Anda di halaman 1dari 54

STRUKTUR ATOM

MATERIAL PHYSICS

PHYSICS GROUP ASSIGMENT


04 Rofik Nurrohman Zakaria

140310190004

Hilmi Fauzan 05

140310190005

OUR TEAM

2
What Things We’ll Explain

Pendahuluan Struktur atom Susunan berkala


01 02 03
Konsep dasar - Model atom Bohr - Tabel periodik
- Bilangan kuantum
- Subkulit

Ikatan antar atom Molekul Kerja atau Usaha


04 05 06
- Ionik Analisis Diagram P-V
- kovalen
- Kovalen koordinasi

3
Definisi

Termodinamika berasal dari bahasa Yunani, yaitu thermos yang berarti


panas, dan dynamic yang berarti perubahan.

Termodinamika adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara usaha


mekanis dan bentuk-bentuk energi lainnya, termasuk aliran kalor dan
perubahan energi dalam suatu sistem

4
1
Pendahuluan
Konsep Dasar

Setiap atom mempunyai suatu inti kecil yang terdiri dari proton yang bermuatan
positif dan neutron tidak bermuatan. Jumlah proton dalam suatu inti sama dengan
nomor atom Z dari inti tersebut. Disekitar inti ada sejumlah elektron bermuatan
negatif yang sama banyaknya. Muatan dari proton dan elektron sama besar dan
berlawanan tanda. Muatan dari proton adalah e sedangkan muatan elektron adalah –e
yang besarnya adalah 1,60 x 10⁻¹⁹ C.

Sifat atom yang lainnya adalah semua atom itu stabil dan atom memancarkan serta
menyerap radiasi elektromagnetik.
2
Struktur Atom
2.1. Model Atom Bohr

Menurut model atom Bohr ,


electron diasumsikan
mengelilingi inti atom pada
orbital diskrit.
Tingkat-tingat energi atom hidrogen

Menurut Bohr, sebuah elektron dapat melompat dari keadaan


n₁ ke keadaan n₂.

Ketika energi dipancarkan, energi total akan menurun, dan


elektron berspiral menuju inti atom sehingga atom akhirnya runtuh.
Sehingga bohr mengusulkan gagasan keadaan “mantap stasioner”
Bilangan Kuantum

Nama Lambang Menjelaskan Bilangan yg


sesuai
Bil kuantum n Tingkat energi Bil bulat positif
utama orbital (1, 2, 3, dst
Bil kuantum l Bentuk orbital Bil bulat (0
azimut hingga n-l)
Bil kuantum ml Orientasi Bil bulat dari –l,
magnetik elektron 0 hingga +l
Bil kuantum ms Arah putaran +1/2 atau -1/2
spin (spin) elektron
Tanda subkulit berdasarkan nilai bilangan kuantum azimut.

Harga l (subkulit) Lambang huruf

0 s Sharp

1 p principle

2 d Diffuse

3 f fundamental
Konfigurasi elektron

Aufbau principle
1s < 2s < 2p < 3s < 3p < 4s < 3d < 4p < 5s < 4d
< 5p < 6s < 5d ≈ 4f < 6p < 7s < 6d ≈ 5f

Hund’s rule

Pauli exclusion principle


3
Susunan Berkala
Sistem periodik modern
4
Ikatan Atom
Ikatan Atom
Ikatan ionik
Hasil reaksi antara unsur logam dan non logam
Unsur logam kehilangan elektron dalam betuk kation,dan unsur nonlogam
menangkap elektron dalam bentuk anion
Ikatan ionik merupakan tarik menarik antara ion positif dan ion negatif
Ikatan ion terjadi bila ada serah terima elektron antara atom yang melepaskan
elektron(atom unsur logam) dengan atom yang menangkap elektron (atom unsur
nonlogam).
Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat perpindahan
elektron dari satu atom ke atom lain (James E. Brady, 1990).
Atom logam, setelah melepaskan elektron berubah menjadi ion
positif. Sedangkan atom bukan logam, setelah menerima
elektron berubah menjadi ion negatif. Antara ion-ion yang
berlawanan muatan ini terjadi tarik-menarik (gaya
elektrostastis) yang disebut ikatan ion (ikatan elektrovalen).
contoh Pembentukan NaCl

Sumber: Buku Chemistry, The Moleculer


Nature of Matter
and Change, Martin S. Silberberg, USA
Senyawa ion dapat diketahui dari beberapa sifatnya, antara lain:

1. Merupakan zat padat dengan titik leleh dan titik didih yang relatif tinggi.
Sebagai contoh, NaCl meleleh pada 801 °C.
2. Rapuh, sehingga hancur jika dipukul.
3. Lelehannya menghantarkan listrik.
4. Larutannya dalam air dapat menghantarkan listrik.
Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian pasangan
electron secara bersama-sama oleh dua atom (James E. Brady, 1990).
Ikatan kovalen terbentuk di antara dua atom yang sama-sama ingin
menangkap elektron (sesama atom bukan logam).
Contoh :
Ikatan antara atom H dan atom Cl dalam HCl
Konfigurasi elektron H dan Cl adalah:
H : 1 (memerlukan 1 elektron)
Cl : 2, 8, 7 (memerlukan 1 elektron)
Masing-masing atom H dan Cl memerlukan 1 elektron, jadi 1 atom H akan
berpasangan dengan 1 atom Cl.
Lambang Lewis ikatan H dengan Cl dalam HCl
Dua atom dapat membentuk ikatan dengan sepasang, dua pasang, atau tiga pasang
elektron bergantung pada jenis unsur yang berikatan.
Ikatan kovalen yang hanya melibatkan sepasang elektron disebut ikatan tunggal
(dilambangkan dengan satu garis)
Sedangkan ikatan kovalen yang melibatkan lebih dari sepasang elektron disebut
ikatan rangkap.
Ikatan yang melibatkan dua pasang elektron disebut ikatan rangkap dua
(dilambangkan dengan dua garis), sedangkan ikatan yang melibatkan tiga pasang
elektron disebut ikatan rangkap tiga (dilambangkan dengan tiga garis).
Contoh

Ikatan rangkap dua dalam molekul oksigen (O2)


Ikatan rangkap tiga dalam molekul N2

Pasangan elektron yang dipakai bersama-sama disebut pasangan elektron


ikatan (PEI), sedangkan yang tidak dipakai bersama-sama dalam ikatan
disebut pasangan elektron bebas (PEB).
Ikatan Kovalen Koordinasi
Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen di mana pasangan
elektron yang dipakai bersama hanya disumbangkan oleh satu atom,
sedangkan atom yang satu lagi tidak menyumbangkan elektron.
Ikatan kovalen koordinasi hanya dapat terjadi jika salah satu atom
mempunyai pasangan elektron bebas (PEB).
Contoh :
Polarisasi Ikatan Kovalen

Kedudukan pasangan elektron ikatan tidak selalu simetris terhadap kedua atom
yang berikatan. Hal ini disebabkan karena setiap unsur mempunyai daya tarik
elektron (keelektronegatifan) yang berbeda-beda. Salah satu akibat dari
keelektronegatifan adalah terjadinya polarisasi pada ikatan kovalen.
Contoh :
Contoh

Pada contoh (a), kedudukan pasangan elektron ikatan sudah pasti simetris terhadap
kedua atom H. Dalam molekul H2 tersebut muatan negatif (elektron) tersebar
homogen. Hal ini dikenal dengan ikatan kovalen nonpolar.

Pada contoh (b), pasangan elektron ikatan tertarik lebih dekat ke atom Cl karena
Cl mempunyai daya tarik elektron lebih besar daripada H. Hal ini menyebabkan
adanya polarisasi pada HCl, di mana atom Cl lebih negatif daripada atom H.
Ikatan seperti ini dikenal dengan ikatan kovalen polar.
5
MolekuI
Molekul
Molekul didefinisikan sebagai kumpulan atom –atom yang terikat
bersama dengan ikatan utama yang kuat. Tanpa konteks ini,
keseluruhan ion dan logam mengikat bahan percobaan padat yang
mungkin dianggap sebagai molekul tunggal. Bagaimanapun, ini
bukan kasus untuk banyak bahan di dalam ikatan kovalen yang
menonjol; yang memasukkan unsure molekul diatomic (F2, O2,
H2, dan sebagainya) yang baik sebagai sekumpulan senyawa
(H2O, CO2, HNO3, C6H6, CH4, dan sebagainya).
Di dalam cairan kental dan keadaan padat, ikatan antar molekul sekunder
lemah. Akibatnya, molekul bahan mempunyai kecenderungan temperatur mencair
dan mendidih yang rendah. Sebagian besar mempunyai molekul yang kecil yang
tersusun atas sedikit atom gas biasa, temperatur, dan tekanan.
Di sisi lain, banyak polimer modern, bahan molekul/ molekul pokok terdiri atas
molekul besar yang luar biasa, berada dalam keadaan padat; beberapa di antara
sifatnya adalah terikat kuat pada kehadiran ikatan van der Waals dan ikatan
sekunder.
Suhu

Besaran Skala / Satuan

Menyatakan derajat panas.  Celcius

 Reamur

 Kelvin

 Farenheit

Korelasi dengan Energi Alat ukur suhu

Hubungan linier antara suhu dan energi a) Termometer Gas

b) Termometer Cairan

c) Termometer Termokopel

31
Perbandingan Skala Suhu
Konversi Suhu 3
3
FROM CELCIUS

Farenheit    
Celcius

Rumus
Kelvin  
Reamur
 
Alat Ukur

Termometer Cairan

Termometer Gas
Termometer Kopel

34
Kalor

Teori Kalor Jenis (c)


 Energi yang ditransfer antara sistem dan Sifat Khusus dari Bahan 
lingkungannya dikarenakan perbedaan suhu.
Satuan kal / g*C

Perpindahan Kalor Transformasi Wujud


o Konduksi Hubungan Kalor dan Transformasi Wujud

o Konveksi

o Radiasi

35
Fenomena Perpindahan Kalor

Konduksi Konveksi Radiasi

36
Transformasi Zat
- Menguap menyerap kalor

- Membeku melepaskan kalor


- Mengembun melepaskan kalor

- Mencair menyerap kalor

- Mengkristal melepaskan kalor


- Menyublim menyerap kalor

37
Hukum kenol Termodinamika berbunyi :
“Jika dua benda masing-masing dalam kesetimbangan termal dengan benda ketiga, maka
mereka juga dalam kesetimbangan dengan satu sama lain.”
-James Clerk Maxwell
Sistem dan
Lingkungan
SISTEM + LINGKUNGAN SISTEM = ALAM RAYA

Sistem : Objek penelitian atau penyelidikan termodinamika.

Lingkungan : Semua benda diluar sistem.

39
Proses Termodinamika

1 2 3

Adiabatik Diatermik Kuasistatik


Sistem tertutup Terbuka Keadaan statik

Sekat anti kalor Sekat mudah dilewati kalor Tidak ada perubahan

Tidak ada pertukaran kalor Kalor dapat berpindah Dengan laju proses lambat

Sistem termos Logam Syarat berlaku persamaan

40
Kesetimbangan 4
1
dalam Termodinamika

MEKANIK KIMIA TERMAL


Gaya harus sama dalam sistem dan sekitarnya. Suatu objek akan mencapai keseimbangan Keseimbangan ini akan terjadi jika tidak ada
Salah satu gaya tersebut adalah tekanan. Jika kimia, dimana semua reaksi kimia dalam perpindahan kalor dalam sistem atau antara
tekanan adalah sama dalam sistem dan dengan sistem seperti difusi maupun pelarutan sistem dengan lingkungannya. Artinya
sistem dan sekitarnya, keseimbangan mekanik sudah berlangsung atau terjadi, walau dalam semua temperatur dalam sistem harus sama
tercapai. Jika tidak ada keseimbangan mekanik,
kecepatan yang lambat sekalipun.
sistem akan berusaha untuk mencapai
keseimbangan.

The Power of PowerPoint - thepopp.com


3 Komponen Penting

Kalor Energi Dalam Usaha

Secara eksperimen panas yang ditransfer ke Energi total yang dimiliki suatu sistem, sehingga Kerja adalah sebuah fungsi proses yang dapat
sebuah obyek ΔQ berbanding lurus dengan dapat berubah-ubah nilainya dalam suatu proses dilakukan oleh suatu sistem. Contohnya yaitu
perubahan temperatur dari obyek tersebut ΔT termodinamika. piston. Piston dapat menekan gas dalam
Dalam sistem gas ideal, energi dalam merupakan silinder karena piston ditekan dengan F.
jumlah energi kinetik yang tersimpan dalam
sistem.

42
Energi Dalam 4
3
sifat mikroskopik zat sehingga tak dapat diukur secara langsung

Secara umum, perubahan energi dalam dirumuskan sebagai berikut :


△U = U2 – U1,
U2 = keadaan akhir
U1 = keadaan awal
 
Energi dalam (U) dapat berniai positif atau negatif, tergantung dari :
 Aliran kalor antara sistem dengan lingkungan
 Kerja yang diterima atau dilakukan oleh sistem
 Aliran materi yang berlangsung keluar atau masuk terhadap sistem
Usaha

Gaya F bekerja pada luas permukaan A menghasilkan Jika awal mula volume awal V1 sedangkan volume
tekanan yang menekan gas sejauh Δy. Besarnya kerja akhir V2 , kerja total yang dilakukan yaitu :
yang dilakukan oleh gaya F adalah:

dW = F dy  F = pA

dW = P A dy  A dy = dV

dW = P dV

44
Diagram P-V Proses Khusus

Isokhorik

 Proses dimana volume sistem tidak mengalami perubahan. Proses ini terjadi pada
sistem yang mempunyai volume (wadah) yang kuat, tertutup, dan tidak dapat
berubah.

