Pengertian
Sistem saraf adalah sistem yang mengatur dan
mengendalikan semua kegiatan aktivitas tubuh
kita seperti berjalan,menggerakkan tangan,
mengunyah makanan dan lainnya.
Sistem Saraf tersusun dari jutaan serabut sel
saraf (neuron) yang berkumpul membentuk
suatu berkas ( faskulum).
Neuron adalah komponen utama dalam sistem
saraf.
Fungsi
Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3
(tiga) fungsi utama yaitu:
• Mikroglia
Mikroglia merupakan tipe sel glia yang merupakan bagian dari sistem
imun bagi sistem saraf pusat. Mikroglia merupakan sel kecil yang
beraksi sebagai fagosit, membersihkan komponen yang bisa
mengancam sistem saraf. Mikroglia akan terjadi proses inflamasi
maupun proses degeneratif yang mempengaruhi sistem saraf pusat.
Mikroglia dibuat dari jaringan sumsum tulang yang sama dengan yang
menghasilkan monosit. Selain sebagai sel imun, sel ini juga
mengeluarkan berbagai faktor yang bisa merangsang pertumbuhan.
Neuroglia
• Oligodendrosit
Oligodendrosit adalah sel yang berperan untuk
membentuk selubung mielin bagi sistem saraf pusat.
• Oligodendrosit dapat dikatakan memiliki fungsi yang
serupa dengan sel schwann yang ditemukan di sistem
saraf tepi.
• Oligodendrosit juga tidak memiliki kemampuan untuk
regenerasi, sehingga kerusakan pada sistem saraf
pusat seringkali menyebabkan kecacatan permanen.
• Sel ini memiliki substansi lemak yang mengelilingi
serabut-serabut aksonnya.
• Astrosit
“Astrosit” berasal dari dua kata “astro” yang berarti bintang dan “sit” yang
berarti sel. Sesuai dengan namanya, aritrosit adalah sel glia yang memiliki
bentuk seperti bintang. Astrosit merupakan sel yang paling banyak di sistem
saraf pusat.
• Sel Schwann
Sel Schwann adalah jenis sel glia yang berfungsi sebagai
pembentuk selumbung mielin saraf. Nama sel ini diberikan
sesuai dengan nama penemunya yaitu Theodor Schwaan, ia
merupakan seorang ilmuan dari Jerman.
• Sel Schwaan memungkinkan terjadinya transduksi sinyal elektrik
dari dendrit menuju akson.
• Pada sistem saraf pusat, tugas dari sel schwann ini dijalankan
oleh sel oligodendrosit.
• Proses pembentukan selubung mielin dimulai dari penyatuan
sitoplasma sel schwann yang membentuk gulungan.
• Fungsi selubung mielin yaitu untuk mempercepat laju impuls
menuju tempat tujuannya.
POTENSIAL AKSI
• Potensial aksi adalah aliran ionik positif dan
negatif yang bergerak di membran sel
General Sense
Dimana reseptornya secara luas tersebar di tubuh. General sense ini
dapat dibagi menjadi 2 , yaitu :
Somatic sense menyediakan informasi sensorik tentang tubuh dan
lingkungan sekitar, yang termasuk dalamnya adalah sentuhan, tekanan,
suhu, dan nyeri.
Visceral sense menyediakan informasi tentang keadaan organ
internal, yang terutamanya nyeri dan tekanan.
Special sense
Lebih mengkhususkan pada struktur maupun penempatan pada organ
tubuh. Yang termasuk dalam special sense adalah bau, rasa, suara,
cahaya, keseimbangan.
KOMPONEN POTENSIAL AKSI
Kanal-kanal yg berperan yaitu:
1. Kanal natrium bergerbang voltase
Kanal ini sendiri memiliki 2 gerbang, yaitu gerbang aktivasi
yang berada dekat dengan sisi luar kanal, dan gerbang
inaktivasi yang letaknya dekat dengan sisi dalam kanal.
- Gerbang aktivasi
• Ketika potensial membran istirahat,potensial akan meningkat
dari -90 milivolt menjadi 0, dan akhirnya mencapai suatu
voltase (biasanya berkisar antara -70 dan -50 milivolt).
• Keadaan ini menyebabkan perubahan bentuk yang tiba-tiba
pada gerbang aktivasi, yang membalikkan gerbang
sepenuhnya hingga posisi terbuka yang maksimal. Inilah
yang disebut sebagai keadaan teraktivasi
- Gerbang Inaktivasi
• Kenaikan voltase yang sama besarnya dengan
yang membuka gerbang aktivasi juga akan
menutup gerbang inaktivasi.
• Gerbang inaktivasi menutup dalam waktu
seperbeberapa puluh ribu detik setelah gerbang
aktivasi terbuka.
• Ketika gerbang inaktivasi telah tertutup, ion
natrium tidak lagi dapat berdifusi melewati
membran. Pada saat inilah potensial membran
mulai pulih kembali ke keadaaan istirahat.
2. Kanal kalium bergerbang voltase
1. Tahap Istirahat
Pada saat ini, membran dapat dikatakan "terpolarisasi", karena
selama tahap ini berlangsung, potensial membrannya bersifat
negatif dengan nilai sekitar -90 milivolt.
2. Tahap Depolarisasi
Pada tahap ini, membran secara tiba-tiba menjadi sangat
permeabel terhadap ion natrium. Hal ini menyebabkan kanal
ion natrium terbuka dengan cepat dan sejumlah besar ion
natrium yang bermuatarn positif berdifusi masuk ke dalam
akson. Keadaan membran yang awalnya terpolarisasi dengan
nilai -90 milivolt secara cepat menjadi semakin positif.
3. Tahap Repolarisasi
Tahapan ini berlangsung setelah tahap depolarisasi
berakhir, dan membran menjadi lebih permeabel
terhadap ion kalium. Berakhirnya tahap depolarisasi
adalah ketika kanal ion natrium tertutup dengan cepat
yang diikuti oleh pembukaan kanal ion kalium secara
lambat.
4. Tahap Hiperpolarisasi
Setelah tahap repolarisasi berakhir, dikenal suatu
kondisi yang disebut positive after potential. Keadaan
ini merupakan kondisi potensial membran yang lebih
negatif dari kondisi istirahat. terjadi akibat lambatnya
penutupan kanal ion K.
POTENSIAL MEMBRAN
• Membran potensial merupakan potensial yang
diakibatkan oleh adanya perbedaan muatan
pada sisi dalam dan sisi luar membran sel