Anda di halaman 1dari 10

PANCASILA SEBAGAI

SISTEM FILSAFAT
PENGERTIAN FILSAFAT

Filsafat berasal dari bahasa Yunani philein yang artinya


“cinta” dan sophos yang artinya “hikmah” atau
“kebijaksanaan” Secara harfiah istilah filsafat mengandung
makna cinta kebijaksanaan.
Filsafat adalah ilmu yang mengkaji hakikat segala
sesuatu
Hakikat segala sesuatu berarti kebenaran terdalam,
kebenaran fundamental, atau kebenaran yang hakiki.
Filsafat berkaitan dengan teori kebenaran
PENGERTIAN TEORI KEBENARAN

Apakah teori Kebenaran itu ?


Kebenaran merupakan hasil berpikir yang sampai pada
keakar-akarnya, sistematis atau saling terkait, universal atau
hasil berpikir relatif tidak terbatas ruang dan waktu

Maka teori kebenaran merupakan :

Kesesuaian pernyataan dengan kenyataan, keruntutan


pernyataan satu dengan lainnya, berdasarkan
kegunaan/manfaat, berdasar kesepakatan yang memenuhi
syarat-syarat tertentu.
SILA PADA PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM
FILSAFAT

Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan suatu
sistem filsafat.
DIMANA

Sistem lazimnya memiliki ciri-ciri:


 Suatu kesatuan bagian-bagian

 Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri.

 Saling berhubungan dan saling ketergantungan.

 Keseluruhan dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu.

 Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.


MENGAPA PANCASILA DIKATAKAN
SEBAGAI SISTEM FILSAFAT, HAL INI
BERKAITAN SEPERTI PADA HAL
BERIKUT:
Sila Pancasila Bersifat Organis

Isi sila-sila Pancasila pada hakikatnya merupakan satu


kesatuan, dan lima sila itu masing-masing merupakan
suatu asas peradaban.
Sila-sila pancasila merupakan suatu kesatuan dan
keutuhan, yaitu setiap sila merupakan unsur dari
Pancasila.
Pancasila merupakan suatu kesatuan yang majemuk
tunggal, dan konsekuensinya setiap sila tidak dapat
berdiri sendiri terlepas dari sila-sila lainnya, serta di
antara sila satu dan lainnya tidak saling bertentangan.
Susunan Pancasila Hierarkhis dan Piramida

Susunan Pancasila adalah hierarkhis dan berbentuk


piramida.
Piramida digunakan untuk menggambarkan hubungan
hierarkhis sils-sila Pancasila dalam urut-urutan luas
(kuantitas) dan juga dalam hal isi sifatnya (kualitas).
Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi basis dari sila
lainnya, sebaliknya Ketuhanan Yang Maha Esa adalah
Ketuhanan yang berkemanusiaan, berpersatuan,
berkerakyatan, serta berkeadilan.
Landasan Filsafat Pancasila

Landasan antropologis (ilmu yang mempelajari manusia)


pancasila bukanlah asas yang berdiri sendiri, melainkan
memiliki satu kesatuan dasar ontologis (keadaan sesuatu yang
bersifat konkret)
Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia yang
mempunyai hakikat mutlak monopluralis (paham yang
mengakui keanekaragaman), sehingga hakikat dasar ini juga
disebut sebagai dasar antropologis.
Jadi, yang melandasi pemikiran Pancasila adalah adanya
manusia Indonesia. Manusia Indonesia sebagai titik tolak
memahami Pancasila atau subjek pendukung pokok sila-sila
Pancasila adalah manusia Indonesia.
Landasan Epistimologis (Hakekat pengetahuan)

Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya juga


merupakan suatu sistem pengetahuan.
Dasar epistimologis Pancasila pada hakikatnya tidak dapat
dipisahkan dengan dasar ontologisnya, yaitu hakikat manusia.
Persoalan mendasar epistimologis adalah tentang sumber
pengetahuan manusia, teori kebenaran manusia, watak
pengetahuan manusia.
Jadi, yang melandasi proses pencarian dan penggalian Pancasila
adalah hasil berpikir manusia Indonesia, dan sumber Pengetahuan
Pancasila adalah nilai-nilai, adat-istiadat, serta kebudayaan yang
ada pada bangsa Indonesia sendiri.
Landasan Aksiologis (Arah nilai)

Sila-sila sebagai suatu sistem filsafat juga memiliki satu kesatuan


dasar aksiologisnya (arah nilai-nilai), sehingga nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya juga merupakan suatu kesatuan.
Nilai-nilai Pancasila tergolong nilai kerokhanian yang juga
mengandung (mengakui) nilai-nilai lain secara lengkap dan
harmonis, yaitu nilai material, vital, kebenaran, keindahan atau
estetis, kebaikan atau moral, maupun nilai kesucian yang secara
keseluruhan bersifat sistematis dan hirarkis.

Anda mungkin juga menyukai