Anda di halaman 1dari 26

KASUS SINDROM CORONER

MATAKULIAH : FARMAKOTERAPI KARDIOVASKULAR


DAN ENDOKRIN

KELOMPOK 7:
1. Tri Ningtiyas Pratiwi (1901113)
2. Violla Febriani (1901114)
3. Yaza Sri Rahayu (1901115)
4. Yeyi dwita (1901116)
5. Yuninda aprilia (1901117)
6. Zalhasmi (1901118)

Dosen Pengampu : Dr. apt. Husnawati, M.Si.


01
KASUS
KASUS AKUD KORONER SINDROM
● Tuan berinisial G.F. berusia 59 tahun yang lahir pada tanggal 05 juli 1960 berjenis
kelamin laki-laki, anak pertama dari 3 orang bersaudara yang beralamat di oepura,
datang ke RSUD STIFAR pada tanggal 18 September 2021 dengan diagnosa medik
KASUS

Akut Sindrom Coronery.


● Keluhan utama : Pasien mengeluh nyeri dada
● Riwayat kesehatan saat ini :,Pasien masuk rumah sakit tanggal 18 September 2021
jam 02.00 di IGD dengan keluhan nyeri didaerah dada kiri menjalar ke bahu,
belakang dan lengan kiri dengan skala nyeri sedang (6) serta sifat nyeri hilang timbul.
Tanggal 18 September 2021 jam 08.00 pasien tiba dari IGD ke ICCU.
 Hasil tanda-tanda vital :
 TD = 210/100 mmHg
 RR = 24x/menit
 Nadi = 100x/menit.
 konjungtiva merah muda
 Tingkat kesadaran pasien composmentis dengan: E: 4, V: 5,
M: 6, GCS: 15, CRT < 3 detik. Pasien disarankan istirahat.

 Riwayat kesehatan dahulu : Pasien mengatakan pernah


mengalami penyakit hipertensi sejak 5 tahun yang lalu dan
berobat ke dokter dengan setiap serangan pasien diberikan
captopril 25 mg.

 Riwayat kesehatan keluarga : Pasien mengatakan tidak ada


keluarga mempunyai penyakit seperti dirinya.
 Pemeriksaan fisik :
Hasil yang diperoleh dari pemeriksaan fisik adalah keadaan umum
lemas dan nyeri dada , TTV : TD: 210/10 mmHg, , Nadi: 100x/menit,
Suhu: 36,6x/menit, RR: 24x/menit. Terpasang infus Nacl 500cc, ada nyeri
dada skala nyeri 6, pupil isokor, bibir lembab, warna mukosa merah
mudah, konjungtiva merah mudah, kekuatan otot normal dimana
ektremitas atas 5 dan ektremitas bawah 5, tidak ada luka pada daerah
tekan, tidak memakai kateter, semua aktivitas dibantu perawat dan
keluarga, kesadaran pasien composmentis dengan: E: 4, V: 5, M: 6,
GCS: 15, CRT < 3 detik
 Pemeriksaan Laboratorium :
a. Laboratorium :
 Leukosit: 10,90
 Monosit: 11,7
 Eosinofil: 0,49
 Lymfosit: 3,81
KASUS

b. Pemeriksaan EKG: tidak dilakukan Pengobatan yg


diberikan :
 Simvastatin Pemberian obat dengan dosis 20 mg 1x1
malam.
 Captropil Pemberian obat dengan dosis 25 mg 3x25.
 Furosemide Pemberian 2x2/iv.
 Aspilet Pemberian obat 1x1/oral.
 ISDN Pemberian obat ini 3x25 mg.
02

METODE SOAP
SUBJECT
• Nama pasien : G.F
• Usia : 59 tahun
• Jenis kelamin : laki-laki
• Keluhan utama : nyeri dada
• Keluhan lainnya :
Pasien masuk rumah sakit tanggal 18 September 2021 jam 02.00 di IGD
dengan keluhan nyeri didaerah dada kiri menjalar ke bahu, belakang dan
lengan kiri dengan skala nyeri sedang (6) serta sifat nyeri hilang timbul.
Tanggal 18 September 2021 jam 08.00 pasien tiba dari IGD ke ICCU.
Lanjutan…

• Riwayat sosial :

Pasien mengatakan tidak ada keluarga mempunyai penyakit seperti dirinya.

• Riwayat penyakit Terdahulu :


Pasien mengatakan pernah mengalami penyakit hipertensi sejak 5 tahun yang
lalu dan berobat ke dokter dengan setiap serangan pasien diberikan captopril 25
mg.
• Riwayat pengobatan : catropril 25 mg
• Status alergi :-
OBJEK
PEMERIKSAAN FISIK NORMAL HASIL PEMERIKSAAN KETERANGAN

Tekanan Darah 120/80 Mmhg 210/10 Mmhg Tinggi

Nadi 60 -100x/Menit.  100x/Menit Normal

Suhu 36,5–37,5 Derajat Celsius 36,6 Derajat Celsius Normal

RR (Respiratory Rate) 12-20x/Menit 24x/Menit Tinggi

Leukosit 5,0 – 10,0 103/µl 10,90 103/µl Sedikit Tinggi

Monosit 2,0 – 8,0 % 11,7 % Tinggi

Eosinofil 1,0 – 3,0 % 0,49 % Rendah

Lymfosit 20,0 – 40,0 % 3,81 % Rendah


Lanjutan…

Kesadaran Pasien Eye : Composmentis Normal


(4) : spontan atau membuka mata dengan sendirinya tanpa dengan:
dirangsang, (3) : dengan rangsang suara, ddilakukan dengan
Eye: 4
menyuruh pasien untuk membuka mata), (2) : dengan
memberikan rangsangan nyeri, misalnya menekan kuku jari, Verbal: 5
(1) : tidak ada respon meskipun sudah dirangsang. Motorik: 6,
Verbal : GCS: 15
(5) : orientasi baik, bicaranya jelas, (4) : bingung, berbicara CRT < 3 detik
mengacau (berulang-ulang), disorientasi tempat dan waktu, (3)
: mengucapkan kata-kata yang tidak jelas, (2) : suara tanpa arti
(mengerang, (1) : tidak ada respon
Motorik :
(6) : mengikuti perintah pemeriksa, (5) : melokalisir nyeri,
menjangkau dan menjauhkan stimulus saat diberi rangsang
nyeri, (4) : withdraws, menghindar atau menarik tubuh untuk
menjauhi stimulus saat diberi rangsang nyeri, (3) : flexi
abnormal, salah satu tangan atau keduanya menekuk saat
diberi rangsang nyeri, (2) : extensi abnormal, salah satu
tangan atau keduanya bergerak lurus (ekstensi) di sisi tubuh
saat diberi rangsang nyeri, (1) : tidak ada respon
GCS : 14-15
CRT : 1-2 detik
A. TEPAT INDIKASI

NAMA OBAT INDIKASI KETERANGAN


Simvastatin Simvastatin adalah obat untuk menurunkan kadar kolesterol Tidak tepat indikasi
dalam darah.

Captopril Obat yang berfungsi untuk menangani hipertensi dan gagal Tepat indikasi
jantung. Selain itu, obat ini juga dapat digunakan untuk
ASSESMANT

melindungi jantung setelah terjadi serangan jantung, serta


menangani penyakit ginjal akibat diabetes (nefropati diabetic)

Furosemide Furosemide adalah obat untuk mengurangi cairan berlebih Tepat indikasi
dalam tubuh (edema) yang disebabkan oleh kondisi seperti
gagal jantung, penyakit hati, dan ginjal. Obat ini juga
digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi.

Aspilet Meredakan demam, sakit gigi, nyeri otot, dan nyeri sendi. Tepat indikasi
Meredakan peradangan pada sendi. Sebagai pengencer darah
pada pasien yang mengalami infark miokard (penyumbatan
pada otot jantung). Mencegah nyeri dada atau angina.

ISDN obat yang digunakan untuk mencegah dan meredakan angina Tepat indikasi
(nyeri dada) akibat penyakit jantung koroner.
B. TEPAT OBAT
NAMA OBAT ALASAN SEBAGAI DRUG OF KETERANGAN
CHOICE
Simvastatin Tidak terdapat riwayat penyakit Tidak tepat obat
kolesterol
Captopril Membantu melindungi jantung setelah Tepat obat
ASSESMANT

terjadi serangan jantung.


Furosemide Dapat menghambat absorpsi klorida Tepat obat
dan natrium sehingga tekanan darah
dapat menurun dan dapat
mengeluarkan urin lebih banyak
sehingga kadar nacl dalam tubuh dapat
berkurang

Aspilet Untuk mencegah pembekuan darah Tepat obat


yang bisa membuat tensi menjadi lebih
tinggi
ISDN Dapat meredakan angina (nyeri dada) Tepat obat
akibat penyakit jantung koroner.
C. TEPAT PASIEN

Nama Obat Kontraindikasi Keterangan


Simvastatin Obat ini tidak boleh diberikan kepada pasien dengan Tepat pasien
kondisi: hipersensitif terhadap simvastatin atau komponen
obat. Gagal fungsi hati atau pernah mengalami gagal
fungsi hati. Peningkatan jumlah serum transaminase yang
ASSESMANT

abnormal. Pecandu alkohol.

Captopril Kontraindikasi dan peringatan penggunaan captopril di Tepat pasien


antaranya adalah pada penggunaan kelompok khusus
seperti ibu hamil dan menyusui. Kontraindikasi captopril
jika terdapat riwayat hipersensitivitas dengan obat ini, atau
golongan ACE inhibitors lainnya.

Furosemide Obat ini tidak boleh diberikan kepada pasien dengan Tepat pasien
kondisi: hipersensitif terhadap furosemide dan
sulfonamide. Anuria atau gagal ginjal. Memiliki penyakit
addison. Mengalami hipovolema atau dehidrasi. Keadaan
prekomatosa yang berhubungan dengan sirosis hati.
Aspilet Obat ini tidak boleh diberikan kepada pasien dengan Tepat pasien
kondisi: Hipersensitif terhadap aspirin dan obat
ASSESMANT

antiinflamasi non steroid (AINS) lainnya. Asma,


rhinitis, dan polip hidung. Memiliki riwayat atau
sedang mengalami tukak lambung. Pendarahan
subkutan, homofilia, atau trombositopenia.

ISDN Tidak boleh diberikan pada pasien dengan kondisi Tepat pasien
Infark miokard akut, hipotensi, syok, hipovolemia,
trauma serebral, anemia
D. TEPAT DOSIS

NAMA OBAT DOSIS DOSIS YANG KETERANGAN


PEMELIHARAAN DIBERIKAN
ASSESMANT

Simvastatin 20 mg / hari 1 x sehari Tepat dosis

Captopril 25 mg 2-3 kali 3 x 1 / hari Tepat dosis

Furosemide 10 mg/ml 2-5 kali 2 x 2 /i.v Tepat dosis

Aspilet 80 mg / hari 1 x 1 / hari Tepat dosis

ISDN 5-10 mg / hari 3 x 2.5 mg / hari Tepat dosis


E. Waspada efek samping

NAMA OBAT EFEK SAMPING


Simvastatin Sakit kepala, nyeri sendi, nyeri otot ringan, konstipasi, sakit perut atau
masalah pencernaan, mual ringan, ruam kulit ringan, masalah tidur
(insomnia)
Gejala flu seperti hidung tersumbat, bersin-bersin, sakit tenggorokan
ASSESMANT

Captopril Mual dan muntah., Sakit perut, pusing atau limbung.


Batuk kering. Gangguan pada indera pengecap. Ruam kulit. Sakit dada.
Hipotensi.

Furosemide Pusing. Vertigo, Mual dan muntah, Diare, Penglihatan buram, Sembelit.

Aspilet Iritasi dan pendarahan saluran pencernaan (gastrointestineal), mual,


muntah, tukak lambung, dispnea, reaksi kulit, trombositopenia.

Isdn Pusing. Sakit kepala, Mual dan muntah, Kelelahan.


ALGORITMA
ALGORITMA
Terapi Farmakologi

1. Terapi Anti-Iskemik
Tujuan terapi adalah untuk mengurangi iskemia dan mencegah terjadinya kemungkinan yang
lebih buruk, seperti infark miokard atau kematian.

 Nitrat
Nyeri pada sindroma koroner akut harus ditangani agar nyeri tidak menginduksi pelepasan
PLAN

katekolamin yang memperberat beban jantung. Analgesik yang dapat diberikan salah satunya
adalah Nitrat atau Nitrogliserin, misalnya isosorbide dinitrate, dapat diberikan secara sublingual
apabila tidak ada hipotensi.

 Morfin
Morfin adalah analgetik dan anxiolitik poten yang mempunyai efek hemodinamik. Diperlukan
monitoring tekanan darah yang seksama. Obat ini direkomendasikan pada pasien dengan
keluhan menetap atau berulang setelah pemberian terapi anti-iskemik.
2. Obat Antitrombotik Oral
Terapi antitrombotik sangat penting dalam memperbaiki hasil dan menurunkan risiko kematian, IMA
atau IMA berulang.
 Obat Penghambat Siklo-Oksigenase (COX)
Aspirin bekerja dengan cara menekan pembentukan tromboksan A2 dengan cara menghambat
siklooksigenase di dalam platelet (trombosit) melalui asetilasi yang ireversibel. Kejadian ini
PLAN

menghambat agregasi trombosit melalui jalur tersebut dan bukan yang lainnya

 Antagonis Reseptor Adenosin Diphospat


Obat ini bekerja berbeda dari jalur ASA-tromboksan A2 dengan menghambat adenosin diphospat
(ADP), menghasilkan penghambatan agregasi trombosit. Ticlopidin dan Klopidogrel dua obat dari
jenis Thienopyridines telah diakui dan disetujui sebagai antitrombotik oral.
3. Terapi Antikoagulan

 Unftactionated Heparin
Unftactionated Heparin (selanjutnya disingkat sebagai UFH) merupakan glikosaminoglikan yang
terbentuk dari rantai polisakarida .
 Heparin dengan berat molekul rendah (LMWH)
PLAN

Berbeda dengan UFH, LMWH mempunyai efek farmakokinetik yang lebih dapat diramalkan,
bioavaliabilitasnya lebih baik, waktu paruhnya lebih lama, serta pemberian lebih mudah.
 Komplikasi dari UFH/LMWH
Pendarahan minor biasanya dapat diatasi dengan penghentian pengobatan. Perdarahan besar
seperti hematemesis, melena atau perdarahan intrakranial membutuhkan penggunaan antagonis
heparin dengan risiko baru fenomena reboun trombotik.
Terapi Non Farmakologi

1. Tindakan Revaskularisasi
Termasuk di sini yaitu operasi pintas koroner (coronary artery bypass grafting, CABG) dan PCI (angioplasti koroner
atau percutaneous transluminal coronary angioplasty / PTCA) dan tindakan terkait seperti misalnya pemasangan
stent. Dengan adanya stent. maka angina berulang dan kebutuhan tindakan revaskularisasi ulangan juga
menurun. Stent juga menurunkan risiko tindakan pada pasien dengan APTS, termasuk menurunkan risiko oklusi
akut, infark jantung, kebutuhan CABG darurat dan mengurangi restenosis jangka panjang.

2. Rehabilitasi Medik
PLAN

Bagi penderita yang sedang mengalami serangan jantung tindakan yang dilakukan memang bersifat darurat dan
dikerjakan dengan cepat. Seperti melakukan rangsangan menggunakan listrik bertegangan tinggi ketika jantung
berhenti berdenyut. Pada kondisi penanganan jantung seperti ini, tindakan yang cepat merupakan prioritas utama.

3. Modifikasi Faktor Resiko


 Berhenti merokok Pasien yang berhenti merokok akan menurunkan angka kematian dan infark dalam 1
tahun pertama.
 Berat badan Untuk mencapai dan /atau mempertahankan berat badan optimal.
 Latihan melakukan aktivitas sedang selama 30-60 menit 3-4x/minggu (jalan, bersepeda, berenang atau
aktivitas aerobic yang sesuai)
 Diet mengkonsumsi makanan dengan kadar kolesterol rendah atau lemak dengan saturasi rendah
 Kolesterol mengkonsumsi obat-obatan penurun kolesterol. Target primer kolesterol LDL < 100mg/dl.
 Hipertensi target tekanan darah.
03
REFERENSI
 Toh, A. J. E. (2019). Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Kebutuhan Dasar Gangguan
Aman Nyaman Pada Tn. GF Dengan Sindrom Koroner Akut Di Ruangan Iccu Rsud Prof.
Dr. WZ Johannes Kupang (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Kupang).Anies, dkk.
2006. Buku Saku Jantung Besar. Ghalia Indonesia
 Kasron, S.KP., Ns. 2012. Buku Ajar Gangguan sistem Kardiovaskuler. Medika
Referensi

Nuha:Yogyakarta
 KEMENKES RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015Moorhead, dkk. 2017.
Nursing Outcome Classification. Jakarta: Elsevier
 NANDA Internasional. 2017. Diagnosa Keperawatan Definisi & Klasifikasi Edisi 10.
Jakarta: EGC
 Price, Sylvia Anderson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit. Jakarta:
EGC
 Smeltzer, C.S, Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2.
Jakarta: EGC
KELOMPOK 7

THANKYOU!
ANY QUESTION?

Anda mungkin juga menyukai