Anda di halaman 1dari 51

MERANCANG

SISTEMATIKA
PENELITIAN

SUSI HARTATI
SISTIMATIKA PENELITIAN

ORIGINAL LITERATURE
RESEARCH REVIEW
Sistematika Penelitian:

PENELITIAN KUANTITATIF

1. Pendahuluan
2. Tinjauan Pustaka
3. Metodologi Penelitian
4. Hasil Penelitian
5. Pembahasan
6. Kesimpulan
STEP PENELITIAN KUANTITATIF
(Pamungkas & Usman, 2017)

1. Fase Konseptual   
• Langkah awal dalam penelitian jenis kuantitatif didasarkan pada elemen konseptual teori yang
sesuai. Tehnik yang perlu dilakukan dalam tahap ini untuk memperkuat konseptual penelitian
dengan banyak membaca dan mencari ide atau fenomena yang terjadi. Dalam tahap ini seorang
peneliti seharusnya memiliki penalaran deduktif, dan landasan pemikiran yang bagus dalam
penelitian sebelumnya sehingga menghasilkan topik yang menarik 
2. Fase pembuatan desain penelitian dan penyusunan rencana 
• Desain penelitian menjadi salah satu yang penting dan tidak boleh terjadi kesalahan dalam
pemilihannya karena desain penelitian ini nanti akan dijadikan acuan dalam menyusun intervensi
atau program dalam penelitian khususnya pada penelitian eksperimental. Setelah desain
penelitian sudah fix, peneliti perlu mengidentifikasi populasi penelitian dengan tehnik pengambilan
sampel yang tepat sehingga bisa mewakili jumlah populasi yang ada.
• Metode pengukuran variabel penelitian adalah salah satu yang perlu menjadi perhatian dalam
penelitian kuantitatif. Metode yang salah dalam melakukan pengukuran akan mempengaruhi hasil
penelitian dan menyebabkan terjadinya bias dalam penelitian sehingga perlu cara yang tepat
dalam melakukan pengukuran variabel penelitian..
3. Fase Empiris 
• Pada fase ini, proses pengumpulan data di lakukan untuk mengumpulkan data
hasil penelitian. Setelah data telah terkumpul seluruhnya, persiapan dalam
analisis data perlu di lakukan sehingga analisis tersebut tepat. “coding”
merupakan satu step dalam fase empiris, yaitu proses mengubah data dalam
verbal menjadi bentuk nomor.
4. Fase Analisis 
• Pada riset kuantitatif, analisa data melalui uji statistik secara simpel ataupun
kompleks sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan dan biasanya
dilakukan dengan bantuan komputer.
• Interpretasi data melibatkan hasil penelitian serta implikasinya dalam
keperawatan. Pada tahap ini, menjelaskan temuan dihubungkan dengan teori,
dan pengalaman-klinis. Selain itu interpretasi juga menjelaskan bagaimana
fakta (evidence) tersebut dapat digunakan dalam praktik keperawatan serta
penelitian lanjutan.
5. Fase Desiminasi
• Sebuah hasil penelitian tidak dapat memberikan
kontribusi yang baik untuk praktik keperawatan jika
hasilnya tidak disebarluaskan. Sehingga rangkuman
hasil penelitian tersebut perlu dilakukan untuk
menyebarkan informasi ataupun melalui konferensi.
• Laporan hasil penelitian dapat dibuat dalam bentuk
artikel jurnal ataupun skripsi atau tesis. Idealnya hasil
penelitian yang baik dan berkualitas dan dapat
digunakan sebagai protokol dalam praktik keperawatan.
KOMPONEN-KOMPONEN DAN SISTEMATIKA DALAM
PENULISAN SKRIPSI (Suryana, 2012)
HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAC

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN

• 1.1 Latar Belakang Masalah


• 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah
• 1.3 Tujuan Penelitian
• 1.4 Kegunaan Penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS/PENDEKATAN MASALAH*)
• 2.1 Kajian Pustaka
• 2.2 Kerangka Pemikiran
• 2.3 Hipotesis/ Pendekatan Masalah*

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

• 3.1 Objek Penelitian


• 3.2 Metode dan Disain Penelitian
• 3.3 Operasionalisasi Variabel/Lanagkah-langkah Penelitian*)
• 3.4 Sumber Data dan Alat Pengumpulan Data
• 3.5 Teknik Pengolahan Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
• 4.1. Hasil Penelitian
• 4.1.1 Tinjauan Umum Objek Penelitian
• 4.1.2 Deskripsi Variabel Yang Diselidiki/Aspek-aspek yang Diteliti*)
• 4.1.3 Hasil Pengujian / Hasil Penelitian dan Pemaknaan
• 4.2 Pembahasan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
• 5.1 Kesimpulan
• 5.2 Saran-saran/ Implikasi Manajerial
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN
PERBEDAAN P. KUANTITATIF & KUALITATIF
No. Tahapan riset Riset kuantitaif Riset kualitatif
Identifikasi Masalah, Suatu kegiatan periset yang Suatu kegiatan periset yang
1 Pemilihan Masalah, membutuhkan kemampuan untuk membutuhkan kemampuan untuk
Perumusan Masalah, berpikir fokus tentang kesenjangan berpikir fokus tentang
dan Judul Riset (gap) antara harapan dan kenyataan kesenjangan (gap) antara
yang perlu diberikan alternatif harapan dan kenyataan yang
penyelesaian melalui kegiatan riset. perlu diberikan alternatif
Setelah dirumuskan masalah riset dan penyelesaian melalui kegiatan
alternatif penyelesaian yang riset. Setelah dirumuskan
ditawarkan periset, selanjutnya masalah riset dan alternatif
dirumuskan judul riset. penyelesaian yang ditawarkan
periset, selanjutnya dirumuskan
judul riset.
Suatu kegiatan periset menemukan Suatu kegiatan periset
dasar riset berdasar teori yang ada menemukan dasar riset berdasar
dan hasil riset terkini yang telah teori yang ada dan hasil riset
2 Tinjauan Pustaka
dipublikasi dalam jurnal ilmiah yang terkini yang telah dipublikasi
diakui. dalam jurnal ilmiah yang diakui.
No. Tahapan riset Riset kuantitaif Riset kualitatif
Tidak dilakukan karena variabel yang akan
Suatu kegiatan untuk menggambarkan keterkaitan antar
3 Kerangka Konseptual diteliti memiliki variasi, misalnya fenomena
variabel yang akan diriset.
antar tempat.
Perlu disusun jika tujuan riset untuk mengetahui atau
4 menilai hubungan, pengaruh, atau perbedaan antar Tidak disusun karena tujuan riset untuk
Hipotesis Riset
variabel. Jika tujuan riset hanya untuk mendeskripsikan mendeskripsikan variabel.
variabel, hipotesis riset tidak perlu disusun.
Klasifikasi sangat penting karena setiap variabel memiliki
Variabel riset cukup diidentifikasi karena
Klasifikasi dan Definisi fungsi berbeda. Terpenting adalah periset harus dengan riset kualitatif akan mendapatkan
5 memberikan definisi operasional variabel karena setiap
Operasional Variabel vs informasi yang akan dideskripsikan. Definisi
Identifikasi Variabel periset dapat mendefinisi operasionalkan yang berbeda operasional sangat tergantung informan
dan sangat tergantung dengan telaah pustaka yang yang memberikan data.
dilakukan.
Periset perlu menetapkan karena setiap rancangan
6 Rancangan Riset (desain) riset mempengaruhi proses riset, penetapan Rancangan (desain) riset ini jelas eksploratif.
sampel, dan analisis agar riset yang dibuat baik.
Dikenal sebagai informan (subyek) riset,
Periset perlu menetapkan keadaan dan memilih sampel banyak dan siapa yang menjadi informan
Penentuan Sampel vs riset agar diperoleh data yang cukup. Besar sampel harus tergantung pada kondisi, tempat, dan situasi
7 mewakili populasi. Besar sampel yang dipilih didasarkan riset. Banyak informan yang diperlukan
Informan (Subyek) Riset
metode sampling yang digunakan (random atau bergantung pada tingkat kejenuhan
nonrandom) informasi yang diperoleh. Metode sampling
yang digunakan adalah sampling bola salju.
No. Tahapan riset Riset kuantitaif Riset kualitatif
Metode pengumpulan data harus
Metode pengumpulan data dapat dilakukan secara langsung kepada
dilakukan secara langsung atau tidak informan dan diperlukan partisipasi
8 Pengumpulan langsung. Pengumpulan data (keterlibatan) periset. Pengumpulan
Data menggunakan suatu alat, yang dapat data menggunakan pertanyaan
dikategori dalam pabrikasi, terstandar, terbuka dan berkembang menjadi
dan buatan sendiri. pertanyaan lanjutan sesuai informasi
(jawaban) dari informan pertama.
Setiap informasi yang diperoleh perlu
Menggunakan operasional matematika
dikelompokkan dalam suatu tema
9 Analisis Data dan uji statistika sesuai variabel yang
yang mirip, diperlukan kemampuan
dikumpulkan datanya.
logika berpikir periset yang baik.
Didasarkan pada logika berpikir,
10 Interpretasi Hasil Didasarkan pada angka yang dihasilkan. pengetahuan, pengalaman, dan
keluasan periset.
Berupa angka menjawab tujuan riset. Berupa kalimat untuk menjawab tujuan
11 Simpulan
untuk riset.
JUDUL PENELITIAN
JUDUL PENELITIAN

Judul penelitian memiliki peranan penting. Dari


judul penelitian dapat dilihat
• Maksud dan tujuan sebuah penelitian.
• Menggambarkan tingkat kedalaman dan cakupan
• Mewakili bobot sebuah hasil penelitian yang akan ditulis
• Judul identic dengan masalah riset
JUDUL PENELITIAN

A. Judul penelitian harus menarik


• Mengapa judul penelitian harus menarik misalnya terkait fenomena yang saat ini sedang diperbincangkan oleh orang banyak.
Judul tersebut harus menarik karena jika judul tersebut menarik dan diminati akan membuat peneliti tersebut termotivasi dalam
melanjutkan penelitian. Dengan demikian hasilnya pun akan lebih baik karena si peneliti melakukannya dengan tidak terpaksa.
B. Mampu dilaksanakan
• Judul penelitian yang dipilih mampu untuk dilaksanakan peneliti artinya cukup waktu yang tersedia untuk melakukan penelitian
tersebut dan didukung oleh dana yang telah diperhitungkan untuk biaya penyelesaian penelitian dengan judul yang dipilih. Jangan
memilih penelitian yang nantinya akan mempersulit diri peneliti.
C. Singkat dan Jelas
• Judul penelitian seharusnya dirumuskan dengan singkat, jelas, searah dan konsisten dengan rumusan masalah. Judul penelitian
yang baik itu tidak boleh melebihi 15 kata, namun dengan judul tersebut seorang pembaca sudah mampu mengetahui arah dari
penelitian yang dilakukan.
D. Mengandung variabel-variabel yang akan diteliti
• Judul penelitian itu harus terdiri atas variabel-variabel yang akan diteliti dan harus menggambarkan keseluruhan isi penelitian
yang terdiri atas sifat dan jenis penelitian, objek penelitian, subjek penelitian, lokasi penelitian, bahkan waktu penelitian.
BAB I
PENDAHULUA
N
1. Latar Belakang Masalah
2. Identifikasi Masalah
3. Perumusan Masalah
4. Tujuan Penelitian
5. Kegunaan Penelitian
IDENTIFIKASI MASALAH
Masalah adalah kesenjangan (discrepancy) yakni kesenjangan
antara apa yang seharusnya (harapan) dan apa yang ada dalam
kenyataan sekarang, antara apa yang diperlukan dengan yang
tersedia juga antara harapan dan kenyataan.

Masalah penelitian berbeda dengan masalah-masalah lainnya.

Tidak semua masalah kehidupan dapat menjadi masalah


penelitian.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih masalah penelitian,


yaitu: memiliki nilai penelitian, masalah yang akan dipecahkan memiliki
kemanfaatan yang positif dan memiliki fisibilitas artinya masalah tersebut
dapat dipecahkan atau dijawab
SUMBER MASALAH
Winarno Surachmad (1989) menyatakan beberapa faktor intern dan
ekstern yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan masalah,
yaitu:
• 1. Apakah masalah itu berguna untuk dipecahkan?
• 2. Apakah terdapat kepandaian yang diperlukan untuk pemecahan masalah itu?
• 3. Apakah masalah itu sendiri menarik untuk dipecahkan?
• 4. Apakah masalah ini memberikan sesuatu yang baru (aktual)?
• 5. Apakah untuk pemecahan masalah tersebut dapat diperoleh data yang
secukupnya?
• 6. Apakah masalah itu terbatas sedemikian rupa sehingga jelas batas-batasnya dan
dapat dilaksanakan pemecahannya?
PERUMUSAN MASALAH

Perumusan masalah adalah suatu pertanyaan yang muncul dari


fenomena yang ada yang kemudian akan dicarikan jawabannya
melalui pengumpulan data.
• Masalah yang dipilih harus researchable dalam arti masalah tersebut dapat
diselidiki. Masalah perlu dirumuskan secara jelas, karena dengan perumusan yang
jelas, peneliti diharapkan dapat (1) mengetahui variabel-variabel apa yang akan
diukur dan apakah ada alat-alat ukur yang sesuai untuk mencapai tujuan penelitian
(2) dapat dijadikan penuntun bagi langkah-langkah selanjutnya.
• Menghindari jiplakan masalah topik lama. Sehingga meskipun temanya sama
dengan penelitian-penelitian terdahulu, namun point yang dibahas itu berbeda.
• Melakukan proses penyempitan masalah dari yang sangat umum menjadi lebih
khusus dan pada akhirnya menjadi masalah yang spesifik.
Kriteria Rumusan Masalah yang Baik

1. Orisinil, artinya rumusan masalah tersebut sebaiknya belum diteliti orang lain, namun bila penelitian tersebut
sudah dilakukan oleh orang sebelumnya sebaiknya cari Gap penelitiannya sehingga hal tersebut memang perlu
dilakukan penelitian lanjutan.
2. Diperoleh dengan cara-cara ilmiah, misalnya dengan diskusi dengan dosen ataupun mengikuti kegiatan-kegiatan
seminar lainnya.
3. Jelas dan tidak ambigu yang bisa menyebabkan penafsiran yang berbeda.
4. Biasanya dirumuskan pertanyaan dalam bentuk kalimat
5. Tetap mempertimbangkan etis sehingga tidak bertentangan atau menyinggung adat istiadat, ideologi, dan
kepercayaan agama.
6. Rumusan masalah harus mengandung unsur data yang mendukung pemecahan masalah penelitian.
7. Rumusan masalah harus dapat digunakan dalam menyusun hipotesis penelitian.
8. Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian.
TUJUAN PENELITIAN

Rumusan tujuan yang disusun harus


• Sinkron dengan judul dan rumusan masalah riset.
• Dalam pernyataan kongkrit yang dapat diamati (observable) dan dapat diukur
(measurable).
• Memuat maksud yang ingin dicapai dalam suatu penelitian..
• Menjadi dasar dalam menyimpulkan hasil penelitian nantinya sehingga harus
disusun secara benar.
• Disampaikan dengan bahasa yang jelas dan tegas.
TUJUAN PENELITIAN

A. Tujuan Umum
• Tujuan umum dalam suatu penelitian mencakup keseluruhan maksud yang ingin
dicapai dari penelitian tersebut. Biasanya tujuan ini bersifat General.
• Tujuan umum dirumuskan jika masalah (variabel) riset lebih dari dua dan
menggambarkan tujuan yang tertinggi dari riset. Jika masalah (variabel) riset hanya
satu, tidak perlu dituliskan tujuan umum dan khusus tetapi hanya tujuan saja.
B. Tujuan Khusus
• Tujuan khusus mencakup penjabaran dari tujuan umum penelitian yang sifatnya
lebih spesifik sehingga pembaca dapat mengetahui dengan jelas semua tujuan yang
akan dilakukan dalam penelitian tersebut. 
• Tujuan khusus menggambarkan rincian dari setiap variabel dan tujuan tertinggi riset
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
1. Pengertian teori
2. Menyusun tinjauan pustaka
3. Menyusun kerangka teori
4. Kerangka konsep, definisi operasional dan hipotesis
TINJAUAN PUSTAKA

• Tinjauan pustaka/literature review yang berarti suatu kegiatan menjelaskan dan


mendiskusikan topik riset dengan informasi atau tulisan yang telah dipublikasikan
melalui buku, artikel, atau jurnal tanpa memperhatikan periodisasi tahun.
• Tinjauan pustaka dapat membantu periset untuk mengidentifikasi pertanyaan riset,
memfokuskan topik yang dicari (inquiry), mengembangkan bagian dari pertanyaan
riset, memahami akar suatu ide, dan menulis kerangka konseptual.
• Penelusuran tinjauan pustaka mutlak dilakukan mulai dari perencanaan (proposal)
riset sampai pengambilan keputusan atau simpulan hasil. Semakin luas kualitas dan
kuantitas penelusuran tinjauan pustaka, akan memberikan bobot lebih pada hasil
atau simpulan keperawatan yang Anda buat.
• Menulis tinjauan pustaka bukan memasukkan sebanyak mungkin informasi yang
berhubungan dengan topik riset, tetapi harus dipilih yang setuju atau tidak setuju
dengan topik riset.
KERANGKA BERFIKIR
(Hardani et al., 2020)
Kerangka berpikir adalah sebuah model atau gambaran yang berupa
konsep yang didalamnya menjelaskan  tentang hubungan antara variabel
yang satu dengan variabel yang lainnya. Sebaiknya kerangka berpikir dibuat
dalam bentuk diagram atau skema, dengan tujuan untuk mempermudah
memahami beberapa variabel data yang akan dipelajari pada tahap
selanjutnya.

Kerangka berpikir dapat dikatakan sebagai rumusan-rumusan masalah yang


sudah dibuat berdasarkan dengan proses deduktif dalam rangka
menghasilkan beberapa konsep dan juga proposisi yang digunakan untuk
memudahkan penelitiannya.
Macam-macam Kerangka Berpikir
(Hardani et al., 2020)

1. Kerangka teoritis
• Kerangka teoritis merupakan salah satu jenis kerangka yang didalamnya menegaskan tentang teori yang
dijadikan sebagai landasan serta digunakan untuk menjelaskan fenomena yang sedang diteliti.
2. Kerangka operasional
• Kerangka operasional adalah sebuah kerangka yang didalamnya menjelaskan tentang variabel yang
diperoleh dari konsep-konsep yang sudah dipilih dan juga menunjukkan adanya hubungan antara
variabel data tersebut serta menjelaskan hal apa saja yang bisa dijadikan sebagai indikator yang
digunakan untuk mengukur variabel yang berhubungan.
3. Kerangka konseptual
• Kerangka konseptual adalah sebuah kerangka yang didalamnya menjelaskan konsep yang terdapat pada
asumsi teoritis, yang kemudian digunakan untuk mengistilahkan unsur yang terdapat dalam objek yang
akan diteliti serta menunjukkan adanya hubungan antara konsep tersebut.
KERANGKA KONSEP

Kerangka konseptual atau conceptual framework adalah suatu kegiatan


menvisualisasi konsep (variabel) dan keterkaitan antar konsep agar dapat
dilakukan riset. Secara filsafat ilmu, kegiatan ini merupakan kegiatan ontologi dan
epistemology. Kerangka konseptual harus dibuat sesederhana mungkin tetapi
tidak kehilangan makna saat orang lain mempelajari riset yang kita lakukan.

Penyusunan kerangka konseptual sebagai visualisasi harus dapat


menggambarkan kedudukan variabel riset sebagai variabel masukan (input,
bebas, independen), proses, keluaran (output, tergantung, dependen), dan
dampak (outcome).
Contoh Kerangka Teori dan Kerangka
Konsep
DEFINISI OPERASIONAL
HIPOTESIS
BAB III
METODE
PENELITIAN
Sampel, Pengumpulan Data,
Rancangan Sampling Penyusunan
Populasi & Analisis Data
penelitian Instrumen
Besar Sampel Penelitian
RANCANGAN PENELITIAN
1. Rancangan penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian, memungkinkan
pengontrolan maksimal beberapa faktor yang dapat mempengaruhi akurasi suatu hasil.
2. Rancangan dapat digunakan peneliti sebagai petunjuk dalam perencanaan dan pelaksanaan
penelitian untuk mencapai suatu tujuan atau menjawab suatu pertanyaan penelitian.
3. Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti
berhubungan dengan bagaimana suatu penelitian bisa diterapkan.
4. Rancangan sangat erat dengan kerangka konsep sebagai petunjuk perencanaan pelaksanaan suatu
penelitian. Sebagai “blueprint”, rancangan adalah suatu pola atau petunjuk secara umum yang
dapat diaplikasikan pada beberapa penelitian. Dengan adanya permasalahan penelitian yang jelas,
kerangka konsep, dan definisi variabel yang jelas, suatu rancangan dapat digunakan sebagai
gambaran tentang perencanaan penelitian secara rinci dalam hal pengumpulan dan analisis data.
Pemilihan Rancangan Penelitian

Pemilihan dan penetapan rancangan penelitian dilakukan setelah


perumusan hipotesis penelitian.

