Anda di halaman 1dari 20

GAGAL GINJAL KRONIK

Oleh :

Kelompok 1

Kunti Tirto Utami

Riyan Setiawan

Suhaenudin

Nuning Wahyuningsih
DEFINISI GAGAL GINJAL
KRONIK
Menurut Suzanne & Brenda (2002), gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap-akhir
merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan ireversibel dimana kemampuan tubuh
gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit,
menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogenlain dalam darah).

Menurut Corwin (2001), gagal ginjal kronik merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan
irreversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga terjadi uremia.

Menurut Price (2006), gagal ginjal merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan
lambat (biasanya berlangsung beberapa tahun).
Menurut FKUI (2006), penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi
yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progesif, dan pada umumnya
berakhir dengan gagal ginjal. Gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan
penurunan fungsi ginjal yang ireversibel, pada suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti
ginjal yang tetap, berupa dialisis atau transplantasi ginjal.
Menurut Baughman (2000), Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir (PGTA) adalah
penyimpangan progresif, fungsi ginjal yang tidak dapat pulih dimana kemampuan tubuh
untuk mempertahankan keseimbangan metabolik, dan cairan dan elektrolit mengalami
kegagalan, yang mengakibatkan uremia.

Menurut Price (2006), gagal ginjal merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan
lambat (biasanya berlangsung beberapa tahun).
ETIOLOGI
Menurut Sylvia Anderson (2006) klasifikasi penyebab gagal ginjal kronik
adalah sebagai berikut :
Penyakit Infeksi Gangguan Congenital
1 Tubulointerstitial & Herediter
5
Pielonefritis kronik atau Penyakit ginjal polikistik,
refluks nefropati asidosis tubulus ginjal
Penyakit Penyakit Metabolic 6
2
Peradangan
Glomerulonefritis
Diabetes mellitus, gout,
hiperparatiroidisme, amiloidosis
Penyakit Vaskuler
3 Nefrosklerosis benigna, Nefropati Toksik 7
Hipertensif Penyalahgunaan analgesi, nefropati
Nefrosklerosis maligna, Stenosis
Ganggaun
arteria renalis Jaringan timah
Nefropati
4 8
Ikat
Lupus eritematosus sistemik, Obstruktif
Traktus urinarius bagian atas
poliarteritis nodosa, sklerosis dan Traktus urinarius bawah
sistemik progresif
ANATOMI
GINJAL
FISIOLOGI GINJAL
Menurut Price (2006) ginjal mempunyai berbagai macam fungsi yaitu
ekskresi dan fungsi non-ekskresi. Fungsi ekskresi diantaranya adalah :
Mempertahankan Mempertahankan pH
0 osmolaritas plasma plasma sekitar 7,4 dengan 0
sekitar 285 mosmol mengeluarkan kelebihan
1 dengan mengubah- H+ dan membentuk
kembali HCO3
3
ubah ekskresi air

Mengekresikan produk
0 Mempertahankan
kadar masing-masing
akhir nitrogen dari 0
metabolisme protein,
2 elektrolit plasma
dalam rentang normal
terutama urea, asam urat 4
dan kreatinin
Sedangkan fungsi non-ekskresi ginjal adalah :

Menghasilkan rennin
Metabolisme vitamin
yang penting untuk
D menjadi bentuk
pengaturan tekanan
aktifnya
1 darah 3
Degradasi insulin
Menghasilkan
eritroproetin sebagai 4
faktor penting dalam Menghasilkan
stimulasi produksi sel prostaglandin
2 darah merah oleh
sumsum tulang
5
PATOFISIO
LOGI
Patofisiologi penyakit ginjal kronik pada awalnya
tergantung pada penyakit yang mendasarinya,

- Pengurangan massa ginjal menyebabkan


hipertrofi, Hipertrofi “kompensatori” ini akibat
hiperfiltrasi adaptif, proses ini akhirnya diikuti
dengan penurunan fungsi nefron yang progresif
walaupun penyakit dasarnya sudah tidak aktif
lagi.

- Peningkatan aktivitas aksis renin-


angiotensinaldosteron menyebabkan
hiperfiltrasi,

- setadium dini ggk kehilangan daya cadang


ginjal,LFG normal tapi nevron menurun ditandai
dengan peningkatan urea dan kreatinin serum.
MANIFEST
ASI KLINIS
Patofisiologi penyakit ginjal kronik pada awalnya
tergantung pada penyakit yang mendasarinya,

- Pengurangan massa ginjal menyebabkan


hipertrofi, Hipertrofi “kompensatori” ini akibat
hiperfiltrasi adaptif, proses ini akhirnya diikuti
dengan penurunan fungsi nefron yang progresif
walaupun penyakit dasarnya sudah tidak aktif
lagi.

- Peningkatan aktivitas aksis renin-


angiotensinaldosteron menyebabkan
hiperfiltrasi,

- setadium dini ggk kehilangan daya cadang


ginjal,LFG normal tapi nevron menurun ditandai
dengan peningkatan urea dan kreatinin serum.
STADIUM GAGAL GINJAL
KRONIK
1 2
Penurunan cadangan ginjal, yang Insufisiensi ginjal, yang terjadi apabila
GFR turun menjadi 20-35% dari normal.
terjadi apabila GFR turun 50% dari
Nefron-nefron yang tersisa sangat rentan
normal mengalami kerusakan sendiri karena
beratnya beban yang mereka terima

4
3 Penyakit ginjal stadium-akhir, yang terjadi
Gagal ginjal, yang terjadi apabila apabila GFR menjadi kurang dari 5% dari
GFR kurang dari 20% normal normal. Hanya sedikit nefron fungsional
yang tersisa. Di seluruh ginjal ditemukan
jaringan parut dan atrofi tubulus
PENATALAKSANAAN MEDIS

01 02 03
Pencegahan dan terapi
Terapi spesifik terhadap Memperlambat
terhadap kondisi
penyakit dasarnya pemburukan
komorbid (comorbid
(progression) fungsi
condition)
ginjal

04 05 06
Pencegahan dan terapi Pencegahan dan terapi Terapi pengganti ginjal
terhadap penyakit terhadap komplikasi berupa dialisis atau
kardiovaskular transplantasi ginjal
KOMPLIKASI
Komplikasi penyakit gagal ginjal kronik menurut O’Callaghan
1. Komplikasi Hematologis
(2006) yaitu:
2. Penyakit vascular dan
hipertensi
3. Dehidrasi
4. Kulit
5. GastrointestinalEndokrin
6. Neurologis dan psikiatrik
7. Imunologis
8. Lipid
9. Penyakit jantung
ASUHAN KEPERAWATAN
Fokus Pengkajian

Pengkajian fokus keperawatan yang perlu diperhatikan pada penderita gagal ginjal
kronik menurut Doeges (2000), dan Smeltzer dan Bare (2002) ada berbagai macam,
meliputi :

a. Demografi

b. Riwayat Penyakit Dahulu

c. Riwayat Kesehatan Keluarga

d. Pola Kesehatan Fungsional

1) Pemeliharaan Kesehatan

2) Pola Nutrisi dan Metabolik


ASUHAN KEPERAWATAN
3) Pola Eliminasi

4) Pola Aktivitas dan Latihan

5) Pola istirahat dan tidur

6) Pola persepsi sensori dan kognitif

7) Persepsi diri dan konsep diri

8) Pola reproduksi dan seksual

e. Pengkajian Fisik

1) Keluhan umum : lemas, nyeri pinggang

2) Tingkat kesadaran komposmentis sampai koma


ASUHAN KEPERAWATAN
3) Pengukuran antropometri : beratbadan menurun, lingkar lengan atas (LILA)
menurun.

4) Tanda vital : tekanan darah meningkat, suhu meningkat, nadi lemah,


disritmia, pernapasan kusmaul, tidak teratur.

5) Kepala

6) Leher

7) Dada dab toraks : penggunaan otot bantu pernafasan, pernafasan dangkal dan
kusmaul serta krekels, nafas dangkal, pneumonitis, edema pulmoner, friction
rub pericardial.

8) Abdomen : nyeri area pinggang, asites.

9) Genital : atropi testikuler, amenore.


ASUHAN KEPERAWATAN
10) Ekstremitas : capirally refill time > 3 detik, kuku rapuh dan kusam serta tipis, kelemahan
pada tungkai, rasa panas pada telapak kaki, foot drop, kekuatan otot.

11) Kulit : ecimosis, kulit kering, bersisik, warnakulit abu-abu, mengkilat atau
hiperpigmentasi, gatal (pruritas), kuku tipis dan rapuh, memar (purpura), edema.

f. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang pada gagal ginjal kronik menurut Doenges (2000) adalah :

1) Urine

2) Darah

3) Pemeriksaan Radiologik
PATHWAYS KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan pada penyakit gagal ginjal kronik menurut Doeges (2000), Smeltzer dan
Bare (2002) adalah :

a) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urine, diet berlebihan
dan retensi cairan dan natrium.

b) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake inadekuat,
mual, muntah, anoreksia, pembatasan diet dan penurunan membrane mukosa mulut.

c) Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidakseimbangan cairan


mempengaruhi sirkulasi, kerja miokardial dan tahanan vaskuler sistemik, gangguan
frekuensi, irama, konduksi jantung, akumulasi toksik, kalsifikasi jaringan lunak.

d) Perubahan proses fikir berhubungan dengan perubahan fisiologis seperti akumulasi toksin
(urea, amonia).

e) Resiko kerusakan intregitas kulit berhubungan dengan akumulasi toksik dalam kulit dan
gangguan turgor kulit, gangguan status metabolik.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
f) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi produk sampah dan
prosedur dialisis.

g) Kurang pengetahuan tentang pencegahan dan perawatan penyakit gagal ginjal kronik
berhubungan dengan keterbatasan kognitif, salah interpretasi informasi dan kurangnya
informasi.
TERIMA
KASIH
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai