MATERIAL PHYSICS
140310190004
Hilmi Fauzan 05
140310190005
OUR TEAM
2
What Things We’ll Explain
3
Definisi
4
1
Pendahuluan
Konsep Dasar
Setiap atom mempunyai suatu inti kecil yang terdiri dari proton yang bermuatan
positif dan neutron tidak bermuatan. Jumlah proton dalam suatu inti sama dengan
nomor atom Z dari inti tersebut. Disekitar inti ada sejumlah elektron bermuatan
negatif yang sama banyaknya. Muatan dari proton dan elektron sama besar dan
berlawanan tanda. Muatan dari proton adalah e sedangkan muatan elektron adalah –e
yang besarnya adalah 1,60 x 10⁻¹⁹ C.
Sifat atom yang lainnya adalah semua atom itu stabil dan atom memancarkan serta
menyerap radiasi elektromagnetik.
2
Struktur Atom
2.1. Model Atom Bohr
0 s Sharp
1 p principle
2 d Diffuse
3 f fundamental
Konfigurasi elektron
Aufbau principle
1s < 2s < 2p < 3s < 3p < 4s < 3d < 4p < 5s < 4d
< 5p < 6s < 5d ≈ 4f < 6p < 7s < 6d ≈ 5f
Hund’s rule
1. Merupakan zat padat dengan titik leleh dan titik didih yang relatif tinggi.
Sebagai contoh, NaCl meleleh pada 801 °C.
2. Rapuh, sehingga hancur jika dipukul.
3. Lelehannya menghantarkan listrik.
4. Larutannya dalam air dapat menghantarkan listrik.
Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian pasangan
electron secara bersama-sama oleh dua atom (James E. Brady, 1990).
Ikatan kovalen terbentuk di antara dua atom yang sama-sama ingin
menangkap elektron (sesama atom bukan logam).
Contoh :
Ikatan antara atom H dan atom Cl dalam HCl
Konfigurasi elektron H dan Cl adalah:
H : 1 (memerlukan 1 elektron)
Cl : 2, 8, 7 (memerlukan 1 elektron)
Masing-masing atom H dan Cl memerlukan 1 elektron, jadi 1 atom H akan
berpasangan dengan 1 atom Cl.
Lambang Lewis ikatan H dengan Cl dalam HCl
Dua atom dapat membentuk ikatan dengan sepasang, dua pasang, atau tiga pasang
elektron bergantung pada jenis unsur yang berikatan.
Ikatan kovalen yang hanya melibatkan sepasang elektron disebut ikatan tunggal
(dilambangkan dengan satu garis)
Sedangkan ikatan kovalen yang melibatkan lebih dari sepasang elektron disebut
ikatan rangkap.
Ikatan yang melibatkan dua pasang elektron disebut ikatan rangkap dua
(dilambangkan dengan dua garis), sedangkan ikatan yang melibatkan tiga pasang
elektron disebut ikatan rangkap tiga (dilambangkan dengan tiga garis).
Contoh
Kedudukan pasangan elektron ikatan tidak selalu simetris terhadap kedua atom
yang berikatan. Hal ini disebabkan karena setiap unsur mempunyai daya tarik
elektron (keelektronegatifan) yang berbeda-beda. Salah satu akibat dari
keelektronegatifan adalah terjadinya polarisasi pada ikatan kovalen.
Contoh :
Contoh
Pada contoh (a), kedudukan pasangan elektron ikatan sudah pasti simetris terhadap
kedua atom H. Dalam molekul H2 tersebut muatan negatif (elektron) tersebar
homogen. Hal ini dikenal dengan ikatan kovalen nonpolar.
Pada contoh (b), pasangan elektron ikatan tertarik lebih dekat ke atom Cl karena
Cl mempunyai daya tarik elektron lebih besar daripada H. Hal ini menyebabkan
adanya polarisasi pada HCl, di mana atom Cl lebih negatif daripada atom H.
Ikatan seperti ini dikenal dengan ikatan kovalen polar.
5
MolekuI
Molekul
Molekul didefinisikan sebagai kumpulan atom –atom yang terikat
bersama dengan ikatan utama yang kuat. Tanpa konteks ini,
keseluruhan ion dan logam mengikat bahan percobaan padat yang
mungkin dianggap sebagai molekul tunggal. Bagaimanapun, ini
bukan kasus untuk banyak bahan di dalam ikatan kovalen yang
menonjol; yang memasukkan unsure molekul diatomic (F2, O2,
H2, dan sebagainya) yang baik sebagai sekumpulan senyawa
(H2O, CO2, HNO3, C6H6, CH4, dan sebagainya).
Di dalam cairan kental dan keadaan padat, ikatan antar molekul sekunder
lemah. Akibatnya, molekul bahan mempunyai kecenderungan temperatur mencair
dan mendidih yang rendah. Sebagian besar mempunyai molekul yang kecil yang
tersusun atas sedikit atom gas biasa, temperatur, dan tekanan.
Di sisi lain, banyak polimer modern, bahan molekul/ molekul pokok terdiri atas
molekul besar yang luar biasa, berada dalam keadaan padat; beberapa di antara
sifatnya adalah terikat kuat pada kehadiran ikatan van der Waals dan ikatan
sekunder.
Suhu
Reamur
Kelvin
Farenheit
b) Termometer Cairan
c) Termometer Termokopel
31
Perbandingan Skala Suhu
Konversi Suhu 3
3
FROM CELCIUS
Farenheit
Celcius
Rumus
Kelvin
Reamur
Alat Ukur
Termometer Cairan
Termometer Gas
Termometer Kopel
34
Kalor
o Konveksi
o Radiasi
35
Fenomena Perpindahan Kalor
36
Transformasi Zat
- Menguap menyerap kalor
37
Hukum kenol Termodinamika berbunyi :
“Jika dua benda masing-masing dalam kesetimbangan termal dengan benda ketiga, maka
mereka juga dalam kesetimbangan dengan satu sama lain.”
-James Clerk Maxwell
Sistem dan
Lingkungan
SISTEM + LINGKUNGAN SISTEM = ALAM RAYA
39
Proses Termodinamika
1 2 3
Sekat anti kalor Sekat mudah dilewati kalor Tidak ada perubahan
Tidak ada pertukaran kalor Kalor dapat berpindah Dengan laju proses lambat
40
Kesetimbangan 4
1
dalam Termodinamika
Secara eksperimen panas yang ditransfer ke Energi total yang dimiliki suatu sistem, sehingga Kerja adalah sebuah fungsi proses yang dapat
sebuah obyek ΔQ berbanding lurus dengan dapat berubah-ubah nilainya dalam suatu proses dilakukan oleh suatu sistem. Contohnya yaitu
perubahan temperatur dari obyek tersebut ΔT termodinamika. piston. Piston dapat menekan gas dalam
Dalam sistem gas ideal, energi dalam merupakan silinder karena piston ditekan dengan F.
jumlah energi kinetik yang tersimpan dalam
sistem.
42
Energi Dalam 4
3
sifat mikroskopik zat sehingga tak dapat diukur secara langsung
Gaya F bekerja pada luas permukaan A menghasilkan Jika awal mula volume awal V1 sedangkan volume
tekanan yang menekan gas sejauh Δy. Besarnya kerja akhir V2 , kerja total yang dilakukan yaitu :
yang dilakukan oleh gaya F adalah:
dW = F dy F = pA
dW = P A dy A dy = dV
dW = P dV
44
Diagram P-V Proses Khusus
Isokhorik
Proses dimana volume sistem tidak mengalami perubahan. Proses ini terjadi pada
sistem yang mempunyai volume (wadah) yang kuat, tertutup, dan tidak dapat
berubah.
Isobarik
Proses dimana tidak terjadi perubahan tekanan pada sistem. Pada umumnya
terjadi pada sistem yang mempunyai kontak langsung dengan tekanan atmosfer
bumi yang dianggap konstan (misal: reaksi biokimia).
P = konstan
PV = nRT
45
Isothermal
Memasang pemanas
otomatik
dW = P.dV
dW =
W= nRT
46
Hukum Termodinamika
#3 #0
“Suatu sistem yang mencapai temperature absolut. “Jika dua benda masing-masing dalam kesetimbangan
Semua prosesnya akan berhenti & entropi sistem akan termal dengan benda ketiga, maka mereka juga dalam
mendekati nilai minimum”. kesetimbangan dengan satu sama lain.”
#2 #1
“Kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu “Jumlah kalor yang diberikan suatu sistem sama dengan
tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak mengalir besarnya usaha yang dilakukan sistem tersebut dan
secara spontan dalam arah kebalikannya”. perubahan energi dalam sistem.”
47
Hukum Termodinamika I 4
8
Hukum konservasi energi
Menurut Hukum I Termodinamika, jumlah kalor yang diberikan suatu sistem sama dengan besarnya usaha yang dilakukan
sistem tersebut dan perubahan energi dalam sistem.
△U = Q – W
Q = △U + W
Q = panas
W = kerja
Dalam rumus tersebut, terdapat panas dan kerja. Panas dapat terjadi karena adanya pertukaran energi antara sistem dengan
lingkungan, akibat adanya perubahan dan perbedaan suhu. Sedangkan kerja merupakan energi yang dihasilkan selain panas.
Di dalam energi dalam, terdapat perubahan tanda panas dan kerja yang dihasilkan. Berikut ini adalah syarat terjadinya
perubahan tanda pada panas dan kerja yang terjadi.
Ketentuan Komponen
∆U positif jika energi dalam yang dimiliki Q positif jika kalor mengalir masuk dari W positif jika lingkungan melakukan kerja
gas bertambah lingkungan ke gas (sistem) pada gas (sistem)
∆U negatif jika energi dalam yang dimiliki Q positif jika kalor mengalir keluar dari W negatif jika gas (sistem) melakukan
gas berkurang gas (sistem) ke lingkungan kerja pada lingkungan
49
6
Usaha dalam Diagram
P-V
Usaha dalam Diagram P-V
Isobarik Isokhorik
W=0
Isotermal Adiabatik
51
Adiabatik 5
2
Kalor tetap
Oleh karena persamaan gas ideal dinyatakan sebagai pV = nRT maka Persamaan
(9–4) dapat ditulis :
T1V1(γ –1) = T2 V2(γ –1)
dengan γ = CP/CV = konstanta Laplace, dan C P/CV > 1. CP adalah kapasitas kalor
gas pada tekanan tetap dan CV adalah kalor gas pada volume tetap.
Example
Joule
Proses A-C
W = 0 + = Joule
53
Thank you!
Any questions?