Rancangan penelitian merupakan strategi untuk mendapatkan data


yang dibutuhkan untuk keperluan pengujian hipotesis atau untuk
menjawab pertanyaan penelitian serta sebagai alat untuk mengontrol
atau mengendalikan pelbagai variabel yang berpengaruh dalam
penelitian.

Rancangan penelitian pada hakikatnya merupakan suatu strategi untuk


mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai
pedoman atau penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian.
Jenis Rancangan Penelitian Keperawatan
1. Deskriptif
•Penelitian bertujuan untuk menjelaskan, memberi suatu nama, situasi, atau fenomena dalam menemukan ide baru.

2. Faktor yang berhubungan (relationship)


•Penelitian ini dilaksanakan untuk mengembangkan hubungan antarvariabel dan menjelaskan hubungan yang
ditemukan. Penelitian ini disebut juga penelitian tahap kedua setelah suatu fenomena ditemukan. Hubungan tersebut
tidak selalu memiliki mekanisme yang menjelaskan (secara ko-insiden/kebetulan timbul bersamaan). Rancangan
yang sering digunakan adalah cross sectional.
3. Faktor yang berhubungan (asosiasi)
•Penelitian ini disebut juga explanatory atau correlational, bertujuan untuk menentukan faktor apakah yang terjadi
sebelum atau bersama-sama tanpa adanya suatu intervensi dari peneliti. Rancangan yang dipergunakan bisa
menggunakan cross-sectional atau jenis rancangan lainnya (kohort, case control
4. Pengaruh (causal)
•Penelitian ini ditujukan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

(Nursalam, 2008)
Alur Penetapan Rancangan
POPULASI

Populasi dalam penelitian adalah subjek (misalnya manusia; klien)


yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.
Contoh: Semua klien yang telah menjalani operasi jantung di RS.
SAMPEL DAN
SAMPLING

SAMPEL
• Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan
• sebagai subjek penelitian melalui sampling. Sedangkan sampling adalah proses
• menyeleksi porsi dari populasi yang dapat mewakili populasi yang ada.

SAMPLING
• Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili
populasi.
• Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel,
agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan subjek
penelitian (Sastroasmoro & Ismail, 1995 & Nursalam, 2008).
Penyusunan Instrumen

Prinsip-prinsip penyusunan instrumen dan jenis-jenis instrumen yang sering dipergunakan


pada penelitian ilmu keperawatan.

Dua karakteristik alat ukur yang harus diperhatikan peneliti adalah validitas dan reliabilitas.

Validitas (kesahihan) menyatakan apa yang seharusnya diukur.

Sedangkan Reliabilitas (keandalan) adalah adanya suatu kesamaan hasil apabila pengukuran
dilaksanakan oleh orang yang berbeda ataupun waktu yang berbeda.
Pengumpulan & Analisis Data

Pengumpulan data
• Suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses pengumpulan karakteristik
subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian. Langkah-langkah dalam
pengumpulan data bergantung pada rancangan penelitian dan teknik instrumen
yang digunakan (Burns dan Grove, 1999).
• Selama proses pengumpulan data, peneliti memfokuskan pada penyediaan
subjek, melatih tenaga pengumpul data (jika diperlukan), memerhatikan prinsip-
prinsip validitas dan reliabilitas, serta menyelesaikan masalah-masalah yang
terjadi agar data dapat terkumpul sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Analisis data
• Merupakan bagian yang sangat penting untuk mencapai tujuan pokok penelitian,
yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang mengungkap fenomena.
Data mentah yang didapat, tidak dapat menggambarkan informasi yang diinginkan
untuk menjawab masalah penelitian.
Interpretasi Hasil Analisis Data

Interpretasi Hasil Analisis Data


• Merupakan bagian yang penting dalam pengolahan data. Sebelum
menarik suatu kesimpulan, hasil analisis yang masih faktual terlebih
dahulu harus diinterpretasikan dan diberi makna oleh peneliti. Hasil
analisis biasanya dibandingkan dengan hipotesis penelitian (kalau
ada), kemudian dibahas dengan menghubungkannya dengan hasil
penelitian lain serupa atau terdahulu, kemudian diberi kesimpulan
(Sastroasmoro & Ismail, 1995).
BAB IV
HASIL PENELITIAN

Penulisan hasil penelitian dipersiapkan untuk tujuan dan sasaran


yang berbeda. Skripsi maupun tesis tidak hanya
mengomunikasikan hasil suatu penelitian, tetapi juga
menyediakan informasi kepada orang lain dalam menelaah dan
mempelajari fakta-fakta empiris yang ditemukan. Oleh karena itu,
bahasa yang dipergunakan harus menggunakan bahasa yang
sudah baku menganut aturan tata bahasa yang standar.
Contoh Penulisan Hasil Penelitian
BAB V
PEMBAHASAN
Bagian ini menggambarkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah sesuai rumusan masalah,
berdasarkan teori dan fakta, dan termasuk untuk mendukung, memperkaya, atau menyangkal suatu
teori yang ada. Penulisan pembahasan dapat menggunakan metode FTO (Fakta, Teori, dan Opini).
• Fakta adalah suatu kondisi yang dihasilkan dari pengumpulan data yang dilakukan yang telah dituliskan dalam penyajian data.
• Teori adalah suatu pendapat orang lain yang telah teruji validitasnya secara empiris dan telah dipublikasikan dalam buku atau
jurnal ilmiah yang kredibel. Teori yang digunakan dalam pembahasan sebaiknya yang telah dipublikasikan maksimal 10 tahun
saat dilakukan riset.
• Opini adalah ide, pendapat, atau pikiran sebagai periset yang menjelaskan kecenderungan pada masa depan yang belum teruji
kebenaran atau kesalahannya. Opini periset dapat dijadikan sebagai temuan baru. Jika opini teruji kebenarannya di kemudian hari
dapat dijadikan sebagai teori.
• Pembahasan berdasar teori tidak hanya mengutip secara langsung dari sumber pustaka, tetapi harus melakukan parafrasa. Saat
menulis pembahasan harus yakin bahwa data yang dihasilkan telah dikumpulkan dengan alat (instrumen) dan cara pengumpulan
data yang tepat termasuk cara analisis data.
BAB IV
KESIMPULAN & SARAN
KESIMPULAN
• Kesimpulan adalah suatu pendapat akhir periset berdasar suatu fakta dan teori.
Kesimpulan menjawab rumusan masalah dan tujuan riset yang telah ditetapkan
pada awal penyusunan proposal riset. Kesimpulan disusun menggunakan logika
berpikir induktif yaitu logika berpikir yang berasal dari keadaan umum ke keadaan
umum. Kalimat dalam simpulan menggunakan kaidah S – P – O – K.
SARAN
• Saran adalah pendapat periset yang dapat dipertimbangkan oleh pembaca karya
tulis ilmiah. Menulis saran yang baik tidak bertentangan dengan manfaat riset yang
telah ditulis dalam proposal riset. Saran ditulis secara simple dan aplikatif agar
dapat diterapkan.
SISTIMATIKA LITERATUR
BAB I : PENDAHULUAN REVIEW
• A. latar Belakang Masalah
• B. Rumusan Masalah
• C. Tujuan
• D. Manfaat Penelitian
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
• (artikel tidak sama dengan yang ada di bab III, hanya artikel yang menunjang pembahasan)

BAB III : METODE PENELITIAN (Scoping Review)


• A. Strategi Pencarian Literatur
• Analisis Masalah (PICO)
• Kata kunci dan database
• B. Kriteria Literatur
• Kriteria inklusi
• Kriteria eksklusi
• Penilaian kualitas/ kelayakan
• C. Seleksi literatur (PRISMA)
• Hasil pencarian (ditulis dlm diagram prisma)
• Proses pengumpulan data literatur review
BAB IV : HASIL PENELITIAN

BAB V : PEMBAHASAN

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN


Kriteria Artikel :
• Tidak boleh mengambil artikel riview
• Max 10 tahun terakhir kecuali topik tertentu
• Artikel berasal dari Jurnal terindek dengan Sinta 1 – 6
(Standar Nasional)
• Artikel terindeks scopus dan WOS
• Minimal 10 Artikel yang siap diriview (sudah berdasarkan
hasil penyaringan terlebih dahulu ) dengan metode research
yang sama
Stay at Home, Stay Creative!
Thanks!
Do you have any questions?

youremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourcompany.com

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including


icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai