Anda di halaman 1dari 15

HAKEKAT MANUSIA DALAM

KONTEKS ISLAM

TIM DOSEN PAI


Manusia sebagai Makhluk Sosial

 Aristoteles menyebut manusia sebagai zoon


politicon = makhluk sosial, dalam pandangan
filosof muslim disebut al insan madani bith-thab’i
 Ibnu Kaldun mengatakan, manusia adalah makhluk
yang tidak dapat hidup sendirian
 Islam bertujuan membimbing sifat kebersamaan
(sosial) agar tepat sasaran dan sesuai dengan tujuan,
yakni kholifah fil ardi.
 Sasaran pertama Islam adalah perbaikan individu
(akhlak), namun sasaran utamanya adalah
terciptanya kedamaian dan kebersamaan (sosial)
sebagai tugas utama kekholifahan
 Kedamaian akan terwujud jika manusia mampu
beramar ma’ruf (beramal soleh) nahi munkar
 Dalam surat al-Baqarah ; 82 ;
َ ِ‫ت أُولَئ‬
‫ك أَصْ َحابُ ْال َجنَّ ِة هُ ْم فِيهَا‬ َ ‫َوا لَّ ِذ‬
ِ ‫ا َو َع ِملُوا الصَّالِ َحا‬Q‫ين آَ َمنُو‬
َ ‫َخالِ ُد‬
‫ون‬
Dan orang-orang yang beriman serta beramal
shaleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di
dalamnya.
Hubungan Sosial dalam Internal Islam

 Sebagai makhluk sosial, manusia dalam konteks


Islam (iman) adalah saudara, karena ada hubungan
keimanan, dan karenanya menjadikan doa
terkabulkan
 Seorang muslim yang satu dengan muslim yang
lain seperti satu tubuh, jika anggota badan ada yang
sakit, maka seluruh badan ikut merasa sakit.
 Seseorang belum dianggap sempurna imannya,
sebelum ia mencintai saudaranya seperti ia
mencintai dirinya sendiri.
 Hubungan sosial yang harmonis akan
memperkokoh ukhuwah Islamiyah.
 Tidak ada batasan dalam hubungan interksi intern
umat beragama
Rasulullah Sang Teladan Kesalehan Sosial

 Rosulullah disamping memiliki ketaqwaan yang


teguh, juga memiliki tingkat kesalehan sosial yang
tinggi, sebagai bentuk pendekatan pada masyarakat
dalam berdakwah, sehingga risalah kenabian dapat
tersampaikan dengan baik
 Secara garis besar, Kesalehan sosial Rosul
tercermin pada 3 hal, yakni; Salam, Kalam dan
Tha’am
 Salam, merupakan social approarch (pendekatan
sosial) empati yang pada orang lain. Keagungan
akhlak beliau tercermin kepada semua orang tanpa
melihat kasta dan strata sosialnya.
 Kalam, merupakan verbal approarch (pendk kata).
Beliau sangat santun bicaranya, keindahan dan
kualitas bahasa yang mudah dimengerti dan
diterima oleh orang lain.
 Tha’am merupakan pendekatan personal (personal
approarch). Rosul yang nampak hidup sederhana,
namun beliau seorang penyantun fakir miskin,
membantu orang yang membutuhkan, memberi
makanan dsb. Puasa dalam Islam bertujuan untuk
menumbuhkan kepekaan sosial dan sikap
dermawan.
 Sikap dermawan sangat urgen dalam Islam,
sehingga dianggap sebagai pendusta agama, orang
yang tidak mau memberikan makan orang yang
membutuhkan/miskin.
 Rosul mencontohkan betapa indahnya bisa berbagi
kepada sesama. Dalam hadits Rosul menyuruh Abu
Dar, jika sedang memasak sayur hendaklah
diperbanyak kuahnya untuk di bagikan kepada para
tetangganya.
Hubungan sosial antar umat beragama dan
Toleransi

 Rosulullah adalah pemimpin yang sangat toleran


terhadap pemeluk suatu agama
 Beliau sangat menghargai umat lain dalam
melakukan ibadah. Suatu ketika datang serombongan
pendeta nasrari berkunjung ke pada beliau untuk
belajar tentang Islam, ketika sampai hari minggu,
para pendeta akan melakukan peribadatan namun
tidak ada tempat, Rasul menyuruh mereka
melakukan di masjid sesuai dengan cara mereka.
 Ketika Umar menjadi kholifah, Islam mengalami
kejayaan, wilayahnya sangat luas. Banyak pemeluk
agama lain yang berada di wilayah kekuasaannya,
namun Umar memperbolehkan mereka beribadah
dengan cara mereka.
 Makna toleransi adalah upaya mengerti dan
memahami prinsip hidup orang lain (sikap,
perilaku, pola pikir) orang lain tanpa menimbulkan
masalah, baik pada diri sendiri maupun orang lain
 Dalam tradisi masyarakat Indonesia, kerukunan
sering kali dimaknai secara global hingga
menyangkut ke persoalan aqidah, misalkan
mengikuti ritual agama lain.
 Dalam kontaks aqidah/ibadah, Islam memberi
batasan yang jelas, sebagaimana terkandung dalam
surat al Kafirun 1-6.
 Dilarang menunjukan sikap permusuhan terhadap
pemeluk agama lain
 Boleh bertolong-tolongan dalam hal kebaikan
 Menghormati dengan cara yang baik dan benar
 Menciptakan kebersamaan dalam kerangka
menciptakan tatanan sosial yg baik.
 Menciptakan kedamaian di masyarakat (rahmatan
lil alamin)

Anda mungkin juga menyukai