Anda di halaman 1dari 7

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

ORELATIONAL DATABASE

(RESUME)





DOSEN :
Dr. NADIRSYAH, SE, M.Si
Dr. ISLAHUDDIN, M.Ec













NIKMAWATI









PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2014






I. PENDAHULUAN
Sistem database dibangun untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan
pertumbuhan file utama. Database adalah suatu gabungan file yang saling berhubungan
dengan pertumbuhan file utama. Pendekatan database memperlakukan data sebagai sumber
daya organisasi yang seharusnya dipergunakan serta dikelola oleh seluruh bagian
organisasi tersebut, bukan hanya oleh suatu departemen atau fungsi tertentu saja. Fokusnya
adalah integrasi data dan pembagian data dengan seluruh pemakai yang berhak
memakainya. Integrasi data dicapai dengan mengkombinasikan beberapa file utama ke
pool data yang dapat diakses oleh berbagai program aplikasi. Program database
management system (DBMS) bertindak sebagai interface antara database dengan berbagai
program aplikasi. Kombinasi database DBMS dan program aplikasi yang mengakses
database melalui DBMS disebut sebagai sistem database.

1. SISTEM DATABASE
Sistem database memisahkan tampilan logis dan fisik data. Tampilan logis adalah
bagaimana pemakai atau programer secara konseptual mengatur dan memahami data.
Tampilan fisik merujuk pada bagaimana dan dimana data secara fisik diatur dan disimpan
dalam disk, tape, CD-ROM, atau media lainnya.
Memisahkan tampilan logis dan fisik memungkinkan pengembangan aplikasi baru
karena programer dapat berkonsentrasi untuk memasukkan kode ke dalam logika aplikasi
dan tidak perlu mermusatkan perhatian pada bagaimana dan dimana berbagai data
disimpan atau diakses.
Memisahkan tampilan fisik dan logis data juga berarti para pemakai dapat
mengubah konsep hubungan antara berbagai bagian data tanpa mengubah cara data
tersebut secara fisik disimpan. Dengan cara yang sama seorang administrator database
dapat mengubah penyimpanan fisik data untuk meningkatkan kinerja sistem, tanpa
menimbulkan pengaruh atas para pemakainya atau program aplikasinya.

2. Skema
Skema menggambarkan struktur logis database. Terdapat tiga skema yaitu
konseptual, eksternal, dan internal. Skema tingkat konseptual adalah tampilan seluruh
database pada tingkat organisasi. Skema ini mendaftar elemen-elemen data dan hubungan
antara mereka. Skema tingkat eksternal terdiri dari satu set tampilan individual bagi
pemakai dari berbagai bagian database, yang setiap bagiannya merupakan subskema.
Skema tingkat internal menyediakan tampilan tingkat rendah dari database. Skema ini
mendeskripsikan bagaimana data sebenarnya disimpan dan diakses, termasuk informasi
mengenai petunjuk (pointer), indeks, panjang catatan dan seterusnya. Para akuntan sering
terlibat dalam pengembangan skema pada tingkat konseptual dan eksternal, sehingga
penting untuk mengetahui perbedaan antara keduanya.

3. Kamus Data
Salah satu komponen kunci dari DBMS adalah kamus data, yang mencakup
informasi mengenai struktur database. Setiap elemen data yang disimpan dalam database,
seperti nomor pelanggan, memiliki catatan di kamus data yang mendeskripsikan elemen
tersebut. DBMS biasanya memelihara kamus data. Bahkan, kamus data ini sering kali
merupakan salah satu aplikasi pertama dari sistem database yang baru diimplementasikan.
Masukan untuk kamus data mencakup elemen data yang baru atau yang sudah dihapus,
serta perubahan nama, deskripsi, atau penggunaan elemen data yang ada. Keluaran
mencakup berbagai laporan yang berguna bagi programer, perancang database dan
pemakai sistem informasi. Laporan sampel mencakup (1) daftar dari semua program
dimana suatu data digunakan, (2) daftar dari semua sinonim untuk elemen data dalam file
tertentu, (3) daftar dari semua elemen data yang digunakan oleh pemakai tertentu, dan (4)
daftar dari seluruh laporan output dimana elemen data digunakan.

4. Bahasa DBMS
Di dalam data base adada beberapa bahasa DBMS, antara lain:
Bahasa definisi data (DDL) digunakan untuk membangun kamus data, mengawali atau
menciptakan database, mendeskripsikan pandangan logis untuk setiap pemakai atau
programer, dan memberikan batasan untuk keamanan field atau catatan pada database.
Bahasa manipulasi data (DML) digunakan untuk perawatan data, yang mencakup
operasi seperti pembaruan, penyisipan dan penghapusan suatu bagian dari database,
memudahkan program penulisan untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut dengan hanya
menanyakan suatu nama dari bagian data, bukan meminta lokasi penyimpanan fisiknya.
Bahasa permintaan data (DQL) dipergunakan untuk menyelidiki database. DQL hanya
dipergunakan untuk mengambil data, menyortir data, menyusun data dan menyajikan suatu
bagian dari database sebagai respon atas permintaan data.
II. PENGERTIAN DATABASE RELASIONAL
DBMS dikarakteristikan melalui jenis model logis data yang mendasarinya. Model
Data adalah perwakilan abstrak dari isi suatu database. Kebanyakan DBMS yang baru
disebut sebagai database relasional. Model relasional data mewakili semua yang disimpan
di database. Database Relasional adalah suatu model database yang disajikan dalam bentuk
tabel. Model ini diperkenalkan pertama kali oleh E.F. Codd.
(1) Tujuan dari model data relasional adalah sebagai berikut :
a. Untuk menekankan kemandirian data.
b. Untuk mengatasi ketidak konsistenan dan duplikasi data dengan menggunakan
konsep normalisasiUntuk meningkatkan kemampuan akses data.
(2) Karakteristik Database Relasional :
a. Struktur Tabular
b. Satu Bahasa digunakan untuk semua pemakai
c. Data dihubungkan melalui nilai data
(3) Kelebihan Database Relasional :
a. Tabular View
b. Seluruh hasil operasinya berupa table
c. Tidak terdapat pointer-pointer
d. Memiliki kemampuan operator yang baik
e. Fleksibel
f. Mudah digunakan

1. Jenis-Jenis Atribut
Tabel-tabel dalam database relasional memiliki tiga jenis atribut kunci utama
adalah atribut, atau kombinasi dari beberapa atribut yang secara unik mengidentifikasi
baris tertentu dalam sebuah tabel. Kunci luar adalah atribut yang muncul dalam suatu tabel,
yang juga merupakan kunci utama dalam tabel lainnya. Kunci-kunci luar digunakan untuk
menghubungkan tabel-tabel. Atribut lainnya yang bukan berupa atribut kunci di dalam
setiap tabel, menyimpan informasi penting mengenai entitasnya.

2. Persyaratan Dasar Untuk Model Data Relasional
Model data rasional menekankan beberapa persyaratan untuk struktur tabel-
tabelnya. Persyaratan yang mewakili database dengan struktur yang baik yaitu:
a. Setiap kolom dalam sebuah baris harus berlainan nilainya.
b. Kunci utama tidak boleh bernilai nol. Kunci utama adalah atribut atau kombinasi
dari beberapa atribut yang secara unik mengidentifikasi baris dalam suatu tabel.
Agar syarat ini terwujud, kunci utama dari suatu baris dalam sebuah hubungan
tidak boleh bernilai nol. Karena nantinya tidak akan ada jalan untuk secara unik
mengidentifikasi baris tersebut dan menarik data yang disimpan dalamnya.
c. Kunci luar, jika tidak bernilai nol, harus memiliki nilai yang sesuai dengan nilai
kunci utama di hubungan yang lain.
d. Seluruh atribut yang bukan merupakan kunci dalam sebuah tabel harus
mendeskripsikan objek yang diidentifikasi oleh kunci utama.

Keempat syarat ini akan menghasilkan database yang terstruktur dengan baik yang
memungkinkan konsistensi data, dan meminimalkan serta mengendalikan pengulangan
data. Bagian berikutnya menggambarkan manfaat-manfaat tersebut, dengan
memperlihatkan contoh berbagai jenis masalah yang dapat muncul apabila keempat syarat
tersebut dilanggar.

3. Dua Pendekatan dalam Desain Database
Terdapat dua cara dasar untuk mendesain database relasional yang terstruktur
dengan baik. Salah satunya dinamakan normalisasi, yang dimulai dengan asumsi bahwa
semua data pada awalnya disimpan dalam satu tabel besar. Pendekatan ini kemudian
diikuti dengan serangkaian peraturan untuk memisah-misahkan tabel awal tadi menjadi
serangkaian tabel yang dinormalisasi. Tujuannya adalah menghasilkan serangkaian tabel
awal yang dapat dikatagorikan sebagai bentuk normal ketiga (third normal form-3NF),
karena tabel-tabel seperti ini bebas dari masalah anomaly pembaruan, penyisipan, serta
penghapusan, seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.
Cara alternatif untuk mendesain database relasional yang terstruktur dengan baik
adalah dengan menggunakan pembuatan model data semantik. Dalam pendekatan ini,
desainer database menggunakan pengetahuan mereka mengenai bagaimana proses bisnis
biasanya berlangsung dan mengenai bagaimana proses bisnis biasanya berlangsung dan
mengenai kebutuhan informasi yang berhubungan dengan proses transaksi, untuk membuat
gambar grafis mengenai hal-hal yang seharusnya dimasukkan dalam database yang
didesainnya. Gambar yang dihasilkan kemudian dapat langsung digunakan untuk membuat
serangkaian tabel relasional yang termasuk dalam katagori 3NF.
Pembuatan model data semantik memiliki dua kelebihan utama daripada
membangun database hanya dengan mengikuti peraturan-peraturan proses normalisasi.
Pertama, cara ini memfasilitasi desain yang efisien atas database proses transaksi, karena
cara ini mempergunakan pengetahuan desainer sistem mengenai proses transaksi dan
kegiatan bisnis. Kedua, cara ini memfasilitasi komunikasi dengan para calon pemakai
sistem tersebut, karena model grafis yang dihasilkan secara eksplisit mewakili informasi
mengenai proses bisnis dan kebijakan organisasi. Komunikasi semacam ini sangat penting
untuk memastikan bahwa sistem yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan para pemakai
yang sebenarnya.

SISTEM DATABASE DAN MASA DEPAN AKUNTANSI
Sistem database dapat sangat mempengaruhi sifat dasar akuntansi. Contohnya
sistem database dapat mengarah pada ditinggalkannya model akuntansi pembukuan
berpasangan (doble entry). Alasan dasar sistem pembukuan berpasangan adalah
pengulangan pencatatan jumlah suatu transaksi sebanyak dua kali, yang berfungsi sebagai
alat pemeriksa proses data yang akurat. Setiap transaksi menghasilkan masukan debit dan
kredit yang sama besar, kemudian persamaan debit dan kredit yang sama besar, kemudian
persamaan debit dan kredit diperiksa lagi dan lagi dengan berbagai cara, dalam suatu
proses akuntansi. Akan tetapi, pengulangan data berlawanan dengan konsep database.
Apabila jumlah yang berhubungan dengan sebuah transaksi dimasukkan ke dalam sistem
database dengan benar, maka jumlah tersebut hanya perlu disimpan sekali saja, bukan dua
kali. Proses data terkomputerisasi sudah cukup akurat tanpa harus mempergunakan sistem
pemeriksaan dan pemeriksaan ulang, yang merupakan ciri khas dari model akuntansi
pembukuan berpasangan.
Sistem database juga memiliki potensi untuk mengubah sifat pelaporan eksternal
secara signifikan. Pengaruh sistem database yang paling signifikan mungkin dalam hal cara
informasi akuntansi akan dipergunakan dalam pengambilan keputusan. Kesulitan
merumuskan permintaan khusus dalam sistem akuntansi berdasarkan pendekatan file atau
sistem DBMS yang tidak rasional, membuat akuntan bertindak seolah-olah sebagai
penjaga gerbang informasi. Informasi keuangan tersedia hanya dalam format yang belum
tetap dan dalam waktu tertentu saja. Akan tetapi, database rasional menyediakan bahasa
permintaan yang luas dan mudah dipergunakan. Jadi para manajer tidak perlu lagi
terhalang dengan berbagai detail prosedur mengenai cara mendapatkan informasi. Sebagai
gantinya, mereka dapat berkonsentrasi hanya untuk menspesifikasikan informasi apa yang
mereka inginkan. Hasilnya, laporan keuangan dapat dengan mudah dipersiapkan untuk
mencakup periode waktu manapun yang ingin dipelajari oleh para manajer, bukan hanya
dalam periode yang secara tradisional dipergunakan oleh para akuntan.
DBMS relasional juga dapat mengakomodasi berbagai pandangan atas suatu
fenomena yang sama. Sebagai contoh, tabel-tabel yang menyimpan informasi mengenai
aset dapat berisi kolom-kolom yang bukan hanya berdasarkan biaya historis, tetapi juga
biaya pergantian dan nilai pasar. Jadi para manajer tidak lagi dipaksa melihat data dalam
cara yang telah ditetapkan oleh para akuntan.
Terakhir, DBMS relasional menyediakan kemampuan untuk mengintegrasikan data
keuangan dan operasional. Sebagai contoh data mengenai kepuasan pelanggan yang
dikumpulkan melalui survey atau wawancara, dapat disimpan di dalam tabel yang sama
yang juga dipergunakan untuk menyimpan informasi mengenai saldo saat ini dan batas
kredit. Jadi, manajer akan memiliki akses ke serangkaian data yang lebih luas untuk
membuat keputusan taktis dan strategis.
Melalui cara-cara ini, DBMS relasional memiliki potensi untuk meningkatkan
penggunaan dan nilai informasi akuntansi dalam membuat keputusan yang taktis dan
strategis untuk menjalankan perusahaan. Akan tetapi, para akuntan harus memiliki
pengetahuan lebih banyak mengenai sistem database agar mereka dapat berpartisipasi
dalam mendesain sistem informasi akuntansi di masa mendatang.

Anda mungkin juga menyukai