Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PASCABEDAH ORIF

DENGAN GANGGUAN MOBILITAS FISIK


DI RSUD KARDINAH KOTA TEGAL

WINA INDRIYANI
P1337421018050

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN TEGAL


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2021
25 Mei 2021
Latar Belakang

Dunia Kasus Fraktur 1,3 juta orang


(WHO, 2013)

Indonesia
1,3 juta orang per tahun. Ekstremitas bawah
(67%), Ekstremtas atas (32%), kepala
(11,9%), punggung (6,5%), dada (2,6%), perut
(2,2%) (Ropyanto, 2011; Rikesdas, 2018)
TINJAUAN PUSTAKA

Open Reduction Fixation Internal (ORIF)

Pengertian Klasifikasi Keuntungan


1. Ketelitian dalam reposisi fragmen-
salah satu pembedahan orthopedi
wire, screw, pins, fragmen tulang yang patah.
yang dapat digunakan dalam
plate, intermedulari rods 2. Dapat mencapai stabilitas fiksasi yang
penanganan fraktur ekstermitas,
atau nail. baik.
dimana pembedahan ini mengacu
3. Tidak perlu pemasangan gips yang
pada reduksi terbuka dengan fiksasi
berulang kali atau alat stabilitas lain.
internal
GANGGUAN MOBILITAS FISIK
Menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017: keterbatasan dalam menggerakkan
n
t ia
anggota ekstremitas satu atau lebih secara mandiri
er
ng
Pe

ik
Menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2017): Kerusakan integritas stuktur
t er n
ist
sa

tulang, penurunan massa otot, penurunan kekuatan otot, Kekakuan sendi,


Ka Bata

gangguan muskuloskeletal, nyeri, kurang terpapar informasi tentang aktivitas


k

fisik.
ra

Menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2017):


ay ia

 Subyektif : Pasien mengeluh sulit dalam menggerakkan ekstremitas.


m te r
or

 Objektif : Kekuatan otot menurun, rentang gerak sendi (ROM) menurun


i
Kr

Menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2017):


in a
m iteri

 Subyektif : Merasakan nyeri saat bergerak, enggan melakukan pergerakkan, merasa


or

cemas ketika bergerak.


Kr

 Objektif : Sendi kaku, gerakan tidak terkoordinasi, gerakan terbatas, fisik lemah.
METODE PENELITIAN
1. Data yang terkumpul diteliti kembali.
2. Data dilakukan pengkodean untuk
1. Observasi memudahkan analisis data.
2. Wawancara 3. Data sebelum intervensi dibandingkan
3. Pemeriksaan Fisik Tehnik Tehnik Analisa dengan setelah intervensi.
4. Studi Dokumen pengumpulan Data 4. Data partisipan 1 dibandingkan dengan
data partisipan 2.
Di Ruang Wijayakusuma dan lavender Tempat dan Definisi
Definisi Post ORIF
RSUD Kardinah Kota Tegal waktu penelitian Operasional
Operasional Gangguan Mobilitas Fisik
Dilakukan bulan Februari-Maret 2021.

Rancangan
Rancangan Subjek 1. Pasien dirawat mulai hari ke 0 pascabedah orif.
penelitian Penelitian 2. Pasien yang memiliki masalah keperawatan
Penelitian deskriptif penelitian gangguan mobilitas fisik.
3. Pasien dengan kesadaran composmentis.
4. Pasien yang tidak terkonfirmasi covid-19.
5. Pasien yang bersedia bekerjasama dan
menyetujui untuk dilakukan tindakan
keperawatan.

Etika Penulisan
1. Prinsip Manfaat
2. Menghargai HAM
3. Keadilan (Nursalam, 2008)
HASIL DAN PEMBAHASAN
NY. E NY. W
Pengkajian yang dilakukan pada Sabtu, 10 April
Pengkajian yang dilakukan Selasa, 06 April 2021
2021 pukul 14.15 WIB didapatkan data sebagai
pukul 14.10 WIB didapatkan data sebagai berikut:
berikut: pasien mengatakan rasa sakit pada kaki
pasien mengatakan rasa sakit pada kaki kanannya
kanannya saat digerakan.
saat digerakkan.
Diagnosa medis pada pasien adalah Closed fraktur
Diagnosa medis pasien adalah Closed fraktur femur
femur ⅓ distal dextra, yang disebabkan karena
dextra, yang disebabkan karena terjatuh didepan
terjatuh setelah dari kamar mandi, kemudian
ruang hemodialisa ketika di bonceng.
pasien sempat dibawa ke tukang urut.
TTV :
TTV :
TD : 150/90 mmhg
TD : 174/98 mmhg
N : 80x/menit
N : 93x/menit
RR : 22x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36⁰C
S : 36⁰C
PEMBAHASAN

Pengkajian Diagnosa
Pengkajian Diagnosa

Dari data subyektif pada kedua pasien


Berdasarkan data yang didapatkan dari
memiliki keluhan yang hampir sama. Hasil
pasien 1 dan pasien 2 menunjukkan bahwa
pemeriksaan: Kekuatan otot P1 : 1,
diagnosia keperawatan yang tepat adalah
Kekuatan otot P2 : 2. Hal tersebut
gangguan mobilitas fisik berhubungan
disebabkan karena terjatuh saat melakukan
dengan Nyeri post operasi
aktivitas
INTERVENSI

NIC meliputi:
1. Observasi tanda-tanda vitalsetiap 2 jam sekali
2. Kaji kemampuan mobilisasi pasien dengan
pengukuran otot
3. Fasilitasi melakukan pergerakan
4. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
5. Kolaborasi pemberian terapi nyeri, jika diperlukan
injeksi ketorolac 2x 10 mg sesuai yang diintruksikan.
PEMBAHASAN

Pengkajian Diagnosa
Implementasi Evaluasi

Hasil evaluasi pada pasien 1 dan pasien 2


mobilisasi meningkat ditandai dengan
Implementasi keperawatan dilakukan
kekuatan otot hari pertama sampai hari
selama 3 hari untuk kedua pasien meliputi :
ketiga mengalami peningkatan setelah
Tindakan keperawatan farmakologi dan
melakukan ROM pasif dan miring kanan/kiri
nonfarmakologi
minimal 2x sehari
SIMPULAN DAN SARAN

nla
pu
Tindakan dukungan mobilisasi pada pasien 1 dan pasien 2 dengan
Sim

masalah keperawatan gangguan mobilitas fisik dapat teratasi,


ditandai dengan meningkatnya mobilisasi pasien seperti pasien
mampu miring kanan/kiri meskipun dengan topangan bantal, mampu
melakukan mobilisasi ROM pasif ekstremitas atas dan bawah, serta
kekuatan otot 4.

1. Bagi Perawat
2. Bagi Pasien
n
ra

3. Bagi penulis lain


Sa
DOKUMENTASI
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai