Anda di halaman 1dari 20

SIKLUS BISNIS,

PENGANGGURAN, DAN INFLASI

Kelompok 4 :
 Meci Adelyani (181011201971)
 Nela Astriani (181011200933)
 Nur Fitriana Dyah Alfaini (181011201010)

 Nurul Aulia Dewi (181011201017)


 Pincky Zhahrani Hidayah (181011200926)
SIKLUS BISNIS
 Siklus bisnis (Bussiness Cycle) atau juga dikenal dengan siklus
ekonomi (Economic Cycle) adalah pola jangka panjang
pertumbuhan (ekspansi) dan resesi (kontraksi ekonomi).
 Siklus ekonomi secara teratur terus berulang dalam
pengembangan ekonomi pasar. Kecenderungan keseluruhan
pertumbuhan ekonomi disertai dengan fluktuasi periodik dalam
kegiatan ekonomi : Alternatif kontraksi dan ekspansi produksi,
mengurangi investasi, dan meningkatkan tingkat pendapatan,
pekerjaan, harga, suku bunga, tingkat efek.
 Pengertian tentang teori siklus ekonomi sangat relevan dalam
rangka pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi yang
menyangkut kebijakan negara untuk melakukan perubahan
struktural dalam tata susunan ekonomi masyarakat yang
memakan usaha jangka panjang untuk masa waktu beberapa
generasi.
Anatomi Siklus Bisnis

Siklus ekonomi dapat digambarkan sebagai gelombang naik –turun


aktivitas ekonomi, yang terdiri atas empat elemen :
 Ekspansi
Setelah mencapai titik terendah dari siklus terdapat tahap pemulihan,
yang dicirikan oleh pertumbuhan lapangan kerja dan produksi. Banyak
ekonom percaya bahwa tahap ini memiliki inflasi yang rendah sampai
perekonomian mulai beroperasi pada kapasitas penuh atau, dengan
kata lain, sampai mencapai puncaknya.
 Puncak
Sebuah puncak, atau puncak siklus bisnis, adalah titik tertinggi
pemulihan ekonomi. Pada titik ini, pengangguran mencapai tingkat
terendah atau menghilang seluruhnya dan ekonomi yang beroperasi
dengan beban maksimal (atau dekat dengan itu), yaitu seluruh ibukota
negara dan sumber daya tenaga kerja yang terlibat dalam produksi.
Biasanya, meskipun tidak selalu, selama peningkatan tekanan puncak
inflasi.
 Resesi
Resesi adalah periode dari mengurangi output dan
kegiatan usaha.Sebagai hasil dari kontraktor pasar,
penurunan biasanya ditandai denganmenumbuhkan
pengangguran. Sebagian besar ekonom percaya
bahwapenurunan ekonomi atau resesi hanya penurunan
dalam kegiatan usaha,yang berlangsung setidaknya
enam bulan.
 Bawah
Bawah siklus ekonomi adalah titik terendah dari
produksi dan kerja. Hal inidiyakini bahwa pencapaian
bawah adalah akhir dari resesi karena fasesiklus tidak
panjang. Setelah mencapai titik nadir atau titik bawah
ini,perekonomian akan pulih kembali dilihat dari
adanya gerakan menaik.
Durasi Siklus Dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi

 Siklus Jangka Pendek


Durasi siklus jangka pendek sekitar 40 bulan. Pola siklus ini ditemukan
oleh Joseph Kitchin (1923). Faktor yang diduga memengaruhi siklus
jangka pendek adalah pengaruh alamiah (nature) dan adat-istiadat atau
kebiasaan (custom).
 Siklus Jangka Menengah
Durasi siklus jangka menengah adalah berkisar 7-11 tahun. Pola siklus
ini pertama kali ditemukan oleh Clement Juglar (1860). Ada beberapa
penjelasan tentang penyebab siklus ini. Salah satu yang cukup unik
adalah penjelasan ekonom Inggris, William Stanley Jevon. Menurutnya,
siklus ekonomi di bumi (dalam hal ini perekonomian Inggris)
dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu siklus bintik matahari (sunspot)
yang berdaur ulang 11 tahun sekali. Aktivitas bintik matahari tersebut
menurut Jevon, akan memengaruhi siklus iklim/cuaca. Selanjutnya
siklus ikim/cuaca akan memengaruhi output perekonomian, yang
muaranya memengaruhi output perekonomian nasional.
 Siklus Jangka Panjang
Pada siklus jangka panjang pertama kali ditemukan oleh
Nikolai D.Kondratief (1925). Durasi siklusnya berkisar
antara 48-60 tahun. Salah satu faktor yang diduga berada
di belakang siklus jangka panjang adalah ditemukan dan
diterapkannya teknologi baru (invention and innovation).
PENGANGGURAN
 Salah satu ukuran keberhasilan pengelolaan ekonomi
suatu negara  tingkat pengangguran

 Pengangguran (unemployment), tidak berkaitan dengan


mereka yang tidak bekerja, tetapi dengan mereka yang
belum mendapatkan pekerjaan.

 Pengangguran : adalah mereka yang ingin bekerja,


sedang berusaha mendapatkan (mengembangkan)
pekerjaan tetapi belum berhasil mendapatkannya.
Penduduk, Angkatan Kerja, Dan
Pengangguran
Tahun
Uraian 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Total penduduk (000) 213.73 216.37 219.01 221.49 223.96 226.46 226.95
Penduduk usia kerja (000) 4 2 0 6 2 8 4
Angkatan kerja (000) 151.93 154.85 157.78 160.55 163.32 166.09 168.88
Penduduk bekerja (000) 6 8 0 0 0 0 0
Penganggur (000) 103.41 105.67 107.94 110.06 112.22 114.37 116.51
6 8 0 4 8 2 6
Penganggur (%)
92.057 94.048 96.310 99.984 101.94 105.25 108.96
11.359 11.630 11.630 10.080 1 4 9
11,0 % 11,0 % 10,8 % 9,2 % 10.287 9.118 7.547
9,2 % 8,0 % 6,5 %
dikutip dari: Bramantyo Djohanputra, MBA, Ph.D.,
Prinsip-prinsip Ekonomi Makro, h.71
Kategori Penganggur

Berdasar alasan mengapa menganggur.


1. Penganggur friksional  menganggur karena sedang
dalam proses peralihan dari suatu pekerjaan ke pekerjaan
lainnya. Alasan : pindah perusahaan, pindah lokasi/kota
 penganggur sukarela (voluntary unemployment).

2. Penganggur Struktural  belum bisa mendapatkan


pekerjaan karena ketidakcocokkan keahlian yang
dimiliki dengan jenis kebutuhan tenaga kerja yang dicari.
 sarjana peternakan, tapi lowongan yang tersedia
bukan untuk sarjana peternakan.

3. Penganggur musiman  karena kondisi ekonomi


sedang mengalami resesi atau dalam kondisi menurun.
Berdasar Seberapa Intensif Dia Menganggur

1. Penganggur penuh  tidak mendapatkan pekerjaan


sama sekali, (tidak melakukan aktivitas yang
menghasilkan)

2. Setengah Penganggur  bekerja kurang dari 35 jam


seminggu (tidak sepenuhnya menganggur).

3. Penganggur terselubung  seperti bekerja untuk


mendapatkan upah tapi pekerjaan yang dilakukannya
tidak produktif.
Mengapa setiap negara selalu ada
pengangguran?

1. Pencarian kerja  proses yang dilakukan oleh pekerja


dalam rangka menemukan pekerjaan yang sesuai dengan
selera keahlian mereka
2. Peraturan upah minimum yang tdk bisa dipenuhi
3. Serikat pekerja dan tawar menawar kolektif  tawar
menawar menyangkut gaji dan kondisi kerja, pemogokan
4. Teori upah efisiensi  upah diatas tingkat ekuilibrium
yang dibayarkan oleh perusahaan dalam rangka
menaikkan produktivitas pekerja.
 Kesehatan kerja
 Perputaran pekerja
 Kualitas pekerja
Penyebab Lain Timbulnya Pengangguran

1. Pertumbuhan penduduk yang tinggi


2. Rendahnya laju investasi produktif
3. Siklus bisnis yang melemah
4. Rendahnya kualitas pendidikan masyarakat
5. Strategi industri yang labor saving
Penanggulangan Pengangguran

 Setiap tahun sekitar 1,3 juta penduduk tamat sekolah dan


masuk ke bursa kerja.
 Untuk menyerap itu perlu pertumbuhan ekonomi  1 %
pertumbuhan ekonomi diperkirakan hanya mampu
menyerap 200 ribu tenaga kerja.
 Untuk menyerap angkatan kerja baru setidaknya
diperlukan pertumbuhan ekonomi 6,5% per tahun.
 Mendorong laju investasi  efek penggandaan
Alternatif Strategi Mengatasi Pengangguran

1. Peningkatan investasi kerjasama dengan pihak swasta


 diperlukan kondisi lingkungan yang kondusif untuk
berusaha.
2. Peningkatan kualitas SDM, pembenahan sektor
pendidikan adanya kesesuaian dunia pendidikan
dengan kebutuhan dunia kerja.
3. Memotivasi masyarakat untuk berwiraswasta pada
berbagai bidang yang memiliki prosfek perkembangan.
4. Mengurangi tingkat pertumbuhan penduduk
Seberapa Jauh Pengangguran Perlu Ditekan

 Penganggur friksional  tidak menjadi prioritas bagi


pemerintah

 Pada kondisi tingkat pengangguran maksimum 5% dari


angkatan kerja, ekonomi sudah dianggap dalam kondisi
ekonomi penuh.
INFLASI
 Inflasi : didefinisikan sebagai kecenderungan kenaikan
harga secara umum.
 Kecenderungan yang dimaksud bukan terjadi sesaat.
(lebaran, natal, tahun baru)
 Kenaikan harga secara umum  kenaikan harga
hanya pada salah atu jenis barang tidak termasuk
kategori inflasi

 Penghitungan inflasi didasarkan pada sekelompok


barang dan jasa yang dikonsumsi sebagian besar
masyarakat.

 Di Indonesia, total produk yang disurvei sebanyak 744


komoditas, di 45 kota; Rata-rata tiap kota bervariasi
antara 283 s/p 399 komoditas.
Perhitungan Inflasi

 Penghitungan inflasi didasarkan atas perubahan harga :

Inflasi = (P1 –P0)/P0

 P1 : harga barang atau jasa di akhir periode


 P0 : harga barang dan jasa di awal periode
Jenis Inflasi

Menurut besarnya :
1. Inflasi ringan ( dibawah 10%)
2. Inflasi sedang ( antara 10% s/p 30%)
3. Inflasi berat ( 30% s/p 100%)
4. Hiperinflasi ( di atas 100%)
Samuelson dan Nordhaus mengkategorikan :
5. Low inflation (single digit inflation)di bawah 10%
6. Galloping inflation (double digit bahkan triple digit inflation) 
20% -- 200%
7. Hiperinflation  di atas 200%
Berdasarkan sumber inflasi :
8. Demand pull inflation, inflasi karena tarikan permintaan.
9. Cost push inflation, inflasi karena dorongan biaya.
Berdasarkan asal inflasi :
10. Domestic inflation

11. Foreign atau imported inflation


Teori Inflasi

1. Inflasi Inersia kecenderungan bahwa setiap tahun (setiap


periode) orang percaya akan terjadi inflasi  disebut juga
inflasi harapan (expected inflation).
2. Inflasi menurut teori kuantitas  dua penyebab:
 jumlah uang yang beredar melebihi yang dibutuhkan
masyarakat
 harapan psikologis akan terjadinya kenaikan harga di masa
yang memperparah terjadinya inflasi.
3. Inflasi akibat perang dan ketidakstabilan politik.
4. Inflasi menurut teori Keynes  Inflasi terjadi karena
beberapa kelompok masyarakat ingin “hidup diluar batas
kemampuannya”.
Kelompok masyarakat:
 Pemerintah
 Pengusaha swasta
 Serikat pekerja
SEKIAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai