Anda di halaman 1dari 18

DRAINASE PERMUKIMAN

RAMAH LINGKUNGAN
ANALISIS INSTRUKSIONAL MATA KULIAH DRAINASI

Menjelaskan mengenai prinsip-prinsip


TIU drainasi serta cara penerapannya di bidang
Teknik Sipil

Merencana Merencana Drainasi Merencana Drainasi Merencana Drainasi Merencana Drainasi Merencana
Drainasi untuk untuk Lapangan untuk Jalan Raya dan untuk Lapangan untuk Tambak dan Drainasi Sumuran
Pertanian 8) Terbang 9) Jalan Kereta Api 10) Olah Raga dan Plaza Polder 12) 13)
11)

Menjelaskan lengkung Menjelaskan Menjelaskan gerakan air


intensitas hujan 5) permeabilitas dan dalam tanah 7)
klasifikasi tanah 6)

Menjelaskan sistem
drainasi gabungan 4)

Menjelaskan sistem Menjelaskan sistem drainasi


drainasi permukaan bawah permukaan
(Surface Drainage) 2) (Subsurface Drainage) 3)

Menjelaskan mengenai pengertian, sasaran,


cara dan tata selokan drainasi 1)
DRAINASE PERMUKIMAN
Ber wawasan Lingkungan

 Makin berkurangnya daerah resapan air hujan, karena


meningkatnya luas daerah yang ditutupi oleh
perkerasan dengan meningkatnya pembangunan
permukiman seperti halnya di perkotaan dapat
mengakibatkan waktu berkumpulnya air ( time of
concentration) menjadi jauh lebih pendek, sehingga
akumulasi air hujan yang terkumpul melampaui
kapasitas drainase yang ada.
 Dengan berkurangnya kesempatan air hujan berinfiltrasi
ke dalam tanah, maka limpasan permukaan air hujan
akan menimbulkan genangan bahkan banjir pun dapat
terjadi pula.
 Dalam upaya mengantisipasi hal tersebut, maka
diperlukan penerapan Norma, Standar, Pedoman
dan Manual (NSPM) mengenai Drainase
Permukiman yang berwawasan lingkungan,
– seperti Sumur Resapan Air Hujan (SRAH),
– Saluran Resapan Air Hujan (SAH),
– Saluran Air Hujan Pracetak Berlubang,
– dan paving blok.
 melalui Sosialisasi, Advis Teknik bagi para
penyelenggara pembangunan, sehingga dapat
mengoptimalkan hasil pembanguinan prasarana dan
sarana Kimpraswil (PSK).
Pendahuluan
 Drainase Permukiman merupakan sarana atau prasarana di
permukiman untuk mengalirkam air hujan, dari suatu tempat ke
tempat lain.
 Pengembangan permukiman di perkotaan yang demikian
pesatnya, mengakibatkan makin berkurangnya daerah resapan
air hujan, karena meningkatnya luas daerah yang ditutupi oleh
perkerasan dan mengakibatkan waktu berkumpulnya air ( time
of concentration) jauh lebih pendek, sehingga akumulasi air
hujan yang terkumpul melampaui kapasitas drainase yang ada.
Hal ini sering ditunjukan dengan terjadinya air yang meluap dari
saluran drainase baik di perkotaan, maupun di permukiman
secara khusus, sehingga terjadi genangan air bahkan akan
terjadi banjir yang mengganggu aktivitas masyarakat.
 Permasalahan yang timbul berkaitan dengan
Drainase Permukiman, diantaranya;
– 1) Berkurangnya atau tidak mampunya saluran drainase
yang ada mengalirkan limpasan aliran permukaan, karena
berubahnya fungsi lahan/ tataguna lahan atau pesatnya
pertumbuhan daerah permukiman;
– 2) Saluran drainase yang ada tidak berfungsi sebagaimana
mestinya, karenaada bagian saluran yang tertutup sampah
atau ada bagian saluran yang menyempit);
– 3) Timbulnya genangan air di daerah permukiman;
– 4) Berkurang kuantitas air sumur yang bersumber dari air
tanah dangkal.
Sumur Resapan Air Hujan (SRAH)

 Sumur Resapan Air Hujan adalah prasarana untuk


menampung dan meresapkan air kedalam tanah.
 Air hujan yang ditampung dan diresapkan, berasal
dari bidang tanah, atap bangunan dan permukaan
tanah yang dikedapkan untuk menjaga
keseimbangan sistem tata air di lingkungan
permukiman.
 SRAH hanya menampung air hujan, bukan air
limbah.
Saluran Air Hujan Pracetak Berlubang

– Saluran air hujan pracetak berlubang adalah saluran air


hujan yang dibuat dari bahan beton bertulang dengan
sistem pracetak dan diberi lubang pada dasar saluran.
– Fungsi saluran untuk mengalirkan limpasan air hujan ke
badan air dan meresapkan sebagian air hujan.
– Tujuannya untuk menjaga keseimbangan sistem tata air di
lingkungan permukiman. Air yang mengalir ke saluran
resapan adalah air hujan, bukan air limbah.
Paving blok

 Paving blok adalah suatu elemen bahan bangunan


yang dibuat dari campuran semen hidrolis atau
sejenisnya, agregat dan air dengan atau tanpa
bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi
mutu beton tersebut;
 Paving blok untuk mengalirkan air hujan di permukaan ke
lapisan pasir dibawahnya melalui celah-celah antar paving
blok,
 mengurangi kecepatan erosi tanah, khususnya pada tanah
yang miring dan
 menghambat penguapan air tanah dibawahnya, sehingga
dapat menjaga kelembaban dan keseimbangan air tanah
Pembahasan

Pembangunan permukiman baru yang terus


meningkat serta memerlukan lahan yang luas, telah
merubah fungsi lahan dari budidaya pertanian,
kawasan hutan lindung, tangkapan air / konservasi
menjadi kawasan hunian yang berdampak terhadap
perubahan tata air alamiah.
Perubahan fungsi lahan tersebut telah memperluas
lapisan kedap air, sehingga berkurang kesempatan
air untuk berinfiltrasi ke dalam tanah dan
memperbesar limpasan permukaan air hujan.
Akibat hal tersebut, pada musim kemarau, kuantitas
sumur air tanah dangkal semakin berkurang, bahkan
banyak yang menjadi kering. Sedangkan pada musim
hujan akan terjadi genangan air, bahkan banjir seperti
yang terjadi di permukiman.
Sebagai upaya dalam mengurangi limpasan
permukaan air hujan dan menambah infiltrasi ke dalam
tanah maka, teknologi drainase berwawasan
lingkungan seperti SumurResapan Air Hujan (SRAH),
Saluran Air Hujan Pracetak Berlubang, dan paving
blok, merupakan alternatif pemecahan untuk
mengatasinya.
KESIMPULAN

 1) Drainase berwawasan lingkungan dapat membantu menjaga


keseimbangan tata air dan kondisi lingkungan permukiman.
 2) Drainase berwawasan lingkungan khususnya drainase mikro,
dapat membantu menjaga keseimbangan tata air dan kondisi
lingkungan permukiman.
 3) Daerah permukiman harus dijaga agar selalu tersedia lahan
terbuka sebagai daerah resapan air
 4) Diperlukan kesadaran dan partisipasi masyarakat agar turut
merawat dan menjaga kebersihan saluran drainase dimulai dari
lingkungan permukiman dengan tidak membuang limbah maupun
sampah kedalam system drainase
 5) Penanganan drainase yang ideal harus dilakukan secara
komprehensif dengan menata aliran pada drainase mikro dan
makro serta daerah tangkapannya, mulai dari hulu sampai kehilir
 6) Perlunya penerapan standar-standar (SNI) maupun pedoman
Teknis tentang drainase berwawasan lingkungan yang telah
diterbitkan oleh Departemen Kompraswil oleh individu atau
kelompok masyarakat, pihak swasta atau pemerintah

Anda mungkin juga menyukai