifikasi Insecta

Insecta

Apterygopta Pterygota
2.
Crustacea Chepalothorax
Antena Abdomen

Telson

Kaki
renang

4 pasang kaki
untuk
berjalan
3. Arachnida
Ciri yang menonjol
1. Tubuh terdiri dari 2 bagian : a) sefalothoraks dan b) abdomen.
2. Memiliki mata 8, dan mulutnya dilengkapi oleh kalisera (catut).
3. Kaki berjumlah 4 pasang, keluar dari sefalothoraks.
Abdomen Sefalothoraks

Mata

Kelenjar
Bisa

Anus

Spineret

Kelenjar Sutra Paru-paru buku Kalisera Pedipalpus


Gbr. Spineret yang diperbesar
Klasifikasi Arachnida

Scorpion memiliki sepasang capit Dust mites are ubiquitous scavengers in Web-building spiders are
yang human dwellings but are harmless generally
khusus untuk pertahanan dan me- except most active during the
Megang mangsa. Pada ujung to those people who are allergic to daytime.
ekornya them
Terdapat alat penyengat yang sangat (colorized SEM).
beracun.

Scorpionida Acarina Aracneida


4. Myriapoda
Ciri yang menonjol
1. Tubuh terbagi menjadi banyak ruas, dengan kaki yang
keluar pada setiap ruasnya.
2. Kepala terlihat jelas, sedang dada dan abdomen tak ada.

Ruas-ruas tubuh

Kepala
Klasifikasi Myriapoda
1. CHILOPODA Mata Sisik ruas Sisik ruas kedua
pertama

Ciri Utama :
a. Memiliki sepasang kaki
pada setiap ruas tubuhnya Rahang atas

Rahang bawah
b. Merupakan karnivora
Ruas kaki Ruas kaki
Rahang dengan pertama kedua
taring berbisa
2. DIPLOPODA
Ciri Utama :
a. Memiliki dua pasang kaki
pada setiap ruas tubuhnya

b. Merupakan herbivora
c. Melindungi diri dengan
menggulung tubuhnya

Rahang
A r t hr op od a
Peranan

1. Menguntungkan 2. Merugikan
a. Membantu a. Hama tanaman
penyerbukan
b. Vektor penyakit
b. Sumber bahan
makanan/madu c. Merusak kayu
c. Menghasilkan
produk, misal sutra,
madu, dll
Filum ke 8

Filum Echinodermata
(Hewan Berduri)

Biologi : Invertebrata
FILUM ECHINODERMATA

Ada sekitar 6000 species echinodermata yang seluruhnya ada


di laut. Filum Echinodermata termasuk landak laut, bintang
ular, teripang dan bintang laut. Pada saat dewasa tubuhnya
simetri radial meskipun saat muda simetri bilateral.
Echinodermata memiliki endoskeleton terdiri dari cakram
berkapur dengan duri-duri. Echinodermata belum memiliki
otak, mempunyai sistem pembuluh air yang membentuk
kaki tabung.
Klasifikasi Echinodermata
Crinoidea
Kelas ini mencakup sekitar 600 spesies
crinoida, “lilia” laut yang berjalan
dengan rumbai-rumbai yang dapat
bergerak. Lengan-lengan bercabang
digunakan untuk menyaring makanan
serta member bentuk menyerupai
bunga atau tumbuhan.
Klasifikasi Echinodermata
Holothuroidea

Holothuroidea memiliki 1,500 spesies


teripang. Holothuroidea memiliki tubuh
berbulu memanjang dan mendapat
makanan dengan tentakel yang terletak
di sekitar mulut.
Klasifikasi Echinodermata
Echinoidea

Memiliki sekitar 950 spesies bulu babi


dan pasir dolar yang kedua-duanya
memiliki duri-duri yang mereka
gunakan untuk bergerak,
mempertahankan diri serta membuat
lubang.
Klasifikasi Echinodermata
Ophiuroidea
Ophiuroidea memiliki sekitar 2,000 spesies
bintang ular. Bintang ular memiliki cakram
dengan lima lengan yang panjang yang
membuat mereka bergerak lebih cepat.
Klasifikasi Echinodermata
Asteroidea
Asteroidea memiliki sekitar 1,500 spesies bintang laut, yang
kebanyakan memiliki tubuh yang pipih secara dorsoventral. Bintang
laut memiliki cakram pusat dengan 5 aytau kelipatan 5 lengan yang
kekar tertancap padanya. Bintang laut hidup di sepanjang pantai
berkarang memakan kerang, tiram dan bivalvia lainnya.
Tubuhnya memiliki satu sisi oral (mulut) dan aboral (atas). Duri-duri
muncul dari lempeng endoskeletal melalui kulit yang tipis. Pediselaria
mirip penjepit menjaga permukaan dari partikel kotoran. Pertukaran
udara dilakukan oleh isang kulit. Pada permukaan oral setiap lengan
memiliki sebuah jalur rongga dengan kaki tabung.
Bintang laut memasukan apaun ke dalam perutnya. Bintang laut
mengeluarkan enzim perut untuk mencerna mangsanya yang dipecah
kecil-kecil untuk dimasukkan ke dalam perut berpilorus. Sebuah usus
pendek keluar menuju sebuh anus di sisi aboral. Setiap lengan
memiliki coelom yang telah berkembang dengan baik dan berisi
sepasang kelenjar pencernaan dan kelenjar kelamin jantan atau
betina.
Sistem saraf berupa sebuah cincin pusat dengan
saraf radial di setiap lengan. Terdapat bintik mata
peka cahaya di ujung setiap lengan untuk
koordinasi meski dengan respon lambat.
Pergerakan tergantung pada sistem pembuluh air.
Air masuk dari sisi aboral melalui lempeng tapis
(madreporite), air melewati saluran batu menuju
saluran cincin dan dari saluran cincin menuju
saluran radial di setiap lengan. Saluran radial
mengisi saluran lateral yang meluas ke kaki
tabung. Kontraksi ampulla mendorong air ke
dalam kaki tabung.
Filum ke 9

Filum
Chordata

Biologi : Invertebrata
Filum Chordata
Hanya sedikit sekali anggota Filum
Chordata yang memiliki notokorda yang
tidak tergantikan dengan tulang
punggung. Lanselet dan tunikata
merupakan contoh chordata
invertebrata.

Lanselet
k at a
i
Tun

Anda mungkin juga menyukai