Sistem Urinaria Pria Anatomi GINJAL Proses Pembentukan Urin • NEFRON MEMBERSIHKAN ZAT DENGAN CARA : - SEPERLIMA PLASMA DISARING MELALUI MEMBRAN GLOMERULUS & CAIRAN YANG TERBENTU MASUK KE TUBULUS GINJAL (FILTRASI) - DALAM TUBULUS, ZAT YANG MASIH BERMANFAAT AKAN DIABSORBSI KEMBALI SEPERTI AIR DAN ELEKTROLIT, DAN ZAT YANG TIDAK DIPERLUKAN TIDAK DIREABSORBSI DAN DIKELUARKAN BERSAMA URINE (REABSORBSI) - MEKANISME LAIN MELALUI PROSES SEKRESI YAITU ZAT YANG BERASAL DARI PLASMA DISEKRESIKAN MELALUI EPITEL TUBULUS KEDALAM LUMEN TUBULUS (SEKRESI) • FUNGSI LAIN GINJAL ADALAH MENGELUARKAN HORMON ERITROPOETIK (PENGHATURAN PEMBENTUKAN SEL DARAH MERAH) DAN HORMON RENIN (PENGATURAN TEKANAN DARAH DAN KESEIMBANGAN ION Na DALAM PLASMA DARAH) PROSES PEMBENTUKAN URIN • SEKITAR 25% PLASMA KECUALI PROTEIN DAN SEL DARAH DISARING MELALUI MEMBRAN GLOMERULUS & CAIRAN YANG TERBENTUK MASUK KE TUBULUS GINJAL (FILTRASI) • DALAM TUBULUS, ZAT YANG MASIH BERMANFAAT AKAN DIABSORBSI KEMBALI SEPERTI AIR DAN ELEKTROLIT, DAN ZAT YANG TIDAK DIPERLUKAN TIDAK DIREABSORBSI DAN DIKELUARKAN BERSAMA URINE (REABSORBSI) • MEKANISME LAIN MELALUI PROSES SEKRESI YAITU ZAT YANG BERASAL DARI PLASMA DISEKRESIKAN MELALUI EPITEL TUBULUS KEDALAM LUMEN TUBULUS PRODUKSI URINE SEKITAR 1 – 2 CC/KgBB (SEKRESI) PENGELUARAN URIN • PROSES MIKSI - DISTENSI KANDUNG KEMIH ( 250 CC) REFLEK KONTRAKSI DINDING KANDUNG KEMIH RELAKSASI SPINKTER INTERNUS RELAKSASI SPINKTER EKSTERNUS PENGOSONGAN KANDUNG KEMIH - KONTRAKSI KANDUNG KEMIH DAN RELAKSASAI SPINKTER DIHANTARAKAN MELALUI SERABUT SARAF SIMPATIS - PERSARAFAN VESIKA URINARIA DIATUR TORAKOLUMBAL & KRANIAL DARI SISTEM SARAF OTONOM Volume urine • Volume urine menentukan beberapa jumlah urine yang di keluarkan dalam waktu 24 jam. Berdasarkan usia, volume urine normal dapat di tentukan sebagai berikut: Ø Usia 1-2 hari : 15-60 ml/hari Ø Usia 3-10 hari : 100-300 ml/hari Ø Usia 10-12 bulan : 250-400 ml/hari Ø Usia 12 Bln-1 Th : 400-500 ml/hari Ø Usia 1-3 Tahun : 500-600 ml/hari Ø Usia 3-5 Tahun : 600-700 ml/hari Ø Usia 5-8 Tahun : 700-1000 ml/hari Ø Usia 8-14 Tahun : 800-1400 ml/hari Ø Usia 14 Th- Dwsa : 1500 ml/hari Ø Dewasa tua : <1500 ml/hari Perubahan Pola Eliminasi Urin • Frekuensi : meningkatnya frekuensi berkemih tanpa intake cairan yang meningkat, biasanya terjadi pada cystitis, stres dan wanita hamil. • Urgency : perasaan ingin segera berkemih dan biasanya terjadi pada anak-anak karena kemampuan spinter untuk mengontrol berkurang. • Dysuria : rasa sakit dan kesulitan dalam berkemih misalnya pada infeksi saluran kemih, trauma dan striktur uretra. • Polyuria (diuresis) : produksi urine melebihi normal, tanpa peningkatan intake cairan misalnya pada pasien DM. • Urinary suppression : keadaan di mana ginjal tidak memproduksi urine secara tiba-tiba. Anuria (urine kurang dari 100 ml/24 jam), olyguria (urine berkisar 100-500 ml/jam). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Eliminasi Urine • Diet dan Asupan (intake) • Respons Keinginan Awal untuk Berkemih • Gaya Hidup • Tingkat Aktivitas • Tingkat Perkembangan • Kondisi Penyakit • Sosiokultural • Kebiasaan Seseorang • Tonus Otot • Pembedahan • Pengobatan • Pemeriksaan Diagnostik Masalah-Masalah Pada Kebutuhan Eliminasi Urin RETENSI URINE • Merupakan penumpukan urine dalam bladder dan ketidakmampuan bladder untuk mengosongkan kandung kemih. Penyebeb distensi bladder adalah urine yang terdapat dalam bladder melebihi 400 ml. Normalnya adalah 250-400 ml. • Penyebab: Operasi pada daerah abdomen bawah, pelvis vesika urinaria, Trauma sumsum tulang belakang, Tekanan uretra yang tinggi disebabkan oleh otot detrusor yang lemah, Sfingter yang kuat, Sumbatan (struktur uretra dan pembesaran kalenjer prostate). • Tanda-tanda Klinis pada retensi: – Ketidaknyaman daerah pubis – Distensi vesika urinaria – Ketidaksanggupan untuk berkemih – Sering berkemih saat vesika urinaria berisi sedikit urine (25-50 ml) – Ketidakseimbangan jumlah urine yang dikeluarkan dengan asupannya – Meningkat keresahan dan keinginan berkemih – Adanya urine sebanyak 3000-4000 ml dalam kandung kemih Inkotinensia Urine • Ketidakmampuan otot spinter eksternal sementara atau menetap untuk mengontrol ekskresi urine/sering miksi. Inkotinensia terdiri atas: a. Inkotinensia Dorongan b. Inkontinensia total c. Inkontinensia stres d. Inkotinensia Refleks (neurologis) e. Inkontinensial fugsional (neurologis) a. Inkotinensia Dorongan • Merupakan keadaan dimana seseorang mengalami pengeluaran urine tanpa sadar,terjadi segera setelah merasa dorongan yang kuat untuk berkemih. • Tanda-tanda inkotinensia dorongan: – Sering miksi (miksi lebih dari 2 jam sekali) – Sepasme kandung kemih • Kemungkinan penyebab : – Penurunan kapasitas kandung kemih – Iritasi pada reseptor regangan kandung kemih yang menyebabkan sepasme – Minum alkohol atau caffeine – Peningkatan cairan – Peningkatan konsentrasi urine – Distensi kandung kemih yang berlebihan b. Inkontinensia total • Merupakan keadaan dimana seseorang mengalami pengeluaran urine yang terus-menerus dan tidak dapat diperkirakan. • Kemungkinan penyebab: – Dispungsi neurologis – Kontraksi independent dan refleks detrusor karena pembedahan – Trauma atau penyakit yang mempengaruhi syaraf medula spinalis – Fistula – Neuropati • Tanda-tanda inkontinensial total: – Aliran konstant yang terjadi pada saat tidak diperkirakan – Tidak ada distensi kandung kemih – Nocturia – Pengobatan inkontinensia tidak berhasil c. Inkontinensia stress • Merupakan keadaan seseorang yang mengalami kehilangan urine kurang dari 50 ml, terjadi dengan peningkatan tekanan abdomen. • Kemungkinan penyebab: – Perubahan degeneratif pada otot pelfis dan struktur penunjang yang berhubungan dengan penuaan. – Tekanan intra abdominal tinggi (obesitas) – Distensi kandung kemih – Otot pelfis dan struktur penunjang lemah • Tanda-tanda inkontensia setres: – Adanya urine menetes dengan peningkatan tekanan abdomen – Adanya dorongan berkemih – Sering miksi (lebih dari 2 jam sekali) d. Inkotinensia Refleks • Merupakan keadaan dimana seseorang mengalami pengeluaran urine yang tidak dirasakan<terjadi pada interval yang dapat diperkirakan bila volume kandung kemih mencapai jumlah tertentu. • Kemungkinan penyebab: – Kerusakan neurologis (lesi medula spinalis) • Tanda-tanda Inkontinensia refleks: – Tidak ada dorongan berkemih. – Merasa bahwa kandung kemih penuh. – Kontraksi atau spasme kandung kemih tidak di hambat pada interval teratur. e. Inkontinensial Fugsional • Merupakan keadaan seseorang yang mengalami pengeluaran urine secara tanpa disadari dan tidak dapat diperkirakan. • Kemungkinan penyebab: – Kerusakan neurologis (lesi medula sepinalis) • Tanda-tanda inkontinensial fungsional: – Adanya dorongan untuk berkemih – Kontraksi kandung kemih cukup kuat untuk mengeluarkan ENURESIS Merupakan ketidaksangupan menahan kemih (menggompol) yang diakibatkan tidak mampu mengontrol spingter. • Faktor penyebab enuresis. – Kapasitas vesika urinaria lebih besar dari kondisi normal. – Anak-anak yang tidurnya bersuara dan tanda-tanda dari indikasi keinginan berkemih tidak diketahui,yang mengakibatkan terlambatnya bangun tidur untuk ke kamar mandi. – Vesika urinaria peka rangsang dan seterusnya tidak dapat menampung urine dalam jumlah besar. LANJUTAN...... – Suasana emosional yang tidak menyenangkan dirumah (misalnya persaingan dengan saudara kandung atau cekcok dengan orang tua). – Orang tua yang mempunyai pendapat bahwa anaknya akan mengatasi kebiasaanya tanpa di Bantu untuk mendidiknya. – Infeksi saluran kemih atau perubahan fisik atau neurologist system perkrmihan. – Makanan yang banyak mengandung garam dan mineral, atau Makanan pedas. – Anak yang takut jalan gelap untuk kekamar mandi Proses Keperawatan Pada Masalah Kebutuhan Eliminasi Urin • Pengkajian • Diagnosa Keperawatan • Intervensi • Implementasi • Evaluasi Pengkajian • Kebiasaan berkemih Pengkajian ini meliputi bagaimana kebisaan berkemih serta hambatannya. Frekuensi berkemih tergatung pada kebiasaan dan kesempatan. Banyak orang berkemih setiap hari pada waktu bangun tidur dan tidak memerlukan waktu untuk berkemih pada waktu malam hari. • Pola berkemih – Frekuensi berkemih : frekuesi berkemih menentukan berapa kali individu berkemih dalam waktu 24 jam – Urgensi : Perasaan seseorang untuk berkemih seperti seseorang ke toilet karena takut megalami inkotinensia jika tidak berkemih – Disuria : Keadaan rasa sakit atau kesulitan saat berkemih. Keadaan ini ditemukan pada striktur uretra, infeksi saluran kemih, trauma pada vesika urinaria. – Poliuria : Keadaan produksi urine yang abnormal yang jumlahnya lebih besar tanpa adanya peingkata asupa caira. Keadaan ini dapat terjadi pada penyekit diabetes, defisiensi ADH, da pen yakit kronis ginjal. – Urinaria supresi : Keadaan produksi urine yang berhenti secara medadak. Bila produksi urine kurag dari 100 ml/hari dapat dikataka anuria, tetapi bila produksiya atara 100 – 500 ml/hari dapat dikataka sebagai oliguria. • Volume urine – Volume urine menentukan berapa jumlah urine yang dikeluarka dalam waktu 24 jam. Diagnosa Keperawatan • Perubahan pola eliminasi urine berdasarkan : – Ketidakmampuan salurab kemih akibat anomali saluran urinaria – Penurunan kapsitas atau iritasi kandung kemih akibat penyakit – Kerusakan pada saluran kemih – Efek pembedahan pada saluran kemih • Inkontinensia fungsional berdasarkan : – Penurunan isyarat kandung kemih dan kerusakan kemampuan untuk mengenl isyarat akibat cedera atau kerusakan k. Kemih – Kerusakan mobilitas – Kehilangan kemampuan motoris dan sensoris • Inkontinensia refleks berdasarkan gagalnya fungsi rangsang di atas tingkatan arkus refleks akibat cedera pada m. spinalis Lanjutan………
• Inkontinensia stress berdasarkan :
– Tingginya tek. Intraabdimibal dan lemahnya otor peviks akibat kehamilan – Penurunan tonus otot • Inkontinensia total berdasarkan defisit komnikasi atau persepsi • Inkontinensia dorongan berdasarkan penurunan kapasitas k. Kemih akibat penyakit infeksi, trauma, tindakan pembedahan, faktor penuaan • Retesi urine berdasarkan adanya hambatan pada sfingter akibat penyakit struktur, BHP • Perubahan body image berdasarkan inkontinensia dan enuresis • Resiko terjadinya infeksi salura kemih berdasarkan pemasangan kateter, kebersihan perineum yang kurang • Resiko perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d gangguan drainase ureterostomi.