Anda di halaman 1dari 14

TABLET KHUSUS

NAMA KELOMPOK IV

1. AYUNDA PUTRY (1901011388)


2. MAISYAHARIFA AMELIA (1901011273)
3. MUSRIYANDA (1901011276)
4. NURZANNAH (1901011279)
5. SURTINA (1901011289)
6. YENI OCTARIA RITONGA (1901011293)
Tablet merupakan sediaan padat yang mengadung bahan obat ataupun
tanpa bahan pengisi , tablet berbentuk kapsul umumnya disebut kaplet.
Bolus adalah tablet besar yang digunakan untuk obat hewan besar. Bentuk
tablet umumnya berbentuk cakram pipih atau gepeng, budar, seegitiga,
lonjong, dan sebagainya.
Bentuk khusus ini dimaksudkan untuk menghindari, mencegah atau
mempersulit pemalsuan dan agar mudah dikenal orang. Warna tablet umunya
pun putih. Tablet yang berwarna kemungkinan zat aktif emang berwarna,
tetapi ada juga tablet yang sengaja diberi warna agar tampak lebih menarik,
mencegah pemalsuan, dan untuk membedakan tablet yang satu dengan tablet
yang lain.
Pemberian etiket pada tablet harus mencantumkan nama tablet atau zat
aktif yang dikandung, dan jumlah zat aktif (zat berkhasiat) tiap tablet.
Metode pembuatan tablet

1. Tablet cetak
Dibuat dari bahan obat dan bahan pengisi yang umumnya mengandung
laktosa dan serbuk sukrosa dalam berbagai perbandigan.
Tablet cetak agak rapuh sihingga harus hati hati dalam pengemasan dan
pendistribusian. Kepadatan tablet bergantung pada ikatan kristal yang
terbentuk selama peroses pengeringan selanjutnya.
2. Tablet kempa
Dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul
menggunakan cetakan baja. Umumnya tablet kempa mengandung zat aktif,
bahan pengisi, bahan pengikat, desintegran, dan lubrikan tetapi dapat juga
mengandung bahan pewarna.
3. Tablet triturat
Merupakan tablet cetak atau kempa berbentuk kecil, umumnya silindis,
digunakan untuk memberikan jumlah terukur yang tepat untuk peracikan
obat.
4. Tablet hipodermik
Tablet cetak yang dibuat dari bahan yang mudah larut atau melarut
sempurna dalam air, harus steril dan dilarutkan lebih dahulu sebelum digunakan
unruk injeksi hipodermik.
5. Tablet subllingual
Digunakan dengan meletakkan dibawah lidah sehingga zat aktif diserap
secara langsung melalui mukosa mulut.
6. Tablet bukal
Digunakan dengan cara meletakkan tablet diantara pipi dan gusi.
7. Tablet efferfesen
Dibuat dengan cara dikempa.
8. Tablet kunyah
Dimaksud untuk dikunyah. Diformulasikan untuk anak-anak, terutama
formulasi multivitamin, antasida, dan antibiotik tertentu. Dibuat dengan cara
dikempa, pada umumnya menggunakan manitol, sorbitol atau sukrosa sebagai
bahan pengikat dan bahan pengisi, serta mengandung bahan pewarna dan bahan
pengaroma untuk meningkatakan penampilan dan rasa.
Distribusi obat dalam tubuh

1. Bekerja lokal : misalnya tablet isap untuk pengobata pada rongga


mulut, ovula untuk pengobatan pada infeksi di vagina.
2. Bekerja sistemik : per oral. Tablet yang bekerja sistemik dapat dibedaka
menjadi.
A. Yang bekerja short-acting (jangka pendek) dalam satu hari memerlukam
beberapa kali menelan tablet.
B. Yang bekerja long- acting (jangka panjang) dalam satu hari cukup
menelan satu tablet .
Jenis bahan penyalut

Tujuan penyalutan tablet :


1. Melindungi zat aktif yang bersifat higroskopis atau tidak tahan terhadpa
pengaruh udara, kelelbapan atau cahaya.
2. Menutupi rasa atau bau yang tidak enak.
3. Membuat penampilan lebih baik dan menarik.
4. Mengatur tempat pelepasan obat dalam saluran cerna.
misal tablet enterik yang pecah di usus.
Macam-macam tablet salut :

1. Tablet salut biasa / salut gula, yaitu disalut dengan gula dari suspensi dalam air
mengandung yang serbuk yang tidak larut seperti pati, kalsium karbonat, talk,
atau titanium dioksida yang disuspensikan dengan gom akasia atau gelatin.
Kelemahan salut gula adalah waktu penyalutan yang lama dan perlu penyalut
yang tahan air. Hal ini memperlambat disolusi dan memperbesar bobot tablet.

2. Tablet salut selaput, disalut dengan hidroksipropilmetilselulosa, metilselulosa,


hidroksipropilselulosa, Na-CMC, dan campuran selulosa asetat ftalat dengan
PEG yang tidak mengandung air atau mengandung air.

3. Tablet salut kempa adalah tablet yang disalut secara kempa cetak dengan
massa granulat yang terdiri atas laktosa, kalsium fosfat, dan zat lain yang cocok.
Mula-mula dibuat tablet inti , kemudian dicetak kembali bersama granulat
kelompok lain sehingga terbentuk tablet berlapis. Tablet ini dipergunakan untuk
pengobatan secara berulang.
4. Tablet salut enterik atau tablet lepas tunda, yakni jika obat dapat rusak atau
menjadi tidak aktif akibat cairan lambung atau dapat mengiritasi mukosa
lambung, maka diperlukan penyalut enterik yang bertujuan untuk menunda
pelepasan obat sampai tablet melewati lambung.

5. Tablet lepas lambat atau tablet dengan efek diperpanjang, yang dibuat
sedemikian rupa sehinggga zat aktif akan tetap tersedia selama jangka waktu
tertentu setelah obat diberikan.
Tablet bukal

Tablet bukal disebut juga tablet sublingual, yaitu obat yang digunakan
dengan cara menaruhnya didalam mulut (antara pipi dan gusi serta dibawah
lidah) tanpa ditelan.  Penyerapan obat terjadi pada pembuluh darah di mulut. 
Penggunaan tablet bukal atau sublingual cocok bagi obat yang tidak dapat
diproses dan diabsorbsi oleh saluran pencernaan.  
Tablet bukal umumnya berbentuk kecil, pipih, dan oval yang dimaksud untuk
pemberian pada daerah bukal yang melarut atau tererosi perlahan, oleh karena
itu diformulasi dan dikompresi dengan tekanan yang cukup untuk menghasilkan
tablet yang keras. Tablet ini harus larut dengan cepat, oleh karena itu tablet ini
diformulasikan sebagai tablet cetak.
Beberapa obat obatan yang memiliki sediaan tablet bukal antara lain obat
yang mengandung hormonal,  penurun tekanan darah darah serta beberapa
obat lainnya.  
Keuntungan sediaan tablet bukal :
• Cocok untuk jenis obat yang dapat dirusak oleh cairan lambung atau
sedikit sekali diserap oleh saluran pencernaan.
• Bebas first-pass metabolisme.
• Proses absorpsinya cepat karena langsung diabsorpsi melalui
mukosa mulut, sehingga diharapkan dapat memberikan efek yang
cepat juga.

Kerugian sediaan tablet bukal :


• Hanya sebagian obat yang dapat dibuat menjadi tablet bukal karena
obat yang dapat diabsorpsi melalui mukosa mulut jumblahnya
sangat sedikit.
• Untuk obat yang mengandung nistrogliserin pengemasan dan
penyimpanan obat memerlukan cara khusus karena bahan ini mudah
menguap.
Formulasi tablet bukal

R/ Zat berkhaisat
Zat tambahan
Polimer adesif
Tambahan tablet yang dikompresi langsung
Bahan obat yang berguna secara terapi
Zat penghancur
Zat lubrikan
Tablet suppossitoria
Merupakan obat untuk mengatasi ambeien atau wasir dalam bentuk
supositoria. Obat digunakan untuk membantu mengobati wasir yang disertai
dengan pendarahan, luka terbuka pada dubur, anal prolapse (adanya bagian
dinding rektum keluar dari anus), periproctitis (peradangan pada rektum), serta
gatal-gatal pada dubur. Obat ini digunakan dengan cara memasukkan obat
kedalam dubur. Sebaiknya dalam menggunakan obat ini HARUS SESUAI
DENGAN PETUNJUK DOKTER.

Untuk aturan Pakai sebagai berikut :


Cuci tangan, suppositoria dikeluarkan dari kemasan, suppositoria dibasahi
dengan air. Penderita berbaring dengan posisi miring dan suppositoria
dimasukkan ke dalam rektum. Masukan supositoria dengan cara bagian ujung
supositoria didorong dengan ujung jari sampai melewati otot sfingter rektal;
kira-kira 1 inchi pada bayi dan 1 inchi pada dewasa. Jika suppositoria terlalu
lembek untuk dapat dimasukkan, maka sebelum digunakan sediaan
ditempatkan dalam lemari pendingin selama 30 menit kemudian tempatkan
pada air mengalir sebelum kemasan dibuka. Setelah penggunaan suppositoria,
tangan penderita dicuci bersih.

Anda mungkin juga menyukai