Anda di halaman 1dari 20

2.

1 Pengertian Lingkungan basis data

Lingkungan basis data merupakan sebuah habitat di mana terdapat basis data untuk
bisnis. Dalam lingkungan basis data, pengguna memiliki alat untuk mengakses data.
Pengguna melakukan semua tipe pekerjaan dan keperluan mereka bervariasi seperti
menggali data (data mining), memodifikasi data, atau berusaha membuat data baru.
Pengguna tertentu tidak diperbolehkan mengakses data, baik secara fisik maupun logis.

Tujuan utama dari sistem basis data yaitu menyediakan pemakai melalui suatu
pandangan abstrak mengenai data, dengan menyembunyikan detail dari bagaimana
data disimpan dan dimanipulasikan. Titik awal untuk perancangan sebuah basis data
haruslah abstrak dan deskripsi umum dari kebutuhan-kebutuhan informasi suatu
organisasi harus digambarkan di dalam basis data.

Jika sebuah basis data merupakan suatu sumber yang dapat digunakan bersama.
Setiap pemakai membutuhkan pandangan yang berbeda-beda terhadap data di dalam
basis data. Untuk memenuhi kebutuhan ini, arsitektur komersial basis data yang banyak
digunakan telah tersedia saat ini dan telah mengalami perluasan yaitu arsitektur ANSI-
SPARC.

ANSI-SPARCH (stands for American National Standards Institute, Standards Planning


And Requirements Committee) yaitu standar desain abstrak untuk Sistem Manajemen
Database (DBMS), yang pertama kali diusulkan pada tahun 1975. Model ANSI-SPARC ini
tidak pernah menjadi standar formal.

Tiga Tingkatan Arsitektur Basis data ANSI-SPARC

Terdapat beberapa tujuan dari Tiga Tingkatan Arsitektur Basis Data ANSI-
SPARC yaitu :

 Membedakan cara pandang pemakai terhadap basis data dan cara pembuatan
basis data secara fisik.
 Setiap pengguna harus dapat mengakses data yang sama, tetapi memiliki
pandangan yang berbeda disesuaikan data.
 Pengguna tidak harus berurusan dengan penyimpanan database fisik. Mereka
harus diizinkan untuk bekerja dengan data itu sendiri, tanpa memperhatikan
bagaimana secara fisik disimpan.

Terdapat tiga tingkatan arsitektur basis data terdiri dari :

> Tingkat Eksternal (External Level)

Merupakan cara pandang pemakai terhadap basis data agar pembuatan basis data ini
relevan bagi seorang pemakai tertentu. Yang terdiri dari sejumlah cara pandang
berbeda dari sebuah basis data. Masing-masing pemakai merepresentasikan dalam
bentuk yang sudah dikenalnya. Cara pandang secara eksternal hanya terbatas pada
entitas, atribut dan hubungan antar entitas (relationship) yang diperlukan.

> Tingkat Konseptual (Conseptual Level)

Merupakan kumpulan cara pandang terhadap basis data. Menggambarkan data yang
disimpan dalam basis data dan hubungan antara datanya.

Hal-hal yang digambarkan dalam tingkat konseptual yaitu:

 Semua entitas beserta atribut dan hubungannya


 Batasan data
 Informasi semantik tentang data
 Keamanan dan integritas informasi

> Tingkat Internal (Internal Level)

 Merupakan perwujudan basis data dalam komputer. Yang menggambarkan


bagaimana basis data disimpan secara fisik di dalam peralatan storage yang
berkaitan erat dengan tempat penyimpanan / physical storage.
Hal –hal yang digambarkan adalah:

 alokasi ruang penyimpanan data dan indeks


 deskripsi record untuk penyimpanan (dengan ukuran penyimpanan untuk data
elemen)
 penempatan record
 pemampatan data dan teknik encryption

2.2 Data independence, Komponen DBMS, Fungsi DBMS serta Bahasa yang  
digunakan didalam DBMS 

Konsep Data Indenpendence

Indepedensi data (data independensi) adalah kemampuan untuk melakukan perubahan


pada struktur data tanpa melakukan perubahan pada program-program aplikasi yang
memproses data. Oleh karena itu, terdapat tujuan utama dari 3 tingkat arsitektur
adalah memelihara kemandirian data (data independence) yang berarti perubahan yang
terjadi pada tingkat yang lebih rendah tidak mempengaruhi tingkat yang lebih tinggi.

Jenis data independence, yaitu:

a. Physical Data Independence

Bahwa internal skema dapat diubah oleh DBA tanpa mengganggu konseptual skema.
Dengan kata lain physical data independence menunjukkan kekebalan konseptual
sekema data terhadap perubahan internal skema.

b. Logical Data Independence

Bahwa konseptual skema dapat diubah oleh DBA tanpa mengganggu eksternal skema.
Dengan kata lain logical data independence menunjukkan kekebalan eksternal schema
terhadap perubahan konseptual skema.
Prinsip data independence adalah salah satu hal yang harus diterapkan di dalam
pengelolaan sistem basis data dengan alasan-alasan sbb :

1. DBA dapat mengubah isi, lokasi, perwujudan dalam organisasi basis data tanpa
mengganggu program-program aplikasi yang sudah ada.
2.  Pabrik / agen peralatan / software pengolahan data dapat memperkenalkan
produk-produk baru tanpa mengganggu program-program aplikasi yang sudah
ada.
3.  Untuk memindahkan perkembangan program-program               aplikasi
4. Memberikan fasilitas pengontrolan terpusat oleh DBA demi        keamanan dan
integritas data dengan memperhatikan  perubahan-perubahan kebutuhan
pengguna.

DBMS

Untuk mengelola data base diperlukan suatu perangkat lunak (Database Management
System). Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya tentang pengertian DBMS yaitu :

1. C.J. Date : DBMS adalah merupakan software yang menghandel seluruh akses
pada database untuk melayani kebutuhan user.
2. S. Attre : DBMS adalah software, hardware, firmware dan procedure-procedure
yang memanage database. Firmware adalah software yang telah menjadi modul
yang tertanam pada hardware (ROM).
3. Gordon C. Everest : DBMS adalah manajemen yang efektif untuk
mengorganisasi sumber daya data.

Dapat disimpulkan bahwa DBMS adalah suatu system perangkat lunak yang
memungkinkan user (pengguna) untuk membuat, memelihara, mengontrol,
dan mengakses database secara praktis dan efisien. Dengan DBMS, user
akan lebih mudah mengontol dan memanipulasi data yang ada.
KOMPONEN DBMS

Sebuah DBMS (Database Management System) umumnya memiliki sejumlah komponen


fungsional (modul) seperti :

1. File Manager: mengelola ruang dalam disk dan struktur data yang dipakai untuk
merepresentasikan
2. informasi yang tersimpan dalam disk.
3. Database Manager: menyediakan interfaceantara data low-level yang ada di
basis data denganprogram
4. aplikasi dan query yang diberikan ke sistem.
5. Query Processor, yang menterjemahkan perintahperintah dalam query language
ke perintah low-level yang dapat dimengerti oleh database manager.
6. DML Precompiler, yang mengkonversi perintah DMLyang ditambahkan dalam
sebuah program aplikasi kepemangin prosedur normal dalam bahasa induk.
7. DDL Compiler, yang mengkonversi perintah-perintahDDL ke dalam sekumpulan
tabel yang mengandung
8. metadata. Tabel-tabel ini kemudian disimpan dalam kamus data.

Fungsi DBMS

Database atau basis data berkaitan erat dengan DBMS dimana aplkasi DBMS
menyediakan fasilitas untuk melakukan fungsi :

1. pendefinisian data yang meliputi penentua tipe, struktur dan batasan data yang
akan disimpan dalam basis data.
2. kontruksi data yang meliputi proses penyimpanan data dalam database yang
pengendaliannya diatur oleh DBMS
3. Manipulasi data merupakan fungsi untuk menampilkan data, mengubah data
serta menampilkan data yang ada dalam bentuk laporan
4. Keamanan dan integritas data. (buku Solusi Bisnis Berbasis Microsoft Office
System 2003, irwan sardi pt elex media komputindo)
5. Menyediakan data dictionary

Bahasa yang digunakan DBMS

A. Data Definision Language ( DDL )

DDL ( Data Definision Language ) adalah perintah-perintah yang digunakan untuk


menjelaskan objek dari database. Dengan kata lain DDL digunakan untuk
mendefinisikan kerangka database.

B. DML ( Data Manipulation Language )


Data Manipultion Language adalah perintah-perintah yang digunakan untuk
mengoperasikan atau memanipulasi isi database. Adapun perintah-perintah pada DML
diantaranya : Select, Insert, Update dan Delete.

2.3 Perbedaan model data berbasis objek, record, konseptual, dan fisik

Model data
Merupakan suatu kumpulan konsep yang terintegrasi yang menggambarkan data,
hubungan antara data dan batasan-batasan data dalam suatu organisasi.Fungsi dari
sebuah model data untuk merepresentasikan data sehingga data tersebut mudah
dipahami. Model data terdapat berbasis objek, record, konseptual maupun fisik.

Model Data Berbasis Objek 

Model data logika berbasis objek (object-based logical model) digunakan untuk
mendeskripsikan data pada tingkat konseptual dan view. Pendeskripsian data pada
model ini dibuat berdasarkan fakta sehingga memberikan kemampuan penstrukturan
secara fleksibel, dan memungkinkan untuk menspesifikasikan kendala-kendala datanya
secara eksplisit.
Beberapa model data logika berbasis objek yang sudah dikenal diantaranya adalah:
> Model entity-relationship
> Model berorientasi objek (object-oriented model)
> Model biner
> Model data semantik
> Model infological
>Model data fungsional

Model Data Berbasis Record

Model logika berbasis record digunakan untuk menggambarkan data pada tingkat

konseptual dan view. Model data ini bersama dengan model data logika berbasis objek
biasanya digunakan untuk menyatakan stuktur logika database secarakeseluruhan.
Selain itu juga digunakan untuk mendeskripsikan bagaimana gambaran penerapannya
dalam tingkat yang lebih tinggi daripada gambaran fisiknya. Struktur database pada
model logika berbasis record ini dinyatakan dengan type record yang mempunyai
format tetap. Artinya setiap type record mempunyai beberapa field atau atribut dengan
jumlah tetap, dan setiap field mempunyai panjang yang tetap. Tiga model data pada
kelompok ini yang telah diterima secara meluas adalah model data relasi, jaringan
(network) dan hirarki.

Model data konseptual


Model konseptual bukanlah pendekatan proses informasi seorang programmer aplikasi,
tetapi merupakan kombinasi beberapa cara untuk memproses data untuk beberapa
aplikasi. Model konseptual tidak tergantung pada aplikasi individual, tidak tergantung
pada DBMS yang digunakan, tidak tergantuk pada hardware yang digunakan serta tidak
tergantung juga pada phisikal model

Model data berbasis fisik

Perancangan basis data secara fisik merupakan proses pemilihan struktur-struktur


penyimpanan dan jalur-jalur akses pada file-file basis data untuk mencapai penampilan
yang terbaik pada bermacam-macam aplikasi.

Selama fase ini, dirancang spesifikasi-spesifikasi untuk basis data yang disimpan yang
berhubungan dengan struktur-struktur penyimpanan fisik, penempatan record dan jalur
akses. Berhubungan dengan internal schema (pada istilah 3 level arsitektur DBMS).

Beberapa petunjuk dalam pemilihan perancangan basis data secara fisik :

1. Response time :

waktu yang telah berlalu dari suatu transaksi basis data yang diajukan untuk
menjalankan suatu tanggapan. Pengaruh utama pada response time adalah di bawah
pengawasan DBMS yaitu : waktu akses basis data untuk data item yang ditunjuk oleh
suatu transaksi. Response time juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang tidak
berada di bawah pengawasan DBMS, seperti penjadwalan sistem operasi atau
penundaan komunikasi.
2. Space utility :

jumlah ruang penyimpanan yang digunakan oleh file-file basis data dan struktur-
struktur jalur akses.

3. Transaction throughput :

rata-rata jumlah transaksi yang dapat diproses per menit oleh sistem basis data, dan
merupakan parameter kritis dari sistem transaksi (misal : digunakan pada pemesanan
tempat di pesawat, bank, dll). Hasil dari fase ini adalah penentual awal dari struktur
penyimpanan dan jalur akses untuk file-file basis data.

2.4 Fungsi dan isi dari data   dictionary 

Pengertian Data Dictionary

Kamus data atau systems data dictionary adalah katalog fakta tentang data dan
kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Dengan DD analis sistem
dapat mendefinisikan data yang mengalir di system dengan lengkap. Pada tahap
analisis sistem, DD digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sitem dengan
pemakai sistem tentang data yang mengalir ke sistem, yaitu tentang data yang masuk
ke sistem dan tentang informasi yang dibutuhkan oleh pemakai sistem. Pada tahap
perancangan sistem, DD digunakan untuk merancang input, merancang laporan-
laporan dan database. DD dibuat berdasarkan arus data yang ada di DFD (Data Flow
Diagram). Arus data di DFD sifatnya adalah global, hanya ditunjukkan nama arus
datanya saja. Keterangan lebih lanjut tentang struktur dari suatu arus data di DFD
secara lebih terinci dapat dilihat di DD. Gambar berikut menunjukkan hubungan antara
DFD dengan DD.

DD tidak menggunakan notasi grafik sebagaimana halnya DFD. DD berfungsi


membantu pelaku system untuk mengerti aplikasi secara detil, dan mereorganisasi
semua elemen data yang digunakan dalam sistem secara presisi sehingga pemakai dan
penganalisa sistem punya dasar pengertian yang sama tentang masukan, keluaran,
penyimpanan dan proses.
DD mendefinisikan elemen data dengan fungsi sebagai berikut:
1. Menjelaskan arti aliran data dan penyimpanan dalam DFD.

2. Mendeskripsikan komposisi paket data yang bergerak melalui aliran,

misalnya alamat diuraikan menjadi kota, kodepos, propinsi, dan negara.

3. Mendeskripsikan komposisi penyimpanan data.

4. Menspesifikasikan nilai dan satuan yang relevan bagi penyimpanan dan

aliran.

5. Mendeskripsikan hubungan detil antara penyimpanan yang akan menjadi

titik perhatian dalam entity relationship diagram.


> Isi DD.

Data dictionary harus dapat mencerminkan keterangan yang jelas tentang data yang
dicatatnya. Untuk maksud keperluan ini, maka DD harus memuat hal-hal berikut :

a. Nama arus data.

Karena DD dibuat berdasarkan arus data yang mengalir di DFD, maka

nama dari arus data juga harus dicatat di DD, sehingga mereka yang

membaca DFD dan memerlukan penjelasan lebih lanjut tentang suatu arus

data tertentu di DFD dapat langsung mencarinya dengan mudah di DD.

b. Alias.

Alias atan nama lain dari data dapat dituliskan bila nama lain ini ada.

Alias perlu ditulis karena data ayang sama mempunyai nama yang berbeda
untuk orang atau departemen satu dengan yang lainnya, misalnnya bagian

pembuat faktur dan langganan menyebut bukti penjualan sebagai faktur,

sedang bagian gudang menyebutnya sebagai tembusan permintaan persediaan.

Baik faktur dan tembusan permintaan persediaan ini mempunyai struktur

data yang sama, tetapi mempunyai struktur yang berbeda.

c. Bentuk data.

Bentuk data perlu dicatat di DD, karena dapat digunakan untuk

mengelompokkan DD ke dalam kegunaannya sewaktu perancangan sistem.

• DD yang mencatat data yang mengalir dalam bentuk dokumen dasar atau

formulir akan digunakan untuk merancang bentuk input sistem.

• DD yang mencatat data yang mengalir dalam bentuk laporan tercetak

dan dokumen hasil cetakan komputer akan digunakan untuk merancang

output yang akan dihasilkan oleh sistem.

• DD yang mencatat data yang mengalir dalam bentuk tampilan dilayar

monitor akan digunakan untuk merancang tampilan layar yang akan

dihasilkan oleh sistem.

• DD yang mencatat data yang mengalir dalam bentuk parameter dan


variabel akan digunakan untuk merancang proses dari program.

• DD yang mencatat data yang mengalir dalam bentuk dokumen, formulir,

laporan, dokumen cetakan komputer, tampilan di layar monitor,

variabel dan field akan digunakan untuk merancang database.

d. Arus data.

Arus data menunjukkan dari mana data mengalir dan ke mana data akan

menuju. Keterangan arus data ini perlu dicatat di DD supaya memudahkan

mencari arus data ini di DFD.


e. Penjelasan.

Untuk tidak memperjleas lagi tentang makna dari arus data yang dicatat

di DD, maka bagian penjelasan dapat diisi dengan keterangan-keterangan

tentang arus data tersebut. Sebagai misalnya nama dari arus data adalah

tembusan permintaaan persediaan, maka dapat lebih dijelaskan sebagai

tembusan dari faktur penjualan untuk meminta barang dari gudang.


f. Periode.

Periode ini menunjukkan kapan terjadinya arus data ini. Periode perlu

dicatat di DD karena dapat digunakan untuk mengidentifikasikan kapan

input data harus dimasukkan ke sistem, kapan proses dari program harus
dilakukakan dan kapan laporan-laporan harus dihasilkan.
g. Volume.

Volume yang perlu dicatat di DD adalah tentang volumen rata-rata dan

volume puncak dari arus data. Volume rata-rata menunjukkan banyaknya

rata-rata arus data yang mengalir dalam suatu periode tertentu dan

volume puncak menunjukkan volume yang terbanyak, Volume ini digunakan

untuk mengidentifikasikan besarnya simpanan luar yang akan digunakan,

kapasitas dan jumlah dari alat input, alat pemroses dan alat output.
h. Struktur data.

Struktur data menunjukkan arus data yang dicatat di DD terdiri dari

item-item apa saja.

Sebagai contoh, dalam pembangunan medical system yang menyimpan data pasien,

dapat didefinisikan data berat dan tinggi dengan cara sebagai berikut ;

a. Berat           = * berat pasien ketika mendaftar di rumah sakit

* satuan : kilogram ; rentang : 1-200 *

b. Tinggi          = * tinggi pasien ketika mendaftar di rumah sakit

* satuan : sentimeter ; rentang : 1-200 *

c. Tinggi_sekarang = * satuan : sentimeter ; rentang : 1-200 *

d. Berat_sekarang  = * satuan : kilogram ; rentang : 1-200 *


e. Tanggal_lahir   = * satuan : hari sejak 1 Jan 1900 ;  rentang 36500 *

f. Jenis_kelamin   = * nilai : [  P | W ] *

Elemen data opsional didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat digunakan

atau tidak perlu digunakan sebagai pilihan dari sejumlah alternatif.

Masalah alternatif pilihan merupakan hal penting, karena pemakai harus

diyakinkan bahwa semua kemungkinan yang ada sudah tercakup.

Pemakai akan kewalahan jika harus membaca seluruh DD, item demi item

untuk mengecek kebenaran DD tersebut. Ada sejumlah cara untuk mengecek

kelengkapan, konsistensi, dan kontradiksi melalui testing dengan sejumlah

pertanyaan seperti berikut :

a. Apakah semua aliran dalam DFD sudah didefinisikan dalam DD ?.

b. Apakah semua komponen elemen data sudah didefinisikan ?.

c. Adakah elemen data yang didefinisikan lebih dari satu kali ?.

d. Apakah semua notasi yang digunakan pada DD sudah dikoreksi ?.

e. Adalah elemen data dalam DD tidak menjelaskan sesuatu dalam DFD

(Data Flow Diagram) atau ER (Entity Relationship).

Membangun DD adalah salah satu dari sejumlah aspek analisa yang paling

banyak menghabiskan waktu. Tetapi DD merupakah salah satu aspek terpenting,


tanpa DD yang mendefinisikan semua terminologi maka presisi sistem akan

menjadi harapan kosong belaka.

Contoh : 

Nama_tarian = kode_tarian + nama_tarian + asal_tarian + lama_tarian +


deskripsi_tarian.

a. @Kode_tarian              : kategori_tari + no_urut_tari

a.1. kategori_tari : 1{karakter}2  => [ | A | B | .. | Z | ]


a.2. no_urut_tari  : 1{numerik}2   => [ | 000 | 001 | … | 999 | ]

b. Nama_tarian                       : 1{karakter}20 => [ | A | B | .. | Z | ]

c. Asal_tarian           : 1{karakter}15 => [ | A | B | .. | Z | ]

d. Lama_tarian        : jam + menit

d.1. jam           : 1{numerik}1   => [ |  0 |  1 | .. | 9 | ]

d.2. menit              : 1{numerik}2   => [ |  00 |  01 | .. | 60 | ]


e. Deskripsi_tarian   : 1{karakter}20 => [ | A

Tanggal : Tgl_hari + bulan + tahun

a. Tgl_hari   : 1{numerik}2  => [ | 01 | 02 | .. | 31 | ]

b. Bulan      : 1{numerik}2  => [ | 01 | 02 | .. | 12 | ]


01 = “Januari”
02 = “Februari”

12 = “Desember”

c. Tahun      : 1{numerik}4  => [ | 1900 | 1901 | 1902 | .. | 2999 | ]

2.5 Perbedaan Arsitektur DBMS multi user

Arsitektur DBMS Multi Pengguna

Pada seksi ini akan di jelaskan mengenai arsitektur yang biasanya digunakan untuk
mengimplementasikan sistem basis data yang multi user, yaitu teleprocessing, file
server dan client server.

> Teleprocessing

Arsitektur tradisional untuk sistem multi pengguna adalah teleprocessing, dimana satu
komputer dengan sebuah CPU dan sejumlah terminal.

Terminal untuk pengguna berjenis ‘dumb’, yang tidak dapat berfungsi sendiri dan
masing-masing dihubungkan ke komputer pusat. Terminal-terminal tersebut
mengirimkan pesan melalui subsistem pengontrol komunikasi pada sistem operasi ke
program aplikasi, yang bergantian menggunakan layanan DBMS. Komputer server
langsung bisa terhubung degan beberapa terminal. hgb. Dapat mengirim / menerima
pengolahan data dgn jarak yg jauh.

> File-Server

Proses didistribusikan ke dalam jaringan, sejenis Local Area Network (LAN). File server
mengendalikan file yang diperlukan oleh aplikasi dan DBMS. Meskipun aplikasi dan
DBMS dijalankan pada masing-masing workstation, tetapi tetap meminta file dari file
server jika diperlukan (perhatikan gambar di bawah ini). Dengan cara ini, file server
berfungsi sebagai sebuah hard disk yang digunakan secara bersamaan. DBMS yang ada
pada setiap workstation meminta data ke file server untuk semua data yang diinginkan
oleh DBMS.

> Client Server

Untuk mengatasi kelemahan arsitektur-arsitektur di atas maka dikembangkan arsitektur


client-server. Client-server menunjukkan cara komponen software berinteraksi dalam
bentuk sistem. Sesuai dengan namanya, ada sebuah pemroses client yang
membutuhkan sumber dan sebuah server yang menyediakan sumbernya. Tidak ada
kebutuhan client dan server yang harus diletakkan pada mesin yang sama. Secara
ringkas, umumnya server diletakkan pada satu sisi dalam LAN dan client pada sisi yang
lain. Dan juga dapat terhubung degan beberapa station kerja.

Bab. III
Kesimpulan

Dari tulisan atau pembahasan diatas tentang Lingkungan Basis Data dapat disimpulkan
bahwa lingkungan basis data sangat luas seperti arsitektur basis data terdapat tiga
tingkatan, yang harus mengijinkan untuk bekerja dengan data itu. konsep data
independenc, komponen DBMS, fungsi DBMS serta bahasa yang digunakan didalam
DBMS untuk mengakses suatu software. Dan dapat dibayangkan bagaimana jika tidak
ada basis data. semua perkejaan semakin susah, membutukan waktu yang lama.

Anda mungkin juga menyukai