Anda di halaman 1dari 28

PEMERIKSAAN, PENAGIHAN, DAN PENYIDIKAN PAJAK

KMMI
Tax on Demand for Millennials
JAFEUA - 2021
ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts
Indikator Capaian Pembelajaran
Mahasiswa/peserta mampu menjelaskan konsep, teknik, dan met
oda perencanaan dan manajemen perpajakan.

Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat:


1. Menjelaskan mengenai konsep dasar dan pengertian pemeriksaan;
2. Menjelaskan mengenai tata cara pemeriksaan;
3. Menjelaskan mengenai perencanaan dan manajemen perpajakan;
4. Menjelaskan mengenai tindakan penagihan pajak dengan surat p
aksa;
5. Menjelaskan mengenai pemeriksaan bukti permulaan; dan
6. Menjelaskan mengenai penyidikan tindak pidana di bidang p
erpajakan.
Pendahuluan
• Tindakan petugas pajak (biasa disebut fiskus) melakukan pemeriksaan dan penagihan pajak sering
kali dipandang sebagai satu kesatuan kegiatan, atau setidaknya kegiatan yang berurutan.

• Hal ini mengingat bahwa surat ketetapan pajak yang diterbitkan setelah pemeriksaan pajak di
lakukan dapat ditagih dengan tindakan penagihan.

• Sementara itu, pemeriksaan bukti permulaan dan penyidikan tindak pidana di bidang perpaj
akan dipandang sebagai upaya penegakan hukum (law enforcement) perpajakan dalam hal ini ole
h Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Direktorat Jenderal Pajak.

• Berbeda dengan pemeriksaan pajak yang dapat bermuara pada peradilan pajak sebagaimana diatur
dalam undang-undang tentang peradilan pajak, penyidikan pajak bermuara pada peradilan yang t
ata caranya tunduk pada ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).
Pemeriksaan

Pemeriksaan diartikan sebagai serangkaian kegiatan


menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau
bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional
berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau
untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan (Pasal 1
angka 25 UU KUP).
Beberapa unsur dalam pemeriksaan Pajak (1)

1. Kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti.


• Menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti merupakan
tindakan sekaligus kewenangan yang dimiliki oleh petugas pemeriksa pajak.
• Data yang dihimpun dan diolah oleh Pemeriksa Pajak dalam rangka pemeriksaan
bersumber dari catatan, dokumen, dan dokumen lain yang berhubungan
dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib
Pajak, atau objek yang terutang pajak.
• Dalam hal Pemeriksa Pajak membutuhkan keterangan lain selain buku, catatan,
dan dokumen lain, Wajib Pajak harus memberikan keterangan lain yang dapat b
erupa keterangan tertulis dan/atau keterangan lisan.
Keterangan Tertulis misalnya : Keterangan lisan misalnya :

• surat pernyataan tidak diaudit • wawancara tentang proses


oleh Kantor Akuntan Publik; pembukuan Wajib Pajak;
• keterangan bahwa fotokopi • wawancara tentang proses
dokumen yang dipinjamkan produksi Wajib Pajak; atau
sesuai dengan aslinya; • wawancara dengan manajemen
• surat pernyataan tentang tentang transaksi-transaksi yang
kepemilikan harta; atau bersifat khusus.
• surat pernyataan tentang
perkiraan biaya hidup.
Beberapa unsur dalam pemeriksaan Pajak (2)

2. Dilaksanakan secara objektif dan profesional.


• Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, objektif berarti “mengenai keadaan
yang sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi”.
Pemeriksaan yang objektif adalah pemeriksaan yang didasarkan pada keterangan
dan/atau bukti yang diperoleh pemeriksa selama melakukan proses pemeriksaan.
• Sedangkan profesional berarti melakukan sesuatu karena adanya kepandaian
khusus untuk menjalankannya. Oleh karena itu, untuk menjadi pemeriksa pajak
seseorang harus memenuhi kualifikasi atau kompetensi tertentu baik dari sisi
pendidikan formal maupun keterampilan/keahlian sehingga benar-benar
profesional dan mampu mempertanggungjawabkan tugas pemeriksaan yang
dijalankannya.
Beberapa unsur dalam pemeriksaan Pajak (3)

3. Berdasarkan sutu standar pemeriksaan

Standar pemeriksaan adalah capaian niinimum yang harus dicapai


dalam melaksanakan pemeriksaan sehingga menjadi ukuran mutu
pelaksanaan pemeriksaan pajak. Standar pemeriksaan meliputi
standar umum pemeriksaan, standar pelaksanaan pemeriksaan,
dan standar pelaporan hasil pemeriksaan (Peraturan Dirjen Pajak
nomor PER-23/PJ/2013).
a. Standar umum pemeriksaan
1 ) Pemeriksaan dilaksanakan oleh Pemeriksa Pajak yang meme
nuhi syarat sebagai berikut:
a ) Telah mendapat pendidikan dan pelatihan teknis yang cu
kup serta memiliki keterampilan sebagai Pemeriksa Pa
jak
b ) Menggunakan keterampilannya secara cermat dan seksa
ma.
c) Jujur dan bersih dari tindakan-tindakan tercela serta senanti
asa mengutamakan kepentingan negara.
d ) Taat terhadap ketentuan peraturan perundang-undanga
n di bidang perpajakan.
2 ) Dalam hal diperlukan, pemeriksaan dapat dilaksanakan oleh
tenaga ahli dari luar Direktorat Jenderal Pajak yang ditunjuk
oleh Direktur Jenderal Pajak.
b. Standar pelaksanaan pemeriksaan (1)
Standar pelaksanaan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban perpajakan:
• Pelaksanaan pemeriksaan harus didahului dengan persiapan
yang baik sesuai dengan tujuan pemeriksaan
• Pemeriksaan dilaksanakan dengan melakukan pengujian
berdasarkan metode pemeriksaan dan teknik pemeriksaan
sesuai dengan program pemeriksaan (audit program) yang
telah disusun
• Temuan hasil pemeriksaan harus didasarkan pada bukti
kompeten yang cukup dan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan
b. Standar pelaksanaan pemeriksaan (lanj)
• Pemeriksaan dilakukan oleh suatu tim Pemeriksa Pajak yang terdiri
dari seorang Supervisor, seorang Ketua Tim, dan seorang atau
lebih Anggota Tim, dan dalam keadaan tertentu Ketua Tim dapat
merangkap sebagai Anggota Tim.
• Tim Pemeriksa Pajak dapat dibantu oleh seorang atau lebih yang
memiliki keahlian tertentu
• Apabila diperlukan, pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenu-
han kewajiban perpajakan dapat dilakukan secara bersama-sama
dengan tim pemeriksa dari instansi lain.
• Pemeriksaan dapat dilaksanakan di kantor Direktorat Jenderal Paja
k, tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak
• Pemeriksaan dilaksanakan pada jam kerja, bila diperlukan dapat
dilanjutkan di luar jam kerja.
• Pelaksanaan pemeriksaan didokumentasikan dalam bentuk Kertas
Kerja Pemeriksaan (KKP).
c. Standar pelaporan Hasil Pemeriksaan

Kegiatan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan


pemenuhan kewajiban perpajakan harus dilaporkan
dalam bentuk Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) yang
disusun sesuai standar pelaporan hasil pemeriksaan.
Beberapa unsur dalam pemeriksaan Pajak (4)
4. Untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan
dan/atau untuk tujuan lain.
Pada prinsipnya ada 2 (dua) tujuan utama pemeriksaan yaitu untuk
menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau
untuk tujuan lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan
perpajakan. Uraian lebih rinci mengenai tujuan pemeriksaan
dibahas pada bagian tersendiri.
Beberapa unsur dalam pemeriksaan Pajak (5)
5. Dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.

Pelaksanaan pemeriksaan pajak harus didasarkan dan dalam rangka


melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Oleh karena itu, standar yang dijadikan acuan Pemeriksa Pajak
dalam melakukan pemeriksaan adalah peraturan perundang-
undangan perpajakan.
Ruang Lingkup dan Jenis Pemeriksaan (1)
1. Pemeriksaan Rutin
menyampaikan SPT Tahunan PPh
a.menyampaikan SPT Tahunan PPh
atau SPT Masa PPN yang
atau SPT Masa PPN yang
menyatakan lebih bayar tidak
menyatakan lebih bayar dan
disertai permohonan pengembalian
mengajukan restitusi.
kelebihan.

sudah mendapat pengembalian


menyampaikan SPT Masa PPN
pendahuluan kelebihan
lebih bayar kompensasi.
pembayaran pajak

menyampaikan SPT rugi.


Ruang Lingkup dan Jenis Pemeriksaan (2)

2. Pemeriksaan Khusus

a. berdasarkan analisis risiko yang dibuat berdasarkan profil WP


atau data internal lainnya serta data eksternal secara manual
ataupun komputerisasi.
b. ruang lingkupnya dapat meliputi satu, beberapa, atau seluruh
jenis pajak.
c. pemeriksaannya menggunakan pemeriksaan lapangan.

Ada dua jenis pemeriksaan yaitu


• Pemeriksaan lapangan
• Pemeriksaan kantor
Tujuan Pemeriksaan
Pemeriksaan pajak dilakukan dengan tujuan untuk :

1.menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban


perpajakan Wajib Pajak; dan/atau

tujuan lain dalam rangka melaksanakan


ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
Tata Cara Pemeriksaan

Pasal 31 ayat (1) UU KUP mengamanatkan Menteri Keuangan untuk


membuat peraturan mengenai tata cara pemeriksaan pajak. Untuk itu,
telah terbit Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 17/PMK.03/2
013 tentang Tata Cara Pemeriksaan sebagaimana telah diubah dengan
PMK Nomor 184/PMK.03/2015 .
Kewajiban dan Kewenangan

1. Menyampaikan surat pemberitahuan pemeriksaan lapangan kepada wajib


pajak
2. Memperlihatkan tanda pengenal pemeriksa pajak dan SP2 kepada wajib
pajak pada waktu melakukan pemeriksaan
3. memperlihatkan surat yang berisi perubahan tim Pemeriksa Pajak kepada
Wajib Pajak apabila susunan keanggotaan tim Pemeriksa Pajak mengalami
perubahan;
4. melakukan pertemuan dengan Wajib Pajak
5. menuangkan hasil pertemuan tersebut dalam berita acara pertemuan
dengan Wajib Pajak;
6. menyampaikan SPHP kepada Wajib Pajak
7. mememberikan hak untuk hadir kepada Wajib Pajak dalam rangka
Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan pada waktu yang telah
ditentukan;
8. menyampaikan Kuesioner Pemeriksaan kepada Wajib Pajak;
9. melakukan pembinaan kepada Wajib Pajak dalam memenuhi
kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan dengan menyampaikan saran
secara tertulis;
10. mengembalikan buku, catatan, dan/atau dokumen yang menjadi
dasar pembukuan atau pencatatan, dan dokumen lainnya yang
dipinjam dari Wajib Pajak; dan
11. merahasiakan kepada pihak lain yang tidak berhak atas segala
sesuatu yang diketahui atau diberitahukan kepadanya oleh Wajib
Pajak dalam rangka Pemeriksaan.
Wajib Pajak berhak :
1. meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan Tanda Pengenal Pemeriksa Pajak
dan SP2;
2. meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memberikan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan
Lapangan dalam hal Pemeriksaan dilakukan dengan jenis Pemeriksaan Lapangan;
3. meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan surat yang berisi perubahan tim
Pemeriksa Pajak apabila susunan keanggotaan tim Pemeriksa Pajak mengalami perubahan;
4. meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memberikan penjelasan tentang alasan dan tujuan
Pemeriksaan;
5. menerima SPHP;
6. menghadiri Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan pada waktu yang telah ditentukan;
7. mengajukan permohonan pembahasan dengan Tim Quality Assurance Pemeriksaan
8. memberikan pendapat atau penilaian atas pelaksanaan Pemeriksaan oleh Pemeriksa Pajak
melalui pengisian Kuesioner Pemeriksaan.
Surat Perintah Pemeriksaan (SP2)

Surat Perintah Pemeriksaan yang selanjutnya disingkat SP2


adalah surat perintah untuk melakukan Pemeriksaan dalam
rangka menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan
dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan keten
tuan peraturan perundang-undangan perpajakan. SP2 diterbit
kan untuk satu atau beberapa Masa Pajak dalam suatu Bagian
Tahun Pajak atau Tahun Pajak yang sama atau untuk satu
Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak terhadap satu Wajib
Pajak.
Jangka Waktu Pemeriksaan
Selain itu, dalam hal Wajib Pajak mengajukan restitusi, jangka
waktu pemeriksaan erat kaitannya dengan kapan Direktur Jenderal
Pajak harus menerbitkan SKPLB dan mengembalikan kelebihan pe
mbayaran pajak Wajib Pajak. Pasal 17B ayat (1) UU KUP menyatak
an:
Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan atas
permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak, selain
permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak dari Wajib
Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17C dan Wajib Pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17D, harus menerbitkan s
urat ketetapan pajak paling lama 12 (dua belas) bulan sejak surat
permohonan diterima secara lengkap.
Penyegelan

Pemeriksa Pajak berwenang melakukan Penyegelan untuk


memperoleh atau mengamankan buku, catatan, dan/atau
dokumen, termasuk data yang dikelola secara elektronik, dan
benda-benda lain yang dapat memberi petunjuk tentang
kegiatan usaha atau pekerjaan bebas Wajib Pajak yang
diperiksa agar tidak dipindahkan, dihilangkan, dimusnahkan,
diubah, dirusak, ditukar, atau dipalsukan.
Penyegelan dilakukan apabila pada saat pelaksanaan Pemeriksaan
Lapangan:

1. Wajib Pajak, wakil, atau kuasa dari Wajib Pajak yang diperiksa tidak
memberi kesempatan kepada Pemeriksa Pajak untuk memasuki tempat
atau ruang serta memeriksa barang bergerak dan/atau tidak bergerak,
yang diduga atau patut diduga digunakan untuk menyimpan buku atau
catatan, dan/atau dokumen, termasuk hasil pengolahan data dari
pembukuan yang dikelola secara elektronik;
2. Wajib Pajak, wakil, atau kuasa dari yang diperiksa menolak memberi
bantuan guna kelancaran Pemeriksaan antara lain berupa tidak memberi
kesempatan kepada Pemeriksa Pajak untuk mengakses data yang
dikelola secara elektronik atau membuka barang bergerak dan/atau tidak
bergerak;
Penyegelan dilakukan apabila pada saat pelaksanaan Pemeriksaan
Lapangan:

3. Wajib Pajak, wakil, atau kuasa dari Wajib Pajak yang diperiksa
tidak berada di tempat dan tidak ada pegawai atau anggota keluarga
yang telah dewasa dari Wajib Pajak yang mempunyai kewenangan
untuk bertindak selaku pihak yang mewakili Wajib Pajak; atau
4. Wajib Pajak, wakil, atau kuasa dari Wajib Pajak yang diperiksa tidak
berada di tempat dan pegawai atau anggota keluarga yang telah
dewasa dari Wajib Pajak yang mempunyai kewenangan untuk
bertindak selaku pihak yang mewakili Wajib Pajak menolak memberi
bantuan guna kelancaran Pemeriksaan.
Contoh tanda segel
Penolakan Pemeriksaan

Dalam hal Wajib Pajak, wakil, atau kuasa dari Wajib Pajak
yang dilakukan Pemeriksaan Lapangan untuk menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan menyatakan
menolak untuk dilakukan Pemeriksaan termasuk menolak
menerima Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan, Wajib
Pajak, wakil, atau kuasa dari Wajib Pajak harus menandatanga
ni surat pernyataan penolakan Pemeriksaan.

Anda mungkin juga menyukai