Anda di halaman 1dari 45

Aritmia Dalam Keperawatan

Kritis
By : Kelompok 3
OUTLINE RPS
• ARITMIA: JENIS-JENIS DAN PENATALAKSANAANNYA
• KARDIOVERSI DAN DEFIBRILASI
• ALAT PACU JANTUNG
• AV BLOCK, SVT, VT
• ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS
DEFINISI
Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama
jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau
otomatis.
JENIS-JENIS ARITMIA
1. Gangguan Pembentukan Impuls
JENIS-JENIS ARITMIA
2. Gangguan Penghantaran Impuls
a. Blok sino-atrial
b. Blok sino-ventricular
c. Blok intraventrikular
Gangguan Pembentukan Impuls
A. Aritmia Nodus Sinus
B. Aritmia Atrium
C. Aritmia Ventrikel
Aritmia Nodus Sinus
1. Sinus Bradikardi
Irama sinus yang lambat denan kecepatan kurang dari 60 denyut/menit.
Bradikardia sinus dapat juga disebabkan karena miksedema, hipotermia,
vagotoni, dan tekanan intrakarnial yang meninggi.
Aritmia Nodus Sinus
2. Sinus Takikardi
irama sinus yang lebih cepat dari 100/menit. Biasanya tidak melebihi
170/menit. Keadaan ini biasanya terjadi akibat kelainan ekstrakardial seperti
infeksi, febris, hipovolemia, gangguan gastrointestinal,anemia, penyakit paru
obstruktif kronik, hipertiroidisme. Dapat terjadi pada gagal jantung
Aritmia Nodus Sinus
3. Sinus Aritmia
Ialah kelainan irama jantung dimana irama sinus menjadi lebih
cepat pada watu inspirasi dan menjadi lambat pada waktu ekspirasi.
Aritmia Nodus Sinus
4. Sinus Arrest
Terjadi akibat kegagalan
simpul SA, setelah jedah,
simpul SA akan aktif
kembali.
Aritmia Atrium
1. Kontraksi premature atrium (Ekstrasistole Atrial)
Secara klinis ekstrasistol nodal hampir tidak dapat dibedakan
dengan ekstrasistol ventrikular ataupun ekstrasistol atrial. Pada
gambaran EKG ialah adanya irama jantung yag terdiri atas gelombang T
yang berasal dari AV node di ikuti kompleks QRS, biasanya dengan
kecepatan 50-60/menit. Pada trakikardia idionodal (AV junctional
tachycardia atau nodal tachycardia) terdapat dua macam, yaitu :
idiojunctional tachycardia dengan kecepatan denyut ventrikel 100-
140/menit, dan axtrasistolik AV junctional tachycardia dengan denyut
ventrikel 140-200/ menit.
Aritmia Atrium
2. Proksimal Takikardi Atrium
Disebut juga takikardia supra vebtrikular. Merupakan sebuah
takikardia yang berasal dari atrium atau AV node. Biasanya disebabkan
karena adanya re-entry baik di atrium, AV node atau sinus node. Pasien
yang mendapatka serangan ini merasa jantungnya berdebar cepat sekali,
gelisah, keringat dingin, dan akan merasa lemah. Kadang timbul sesak nafas
dan hipotensi. Pada pemeriksaan EKG akan terlihat gambaran seperti
ekstrasistol atrial yag berturut-turut > 6.
Terdapat sederetan denyut atrial yg timbul cepat berturut- turut dan teratur.
*Gelombang P sering tdk terlihat, Rate : 140 – 250x/mnt
Aritmia Atrium
3. Flutter Atrium
Pelepasan impuls dari fokus ectopic di atrium cepat dan teratur
➢ Rate : 250 – 350x/mnt
Aritmia Atrium
4. Fibrilasi Atrium
Pada fase ini di EKG akan tampak gelombang fibrilasi (fibrillation wave)
yag berupa gelombang yang sangat tidak teratur dan sangat cepat
dengan frekuensi 300/ menit. Pada pemeriksaan klinis akan ditemukan
irama jantung yang tidak teratur dengan bunyi jantung yang
intensitasnya juga tidak sama.
Aritmia Ventrikel
1. Kontraksi premature ventrikel
Terjadi akibat peningkatan otomatisa sel ataupun ventrikel PVC Pada
kontraksi premature ventrikel mempunyai karakter sebagai berikut :
Aritmia Ventrikel
2. Bigemini Ventrikel
Karakter:
➢ frekuensi: dapat terjadi pada frekuensi jantung berapapun, tetapi
biasanya kuranga dari 90x/menit.
➢ Gelombang p: dapat tersembunyi dalam kompleks QRS
➢ Kompleks QRS: qrs lebar dan aneh dan terdapat jeda kompensasi
lengkap.
➢ Hantaran: denyut sinus dihantarkan dari nodus sinus secara normal
namun PVC yang ulai berselang-seling pada ventrikel akan mengakibatkan
hantaran retrograde ke jaringan penyambung dan atrium.
Aritmia Ventrikel
lanjutan Bigemini Ventrikel
Irama: ireguler
Aritmia Ventrikel
3. Takikardi Ventrikel
Ialah ekstrasistole ventrikel yang timbul berturut-turut 4 atau lebih.
Diagnosis ditegakkan apabila takikardia dengan kecepatan antara 150-
250/menit, teratur, tapi sering juga sedikit tidak teratur. Pada gambaran
EKG kompleks QRS yang lebar dari 0,12 detik dan tidak ada hubungan
dengan gelombang P.
Aritmia Ventrikel
4. Fibrilasi Ventrikel
Ialah irama ventrikel yang khas dan sama sekali tidak teratur.
Pengobatan harus dilakukan secepatnya, yaitu dengan directed current
countershock dengan dosis 400 watt second.
Gangguan Penghantaran Impuls
A. Blok
B. Hantaran yang dipercepat
Blok
1. Blok SA
Impuls yg dibentuk SA node diblok pada batas simpul SA dengan
jaringan atrium di sekitarnya, shg tdk terjadi aktivitas baik di atrium
maupun ventricel
Blok
2. Blok AV
Aritmia yang terjadi karena gangguan atau interupsi aliran impuls
listrik, baik parsial maupun total, dari atrium ke ventrikel jantung
akibat abnormalitas di system kondukasi nodus atrioventricular atau
system His – Purkinje
Blok
3. Blok intraventrikular
Menunjukkan adanya gangguan konduksi di cabang kanan atau kiri sistem
konduksi, atau divisi anterior atau posterior cabang kiri. 15 Diagnosis
ditegakkan atas dasar pemeriksaan EKG dengan adanya kopleks QRS yang
memanjang lebih dari 0,11 detik dan perubahan bentuk kompleks QRS
serta adanya perubahan axis QRS. Bila cabang kiri terganggu di sebut left
bundle branch blok mempunyai gamaran EKG berupa bentuk rsR atau R
yang lebar I, aVL, V5, V6.
ETIOLOGI & FAKTOR RISIKO
1. Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard (miokarditis karena infeksi)
2. Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri koroner), misalnya iskemia
miokard, infark miokard.
3. Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin dan obat-obat anti aritmia lainnya
4. Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia)
5. Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi kerja dan irama jantung
6. Ganggguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.
7. Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis)
8. Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme)
9. Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor jantung
10. Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis sistem konduksi jantung)
MANIFESTASI KLINIS
1. Perubahan TD (hipertensi atau hipotensi), nadi mungkin tidak teratur, defisit nadi,
bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun, kulit pucat, sianosis,
berkeringat, edema; keluaran urine menurun bila curah jantung menurun berat.
2. Sinkop, pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi, perubahan
pupil.
3. Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan obat anti angina,
gelisah.
4. Nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan, bunyi nafas
tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan komplikasi pernafasan
seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena tromboembolitik
pulmonal; hemoptisis.
LANJUTAN MANIFESTASI KLINIS
5. Demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema, edema
(trombosis siferfisial); kehilangan tonus otot/ kekuatan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Elektrokardiogram (EKG)
2. Monitor halter
3. Rontgen thorax
4. Skan pencitraan miokardia
5. Elektrolit
6. Pemeriksaan obat
7. Pemeriksaan tyroid
8. Laju sedimentasi
PENATALAKSANAAN
TUJUAN TERAPI ARITMIA
1. Mengembalikan irama jantung yang normal (rhythm control)
2. Menurunkan frekuensi denyut jantung (rate control)
3. Mencegah terbentuknya bekuan darah.
TERAPI MEDIS
Obat-obat antiaritmia dibagi 4 kelas yaitu :
1) Antiaritmia Kelas 1 : Sodium Channel Blocker
— Kelas 1 A
• Quinidin : adalah obat yang digunakan dalam terapi pemeliharaan
untuk mencegah berulangnya atrial fibrilasi atau flukter.
• Procainamide : untuk ventrikel ekstra sistol atrial fibrilasi dan aritmia
yang menyertai anestesi.
• Dyspiramide : untuk SVT akut dan berulang.
TERAPI MEDIS
Kelas 1 B
• Lignocain : untuk aritmia ventrikel akibat iskemia miokard, ventrikel
takikardia.
• Mexiletine : untuk aritmia ventrikel dan VT.
— Kelas 1 C
• Flecainide : untuk ventrikel ektopik dan takikardi.

2) Antiaritmia Kelas 2 (Beta Adrenergik Blokade)


➢ Atenol, Metroprolol, Propanolol : indikasi aritmia jantung, angina pektoris
dan hipertensi.
TERAPI MEDIS
Antiaritmia Kelas 3 (Prolong Repolarisation)
➢ Amiodarone, indikasi VT, SVT berulang.
4) Antiaritmia Kelas 4 (Calsium Channel Blocker)
➢ Verapamil, indikasi Supraventrikular aritmia.
TERAPI MEKANIS
1. Kardioversi
Mencakup pemakaian arus listrik untuk menghentikan disritmia
yang memiliki kompleks GRS, biasanya merupakan prosedur elektif.
Kardioversi mencakup pemakaian arus listrik untuk menghentikan
disritmia yang memiliki kompleks QRS, biasanya merupakan
prosedur elektif. Pasien dalam keadaan sadar dan diminta
persetujuannya
TERAPI MEKANIS
2. Defibrilasi
Mencakup pemakaian arus listrik untuk menghentikan disritmia
yang memiliki kompleks GRS, biasanya merupakan prosedur elektif.
Kardioversi mencakup pemakaian arus listrik untuk menghentikan
disritmia yang memiliki kompleks QRS, biasanya merupakan
prosedur elektif. Pasien dalam keadaan sadar dan diminta
persetujuannya
Defibrilasi
Defibrilasi & Kardioversi
suatu alat untuk mendeteksi dan mengakhiri episode takikardi ventrikel
yang mengancam jiwa atau pada pasien yang resiko mengalami fibrilasi
ventrikel.

https://youtu.be/uwInSybCRsw
Alat Pacu Jantung
Pacemaker adalah alat pacu detak jantung dan langsung mengontrol detak
jantung. Kontraksi jantung (cardiac) otot pada manusia , alat mekanis yang
disebut alat pacu jantung buatan (atau hanya "alat pacu jantung") dapat
digunakan setelah kerusakan pada sistem konduksi intrinsik tubuh untuk
menghasilkan impuls sintetis
Alat Pacu Jantung
Fungsi pacemaker yaitu :
1. Mempercepat irama jantung yang lambat
2. Membantu mengendalikan irama jantung abnormal atau cepat.
3. Pastikan kontrak ventrikel normal jika atrium yang bergetar bukan pemukulan
dengan irama normal (kondisi yang disebut atrial fibrilasi )
4. Mengkoordinasikan sinyal listrik antara bilik atas dan bawah dari jantung
5. Mengkoordinasikan sinyal listrik antara ventrikel. Alat pacu jantung yang
melakukan ini disebut terapi sinkronisasi jantung (CRT) perangkat. perangkat
CRT digunakan untuk mengobati gagal jantung
Alat Pacu Jantung
6. Mencegah aritmia berbahaya yang disebabkan oleh kelainan yang disebut
sindrom QT panjang
7. Alat pacu jantung juga dapat memonitor dan merekam aktivitas listrik
jantung Anda dan irama jantung
8. Alat pacu jantung baru dapat memonitor suhu darah, kecepatan napas, dan
faktor lain dan menyesuaikan detak jantung Anda untuk perubahan dalam
aktivitas Anda.
Klasifikasi
Single Chamber Pacemaker Dual chamber pacemaker
Klasifikasi Bagian Pacemaker
Biventricular pacemaker
Asuhan Keperawatan Kritis
1. Pengkajian Keperawatan Kritis
Pengkajian persistem:
a.B1: Breath : Sesak nafas, apnea, eupnea, takipnea.
b.B2: Blood : Denyut nadi lemah, nadi cepat, teratur/tidak teratur, EKG
Aritmia, Suara jantung bisa tidak terdengar pada
c.B3: Brain : Menurun atau hillangnya kesadaran, gelisah, disorientasi
waktu, tempat dan orang.
Asuhan Keperawatan Kritis
d. B4: Bladder : Produksi urine menurun, warna urine lebih pekat dari
biasanya, oliguria, anuria.
e. B5: bowel : Konstipasi
f. B6: Bone: Perfusi dingin basah pucat, CRT > 2 detik, diaforesis,
kelemahan.
Asuhan Keperawatan Kritis
Keluhan Utama:
1)Kualitas Nyeri Dada : seperti terbakar, tercekik, rasa menyesakkan nafas atau
seperti tertindih barang berat.
2)Lokasi dan radiasi : retrosternal dan prekordial kiri, radiasi menurun ke
lengan kiri bawah dan pipi, dagu, gigi, daerah epigastrik dan punggung.
3)Faktor pencetus : mungkin terjadi saat istirahat atau selama kegiatan.
Lamanya dan faktor-faktor yang meringankan : berlangsung lama, berakhir
lebih dari 20 menit, tidak menurun dengan istirahat, perubahan posisi ataupun
minum Nitrogliserin.
Asuhan Keperawatan Kritis

4) Tanda dan gejala : Cemas, gelisah, lemah sehubungan dengan keringatan,


dispnea, pening,
5) tanda-tanda respon vasomotor meliputi : mual, muntah, pingsan, kulit dingin
dan lembab, cekukan dan stres gastrointestinal, suhu menurun..
Asuhan Keperawatan Kritis
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b.d Agen pencedera fisiologis
b. Penurunan curah jantung b.d perubahan kontraktilitas
c. Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan aliran arteri
d. Intoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan antar suplai dan
kebutuhan oksigen
e. Risiko syok b.d hipotensi

Anda mungkin juga menyukai