Anda di halaman 1dari 9

HUKUM

DAGANG
Nelly Agustin - 2032550086
PENGERTIAN HUKUM DAGANG

Hukum dagang adalah ilmu yang mengatur hubungan antara suatu pihak dengan pihak lain yang
berkaitan dengan urusan-urusan dagang. Definisi lain menyatakan bahwa hukum dagang
merupakan serangkaian norma yang timbul khusus dalam dunia usaha atau kegiatan
perusahaan.

Hukum dagang masuk dalam kategori hukum perdata, tepatnya hukum perikatan. Alasannya karena
hukum dagang berkaitan dengan tindakan manusia dalam urusan dagang. Oleh karena itu
hukum dagang tidak masuk dalam hukum kebendaan. Kemudian hukum dagang juga berkaitan
dengan hak dan kewajiban antarpihak yang bersangkutan dalam urusan dagang. Hukum
perikatan mengatur hal ini. Itulah sebabnya hukum dagang dikategorikan ke dalam hukum
perikatan. Hukum perikatan adalah hukum yang secara spesifik mengatur perikatan-perikatan
dalam urusan dagang.
SUMBER HUKUM DAGANG

 Hukum Dagang Indonesia bersumber pada :


- Hukum tertulis yang dikodifikasikan :
- KUHD (Wetboek van Koophandel / Wvk)
- KUHPer (Burgerlijk Wetboek / BW)
- Hukum tertulis yang belum dikodifikasikan, seperti
peraturan perundangan khusus yang mengatur tentang
hal-hal yang berhubungan dengan perdagangan.
Ruang Lingkup Hukum Dagang
Adapun ruang lingkup hukum dagang yaitu sebagai berikut:
• Kontrak Bisnis.
• Jual beli. • Hak atas Kekayaan Intelaktual.
• Bentuk-bentuk Perusahaan. • Anti Monopoli
• Perusahaan Go Public dan Pasar Modal. • Perlindungan Konsumen.
• Penanaman Modal Asing. • Keagenan dan Distribusi.
• Kepailitan dan Likuidasi. • Asuransi.
• Merger dan Akuisisi. • Perpajakan.
• Perkreditan dan Pembiayaan. • Penyelesaan Sengketa Bisnis.
• Jaminan Hutang. • Bisnis Internasional.
• Surat Berharga. • Hukum Pengangkutan (Darat,
• Perburuan. Laut, Udara dan Multimoda).
SEJARAH HUKUM DAGANG

 Semula KUHD terdiri dari 3 buku, yaitu :


• Buku I tentang perniagaan pada umumnya.
• Buku II tentang hak dan kewajiban yang ditimbulkan
perkapalan (hokum laut)
• Buku III tentang Kepailitan.
 Namun peraturan tentang kepailitan kemudian
merupakan satu kitab tersendiri yang berlaku pada
tanggal 1 Nov 1906 dengan dikeluarkannya Stb. 1906 No.
217 jo Stb 1906 No. 348
SUBJEK HUKUM
Pendukung hak dan kewajiban hukum yang dimiliki oleh manusia sejak
lahir hingga meninggal dunia dan juga dimiliki oleh pribadi hukum yang
secara dengan sengaja diciptakan oleh hukum sebagai subjek hukum.
Definisi lain menjelaskan bahwa subjek hukum adalah setiap orang
yang mempunyai hak dan kewajiban sehingga memiliki wewenang
hukum.
Dalam hukum dagang, hal yang menjadi subjek hukum adalah badan
usaha. Istilah lain dari badan usaha adalah perusahaan, baik
perseorangan ataupun telah memiliki badan hukum. Ada 8 jenis badan
usaha, yakni :

Perusahaan Dagang/Usaha Dagang (PD/UD)


Firma (fa)
Commanditaire Vennotschap (CV)
Perseroan Terbatas
Koperasi
Perseroan
Perum
Holding Company/Grup/Concern
PERBEDAAN MAKELAR DENGAN
KOMISIONER :
 Sesorang komisioner yang melakukan JB atas perintah
komiten memikul resikonya juga, sedangkan makelar
tidak.
 Seorang komisioner dapat menentukan komisinya karena
turut menanggung risiko, sedangkan makelar tidak.
 Seorang makelar diangkar dan disumpah oleh
pemerintah sedangkan komisioner tidak.
Kedudukan Hukum Dagang

Dengan semakin Pesatnya perkembangan Hukum Dagang yang kian meningkat


tersebut memicu berbagai pihak untuk menciptakan sebuah pengaturan yang tepat
supaya dapat mengikuti perkembangan dagang yang sangat dinamis hingga pada
akhirnya terciptalah Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.
Tapi terdapat pihak yang berpendapat bahwa sekarang ini KUH Dagang dan KUH
Sipil sudah tidak tepat pada tempatnya. Hal tersebut disebabkan karena hukum dagang
relatif sama dengan hukum perdata. Terlebih lagi bila ditelisik lebih dalam, dagang
bukanlah suatu pengertian hukum melainkan pengertian yang berasal dari
perekonimian.
01

02

THANK
03

04

YOU 05

06

Anda mungkin juga menyukai