By
Ninis Indriani
IMOBILISASI (TIRAH BARING)
Imobilisasiadalah suatu keadaan individu mengalami atau
berisiko mengalami keterbatasan gerak fisik.
Imobilisasi
dapat berbentuk tirah baring yg bertujuan
mengurangi aktivitas fisik dan kebutuhan oksigen tubuh,
mengurangi nyeri atau untuk mengembalikan kekuatan.
b. Batu ginjal
Kondisi imobilisasi terjadi ketidakseimbangan
antara kalsium & asam sitrat kelebihan kalsium,
& garam kalsium mempresipitasi terbentuknya batu
ginjal. Pada posisi horisontal, pelvis ginjal menjadi
tempat ideal pembentukan batu ginjal.
c. Retensi urine
Kondisi imobilasi menyulitkan upaya
seseorang untuk melemaskan otot
perineum pada saat berkemih.
Selain itu penurunan tonus kandung kemih
dapat menghambat kemampan untuk
mengosongkan kandung kemish secara
tuntas
d. Infeksi perkemihan
Urin yg statis merupakan media yg baik
untuk pertumbuhan bakteri. Bakteri yang
paling sering adalah Escherichia coli.
3. Sistem GIT
Konstipasi terjadi akibat penurunan
peristaltik atau motilitas usus, Jika
konstipasi terus berlanjut , feses akan
menjadi sangat keras dan diperlukan
upaya untuk mengeluarkannya.
4. Sistem pernapasan
a. Penurunan gerak napas
Kondisi ini dapat diakibatkan oleh pembatasan
gerak, hilangnya koordinasi otot atau jarangnya
otot-otot pernapasan digunakan.
b. Penumpukan sekret
Normalnya sekret pada saluran pernapasan
dikeluarkan dg perubahan posisi serta dg batuk.
Pada kondisi imobilisasi sekret terkumpul pd jalan
napas sehingga mengganggu proses difusi oksigen
dan karbondioksida di alveoli.
Selain itu upaya untuk mengeluarkan sekret juga
terhambat karena melemahnya tonus otot
pernapasa.
c. Atelektasis
Perubahan aliran darah regional dapat
menurunkan produksi surfaktan ditambah
dengan adanya sumbatan sekret pada jalan
napas dapat mengakibatkan atelektasis
5. Sistem Kardiovasekuler
a. Hipotensi Ortostatik
Terjadi karena sistem saraf otonom tidak dapat
menjaga keseimbangan suplai darah ke tubuh
sewaktu individu bangun dari posisi berbaring
dalam waktu yg lama.
Darah berkumpul di ekstrimitas dan tekanan darah
menurun drastis pusing, berkunang-kunang dan
pingsan
6. Metabolisme dan nutrisi
a. Penurunan laju metabolisme
Laju metabolisme basal adalah jumlah energi
minimal yg digunakan untuk mempertahankan
proses metabolisme.
Pada kondisi imobilisasi laju metabolisme basal,
motilitas usus serta sekresi kelenjar digestiv
menurun seiring penurunan kebutuhan energi.
b. Anoreksia
Terjadi akibat penurunan laju metabolisme basal.
Jika asupan protein berkurang, menyebabkan
ketidakseimbangan nitrogen yg berlanjut pada
status malnutrisi
7. Sistem Integumen
a. Turgor kulit menurun
Kulit dapat mengalami atropi akibat imobilitas yg lama. Pada
akhirnya menyebabkan penurunan elastisitas kulit.
b. Kerusakan kulit
Imobilisasi
1. Gaya hidup
Dipengaruhi latar belakang budaya, nilai yg
dianut serta lingkungan tempat tinggal
2. Ketidkmampuan
Ketidakmampuan primer disebabkan
oleh penyakit/trauma. Ex.paralisis akibat
cidera medula spinalis
Ketidakmampuan skunder terjadi sebagai
dampak dari kelemahan primer. Ex.
Kelemahan otot & tirah baring
3. Tingkat Energi
4. Usia
Usia berpengaruh terhadap kemampuan
seseorang dalam melakukan mobilisasi. Lansia
kemampuan untuk mobilisasi menurun sejalan
dengan proses penuaan.
5. Sistem neuromuskuler
Mobilisasi sangat dipengaruhi oleh sistem
neuromuskuler meliputi sistem otot, skeletal,
sendi, ligamen, tendon, kartilago dan saraf.
RENTANG GERAK DALAM
MOBILISASI
Diagnosa Keperawatan
Hambatan mobilitas fisik
Konstipasi
Kerisakan integritas kulit
Rencana keperawatan
Meningkatkan toleransi klien untuk
melakukan aktivitas
Mengembalikan & memulihkan
kemempuan untuk
bergerak/berpartisipasi dalam ADL
Meningkatkan kebugaran fisik
Mencegah terjadinya komplikasi akibat
imobilitas
Jazakumullah khoiron katsir