Isobarik

 Proses dimana tidak terjadi perubahan tekanan pada sistem. Pada umumnya
terjadi pada sistem yang mempunyai kontak langsung dengan tekanan atmosfer
bumi yang dianggap konstan (misal: reaksi biokimia).
P = konstan
PV = nRT

45
Isothermal

Suhu gas Tetap

Memasang pemanas
otomatik

dW = P.dV
dW  =
W= nRT
46
Hukum Termodinamika

#3 #0

“Suatu sistem yang mencapai temperature absolut. “Jika dua benda masing-masing dalam kesetimbangan
Semua prosesnya akan berhenti & entropi sistem akan termal dengan benda ketiga, maka mereka juga dalam
mendekati nilai minimum”. kesetimbangan dengan satu sama lain.”

#2 #1

“Kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu “Jumlah kalor yang diberikan suatu sistem sama dengan
tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak mengalir besarnya usaha yang dilakukan sistem tersebut dan
secara spontan dalam arah kebalikannya”. perubahan energi dalam sistem.”

47
Hukum Termodinamika I 4
8
Hukum konservasi energi

Menurut Hukum I Termodinamika, jumlah kalor yang diberikan suatu sistem sama dengan besarnya usaha yang dilakukan
sistem tersebut dan perubahan energi dalam sistem.
 
△U = Q – W
Q = △U + W
Q = panas
W = kerja
 
Dalam rumus tersebut, terdapat panas dan kerja. Panas dapat terjadi karena adanya pertukaran energi antara sistem dengan
lingkungan, akibat adanya perubahan dan perbedaan suhu. Sedangkan kerja merupakan energi yang dihasilkan selain panas. 
Di dalam energi dalam, terdapat perubahan tanda panas dan kerja yang dihasilkan. Berikut ini adalah syarat terjadinya
perubahan tanda pada panas dan kerja yang terjadi.
Ketentuan Komponen

Energi Dalam Kalor Usaha

 ∆U positif jika energi dalam yang dimiliki  Q positif jika kalor mengalir masuk dari  W positif jika lingkungan melakukan kerja
gas bertambah lingkungan ke gas (sistem) pada gas (sistem)

 ∆U negatif jika energi dalam yang dimiliki  Q positif jika kalor mengalir keluar dari  W negatif jika gas (sistem) melakukan
gas berkurang gas (sistem) ke lingkungan kerja pada lingkungan

49
6
Usaha dalam Diagram
P-V
Usaha dalam Diagram P-V

Isobarik Isokhorik

Usaha proses isobarik dapat ditentukan dari luas kurva 


di bawah gra fik P – V. P V Karena volumenya tetap berarti usaha pada gas ini nol,

W=0

Isotermal Adiabatik

Pada proses ini berlaku hukum Boyle 


T Q  Proses yang inilah yang dinamakan proses adiabatis.
Berdasarkan hukum I Termodinamika maka proses
Karena suhunya tetap maka pada proses isotermis ini adiabatis memiliki sifat dibawah.
tidak terjadi perubahan energi dalam ∆U=O
 

51
Adiabatik 5
2
Kalor tetap

Dari kurva hubungan p – V tersebut, Anda dapat mengetahui bahwa:


1) Kurva proses adiabatik lebih curam daripada kurva proses isotermal.
2) Suhu, tekanan, maupun volume pada proses adiabatik tidak tetap.
Proses adiabatik adalah proses termodinamika dimana kerja yang dilakukan oleh
gas adalah murni berasal dari perubahan energi internalnya. Tidak ada energi
yang masuk maupun yang keluar (Q) selama proses itu berjalan.
Berlaku persamaan Poison :
p Vγ = konstan, atau , p1 V1γ = p2 V2γ 

Oleh karena persamaan gas ideal dinyatakan sebagai pV = nRT maka Persamaan
(9–4) dapat ditulis : 
T1V1(γ –1) = T2 V2(γ –1)

dengan γ = CP/CV = konstanta Laplace, dan C P/CV > 1. CP adalah kapasitas kalor
gas pada tekanan tetap dan CV adalah kalor gas pada volume tetap.
Example

Maka usaha yang dilakukan setara dengan :

1. Proses A-B (Isokhorik)

Usaha sama dengan nol, W=0

2. Proses B-C (Isobarik)

Joule

Proses A-C

W = 0 + = Joule

53
Thank you!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai