Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

DENGAN MASALAH AKTIVITAS

By
Ninis Indriani
KONSEP AKTIVITAS
Orang menilai tingkat kesehatan berdasarkan
kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari.
Beraktivitas merupakan kebutuhan dasar setiap
manusia  berdiri, berjalan, makan, minum,
bekerja, dll.
Aktivitas membuat tubuh menjadi sehat,
penapasan & sirkulasi pembuluh darah
berfungsi dengan baik.
FISIOLOGI PERGERAKAN

Pergerakan merupakan rangkaian aktivitas


yg terintegrasi antara sistem
muskuloskeletal & sistem persarafan di
dalam tubuh.
1. Sistem Muskuloskeletal
Sistem muskoloskeletal terdiri atas rangka (tulang),
otot dan sendi.
Rangka memiliki beberapa fungsi:

1. Menyokong jar.tubuh  memberi bentuk pada


tubuh (postur tubuh).
2. Melindungi organ tubuh  otak, paru-paru,
medula spinalis dan hati.
3. Tempat melekatnya otot & tendon
4. Berperan dalam proses hematopoiesis (produksi
sel darah)
Otot
 Adalah “daging” tubuh.
 Tugas otot adalah berkontraksi & menarik tulang tempat otot
melekat. Selain itu otot juga berfungsi memproduksi panas
melalui aktivitas kontraksi otot.
 Bagaimana otot bergerak/bekerjasama
Otot hanya dapat menarik & tidak dapat mendorong 
karenanya otot tersusun berpasangan sehingga kerjanya saling
berlawanan. Gerakan yg dihasilkan oleh satu otot dapat
dibalikkan oleh otot pasangannya yg berlawanan.
Saat berkontraksi untuk menghasilkan gerakan, otot disebut
agonis.
Sedangkan otot pasangannya yg berlawanan yaitu antagonis
berelaksasai & teregang secara pasif.
Tendon
 Adalah ujung serat jaringan ikat kuat yg
menghubungkan otot rangka dengan tulang.
 Dalam tendon, serat sharpey menembus
pelapis tulang (periosteom) untuk melekat
kedalam tulang.
2. Sistem Persarafan
Sistem persarafan berfungsi:
1. Saraf aferen (reseptor)  menerima rangsang
dari luar kemudian meneruskan ke SSP.
2. Sel saraf (neuron)  membawa impuls dari
bagian tubuh satu ke bagian tubuh yg lain.
3. Susunan saraf pusat (SSP)  memproses
impuls & kemudian memberikan respons melalui
saraf eferen
4. Saraf eferen  menerima respons dari SSP
kemudian meneruskan ke otot rangak.
KONSEP MEKANIKA TUBUH
Mekanika tubuh adalah suatu usaha
mengkoordinasikan sistem muskuloskeletal & sistem
saraf dalam mempertahankan keseimbangan, postur &
kesejajaran tubuh selama mengangkat, membungkuk,
bergerak & melakukan aktivitas sehari-hari.

Gangguan mekanika tubuh dapat terjadi pada individu


yg menjalani tirah baring lama karena dapat terjadi
penurunan tonus otot ( kemampuan kontraksi otot
rangka).
Mekanika tubuh adalah suatu istilah yg
digunakan untuk menggambarkan digunakannya
tubuh & bagian-bagiannya secara efisien, aman
& terkoordinasi untuk memindahkan objek &
melakukan pekerjaan sehari-hari.

Penggunaan body mechanics oleh perawat 


saat mengatur posisi pasien ditempat tidur,
memindahkan pasien diantara tempat tidur, kursi
roda & brankar.
Tiga elemen dasar mekanika tubuh.
1. Body alignment (postur tubuh)  susunan
geometrik bagian2 tubuh dalam
hubungannya dengan bagian tubuh yg lain.
2. Balance / keseimbangan
3. Coordinated body movement (gerakan
tubuh terkoordinasi)  mekanika tubuh
berinteraksi dalam fungsi muskuloskeletal
& sistem saraf.
1. Kesejajaran tubuh & postur
 Kesejajarantubuh & postur mengacu pada posisi sendi, tendon,
ligamen & otot selama berdiri, duduk & berbaring.

 Kesejajaran tubuh & postur yg baik akan menempatkan tubuh


pada posisi yg dapat meningkatkan keseimbangan yg optimal
& fungsi tubuh yg maksimal baik dalam posisi berdiri, duduk
maupun tidur.

 Kesejajaran tubuh yg buruk dapat mengganggu penampilan


serta mempengaruhi kesehatan karena ada beberapa bagian
tubuh yg terbatas kemampuannya.
2. Keseimbangan
Kesejajaran tubuh menunjang keseimbangan
Tanpa keseimbangan, pusat gravitasi akan berubah
menyebabkan peningkatan gaya gravitasi sehingga
menyebabkan risiko jatuh & cidera.
Pada keadaan normal, reseptor di vestibular
mengirimkan sinyal di otak yang akan mengawali
reflek yg akan mengubah posisi
3. Gerakan tubuh yg terkoordinasi

 Gerakan yg halus & seimbang merupakan kerjasama yg


baik antara kortek serebri, serebelum & ganglia basalis.
 Kortek serebri bertugas melakukan aktivitas motorik
volunter
 Serebelum bertugas mengatur aktivitas gerakan motorik
 Ganglia basalis bertugas mempertahankan postur tubuh.
 Jika salah satu dari ketiganya mengalami gangguan, misal
serebelum  gerakan menjadi kaku, tidak terarah &
terkoordinasi.
Faktor yg mempengaruhi kesejajaran tubuh
1. Pertumbuhan & perkembangan  tumbang muskulo &
sistem saraf akan berpengaruh pada postur & proporsi tubuh
2. Kesehatan fisik  gangguan sistem muskulo & persarafan
akan menimbulkan dampak negatif pd pergerakan tubuh. Ex:
stroke, parkinson, paralisis, dll.
3. Status mental  gangguan mental seperti depresi cenderung
tidak antusias dalam kegiatan bahkan tidak mau melakukan
higienen.
4. Gaya hidup  gaya hidup yg kurang sehat dapat
menimbulkan gangguan kesehatan  menghambat
pergerakan.
5. Nutrisi  nutrisi tidak adekuat menyebabkan kelemahan otot
dan berdampak pada penurunan aktivitas.
6. Faktor sosial
Pengaruh patologis pada kesejajaran tubuh & mobilisasi

1. Kelainan postur  kelainan konginetal atau yang didapat


mampu mempengaruhi sistem muskulosklet seperti kesejajarn
tubuh, keseimbangan & penampilan.
2. Gangguan perkembangan otot  distrofi muskular adalah
sekumpulan gangguan degenerasi serat otot skelet.
3. Kerusakan SSP  jalur motorik pada serebrum dapat
dirusak oleh trauma kepala akibat cidera kepala, iskemia
akibat stroke, infeksi bakteri karena meningitis.
4. Trauma langsung pada sistem muskuloskelet  dapat
menyebabkan memar, kontusio dan fraktur.
Prinsip mekanika tubuh

1. Gravitasi  prinsip pertam yg harus diperhatikan dalam


melakukan mekanika tubuh yg benar, yaitu memandang
gravitasi sebagi sumbuh dalam pergerakan tubuh.

2. Keseimbangan  Keseimbngan dalam mekanika tubuh


dapat dicapi dengan cara mempertahankan posisi garis
gravitasi .

3. Berat  dalam menggunakan mekanika tubuh, berat atau


bobot benda yg akan diangkat dapat mempengaruhi mekanika
tubuh.
Pergerakan dasar mekanika tubuh

1. Gerakan (ambulating)  gerakan yg benar dapat membantu


keseimbangan tubuh .
2. Menahan (squating)  dalam melakukan perubahan posisi,
posisi menahan selalu berubah.
3. Menarik (pulling)  menarik dengan benar akan
memudahkan memindahkan benda
4. Mengangkat (lifting)
5. Memutar (pivoting)
Kondisi patologis yg mempengaruhi kesejajaran tubuh
& mobilisasi

1. Tortikolis  trauma kepala pd letak sungsang, saat


melahirkan anak terjadi cidera otot sternokleidomastoideus
- menimbulkan hematoma  terjadi pemendekan otot 
gambaran kepala miring.
2. Skoliosis  pelengkungan tulang belakang
3. Lordosrsis  Kurva anterior pd lumbal melengkung
berlebihan, Ex akibat kehamilan.
4. Kifosis  Peningkatan kelengkungan pada kurva spinal
torakal, Ex akibat TB paru
5. Kifoskoliosis
6. Footdrop  ketidak mampuan menekuk kaki karena
kerusakan saraf
7. Pigeon toes  rotasi pada kaki depan
Trauma langsung muskuloskeletal
1. Kontusio:
 Merupakan cidera jaringan lunak, akibat kekerasan
benda tumpul misal pukulan, tendangan atau jatuh.
 Terputusnya banyak pembuluh darah kecil
mengakibatkan perdarahan ke jaringan lunak
(memar).
 Hematoma terjadi jika perdarahan banyak sampai
terjadi timbunan darah
 Gejala: nyeri, bengkak & perubahan warna
 Akan hilang 1-2 minggu
2. Dislokasi sendi
 Suatu keadaan dimana permukaan sendi tulang yg
membentuk sendi tidak lagi dalam hubungan
anatomis. Lepasnya tulang dari sendi.
 Subluksasi: dislokasi parsial permukaan
persendian
 Dislokasi traumatik: struktur sendi, pasokan
darah & saraf telah rusak  harus segera
ditangani karena dapat terjadi kematian jaringan
akibat anoksia dan hilangnya paokan darah darah.
 Gejala: nyeri, perubahan kontur sendi, perubahan
panjang ekstrimits, kehilangan mobilitas normal.
3. Fraktur tulang
 Terputusnya tulang
 Jenis fraktur tulang:
 Fraktur komplet
 Fraktur inkomplet
 Fraktur tertutup
 Fraktur terbuka
4. Ostoeoporosis
 Adalah penyakit tulang metaboli yg ditandai oleh
reduksi kepadatan tulang sehingga mudah terjadi
patah tulang
Askep klien dengan masalah aktivitas
Pengkajian
 Riwayat keperawatan

Riwayat aktivitas dan olah raga  mencakup tingkat aktivitas,


toleransi aktivitas, jenis & frekuensi olahraga.

 Pemeriksaan fisik
1. Kesejajaran tubuh dapat dilihat pada klien dengan cara
berdiri, duduk atau berbaring
2. Cara berjalan
 Untuk mengidentifikasi mobilitias klien & risiko cidera
akibat jatuh.
 Klien diminta berjalan 10 kaki kemudian amati:
 Kepala tegak, pandangan lurus & tulang belakang lurus
 Tumit menyentuh tanah terlebih dahulu daripada jari
kaki
 Kaki dorsofleksi pada fase ayun
 Lengan mengayun ke depan bersamaan dengan ayunan
kaki di sisi yg berlawanan
 Gaya berjalan halus, terkoordinasi & berirama
 Kecepatan berjalan (normal 70-100 langkah permenit)
3. Penampilan dan pergerakan sendi
 Adanya kemerahan atau pembengkakan sendi
 Adanya deformitas
 Adanya nyeri tekan
 Krepitasi
 Peningkatan temperatur disekitar sendi
 Derajat gerak sendi.

4. Kekuatan dan massa otot


 Sebelum membantu mengubah posisi atau berpindah
tempat, perawat perlu mengkaji kekuatan Dan kemampuan
klien untuk bergerak  mencegah terjadinya cidera
5. Kemampuan dan keterbatasan gerak
 Bagaimana penyakit klien mempengaruhi
kemempuan klien untuk bergerak
 Adanya hambatan dalam bergerak (terpasang infus
atau gips)
 Keseimbangan dan koordinasi klien
 Adanya hipotensi ortostatik sebelum berpindah
tempat
 Derajat kenyamanan klien
 Penglihatan
6. Toleransi aktivitas
Pengkajian ini bermanfaat membantu meningkatkan
kemandirian klien yang mengalami:
 Disabilitas kardiovaskuler
 Imobilisasi komplet dalam waktu yg lama
 Penurunan massa otot atau gangguan muskuloskeletal
 Tidur yg tidak mencukupi
 Nyeri
 Depresi atau cemas
Masalah keperawatan
Masalah aktivitas dan olah raga
 Intoleransi aktivitas
 Risio intoleransi aktivitas
 Hambatan mobilitas fisik

Masalah mekanika tubuh dan ambulasi


 Gangguan mobilitas fisik
 Risiko cidera
 Kurang perawatan diri
Jazakumullah khoiron katsir

Anda mungkin juga menyukai