Anda di halaman 1dari 39

VISUM ET REPERTUM

dr. Jims Ferdinan, Sp. F.M., M.Ked


(2019)
DEFINISI

Keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter, berisi temuan


dan pendapat berdasarkan keilmuannya tentang hasil
pemeriksaan medis terhadap manusia atau bagian dari tubuh
manusia, baik yang hidup maupun mati, atas permintaan
tertulis (resmi) dari penyidik yang berwenang yang dibuat
atas sumpah atau dikuatkan dengan sumpah, untuk
kepentingan peradilan
(FK UI 2009).
LANDASAN HUKUM

1. Staatsblad (Lembaga Negara) No. 350 Tahun 1937 pasal 1


dan pasal 2
2. KUHAP Pasal 133 ayat 1 dan ayat 2
3. KUHAP Pasal 184 ayat 1 Butir C
4. KUHAP Pasal 187 Butir C
KLASIFIKASI VISUM ET REPERTUM
A. Berdasarkan Waktu Permintaan :
1. V. Seketika : Visum untuk korban hidup atau korban mati. Visum ini
dibuat dengan segera dan lengkap setelah korban diperiksa. Bila korban
hidup (oleh karena korban tidak perlu dirawat/ diopname), maka derajad
kualifikasi luka dinyatakan. Bila korban mati perkiraan sebab kematian
dinyatakan.
2. V. Sementara : Visum hanya untuk korban hidup. Visum ini dibuat
meskipun korban masih dalam perawatan medis/ diopname di RS oleh
karena kondisi korban Kritis, maka derajad kualifikasi luka belum dapat
dinyatakan.
3. V. Lanjutan : Visum untuk korban hidup atau korban mati. Visum ini
dibuat setelah korban selesai perawatan medis (dapat hidup ataupun mati).
Bila korban hidup derajad kualifikasi luka dinyatakan. Bila korban mati
perkiraan sebab kematian dinyatakan.
B. Berdasarkan Kondisi Korban:
1. V. Korban Hidup : Visum yang dibuat untuk korban hidup
2. V. Korban Mati : Visum yang dibuat untuk korban mati

C. Berdasarkan Teknik Pemeriksaan:


3. V. Pemeriksaan luar : Visum yang dibuat untuk korban hidup
atau korban mati. Visum ini yang dibuat dari data pemeriksaan luar saja
(pemeriksaan benda2x, fisik luar dan laboratorium tanpa penyayatan
tubuh)
4. V. Pemeriksaan luar dan dalam (bedah mayat) : Visum
yang dibuat untuk korban mati. Visum yang dibuat dari pemeriksaan luar
saja (pemeriksaan benda2x, fisik luar dan laboratorium tanpa penyayatan
tubuh) disertai penyayatan tubuh dan pembukaan rongga tubuh
(Kopetensi dokter/ ahli forensik)
D. Berdasarkan Peristiwa Tindak Pidananya:
1. V. Perlukaan : Visum yang dibuat untuk korban hidup dan
korban mati. Dengan memeriksa dan menilai tanda dan jenis
kekerasan, penyebab kekerasan, deskripsi luka dan derajad
kualifikasi luka korban

2. V. Keracunan : Visum yang dibuat untuk korban hidup dan


korban mati. Dengan memeriksa dan menilai tanda keracunan (jenis
zat racun, jumlah jenis zat racun, dosis zat racun dengan
pemeriksaan leboratorium) serta tanda dan jenis kekerasan,
penyebab kekerasan, deskripsi luka dan derajad kualifikasi luka
korban
3. V. Kejahatan Seksual : Visum yang dibuat untuk korban
hidup dapat juga pada korban mati. Dengan memeriksa dan menilai
tanda persetubuhan, tanda dan jenis kekerasan, deskripsi luka,
derajad kualifikasi luka serta tanda tidak berdaya atau tidak sadar
(karena suatu zat/racun atau karena suatu kekerasan atau karena
suatu penyakit), batasan umur, kepantasan untuk dikawini/
disetubuhi/ dibuahi serta tanda kehamilan

4. V. Kejiwaan : Visum yang dibuat untuk pelaku kejahatan.


Dengan memeriksa dan menilai tanda kelainan serta diagnosa
penyakit jiwa serta penggunaan obat yang dapat mengganggu jiwa
(Psikotropik), guna menegakkan KUHP Pasal 44
CIRI Visum Et Repertum, berdasarkan Waktu Permintaan:
1. Visum Seketika
Pada bagian kesimpulan : ditulis segala penilaian dengan lengkap dari
hasil temuan yang disesuaikan dengan jenis visum berdasarkan Kondisi
Korban, Teknik Pemeriksaan serta Peristiwa Tindak Pidananya.

2. Visum Sementara
Bagian kesimpulan : ditulis pernyataan bahwa, “derajad kualifikasi
korban belum dapat dinyatakan, oleh karena korban masih dalam
perawatan medis”. Hal lainnya tetap dinyatakan dan disesuaikan dengan
jenis visum berdasarkan Kondisi Korban, Teknik Pemeriksaan serta
Peristiwa Tindak Pidananya.
3. Visum Lanjutan
Bagian kesimpulan : ditulis pernyataan bahwa, “korban sebelumnya
sempat mendapatkan perawatan medis”. Hal lainnya tetap dnyatakan
dan disesuaikan dengan jenis visum berdasarkan Kondisi Korban, Teknik
Pemeriksaan serta Peristiwa Tindak Pidananya.
CIRI Visum Et Repertum, berdasarkan Kondisi Korban:
1. Visum korban hidup
Bagian hasil pemeriksaan/ pemberitaan : ditulis tanda2x kehidupan
(Kesadaran, emosional/ prilaku dan Vital Sign), serta hal lainnya
yang disesuaikan dengan jenis visum berdasarkan Waktu Permintaan,
Teknik Pemeriksaan serta Peristiwa Tindak Pidananya.

Bagian kesimpulan : ditulis penilaian keadaan umum korban


(tampak : baik/sehat, sakit ringan, sakit sedang atau sakit berat)
dan penilaian perkiraan umur luka serta hal lainnya yang disesuaikan
dengan jenis visum berdasarkan Waktu Permintaan, Teknik
Pemeriksaan serta Peristiwa Tindak Pidananya.
2. Visum korban mati (jenazah)
Bagian hasil pemeriksaan/ pemberitaan : ditulis tanda2x
kematian (lebam mayat, kaku mayat atau pembusukan), serta hal
lainnya yang disesuaikan dengan jenis visum berdasarkan Waktu
Permintaan, Teknik Pemeriksaan serta Peristiwa Tindak Pidananya.

Bagian kesimpulan : ditulis penilaian (perkiraan) sebab kematian


dan penilaian (perkiraan) saat atau lama kematian serta hal lainnya
yang disesuaikan dengan jenis visum berdasarkan Waktu Permintaan,
Teknik Pemeriksaan serta Peristiwa Tindak Pidananya.
CIRI Visum Et Repertum, berdasarkan Teknik Pemeriksaan:
1. Visum pemeriksaan luar
Bagian hasil pemeriksaan/ pemberitaan : ditulis hasil
pemeriksaan benda-benda, fisik serta laboratorium (yang dilakukan
tanpa pembukaan rongga tubuh/ incisi), serta hal lainnya yang
disesuaikan dengan jenis visum berdasarkan Waktu Permintaan, Kondisi
Korban serta Peristiwa Tindak Pidananya.

Bagian kesimpulan : ditulis seluruh penilaian/ pendapat dokter


berdasarkan temuan dari teknik pemeriksaan luar saja yang
disesuaikan dengan jenis visum berdasarkan Waktu Permintaan, Kondisi
Korban dan Peristiwa Tindak Pidananya.
2. Visum korban bedah mayat
Bagian hasil pemeriksaan/ pemberitaan : ditulis hasil
pemeriksaan benda-benda, fisik serta laboratorium (yang dilakukan tanpa
melakukan pembukaan rongga tubuh/ incisi) dilanjutkan dengan
pemeriksaan dalam/ organ2x (yang dilakukan dengan pembukaan
rongga tubuh/ incisi).

Bagian kesimpulan : ditulis seluruh penilaian/ pendapat dokter


berdasarkan temuan dari teknik pemeriksaan luar dan pemeriksaan
dalam yang disesuaikan dengan jenis visum berdasarkan Waktu
Permintaan, Kondisi Korban dan Peristiwa Tindak Pidananya.
CIRI Visum Et Repertum, berdasarkan Peristiwa Tindak
Pidananya:
1. Visum perlukaan
Bagian hasil pemeriksaan/ pemberitaan : ditulis pemeriksaan
benda, fisik dan laboratorium yang terkait dengan peristiwa
perlukaan tsb, seperti : tanda kekerasan (deskripsi luka), serta hal
lainnya.

Bagian kesimpulan : ditulis penilaian jenis kekerasan, penyebab


kekerasan dan derajad kualifikasi luka serta (perkiraan) sebab
kematian, mekanisme kematian dan cara kematian akibat unsur
kekerasan tsb, yang disesuaikan dengan jenis visum berdasarkan Waktu
Permintaan, Kondisi Korban dan Teknik Pemeriksaan.
2. Visum keracunan
Bagian hasil pemeriksaan/ pemberitaan : ditulis pemeriksaan
benda, fisik dan laboratorium terkait dengan peristiwa keracunan tsb
seperti : tanda kekerasan di tubuh korban (dalam deskripsi luka) sebagai
tanda mekanisme masuknya zat racun ke tubuh korban, tanda dampak
racun bagi kesehatan tubuh, serta hal lainnya.

Bagian kesimpulan : ditulis penilaian jenis racun, jumla dari jenis


racun, volume racun, dosis racun cara masuk racun, serta derajad
kualifikasi luka serta (perkiraan) sebab kematian, mekanisme
kematian dan cara kematian akibat unsur racun tsb, yang disesuaikan
dengan jenis visum berdasarkan Waktu Permintaan, Kondisi Korban dan
Teknik Pemeriksaan.
3. Visum kejahatan seksual
Bagian hasil pemeriksaan/ pemberitaan : ditulis pemeriksaan
benda, fisik dan laboratorium yang terkait dengan peristiwa kejahatan
seksual tsb seperti: tanda persetubuhan di alat kelamin korban, tanda
kekerasan di tubuh korban (deskripsi luka), serta hal lainnya.

Bagian kesimpulan : ditulis penilaian jenis kelamin korban, kontak


kelamin/persetubuhan, kekerasan dan penyebab kekerasan, batasan
umur, pantas atau belum pantas dikawini, tingkat kesadaran dan
keberdayaan korban saat peristiwa terjadi serta derajad kualifikasi
luka yang disesuaikan dengan jenis visum berdasarkan Waktu Permintaan,
Kondisi Korban dan Teknik Pemeriksaan.
4. Visum kejiwaan
Bagian hasil pemeriksaan/ pemberitaan : ditulis pemeriksaan
anamnesa kejiwaan dan kelainan mental/ kejiwaan pasien serta
laboratorium terkait dengan peristiwa kejiwaan tsb, seperti : tanda
halusinasi, waham, delusi, ilusi, afek, tampilan, isi pikiran, serta hal
lainnya.

Bagian kesimpulan : ditulis penilaian kelainan kejiwaan,


penggunaan zat yang dapat menggangu kejiwaan, dan diagnosa
penyakit kejiwaan serta onset atau prognosis dari kondisi penyakit
kejiwaan tsb, untuk menegakkan pidana KUHP Pasal 44
BAGIAN DARI VISUM ET REPERTUM
1. PROJUTITIA
2. PENDAHULUAN
3. HASIL PEMERIKSAAN (PEMBERITAAN/ FACTA TEMUAN)
4. KESIMPULAN
5. PENTUTUP
1. PROJUTITIA
• Memiliki arti : Demi Peradilan
• Dibuat untuk kepentingan peradilan
• Dicantumkan di bagian atas surat
• Wajib ditulis sebagai pengganti materai
2. PENDAHULUAN
Memuat tentang :
• Identitas yang Meminta
• Identitas yang Memeriksa
• Identitas Korban
• Serta segala hal penting
(penjelasan lainnya) yang
diperlukan, sesuai dengan
Surat Permintaan Visum
Et Repertum dari Penyidik
3. HASIL PEMERIKSAAN (PEMBERITAAN/ FACTA
TEMUAN)
Berisi tentang temuan (hasil pemeriksaan medis) secara objektif,
yang disesuaikan dengan KLASIFIKASI VISUM ET REPERTUM

Misalnya pada Visum Et Repertum harus diuraikan :


Identifikasi fisik, Kesadaran, Emosi dan Prilaku, Tanda- Tanda
Vital Sign (pada korban hidup) dan Tanda-tanda kematian
(pada korban mati), Tanda- Tanda Kekerasan (dalam bentuk
penulisan deskripsi luka), pemeriksaan laboratorium, kelainan
tubuh, pemeriksaan benda2x korban, serta hal lainnya yang
bermanfaat untuk Kesimpulan
Contoh :
Pemberitaan/ Hasil Pemeriksaan Visum Et Repertum
berdasarkan Waktu Permintaan ; Visum Seketika, berdasarkan
Kondisi Korban ; Korban Mati/Jenazah, berdasarkan Teknik
Pemeriksaan ; Pemeriksaan Luar dan Dalam (Bedah Mayat),
berdasarkan Peristiwa Tindak Pidana ; Peristiwa Keracunan
4. KESIMPULAN
Berisi tentang pendapat dokter (sesuai kopetensi keilmuan
dokter) secara subjectif (berdasarkan hasil pemeriksaan/
temuan secara objektif), yang disesuaikan dengan KLASIFIKASI
VISUM ET REPERTUM.

Misalnya pada Visum Et Repertum harus diuraikan :


Penilaian keadaan umum korban, tanda/ jenis kekerasan,
penyebab kekerasan, derajad kualifikasi luka, perkiraan umur
luka terjadi (korban hidup), dan perkiraan sebab kematian dan
lama kematian (korban mati), serta hal lain yang bermanfaat
bagi proses Penyidikan.
Contoh : Kesimpulan Visum Et Repertum berdasarkan Waktu
Permintaan ; Visum Seketika, berdasarkan Kondisi Korban ;
Korban Hidup, berdasarkan Teknik Pemeriksaan ; Pemeriksaan
Luar, berdasarkan Peristiwa Tindak Pidana ; Peristiwa Perlukaan
5. PENUTUP
Berisi tentang KATA-KATA YANG SUDAH BAKU seperti:
1. Landasan hukum/Undang-Undang
2. Atas dasar sumpah dan kejujuran
3. Hasil temuan atau Facta pemeriksaan
4. Berdasarkan keilmuan kedokteran serta
5. Demi kepentingan peradilan
TATACARA PELAYANAN VISUM ET REPERTUM
Korban diantar oleh petugas kepolisian ke RS atau Puskesmas

Dokter meminta atau menerima surat permohonan


visum et repertum dari Kepolisian

Dokter dan tim medis melakukan pemeriksaan sesuai dengan


surat permintaan visum et repertum

Dokter mengisi data medis korban di Rekam Medik

Dokter mengembalikan korban kepada Kepolisian dan Keluarga


Dokter menyusun visum et repertum berdasarkan
hasil pemeriksaan yang ada di rekam medik dan menyerahkan
visum et repertum pada Kepolisian
TATACARA PENULISAN VISUM ET REPERTUM
1. Diketik pada kertas yang baik dan bersih
2. Pada bagian atas kertas (kepala surat) diketik lambang lembaga
Pelayanan kesehatan dan nama Instansi pemeriksa
3. Diberi Penomor surat sesuai dengan tatacara Penomoran surat di
Instansi pemeriksa
4. Diberi tanggal sesuai tanggal pembuatan visum et repertum
5. Diketik satu spasi, rata tepi kanan dan rata tepi kiri
6. Font huruf dan ukuran huruf yang digunakan adalah font huruf dan
ukuran huruf yang resmi untuk pembuatan dokumen negara
7. Angka ditulis dengan penggunaan huruf,
8. Menggunakan bahasa awam yang mudah dimengerti (tidak
menggunakan bahasa asing)
8. Tidak menggunakan singkatan kata atau huruf atau lambang bahasa
9. Apabila ada kalimat yang dibuat, tidak sampai pada ujung batas tepi
ketikan/ baris, maka harus dibuat garis penutup (garis putus-putus)
10. Apabila lebih dari satu halaman maka yang harus dilakukan adalah:
Mencantumkan/ mengetik pada bagian kanan bawah kertas, tiga kata
pertama (dari kalimat yang terdapat pada halaman berikutnya)
11. Setiap lembaran visum diberi penomoran lembaran visum dari jumlah
total lembaran visum, yang diserahkan ke penyidik (ditulis pada sisi
kanan atas kertas/ lembaran kertas/ lembaran visum)
12. Dapat juga ditulis tiap lembar kertas, nomor halaman kertas (pada
bagian pojok kanan bawah kertas atau pada bagian tengah bawah
kertas/ lembaran kertas/ lembaran visum
CONTOH : TATACARA PENULISAN VISUM ET REPERTUM
CONTOH :
SURAT PERMINTAAN
VISUM DARI
PENYIDIK
CONTOH :
VISUM SEKETIKA,
KORBAN HIDUP,
TEKNIK PEMERIKSAAN
LUAR, PERISTIWA
PERLUKAAN
CONTOH :
VISUM SEKETIKA, KORBAN HIDUP, TEKNIK PEMERIKSAAN
LUAR, PERISTIWA PERLUKAAN
CONTOH :
VISUM
KEJIWAAN
DESKRIPSI LUKA
Deskripsi luka ditulis pada Bagian Pemberitaan Visum
1) Jumlah luka
2) Jenis luka
3) Lokasi Luka
4) Bentuk luka
5) Warna Luka
6) Ukuran Luka
7) Ordinat luka (jarak tepi luka dengan titik anatomis tubuh terdekat
sesuai arah mata angin, atau jarak pusat luka berdasarkan sumbu Y
yang tegak lurus ke atas atau ke bawah dan sumbu X yg mendatar ke
kanan atau ke kiri)
8) Karakteristik luka
9) Hal hal lain yang perlu ditambahkan seperti adakah butiran pasir,
tanah, arah luka, jarak tembakan, dan lain lain (patah tulang,
perdarahan, hancur organ, putus pembuluh darah)
DERAJAT KUALIFIKASI LUKA

Derajad Kwalifikasi Luka ditulis pada Kesimpulan Visum


DERAJAD : Stadium/ tingkatan
KUALIFIKASI : Kualitas/ Mutu/ Keparahan
LUKA : Putus/ rusak jaringan dan organ tubuh

Derajad Kwalifikasi Luka merupakan, Tingkatan/ stadium keparahan luka


(Ringan, Sedang dan Berat) yang dapat menimbulkan dampak/ masalah bagi
kesehatan tubuh dan kehidupan manusia/ korban berdasarkan Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana.
CONTOH : Cara Penulisan Deskripsi Luka
Contoh
Luka Robek di lengan atas kanan bagian belakang

Terdapat satu luka terbuka, pada daerah lengan atas kanan sebelah belakang,
bentuk luka tidak beraturan, warna dasar luka merah dengan sekitar luka
berwarna merah kebiruan, ukuran panjang luka tujuh koma tiga sentimeter
dan ukuran lebar luka tiga sentimeter, jarak pusat luka sebelas sentimeter
dari puncak bahu kanan serta sembilan belas sentimeter dari sikut kanan,
tepi luka tidak rata, dengan jembatan jaringan di sekitar luka, tampak bercak
darah di sekitar luka dan tanda-tanda patah tulang lengan atas.
CONTOH : Cara Penulisan Deskripsi Luka
Contoh
Luka Memar di permukaan perut kiri bagian atas

Terdapat satu luka memar, pada daerah permukaan perut kiri bagian atas,
bentuk luka tidak beraturan, warna luka merah kebiruan, ukuran panjang
luka lima koma tujuh sentimeter dan ukuran lebar luka empat sentimeter,
jarak pusat luka sebelas koma empat sentimeter dari puting dada kiri serta
lima, koma lima sentimeter dari garis pertengahan tubuh, luka memar teraba
bengkak yang berbatas tegas, dengan kerusakan permukaan kulit.
TERIMA KASIH
MAULIATE

Anda mungkin juga menyukai