KELOMPOK 7:
1. Tri Ningtiyas Pratiwi (1901113)
2. Violla Febriani (1901114)
3. Yaza Sri Rahayu (1901115)
4. Yeyi dwita (1901116)
5. Yuninda aprilia (1901117)
6. Zalhasmi (1901118)
METODE SOAP
SUBJECT
• Nama pasien : G.F
• Usia : 59 tahun
• Jenis kelamin : laki-laki
• Keluhan utama : nyeri dada
• Keluhan lainnya :
Pasien masuk rumah sakit tanggal 18 September 2021 jam 02.00 di IGD
dengan keluhan nyeri didaerah dada kiri menjalar ke bahu, belakang dan
lengan kiri dengan skala nyeri sedang (6) serta sifat nyeri hilang timbul.
Tanggal 18 September 2021 jam 08.00 pasien tiba dari IGD ke ICCU.
Lanjutan…
• Riwayat sosial :
Captopril Obat yang berfungsi untuk menangani hipertensi dan gagal Tepat indikasi
jantung. Selain itu, obat ini juga dapat digunakan untuk
ASSESMANT
Furosemide Furosemide adalah obat untuk mengurangi cairan berlebih Tepat indikasi
dalam tubuh (edema) yang disebabkan oleh kondisi seperti
gagal jantung, penyakit hati, dan ginjal. Obat ini juga
digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi.
Aspilet Meredakan demam, sakit gigi, nyeri otot, dan nyeri sendi. Tepat indikasi
Meredakan peradangan pada sendi. Sebagai pengencer darah
pada pasien yang mengalami infark miokard (penyumbatan
pada otot jantung). Mencegah nyeri dada atau angina.
ISDN obat yang digunakan untuk mencegah dan meredakan angina Tepat indikasi
(nyeri dada) akibat penyakit jantung koroner.
B. TEPAT OBAT
NAMA OBAT ALASAN SEBAGAI DRUG OF KETERANGAN
CHOICE
Simvastatin Tidak terdapat riwayat penyakit Tidak tepat obat
kolesterol
Captopril Membantu melindungi jantung setelah Tepat obat
ASSESMANT
Furosemide Obat ini tidak boleh diberikan kepada pasien dengan Tepat pasien
kondisi: hipersensitif terhadap furosemide dan
sulfonamide. Anuria atau gagal ginjal. Memiliki penyakit
addison. Mengalami hipovolema atau dehidrasi. Keadaan
prekomatosa yang berhubungan dengan sirosis hati.
Aspilet Obat ini tidak boleh diberikan kepada pasien dengan Tepat pasien
kondisi: Hipersensitif terhadap aspirin dan obat
ASSESMANT
ISDN Tidak boleh diberikan pada pasien dengan kondisi Tepat pasien
Infark miokard akut, hipotensi, syok, hipovolemia,
trauma serebral, anemia
D. TEPAT DOSIS
Furosemide Pusing. Vertigo, Mual dan muntah, Diare, Penglihatan buram, Sembelit.
1. Terapi Anti-Iskemik
Tujuan terapi adalah untuk mengurangi iskemia dan mencegah terjadinya kemungkinan yang
lebih buruk, seperti infark miokard atau kematian.
Nitrat
Nyeri pada sindroma koroner akut harus ditangani agar nyeri tidak menginduksi pelepasan
PLAN
katekolamin yang memperberat beban jantung. Analgesik yang dapat diberikan salah satunya
adalah Nitrat atau Nitrogliserin, misalnya isosorbide dinitrate, dapat diberikan secara sublingual
apabila tidak ada hipotensi.
Morfin
Morfin adalah analgetik dan anxiolitik poten yang mempunyai efek hemodinamik. Diperlukan
monitoring tekanan darah yang seksama. Obat ini direkomendasikan pada pasien dengan
keluhan menetap atau berulang setelah pemberian terapi anti-iskemik.
2. Obat Antitrombotik Oral
Terapi antitrombotik sangat penting dalam memperbaiki hasil dan menurunkan risiko kematian, IMA
atau IMA berulang.
Obat Penghambat Siklo-Oksigenase (COX)
Aspirin bekerja dengan cara menekan pembentukan tromboksan A2 dengan cara menghambat
siklooksigenase di dalam platelet (trombosit) melalui asetilasi yang ireversibel. Kejadian ini
PLAN
menghambat agregasi trombosit melalui jalur tersebut dan bukan yang lainnya
Unftactionated Heparin
Unftactionated Heparin (selanjutnya disingkat sebagai UFH) merupakan glikosaminoglikan yang
terbentuk dari rantai polisakarida .
Heparin dengan berat molekul rendah (LMWH)
PLAN
Berbeda dengan UFH, LMWH mempunyai efek farmakokinetik yang lebih dapat diramalkan,
bioavaliabilitasnya lebih baik, waktu paruhnya lebih lama, serta pemberian lebih mudah.
Komplikasi dari UFH/LMWH
Pendarahan minor biasanya dapat diatasi dengan penghentian pengobatan. Perdarahan besar
seperti hematemesis, melena atau perdarahan intrakranial membutuhkan penggunaan antagonis
heparin dengan risiko baru fenomena reboun trombotik.
Terapi Non Farmakologi
1. Tindakan Revaskularisasi
Termasuk di sini yaitu operasi pintas koroner (coronary artery bypass grafting, CABG) dan PCI (angioplasti koroner
atau percutaneous transluminal coronary angioplasty / PTCA) dan tindakan terkait seperti misalnya pemasangan
stent. Dengan adanya stent. maka angina berulang dan kebutuhan tindakan revaskularisasi ulangan juga
menurun. Stent juga menurunkan risiko tindakan pada pasien dengan APTS, termasuk menurunkan risiko oklusi
akut, infark jantung, kebutuhan CABG darurat dan mengurangi restenosis jangka panjang.
2. Rehabilitasi Medik
PLAN
Bagi penderita yang sedang mengalami serangan jantung tindakan yang dilakukan memang bersifat darurat dan
dikerjakan dengan cepat. Seperti melakukan rangsangan menggunakan listrik bertegangan tinggi ketika jantung
berhenti berdenyut. Pada kondisi penanganan jantung seperti ini, tindakan yang cepat merupakan prioritas utama.
Nuha:Yogyakarta
KEMENKES RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015Moorhead, dkk. 2017.
Nursing Outcome Classification. Jakarta: Elsevier
NANDA Internasional. 2017. Diagnosa Keperawatan Definisi & Klasifikasi Edisi 10.
Jakarta: EGC
Price, Sylvia Anderson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit. Jakarta:
EGC
Smeltzer, C.S, Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2.
Jakarta: EGC
KELOMPOK 7
THANKYOU!
ANY QUESTION?